JATMAN Online

JATMAN Online Media resmi Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mengamalkan thoriqoh.

لولا المربي ماعرفت ربيJika bukan karena guru, maka aku tidak akan mengenal Tuhanku-----------------------online         ...
25/11/2024

لولا المربي ماعرفت ربي

Jika bukan karena guru, maka aku tidak akan mengenal Tuhanku

-----------------------online

Haul KH Abdul Halim Ke-52: Wasilah kembali Bertemunya Ruh Jagasara dan Cirebon dalam Nilai-Nilai AswajaKuningan, JATMAN ...
20/11/2024

Haul KH Abdul Halim Ke-52: Wasilah kembali Bertemunya Ruh Jagasara dan Cirebon dalam Nilai-Nilai Aswaja

Kuningan, JATMAN Online - Haul Akbar ke-52 pendiri Pondok Pesantren Jagasara, KH. Abdul Halim, menjadi momentum penuh sejarah. Ribuan jamaah dari berbagai daerah berkumpul di Kampung Jagasara, Desa Cieurih, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, pada Ahad (17/11/24), untuk mengenang warisan perjuangan dan pengabdian sang ulama.

Acara ini turut menghadirkan tokoh-tokoh besar, seperti KH. Ahmad Hasan (Benda Kerep, Cirebon), KH. Athoillah Sarajaya, KH. Umar Mahmud (Gedongan, Cirebon), dan Gus Imron (Buntet, Cirebon). Mereka mengenang peran besar Kampung Jagasara sebagai basis perjuangan Nahdlatul Ulama pada masa penjajahan.

KH. Abu dari Bandung Sari, Brebes menjelaskan bahwa Ponpes Jagasara adalah salah satu pusat pergerakan pejuang NU.

"Ponpes Jagasara merupakan basis pergerakan pejuang Nahdlatul Ulama. Bahkan, tokoh-tokoh dari Benda Kerep, Buntet, Gedongan, dan Babakan Ciwaringin pernah menyusun strategi perang melawan penjajahan Belanda dan Jepang di sini," ungkapnya.

Ustadz Tatang, mewakili keluarga besar Bani Halim, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini.

"Terima kasih kepada para tamu undangan, jamaah, serta semua pihak yang telah hadir dan mengirimkan doa. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada panitia, Pemuda Jagasara, Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Kecamatan Cidahu, Muslimat NU, Ansor Banser, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, PAGAR NUSA, dan seluruh elemen masyarakat yang telah bahu-membahu menyukseskan acara haul ini," ujarnya.

Selengkapnya di https://jatman.or.id/haul-kh-abdul-halim-ke-52-wasilah-kembali-bertemunya-ruh-jagasara-dan-cirebon-dalam-nilai-nilai-aswaja

Mengenal Kiai Noer Iskandar; Sosok Kiai Desa Penakluk Ibu KotaKota dan desa merupakan dua dimensi yang jauh berbeda bahk...
19/11/2024

Mengenal Kiai Noer Iskandar; Sosok Kiai Desa Penakluk Ibu Kota

Kota dan desa merupakan dua dimensi yang jauh berbeda bahkan saling bertolak belakang. Perbedaan tersebut tercermin dalam banyak hal seperti kultur, budaya, adat, dan adab. Budaya kota biasanya tidak cocok dibawa ke desa begitupun sebaliknya, budaya desa akan dianggap ’kampungan’ jika dibawa ke kota. Namun, bukan berarti keduanya mustahil bersatu. Fakta di lapangan menunjukkan banyak kiai yang sukses melawan stigma itu, di antaranya adalah KH. Noer Muhammad Iskandar Banyuwangi.

Kiai Noer, sapaan akrabnya, merupakan putra ke sembilan dari pasangan Kiai Askandar dan Nyai Siti Robiatun. Ayahnya, Kiai Askandar merupakan ulama terpandang asal Banyuwangi dengan jumlah santrinya yang mencapai ribuan. Sebagai putra kiai kondang, Kiai Noer tentu digadang-gadang akan menjadi pengganti ayahnya dalam memimpin pesantren kelak. Namun, kiai kelahiran Banyuwangi, 5 Juli 1955 ini adalah sosok pejuang pesantren yang berbeda dari kebanyakan kiai pada umumnya.

Alih-alih meneruskan pesantren ayahnya, Kiai Noer memilih untuk merintis pesantrennya sendiri di tengah jantung Ibu Kota Jakarta. Tentu hal itu bukan hal yang mudah. Secara kultur, Kiai Noer mempunyai latar belakang pedesaan yang kental. Ia mengenyam pendidikan di pesantren tradisional yang kental akan nuansa desa p**a, seperti Lirboyo. Namun, mendirikan pesantren di Jakarta bukan semata-mata keinginan pribadi Kiai Noer, melainkan berangkat dari titah sang guru, KH Mahrus Aly Lirboyo.

Pendidikan Kiai Noer

Nampaknya kecerdasan Kiai Noer berkat didikan sang ayah, Kiai Askandar. Kiai Noer belajar ilmu agama dasar di pesantren ayahnya sendiri, Manbaul Ulum Sumber Beras, Muncar, Banyuwangi. Meskipun Ia putra pemilik pesantren itu sendiri, namun Kiai Askandar tidak memperlakukan putranya itu dengan perlakuan layaknya putra kiai. Kiai Askandar bahkan cenderung bersikap keras terhadap Kiai Noer. Contohnya seperti larangan Kiai Askandar dalam memakai gelar ‘gus’ yang dinisbatkan kepada putranya itu.

Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di Manbaul Ulum, pada tahun 1967, Kiai Noer berangkat nyantri ke Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dibawah asuhan langsung KH Mahrus Aly selama enam tahun. Selama di Lirboyo inilah Kiai Noer menonjolkan kecerdasannya. Ia dipercaya menjadi rais musyawarah di pesantren. Disaat itu p**a bakat menjadi da’i Kiai Noer mulai terbentuk.

Setelah tamat dari Lirboyo, pada tahun 1974, Kiai Noer memilih menyeberang kedalam dunia akademik dengan berkuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta. Tentu hal itu atas rekomendasi dari pimpinan pesantren Lirboyo.

Selengkapnya di https://jatman.or.id/mengenal-kiai-noer-iskandar-sosok-kiai-desa-penakluk-ibu-kota

Quote by KH. Akhmad Sodiq -----------------------online
19/11/2024

Quote by KH. Akhmad Sodiq

-----------------------online

Ekonomi, Thariqah dan TasawufTasawuf dan Etika EkonomiDalam konteks ekonomi, tasawuf menawarkan pendekatan yang berfokus...
18/11/2024

Ekonomi, Thariqah dan Tasawuf

Tasawuf dan Etika Ekonomi

Dalam konteks ekonomi, tasawuf menawarkan pendekatan yang berfokus pada pembersihan hati (tazkiyah) dan kesederhanaan hidup. Seorang salik (penempuh jalan spiritual) yang mempraktikkan tasawuf diajarkan untuk menghindari godaan duniawi dan lebih mengutamakan keberkahan dalam setiap rezeki yang diperoleh. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam tentang halalan tayyiban—pendapatan yang diperoleh dengan cara yang benar dan digunakan dengan cara yang benar p**a.

Bagi seorang yang mempraktikkan tasawuf, keikhlasan dan kerendahan hati menjadi landasan dalam segala aktivitas, termasuk dalam aktivitas ekonomi. Dalam berbisnis atau menjalankan profesi, tasawuf mengajarkan untuk tidak terjebak dalam keserakahan atau materialisme. Konsep ini sejalan dengan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam, seperti keadilan sosial, dilarang riba, dan perdagangan yang adil.

Lebih jauh lagi, tasawuf menekankan pentingnya zuhud (tidak terikat dengan dunia) dan ridla (menerima dengan lapang hati) terhadap apa yang dimiliki. Dengan demikian, seorang ekonom yang terpengaruh oleh ajaran tasawuf mungkin lebih cenderung untuk mendorong sistem ekonomi yang lebih berkeadilan, berkelanjutan, dan memperhatikan kesejahteraan sosial daripada hanya mengejar keuntungan pribadi.

Thariqat dan Manajemen Sumber Daya

Melalui praktik thariqat (tarekat), ajaran tasawuf semakin terstruktur dan memberi arah yang jelas kepada para pengikutnya. Dalam konteks ekonomi, thariqat bisa berfungsi sebagai metode pengelolaan diri yang lebih disiplin dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya.

Sebagai contoh, ajaran-ajaran thariqat sering kali mengajarkan tentang pentingnya kontrol diri terhadap hasrat duniawi, yang dapat diterjemahkan dalam pengelolaan konsumsi dan produksi yang lebih bijaksana. Wiridan atau doa yang dibaca dalam thariqat dapat dipahami sebagai cara untuk mengendalikan nafsu dan menahan diri dari berlebihan dalam segala hal—baik dalam hal uang, barang, ataupun waktu. Hal ini membantu seorang individu atau kelompok untuk hidup secara lebih seimbang dan tidak tergesa-gesa dalam mengumpulkan kekayaan, sehingga lebih mengutamakan keberkahan daripada sekadar kekayaan materi.

Selengkapnya di https://jatman.or.id/ekonomi-thariqah-dan-tasawuf

Quote by KH. Jamaludin Ahmad Jombang, Mursyid Thariqah Syadziliyah.-----------------------online
15/11/2024

Quote by KH. Jamaludin Ahmad Jombang, Mursyid Thariqah Syadziliyah.

-----------------------online

Indonesia lahir bukan dengan cuma-cuma, tapi dengan gigihnya usaha dari pahlawan kita.Selamat hari pahlawan,Setiap orang...
10/11/2024

Indonesia lahir bukan dengan cuma-cuma, tapi dengan gigihnya usaha dari pahlawan kita.

Selamat hari pahlawan,
Setiap orang adalah pahlawan bagi kehidupannya sendirionline

Noda-Noda yang Menggerogoti Keikhlasan Amal Para Ahli TarekatSeorang yang sedang berjalan menuju Allah (ahli tarekat) ka...
04/11/2024

Noda-Noda yang Menggerogoti Keikhlasan Amal Para Ahli Tarekat

Seorang yang sedang berjalan menuju Allah (ahli tarekat) kadang dijangkiti beragam penyakit yang dapat menggerogoti keikhlasannya. Penyakit-penyakit itu tidak lain adalah hijab-hijab yang dapat merintangi perjalanannya menuju Allah. Terdapat berbagai ragam hijab yang menjadi tabir penghalang Seorang salik untuk wushul (sampai) kepada Allah, diantaranya:

Hijab yang pertama, perhatian dan kekaguman Seorang salik terhadap amalnya. Hal ini menyebabkan dia terhalang dari Dzat yang karena-Nya dia beramal dan kepada-Nya dia beribadah.

Imam Al-Ghazali menjelaskan:

إن الله تعالى متجل فى ذاته بذاته لذاته وأن المتحجوبين من الخلق ثلاثة أقسام منهم: من يحتجب بحجود الظلمة، ومنهم : من يحتجب بحجرد النور المحض، ومنهم : من يحتجب بنور مقرون بظلمة. وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم " أن الله سبعين حجابا من نور وظلمة لو كشفها لاحرقت سبحات وجهه كل من أدركه بصره" (الحديث القدسي).

Sesungguhnya Allah itu ber tajalli dalam Dzat-Nya dengan Dzat-Nya dan kepada Dzat-Nya. Adapun hijab (tabir penghalang) itu dihubungkan dengan orang-orang yang terhijab. Dalam hal ini makhluk yg terhijab itu ada Tia macam: terhijab karena Dzulumat (kegelapan), terhijab karena Nuraniyah (Cahaya) dan terhijab oleh Cahaya disertai kegelapan. Rasullullah Shalallahu Alayhi Wasallam bersabda "Sesungguhnya Allah memiliki 70 hijab dari cahaya maupun kegelapan. Seandainya ia membuka hijab tersebut, sinar Wajah-Nya (DzatNya) pasti membakar siapa saja yg tersapu oleh Pandangan-Nya. (Hadits Al-Qudsi). (Kitab Misyakat Al-Anwaar dalam Majmu Rasa'il Imam Al-Ghazali, Maktabah Al-Tawfikiyah, Al-Qaherah hal 308).

Selengkapnya di https://jatman.or.id/noda-noda-yang-menggerogoti-keikhlasan-amal-para-ahli-tarekat

Peringatan Maulid Nabi dan Khataman Kitab, Rois Idaroh Wustho: Ini Jadi Tradisi di JATMAN JakartaJakarta, JATMAN Online ...
04/11/2024

Peringatan Maulid Nabi dan Khataman Kitab, Rois Idaroh Wustho: Ini Jadi Tradisi di JATMAN Jakarta

Jakarta, JATMAN Online – Idaroh Wustho Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyah (JATMAN) DK Jakarta berkolaborasi dengan Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dan Khataman Kitab Ghayatus Sul fi Khasaish al-Rasul karya Ibn Mulaqqin di Zawiyah Arraudhah Tebet, Jakarta, Minggu (27/10/2024).

Acara dimulai dengan khataman Kitab Ghayatus Sul fi Khasaish al-Rasul, yang diijazahkan oleh KH Ahmad Marwazie. Proses ijazah ini merupakan tradisi penting dalam dunia keilmuan Islam, yang menunjukkan adanya ketersambungan sanad atau rantai ilmu dari guru ke murid.

Khataman ini juga bersambung hingga kepada guru beliau, Syekh Yasin al-Fadani, dan akhirnya sampai kepada pengarang kitab, Ibn Mulaqqin, yang merupakan salah satu ulama besar dalam sejarah Islam.

Rais Idaroh Wustho JATMAN DK Jakarta KH Muhammad Danial Nafis dalam sambutannya menyampaikan makna penting dari perayaan ini.

“Bersama-sama kita merayakan Maulid Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Kita sering kali merayakan maulid di Jakarta, tanda bahwa cahaya Rasulullah selalu membersamai kita,” katanya.

Kiai Nafis menekankan tradisi yang telah dilakukan oleh JATMAN wilayah Jakarta.

“Kami mengadakan acara ini khusus untuk menghormati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Kami memiliki tradisi setiap Maulid Rasulullah, selalu diawali dengan khataman Kitab Syamail dan kitab Sirah. Ini adalah bentuk penghormatan dan penghayatan atas kehidupan Rasulullah,” jelasnya.

Selengkapnya di https://jatman.or.id/peringatan-maulid-nabi-dan-khataman-kitab-rois-idaroh-wustho-ini-jadi-tradisi-di-jatman-jakarta

Kuliah Tasawuf ke-11: Urgensi Makrifah Yang Benar Agar Tidak Salah PahamJika mengenal Allah dengan benar, pasti kita aka...
24/10/2024

Kuliah Tasawuf ke-11: Urgensi Makrifah Yang Benar Agar Tidak Salah Paham

Jika mengenal Allah dengan benar, pasti kita akan mencintainya. Untuk mencapai tingkatan mahabbah ini, kita harus mengenalnya dulu (makrifah). Sebab Allah itu Maha Baik dan banyak kebaikan-kebaikan yang diberikan kepda kita.

Sedangkan orang biasanya mencintai sesuatu yang baik dan yang membawa kebaikan pada dirinya. Maka apabila ada orang yang tidak mencintai Allah, apalagi membenci, ini perlu dipertanyakan imannya. Atau paling tidak, imannya tidak melalui upaya sendiri.

Kita bersyukur ditakdir menjadi orang beriman meskipun proses keimanan kita berasar dari ‘ikut-ikutan’. Karena kita lahir di keluarga muslim, dan kita sering tidak tahu alasannya mengapa kita memilih Islam. Yang penting ikut saja. Nah, yang seperti ini, biasanya tidak sampai pada tingkatan mahabbah.

Kita salah paham terhadap Tuhan, sebab orang ketika mengalami hal yang menyenangkan, itu selalu senang dan menyenangi orang yang menjadi sebab kesenangan kita. Ketika ada seseorang memberikan sesuatu pada kita, kita senang pada orang itu. Atau, melihat orang yang menyenangkan, baik secara fisik atau mental, kita menjadi sendang karena itu menyenangkan kita.

Dan sebaliknya, ketika ada orang yang tidak menyenangkan bagi kita, biasanya kita tidak senang bahkan benci. Padahal tidak selalu orang yang senang atau tidak senang pada orang lain, punya alasan yang benar. Misal kita senang pada orang lain karena akhlaknya bagus, nah kesenangan ini alasan yang benar karena akhlak baik merupakan sesuatu yang terpuji.

Tapi misalnya, kita menyenangi seseorang karena dia kaya, sebetulnya kesenangan kita pada orang itu bukan karena orangnya, tapi karena hartanya. Sehingga ketika hartanya hilang dan bangkrut, kita menjauh. Ini merupakan alasan yang tidak dibenarkan

Kepada Tuhan tentu melebihi dari kesenangan kita kepada sesama makhluk, kalau kita mengenalnya dengan baik. Tapi seringkali kita tidak mengenal, atau ketika mengenal tapi salah paham. Misalnya ketika kita dicoba dengan sakit, miskin, kita sering berkata, ‘kenapa Tuhan zalim pada saya?’ itu sama dengan ketika anak kecil sakit, kemudian oleh ayahnya dibawa ke dokter lalu hendak disuntik, tentu anak itu marah. Menganggap ayahnya itu zalim. Itu karena salah paham.

Selengkapnya di https://jatman.or.id/kuliah-tasawuf-ke-11-urgensi-makrifah-yang-benar-agar-tidak-salah-paham

Jakarta, JATMAN Online – Rois ‘Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana ...
20/10/2024

Jakarta, JATMAN Online – Rois ‘Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya kembali masuk ke dalam daftar 50 Muslim Berpengaruh di Dunia.

Habib Luthfi menempati urutan ke-31 muslim berpengaruh di dunia versi The Muslim 500, pada tahun sebelumnya Habib Luthfi berada di urutan ke-32. Hal tersebut tercantum dalam publikasi The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2025.

Selengkapnya di:
https://jatman.or.id/habib-luthfi-kembali-masuk-daftar-tokoh-50-muslim-berpengaruh-dunia

Rois ‘Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya ke...
19/10/2024

Rois ‘Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya kembali masuk ke dalam daftar 50 Muslim Berpengaruh di Dunia.

Habib Luthfi menempati urutan ke-31 muslim berpengaruh di dunia versi The Muslim 500, pada tahun sebelumnya Habib Luthfi berada di urutan ke-32. Hal tersebut tercantum dalam publikasi The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2025.

Selengkapnya di

https://jatman.or.id/habib-luthfi-kembali-masuk-daftar-tokoh-50-muslim-berpengaruh-dunia..

Bergabunglah dengan daftar pelanggan kami untuk mendapatkan berita terbaru, pembaruan, dan penawaran khusus langsung di kotak masuk Anda

Ribuan Jamaah Padati Haul Syekh Abdul Qadir Al Jilani ke-66 Di CilongokTangerang, JATMAN Online – Peringatan Haul Syekh ...
14/10/2024

Ribuan Jamaah Padati Haul Syekh Abdul Qadir Al Jilani ke-66 Di Cilongok

Tangerang, JATMAN Online – Peringatan Haul Syekh Abdul Qadir Al-Jilani ke-66 digelar di Pondok Pesantren al-Istiqlaliyah, Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Kemarin (13/10/24).

Kegiatan ini sudah lama rutin dilaksanakan sejak pendirinya, KH. Dimyati Romli kemudian penerusnya KH. Uci Turtusi hingga saat ini berada di bawah asuhan KH. Tohawi Romli.

KH. Tohawi Romli atau akrab disapa Abuya Entoh sendiri merupakan putra Dari KH. Dimyati dan Hj. Nihayah, yang juga adik dari KH. Uci Turtusi.

Dua pengasuh sebelumnya, yakni Abuya Uci Turtusi dan Abuya Dimyati adalah ulama besar dan berpengaruh di Banten. Bahkan, Abuya Dimyati adalah satu dari dua paku bumi Banten yang bernama ‘Dimyati’, yaitu Abuya Dimyati Cidahu dan Abuya Dimyati Cilongok.

Adapun ayah Abuya Dimyati adalah KH. Romli bin KH. Ahmad Khaerun bin Raden Cimang Bin Raden Data Saen bin Tumenggung Kamil (Wulung Cilik) bin Pangeran Surya Bajra (Pangeran Surya Ningrat) Bin Pangeran Yuda Negara bin Sultan Maulana Hasanuddin, putra Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunun Jati. Sementara istrinya, Hj. Nihayah adalah putri seorang ulama yang bernama KH. Agrat.

Selengkapnya di https://jatman.or.id/ribuan-jamaah-padati-haul-syekh-abdul-qadir-al-jilani-ke-66-di-cilongok

14/10/2024

Habib Luthfi Bin Yahya

Simbah KH. Ali Mas'adi Mojokerto
14/10/2024

Simbah KH. Ali Mas'adi Mojokerto

Orang-orang yang mencintai dengan tulus, hatinya tidak akan pernah rusak oleh kebencian.In frame: Para ulama dan Masyayi...
13/10/2024

Orang-orang yang mencintai dengan tulus, hatinya tidak akan pernah rusak oleh kebencian.

In frame: Para ulama dan Masyayikh yang hadir dalam acara Maulid Akbar di Kanzus Sholawat, 13 Oktober 2024

13/10/2024

Habib Umar Al Muthohar mentalqin para Jamaah yang hadir pada Maulid Akbar di Kanzus Sholawat, 13 Oktober 2024.
online

Address

Jakarta Pusat

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when JATMAN Online posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to JATMAN Online:

Videos

Share