akhi_joko_susanto

akhi_joko_susanto Video-video Islam

02/06/2024

Rahasia Yang Harus Diketahui Wanita

02/06/2024
25/05/2024

Ayah حفظه الله 🤍

Suamimu.. 🤍💫
25/05/2024

Suamimu.. 🤍💫

Bagaimana Imam Bukhari Wafat?

Imam Bukhari mendapat tekanan keras di akhir hayatnya dari penguasa kota-kota muslim. Lebih tepatnya kota Naisabur, Bukhara, dan Samarkhan.

Di antara sebabnya:

- Imam Bukhari menolak mengajarkan anak-anak mereka di istana. Beliau selalu berkata: "Ilmu itu didatangi. Bukan dibawakan ke pintu-pintu"

- Rasa iri sebagian orang terhadap Imam Bukhari karena ketenaran dan sejarah yang ditorehnya.

- Dan sebab-sebab lainnya.

Ketika Imam Bukhari berumur 62 tahun, penguasa Naisabur memerintahkannya untuk keluar dari kota dan berkata bahwa keberadaannya tidak lagi diharapkan.

Beliau pun meninggalkan Naisabur hingga sampai di tanah lahirnya, Bukhara. Orang berbondong-bondong menyambutnya di gerbang kota dengan harta dan gula. Masyarakat biasa, penuntut ilmu, dan sebagian ahli hadist berkumpul di sana meninggalkan majelis ahli hadis lain sehingga hal itu membuat panas hati sebagian orang.

Tetapi tidak berselang lama, ketenaran itu membuat murka penguasa Bukhara, di samping datangnya surat dari penguasa Naisabur bahwa Imam Bukhari harus segera diusir dari Bukhara sebagaimana beliau diusir sebelumnya dari Naisabur.

Utusan penguasa Bukhara sampai di depan rumah dan meminta Imam Bukhari untuk segera meninggalkan Kota. Perintahnya berbunyi "Sekarang juga" beliau harus keluar!.

Imam Bukhari bahkan tidak diberi waktu untuk sekedar mengumpulkan dan merapikan buku-bukunya. Beliau terpaksa keluar kemudian berkemah di perbatasan Kota selama tiga hari untuk merapikan buku-bukunya sedangkan beliau tidak tau entah mau pergi kemana.

Imam Bukhari akhirnya memutuskan berangkat ke arah Kota Samarkhan. Tidak sampai masuk ke Kota, beliau berbelok ke arah salah satu desa disekitarnya, desa Kartank. Bertamu kepada sebagian kerabatnya di sana. Kali ini beliau ditemani oleh Ibrahim bin Ma'qil.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pengawal penguasa Samarkhan pun sampai di depan pintu rumah tempat Imam Bukhari bertamu.

Kali ini perintah dari penguasa Samakhan adalah: Imam Bukhari harus keluar dari Samarkhan dan desa-desa sekitarnya. Padahal saat itu adalah malam Idul Fitri. Sayangnya, beliau disuruh untuk keluar "Sekarang" bukan setelah Idul Fitri.

Imam Bukhari takut membuat masalah untuk kerabat yang sudah memuliakannya. Ibrahim bin Ma'qil merapikan buku beliau di salah satu tunggangan beliau dan menyiapkan tunggangan lainnya untuk Imam Bukhari.

Ibrahim bin Ma'qil kembali ke rumah, barulah Imam Bukhari keluar dalam keadaan terpaksa. Keduanya berjalan menuju tunggangan.

Setelah 20 langkah, Imam Bukhari merasakan letih yang amat sangat. Beliau meminta Ibnu Ma'qil menunggunya sebentar untuk beristirahat.

Imam Bukhari duduk di tepi jalan kemudian tertidur. Beberapa menit setelahnya, ketika Ibnu Ma'qil ingin menbangunkan beliau, ternyata ruh beliau sudah diangkat ke sisi Allah. Rahimahullah.
Imam Bukhari wafat di tepi jalan pada malam Idul Fitri, 1 Syawal 256H. Dalam keadaan terusir dari satu kota ke kota lain di usia tuanya, 62 tahun.

Hari ini, tidak ada yang mengenali nama penguasa Naisabur, Bukhara, dan Samarkhan ketika itu. Tetapi semua kenal dengan Imam Bukhari.

Semoga Allah merahmati Imam Bukhari dan mengangkat derajatnya di surga yang tinggi bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang salih.

📔 Siyar A'lam An-Nubala 12/468

via Muhammad Yusuf Rustam

25/05/2024

Suamimu.. 🤍💫

21/05/2024

Salah satu nikmat 🤍✨

05/05/2024

Adab seorang Istri

05/05/2024

Pasangan adalah rezekimu


   __Mendidik Anak Di Rumah Juga Termasuk Meniti KarirJika sekedar hanya untuk mendidik anak yang sukses di dunia saja m...
19/04/2024


__

Mendidik Anak Di Rumah Juga Termasuk Meniti Karir
Jika sekedar hanya untuk mendidik anak yang sukses di dunia saja maka orang non-muslim juga bisa, banyak yang sukses di dunia
Tapi untuk mendidik anak sukses dunia dan akhirat, perlu ibu yang lebih banyak tinggal di rumah dan fokus dengan pendidikan anak mengajarkan adab, alquran dan doa sejak kecil, mengajarkan alif, ba, ta
Siapa yang mengajarkan Imam syafi’i kecil umur 7 tahun sudah hapal alquran?
Siapa yang memandikan imam malik kecil pagi-pagi dan pergi ke gurunya?
Siapa yang menghabiskan harta yang banyak untuk pendidikan guru imam malik rabi’atur ra’yi?
Sebagian mereka adalah wanita janda, ibu imam Syafi’i, ibu imam Ahmad, ibu Rabi’atur Ra’yi ditinggal suami berjihad sejak hamil sampai tua baru ketemu
Jika anak adalah titipan Allah, jangan dititipkan lagi kepada pembantu
Wanita hendaknya lebih banyak di rumah daripada diluar untuk mendidik anak-anak mereka. Karena mendidik anak perlu fokus di rumah bukan dititipkan kepada pembantu atau baby sitter.
Tinggal di rumah adalah perintah Allah dalam Al-Quran, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (Al Ahzab: 33).
Wanita adalah pemimpin di rumah dalam hal mendidik anak-anaknya, sedangkan suami adalah pengawas pendidikan istri dan anak-anaknya. Orang tua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka (HR. Bukhari)
Note: Islam tidak melarang wanita bekerja di luar rumah asalka memperhatikan syarat-syaratnya

BACA SELENGKAPNYA:

http://muslimafiyah.com/mendidik-anak-di-rumah-juga-termasuk-meniti-karir.html

13/04/2024

.ghurobaa

Tauhid harus ditanamkan kepada anak semenjak dini, agar ketika dia baligh dia sudah memahami tujuan dia hidup di dunia ini, yaitu untuk mentauhidkan Allah. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat : 56).

Seorang anak harus memahami bahayanya pentingnya tauhid, dan bahayanya kesyirikan. Kalau seandainya kita menanamkan sedari kecil rasa kejujuran kepada anak, maka tauhid jauh lebih penting dari itu, kalau kita ajarkan kepada anak tidak boleh berdusta, maka syirik jauh lebih berbahaya daripada kebohongan. Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang sangat besar”. (QS. An -Nisa : 48).

Serta diantara nasehat seorang yang sangat sholeh, Lukman, Allah abadikan nasehat indah yang dia berikan kepada anaknya. Diantara nasehat Lukman kepada anaknya adalah tentang tauhid dan selalu menjauhi syirik dengan sejauh-jauhnya. Allah berfirman :

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).

Adapun, contoh urutan pembelajaran tauhid seorang anak, ajarkan dulu kepada anak siapa Allah, Allah adalah sang pencipta, hanya Allah pemberi rizki, Allah yang mengatur alam semesta.

13/04/2024



KEPINCUT SAAT MUDIK LEBARAN, APA HUKUM MENIKAH DENGAN SEPUPU? (PEMBAHASAN SYARIAT & MEDIS)
Entah setiap kali musim lebaran, rating pertanyaan ini meningkat internet dan sosial media, yaitu apa hukum menikah dengan sepupu dalam Islam? Lalu dengar-dengar secara medis, menikah dengan sepupu itu berbahaya untuk keturunan, apa benar nanti anaknya cacat dan penyakitan?
SIMAK SELENGKAPNYA & KLIK VIDEONYA:


• KEPINCUT SAAT MUDIK LEBARAN, APA HUKU...
Pemateri: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK (Alumni ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)
Silahkan save (download di youtube), lalu dengarkan secara offline ketika luang, ketika dikendaraan, perjalanan dll
Silahkan Subscribe juga CHANNEL OFFICIAL YOUTUBE kami:


/ raehanulbahraen
Follow juga:


Jazakumullahu khaira


_
Gabung grop WA VIDEO dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/628996616456
Kirim dengan format:
/Akhwat

13/04/2024

📎 JADIKAN HARI-HARIMU SEPERTI SAAT RAMADHAN

👤 Syaikh Sulaiman bin salimullah ar-Ruhaily hafidzahullahu menukilkan perkataan sebagian ulama:

من جعل أيام حياته كأيام رمضان جعل الله له آخر حياته كالأعياد

"Barangsiapa yang menjadikan hari-hari hidupnya seperti hari-harinya saat bulan Ramadhan, maka Allah akan menjadikan akhir hidupnya seperti hari raya."

__________

📚 Fikih Muamalah Maliyah hal. 284

🌏 Web | shahihfiqih.com/nasehat-ulama/jadikan-hari-harimu-seperti-saat-ramadhan/

📱 Tiktok : shahihfiqih.com/tiktok
🖥 Youtube : shahihfiqih.com/youtube
🌐 Telegram : shahihfiqih.com/telegram
📱 Instagram : shahihfiqih.com/instagram
📺 Twitter : shahihfiqih.com/twitter
💻 Facebook : shahihfiqih.com/facebook

13/04/2024

ANJURAN MENIKAH DI BULAN SYAWAL

Menikah adalah bagian dari syariat Islam yang mulia yang dengannya seorang laki-laki dan perempuan bersatu untuk membangun generasi penerus Islam dibalik rumah tangga yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Pada bulan Syawal adalah momentum yang bagus untuk menikah, Rasulullah ﷺ dahulu menikahi Aisyah radhiyallahu ‘anha pada bulan Syawal. Rasulullah ﷺ menikah pada bulan Syawal bukan tanpa tujuan, melainkan memiliki tujuan untuk menepis anggapan bahwa menikah di bulan Syawal merupakan kesialan dan tidak membawa berkah.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak s**a menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawal termasuk di antara ‘ied fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).

Jangan sampai ragu untuk menikah karena Allah pasti menolong orang yang tujuannya menikahnya adalah untuk menjaga kesucian dirinya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ: اَلْمُكَـاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ اْلأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ، وَالْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ.

“Ada tiga golongan yang pasti akan ditolong oleh Allah; se-orang budak yang ingin menebus dirinya dengan mencicil kepada tuannya, orang yang menikah karena ingin memelihara kesucian, dan pejuang di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 1352)

Allahu Ta’ala a’lam bishawab

Address

Depok

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when akhi_joko_susanto posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share