Sunnah To Jannah

Sunnah To Jannah Sunnah to Jannah

KENAPA BANYAK ISTRI KURANG BERSYUKUR PADA SUAMINYA..?Foto seorang ikhwan yang sedang tidur di trotoar karena kecapek an ...
19/06/2024

KENAPA BANYAK ISTRI KURANG BERSYUKUR PADA SUAMINYA..?

Foto seorang ikhwan yang sedang tidur di trotoar karena kecapek an kerja jualan barang dagangan keliling desa. Ia sebagai kepala rumah tangga harus mencari nafkah hanya untuk membahagiakan istri dan anaknya.

ISTRI
Taukah dirimu kalau suamimu mungkin sering dicaci maki bosnya•••❓

ISTRI
Taukah dirimu kalau suamimu mungkin sering mendapat hinaan di luar sana•••❓

ISTRI
Taukah dirimu mungkin suamimu bahkan baru saja mempertaruhkan nyawanya demi dirimu dan anak" mu.

ISTRI
Taukah dirimu kalau suamimu mungkin sering menahan lapar demi bisa pulang membawa uang.

Sebelum istri cemberut pada suaminya,,,
Hitung lah dulu telah berapa juta tetes keringat istri peras dari tubuh suaminya.

Sebelum istri marah pada suaminya,,,
Tataplah lekat-lekat mata suaminya, mungkin tanpa istri sadari mata semua itu telah banyak mengeluarkan air mata demi melihat diri istri tersenyum 😊 😞

Ketahuilah
Apabila sampai hari ini suami belum bisa memenuhi segala keinginan istri, itu hanya karena faktor keadaan.

Tak seorang pun kepala rumah tangga (suami) yang tidak ingin melihat keluarganya (istri dan anak) bahagia.
Sebelum istri marah kepada suaminya, lihatlah dan renungkan lah apa yg telah dilakukan oleh seorang suami.

Betapa suamimu sudah kerja keras banting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sebagian suami tak pandai menceritakan kepedihannya pada istri dan anaknya, ia telan sendiri.
Ia tak mau istri dan anaknya tahu betapa susahnya ia berjuang.. Ia hanya ingin istri dan anaknya bangga terhadap dirinya, terhadap pekerjaannya.

Untuk para ayah di mana pun berada.
Semoga amal ibadahmu diridhoi oleh Allah ﷻ dan menjadi pahala baginya. Aamiin.

Bagaimana Imam Bukhari Wafat? Imam Bukhari mendapat tekanan keras di akhir hayatnya dari penguasa kota-kota muslim. Lebi...
25/05/2024

Bagaimana Imam Bukhari Wafat?

Imam Bukhari mendapat tekanan keras di akhir hayatnya dari penguasa kota-kota muslim. Lebih tepatnya kota Naisabur, Bukhara, dan Samarkhan.

Di antara sebabnya:

- Imam Bukhari menolak mengajarkan anak-anak mereka di istana. Beliau selalu berkata: "Ilmu itu didatangi. Bukan dibawakan ke pintu-pintu"

- Rasa iri sebagian orang terhadap Imam Bukhari karena ketenaran dan sejarah yang ditorehnya.

- Dan sebab-sebab lainnya.

Ketika Imam Bukhari berumur 62 tahun, penguasa Naisabur memerintahkannya untuk keluar dari kota dan berkata bahwa keberadaannya tidak lagi diharapkan.

Beliau pun meninggalkan Naisabur hingga sampai di tanah lahirnya, Bukhara. Orang berbondong-bondong menyambutnya di gerbang kota dengan harta dan gula. Masyarakat biasa, penuntut ilmu, dan sebagian ahli hadist berkumpul di sana meninggalkan majelis ahli hadis lain sehingga hal itu membuat panas hati sebagian orang.

Tetapi tidak berselang lama, ketenaran itu membuat murka penguasa Bukhara, di samping datangnya surat dari penguasa Naisabur bahwa Imam Bukhari harus segera diusir dari Bukhara sebagaimana beliau diusir sebelumnya dari Naisabur.

Utusan penguasa Bukhara sampai di depan rumah dan meminta Imam Bukhari untuk segera meninggalkan Kota. Perintahnya berbunyi "Sekarang juga" beliau harus keluar!.

Imam Bukhari bahkan tidak diberi waktu untuk sekedar mengumpulkan dan merapikan buku-bukunya. Beliau terpaksa keluar kemudian berkemah di perbatasan Kota selama tiga hari untuk merapikan buku-bukunya sedangkan beliau tidak tau entah mau pergi kemana.

Imam Bukhari akhirnya memutuskan berangkat ke arah Kota Samarkhan. Tidak sampai masuk ke Kota, beliau berbelok ke arah salah satu desa disekitarnya, desa Kartank. Bertamu kepada sebagian kerabatnya di sana. Kali ini beliau ditemani oleh Ibrahim bin Ma'qil.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pengawal penguasa Samarkhan pun sampai di depan pintu rumah tempat Imam Bukhari bertamu.

Kali ini perintah dari penguasa Samakhan adalah: Imam Bukhari harus keluar dari Samarkhan dan desa-desa sekitarnya. Padahal saat itu adalah malam Idul Fitri. Sayangnya, beliau disuruh untuk keluar "Sekarang" bukan setelah Idul Fitri.

Imam Bukhari takut membuat masalah untuk kerabat yang sudah memuliakannya. Ibrahim bin Ma'qil merapikan buku beliau di salah satu tunggangan beliau dan menyiapkan tunggangan lainnya untuk Imam Bukhari.

Ibrahim bin Ma'qil kembali ke rumah, barulah Imam Bukhari keluar dalam keadaan terpaksa. Keduanya berjalan menuju tunggangan.

Setelah 20 langkah, Imam Bukhari merasakan letih yang amat sangat. Beliau meminta Ibnu Ma'qil menunggunya sebentar untuk beristirahat.

Imam Bukhari duduk di tepi jalan kemudian tertidur. Beberapa menit setelahnya, ketika Ibnu Ma'qil ingin menbangunkan beliau, ternyata ruh beliau sudah diangkat ke sisi Allah. Rahimahullah.
Imam Bukhari wafat di tepi jalan pada malam Idul Fitri, 1 Syawal 256H. Dalam keadaan terusir dari satu kota ke kota lain di usia tuanya, 62 tahun.

Hari ini, tidak ada yang mengenali nama penguasa Naisabur, Bukhara, dan Samarkhan ketika itu. Tetapi semua kenal dengan Imam Bukhari.

Semoga Allah merahmati Imam Bukhari dan mengangkat derajatnya di surga yang tinggi bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang salih.

📔 Siyar A'lam An-Nubala 12/468

via Muhammad Yusuf Rustam

Address

Gunungtua

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Sunnah To Jannah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Sunnah To Jannah:

Videos

Share