Alif N.A

Alif N.A bantu subscribe juga gaes
https://youtube.com/.A
& follow my tiktok

Selengkapnya di KBM App dan Good Novel Judul: DILEMA Antara Nyaman dan Cinta Penulis: alinuralam
28/11/2024

Selengkapnya di KBM App dan Good Novel
Judul: DILEMA Antara Nyaman dan Cinta
Penulis: alinuralam

Gas, ngalong part 2 🦇🦇
11/11/2024

Gas, ngalong part 2 🦇🦇

New novel
14/10/2024

New novel

Bismillah, otw jampang...
13/10/2024

Bismillah, otw jampang...

Uih damel langsung damel... Bismillah karek hudang gering allahumma paksakeun 🫵🦇🦇
27/09/2024

Uih damel langsung damel... Bismillah karek hudang gering allahumma paksakeun 🫵🦇🦇

Judul :  ISTRIMU ISTRIKU Jangan Pernah Ucapkan Selamat TinggalPenulis : Ali NuralamBaca selengkapnya di KBM App
23/09/2024

Judul : ISTRIMU ISTRIKU Jangan Pernah Ucapkan Selamat Tinggal
Penulis : Ali Nuralam
Baca selengkapnya di KBM App

Next novel.
12/09/2024

Next novel.

Pagi hari setelah Mas Rafa berangkat kerja, aku pun langsung memainkan handphone di dalam kamar sambil melihat anak-anak...
26/05/2024

Pagi hari setelah Mas Rafa berangkat kerja, aku pun langsung memainkan handphone di dalam kamar sambil melihat anak-anak bermain di luar. Entah perasaan apa yang membuatku ingin sekali chat Evan mantan ku di masa pacaran dulu.
"Mmmh, chat gak ya?" Tanyaku dalam hati.
Berkali-kali aku menulis kata-kata lalu aku menghapus lagi dan tidak mengirimkannya, aku bingung harus memulai dari mana dan berkata apa supaya ia membalas chatku, lalu aku menunggu saja siapa tahu Evan ada chat duluan. Beberapa menit kemudian terdengar notifikasi chat dari handphoneku, setelah aku melihat ternyata chat dari Evan, hatiku merasa senang sekali padahal isi chatnya pun belum aku buka.
"Pagi, lagi ngapain? Maaf pagi-pagi ganggu, apa suamimu sudah berangkat kerja?" Tanya Evan.
"Lagi ngasuh anak-anak sambil santai aja, jangan tanyakan dia kalau dia jam segini sudah gak ada pulang-pulang nanti malam jadi aku bebas juga bisa chat sama kamu," jawabku sambil senyum-senyum sendiri.
Lalu aku pun seperti biasanya menjadikan Evan tempat curahan segala isi hatiku tentang permasalahan rumah tangga maupun hubunganku dengan Mas Rafa yang sudah terasa hambar.
"Aku pun sama, hubunganku dengan istriku sedang tidak baik-baik saja, kita setiap hari bertengkar hanya karena permasalahan kecil saja, rasa dimana ingin mengakhiri rumah tanggaku yang setiap hari selalu dipenuhi dengan pertengkaran," curhat Evan.
Sepertinya kita memiliki masalah yang sama, terutama aku yang memang membutuhkan kasih sayang dari seorang suami, tapi kenyataannya Mas Rafa terlalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri, sehingga tidak ada waktu untuk kami berdua mencurahkan semua isi hati. Ditambah lagi, Mas Rafa selalu menentang apapun keinginanku, terutama aku ingin tinggal di rumah orangtuaku sendiri, tapi dia tidak mengijinkan.
Waktu pun tak terasa sudah siang hari, saking asyiknya chat dengan Evan hingga aku pun lupa waktu. Perasaanku sangat tenang seperti mendapatkan kenyamanan setiap kali chat dengan dia. Mungkin ada sedikit perasaan yang tumbuh kembali di hatiku, tapi aku pun sadar kita seperti terhalang dinding kaca.
Aku sudah bersuami, Evan pun sudah beristri, entahlah sesuatu yang mustahil juga. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku juga, kalau aku memang merasa dianggap ada kehadirannya sama dia. Sebelum Mas Rafa pulang, aku pun pamit dulu sama Evan.
"Van, kalau mau chat lagi nanti aku kabari ya, soalnya takut ketahuan suamiku & kamu pun ada istrimu juga kan jadi harus pintar-pintar kode ya di saat ada atau tidak ada pasangan kita," chat terakhirku pada Evan sebelum Mas Rafa pulang.
"Iya Na, kita masih bisa chat kan ya tiap waktu, aku akan selalu jadi teman curhat kamu apapun masalahmu cerita saja ya," jawab Evan yang sepertinya mengharapkan kita selalu ada komunikasi tiap hari.
Kami tiap hari selalu saling berkabar dan bercerita, kadang Evan ada sedikit goda-goda juga seakan-akan dia juga masih berharap aku kembali ke pelukannya. Kadang aku selalu mengingat perlakuan dia dulu sangat memperlakukan aku dengan baik, selalu memberi kejutan, dan lain-lain.
Hingga suatu malam di saat Mas Rafa izin tidak pulang karena cuaca memang sedang hujan lebat, ia selalu pulang tengah malam dan menempuh perjalanan jauh juga. Aku merasa kesal karena aku tidak biasa tidur di rumah mertuaku tanpa kehadiran Mas Rafa,
setidaknya aku ada yang jagain di saat ada perasaan takut tidur hanya dengan anak-anak. Seketika aku terpikirkan Evan.
"Van, istri kamu sudah tidur? Bisa gak temenin aku video call?" Aku coba chat Evan duluan.
"Boleh na, kamu ada masalah apa? Kebetulan istriku juga tidak pulang ada tugas di tempat jauh katanya jadi malam ini aku banyak waktu," jawab Evan.
Dengan perasaan deg-degan karena sudah lama tidak melihat wajahnya, aku pun memberanikan diri video call lewat messenger karena aku takut kalau sewaktu-waktu Mas Rafa membuka handphoneku diam-diam.
Begitu bahagianya kami malam ini, meskipun hanya sebatas lewat video call tapi aku bisa bercanda tawa dengannya, aku tak peduli meskipun mertuaku mungkin mendengarkan tapi aku melanjutkan saja hingga menjelang jam 3 pagi.
"Na, ada sesuatu yang mau aku omongin!" Tiba-tiba Evan bicara serius di saat sudah tidak ada pembahasan lagi.
"Mau ngomong apa?, kayaknya serius nih," jawabku sambil tersenyum.
"Na, setelah aku bisa chat lagi sama kamu, aku merasa ada perasaan lagi sama kamu, aku tahu kamu sudah punya suami, dan aku pun sudah punya istri, tapi perasaanku tidak bisa berbohong kalau aku masih sangat menyayangi kamu," ungkap Evan.
Aku pun seketika terdiam, memang hubungan ini tidak mungkin akan berlanjut ke yang lebih serius, tapi aku pun merasakan perasaan yang sama terhadap dia, tapi aku bingung apa aku harus menerima dia ataukah harus menolaknya, karena kita sama-sama sudah punya pasangan juga. Dan takut suatu waktu aku ketahuan suamiku sendiri kalau aku bermain api di belakang dia.
"Van, sejujurnya aku pun merasakan hal yang sama, aku merasa nyaman bisa berkomunikasi sama kamu, hal yang tak pernah aku dapatkan dari mas Rafa juga, tapi kita kan sudah sama-sama menikah," jawabku sambil menatap mata Evan di layar handphone.
"Kita jalani saja dulu ya, kalau kamu mau kita serius aku bisa saja menceraikan istriku demi kamu, aku benar-benar tulus sayang sama kamu," ungkap Evan.
"Beri aku waktu ya Van untuk berfikir dulu, aku sudah nyaman sama kamu, tapi aku tidak mungkin mengkhianati mas Rafa suamiku," jawabku.
"Baiklah, kalau kamu sudah punya jawaban nanti kabari aku ya, aku berharap ada kabar baik juga dari kamu," tegas Evan.
Aku seperti memakan buah simalakama di mana jika aku terima Evan, aku mengkhianati Mas Rafa, tapi jika aku tolak aku akan kembali ke kehidupanku yang hambar, tidak ada ketenangan.
Aku tidak tahu harus memberikan jawaban apa nantinya ke Evan tapi sejujurnya aku juga ada perasaan sayang terhadap dia. Sampai pagi aku tidak bisa tidur hanya memikirkan jawaban untuk Evan seperti apa.
Hingga akhirnya aku mengambil keputusan untuk menerima dia menjadi kekasih gelapku dan mengkhianati Mas Rafa, aku tidak mau kehilangan lelaki yang sangat perhatian seperti Evan, entah mungkin suatu saat nanti aku akan minta dinikahi oleh dia.
Aku sengaja menunda jawaban beberapa hari, aku ingin melihat dulu usaha Evan seperti apa untuk mendapatkan aku kembali ke pangkuannya lagi dan memulai kisah baru meskipun terhalang oleh suami atau pun istri dia, aku akan melakukan apapun demi kebahagiaanku sendiri meskipun harus mengkhianati mas Rafa dan mengorbankan rumah tangga kami.

*🍁🍁🍁🍁🍁*
DILEMA " Antara Nyaman & Cinta " -
Penulis :Ali Nurallam

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
https://read.kbm.id/book/detail/85259f44-1520-4363-9970-122269c3a969?af=09d2f210-fcc7-43c0-b4e8-817c1d106048

Aku merasa risih dan tidak betah tinggal di rumah mertua, rasanya tidak ada kebebasan, tidak ada teman bahkan seharian h...
26/05/2024

Aku merasa risih dan tidak betah tinggal di rumah mertua, rasanya tidak ada kebebasan, tidak ada teman bahkan seharian hanya bermain dengan anak-anak atau cuma mengurung diri di dalam kamar.
Rasa itu membuat aku hidup seakan di dalam neraka, meskipun ibu mertua tidak pernah menyuruh aku untuk melakukan tugas pekerjaan apapun di dalam rumah. Entah ada perasaan apa aku tidak bisa mengungkapkan semua isi hatiku terhadap Mas Rafa suamiku sendiri.
Akan jadi serba salah kalau aku mengungkapkan semua yang ada di dalam isi hatiku, jadi semua aku pendam saja, biarlah menjadi unek-unek dalam hati yang tidak bisa aku ceritakan. Meskipun kadang-kadang sesekali aku mencari perhatian di media sosial berharap ada orang yang mengerti dengan perasaanku.
Seketika ada chat masuk ke dalam inbox media sosialku.
"Hai Na, apa kabar kamu?" Ucap seorang lelaki yang sepertinya aku kenal.
"Baik, maaf siapa ya?" Tanyaku seakan tidak mengenali karena takut salah orang.
"Ini aku Evan, masa lupa sama mantan pacar sendiri, kamu kenapa, lagi ada masalah ya sama suami kamu, cerita saja sama aku, aku masih seperti dulu kok selalu menjadi pendengar yang baik, apalagi buat kamu," ucap Evan.
Karena sudah terlalu banyak unek-unek yang ada di dalam pikiranku, akhirnya aku berbagi cerita dengan Evan dan dia pun memberikan beberapa nasihat dan juga solusi untuk permasalahan yang aku alami.
Akhirnya hatiku pun merasa lega setelah menceritakan permasalahan yang terjadi di dalam rumah tanggaku. Dan Evan pun masih seperti dulu mendengarkan semua keluh kesahku, sayangnya kita bukan jodoh dan dia pun sudah memiliki istri dan anak juga.
"Oh ya Na, jangan sedih kalau ada apa-apa cerita saja sama aku, aku siap kok mendengarkan apapun dan kapanpun kamu butuh juga," ucap Evan.
"Van, apa istri kamu tidak marah kalau aku chat sama kamu?" Tanya Nana.
"Tidak kok, istriku jarang ada di rumah, dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai perias pengantin jadi aku sering kesepian sendiri," jawab Evan.
"Boleh kan kita berteman, Van? Aku merasa kesepian juga, mas Rafa juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya jadi jarang ada waktu untuk ngobrol, apalagi aku takut kalau ngobrol sama dia serba salah," ungkap Nana.
"Bolehkah aku minta nomor handphone kamu? Biar gampang aja kalau ada apa-apa tinggal chat," tanya Evan.
"Boleh, kamu simpan ya, tapi jangan sampai ketahuan istri kamu nanti aku disangka pelakor lagi, hehe," jawab aku dengan sedikit bercanda.
Setelah panjang lebar aku bercerita, akhirnya kami bertukar nomor handphone untuk sekedar berbagi keluh kesah yang terjadi dalam rumah tanggaku maupun rumah tangganya. Meskipun aku tidak tahu apakah dia masih memiliki perasaan sayang atau tidak terhadapku, yang pasti aku memiliki tempat untuk bercerita daripada cerita sama mas Rafa yang tidak tahu akan ada solusi atau atau pertengkaran.
Entah kenapa hari ini hatiku merasa senang setelah semua unek-unek aku keluarkan sama Evan, sesekali kami pun berkabar lagi ngapain?, lagi ada masalah gak,? Dan lainnya.
Hingga waktu mau tengah malam aku mendengar Mas Rafa pulang. Sebenarnya aku tidak ingin membukakan pintu, biasanya ibu mertuaku juga yang membukakan pintu ketika Mas Rafa pulang.
Karena aku masih terbangun, akhirnya aku buka pintu lalu aku kembali masuk ke dalam kamar, aku gak peduli dia mau minum ataupun makan, biar dia cari sendiri saja mungkin ibunya sudah siapkan juga.
"Na, udah makan belum,?" Tanya Mas Rafa.
"Sudah tadi sore, aku lagi gak nafsu makan pah," jawabkudi saat masih sibuk chat dengan Evan.
Dan akhirnya aku tutup chat dengan Evan karena ada suamiku pulang, takut jadi salah faham.
"Van, udah dulu ya, suamiku sudah pulang ada di rumah, besok-besok kita sambung lagi," ucapku terhadap Evan.
Selesai mandi, Mas Rafa langsung masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di sampingku. Entah kenapa, aku merasa seperti tidak ada perasaan apapun lagi terhadap suamiku sendiri, yang ada hanya sedikit rasa kebencian dan seperti ingin mengakhiri semuanya, tapi semua tidak bisa aku lakukan karena hidupku juga bergantung sama dia.
"Na, mau gak kamu ngelakuin itu sekarang, aku lagi pengen," tanya Mas Rafa.
"Iggh, malas aku ngeladenin Mas Rafa berhubungan, perasaanku sudah tidak ingin lagi meskipun sudah lama kami tidak melakukannya juga," ucapku dalam hati.
Akhirnya aku terpaksa melakukannya, dan hanya membukakan bagian bawah saja biar dia bisa melakukannya dan aku hanya diam saja, malah yang ada di pikiranku kenapa aku merasakan ada bayangan Evan ketika bercinta dengan suamiku sendiri. Apa yang terjadi dengan hatiku ini.
Mas Rafa pun asik bermain sendiri tanpa aku layani sedikitpun, karena rasa yang semakin memudar tugasku hanya melakukan karena kewajiban saja sebagai istrinya Mas Rafa.
"Pah, sudah belum nih, lama amat mainnya, aku pegel gak kuat," ungkapku saat Mas Rafa asik memainkan permainan.
Akhirnya aku meminta Mas Rafa menyudahi permainan karena aku sama sekali sudah tidak merasa apa yang namanya kenikmatan berhubungan, yang ada dalam pikiranku hanya rasa bosan saja.
Setelah selesai, aku pun memakai celana kembali dan bersiap untuk tidur, sementara Mas Rafa pergi ke kamar mandi membersihkan diri setelah berhubungan.
Entah kenapa ada sedikit bayangan Evan dalam pikiranku, mungkin karena dulu kita pernah menjalin hubungan, jadi kenangan itu terpikirkan kembali, masa-masa indah saat bersama dengannya.
Aku tidak tahu apakah ini perasaan yang tumbuh lagi atau apa, hingga tiba-tiba handphone berbunyi dan ada chat dari Evan.
Na, lagi ngapain? Udah tidur belum? Aku hanya membacanya saja lalu menghapus isi pesannya, biar ada pembahasan besok untuk menghubungi dia kembali.

DILEMA " Antara Nyaman & Cinta " -
Penulis : Ali Nurallam

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
https://read.kbm.id/book/detail/85259f44-1520-4363-9970-122269c3a969?af=09d2f210-fcc7-43c0-b4e8-817c1d106048

"Pah, hari ini kerja gak?" tanya Nana."Aku libur, hari ini capek banget. Aku mau istirahat seharian di rumah," ucapku.Tu...
26/05/2024

"Pah, hari ini kerja gak?" tanya Nana.
"Aku libur, hari ini capek banget. Aku mau istirahat seharian di rumah," ucapku.
Tumben Nana menanyakan hal tersebut. Setelah Nana selesai mandi dan melihat aku masih terlelap tidur, dia langsung buru-buru menyalakan motor dan pergi entah kemana.
Tanpa ada sepatah kata pun terucap atau pamit, mungkin karena dia tidak berani membangunkan aku di saat aku libur kerja dan sudah bilang mau istirahat seharian.
Setelah aku bangun dari tidur, aku melihat Nana tidak ada di rumah sudah beberapa jam. Aku mencoba menghubungi lewat chat.
"Sayang, kamu lagi ada di mana?" tanyaku.
"Aku lagi di rumah Uwa ," jawab Nana sambil mengirim foto kursi yang sedang ia duduki.
Aku pun lega setelah tahu Nana berada di mana. Aku melihat ke luar, ternyata anak-anak tidak ikut bersama ibunya dan mereka asyik bermain di halaman rumah.
Setelah jam menunjukkan pukul 14:00, terdengar suara motor yang datang, dan ternyata Nana pulang. Terlihat raut wajah yang sepertinya sangat bahagia sambil nyanyi-nyanyi tipis lagu-lagu seperti seorang yang sedang kasmaran.
Aku pun dengan santainya tidak menaruh curiga apapun terhadap Nana, meskipun aku tahu ada perubahan dari tingkah laku Nana selama beberapa bulan ini.
Malam pun tiba, aku melihat Nana sibuk terus main handphone yang dia miliki, entah sedang apa atau mungkin sedang chat sama lelaki lain. Entahlah, dalam pikiranku tidak akan pernah mencurigai istriku sendiri.
Menjelang tengah malam, aku melihat Nana masih sibuk dengan handphone-nya, lalu aku mendekatinya dan mencium pipinya. Seketika aku merasa ingin melakukan kewajiban hubungan suami istri.
"Pah, aku capek, aku gak bisa ngelakuin malam ini," ucap Nana.
Aku pun seketika heran dengan penolakan Nana, padahal sudah sebulan lebih aku tidak melakukan hubungan badan dengannya. Lalu aku mencoba usil membuka baju Nana, seketika itu, plaaaaaakkk!!! Pipiku kena tamparan sedikit keras dari tangannya.
"Kamu tuh ngerti gak sih, sekali aku bilang capek ya capek," Nana sedikit emosi.
"Ya udah gak apa-apa, lain kali aja disaat kamu lagi tidak capek," tegasku.
Seketika itu, Nana langsung terlelap tidur. Dan aku, karena tidak mendapatkan jatah hubungan suami istri, merasa sangat gelisah, pikiranku tak karuan seakan ingin memperkosanya saja. Namun, dalam pikiranku tidak ada terlintas pikiran negatif tentang istriku sendiri.
Setelah 4 hari bekerja, akupun waktunya libur kembali karena begitu lelahnya setiap libur kerja aku selalu bangun kesiangan. Untuk kali ini pas aku bangun aku melihat sudah tidak ada lagi motor di luar dan hanya ada anak-anak sedang bermain.
"Bu, nana kemana ya?," tanyaku pada ibu mertua yang kebetulan rumah kami bersampingan.
"Gak bilang a, nana gak tau pergi kemana." Jawab mertuaku.
Sudahlah, aku gak mau terlalu kepikiran ke mana pun dia pergi paling ke rumah kakaknya. Akupun menenangkan diri dengan menyeduh kopi di dapur lalu merenung di tengah rumah. Dalam pikiranku apa yang terjadi dengan nana begitu banyak sekali perubahan dari sikap dia seakan-akan dia sedang kasmaran lalu mengabaikan aku suaminya sendiri.
Tiba waktunya malam hari. Aku benar-benar merasa gelisah dan ingin melakukan hubungan suami istri dengan nana, aku melihat dia sudah tertidur lelap.
Dalam hatiku aku sedikit kecewa, tidak ada sedikitpun terlintas di benak nana ingin melakukan hubungan suami istri, aku coba pelan-pelan membangunkan nana yang sedang terlelap tidur.
"na, gak bisakah bangun sebentar, papah gak bisa nahan pah pengen ngelakuin itu," ucapku ke telinga nana.
Hal yang tidak di sangka pun terjadi !!!! ..

DILEMA " Antara Nyaman & Cinta "
Penulis : Ali Nurallam
Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
https://read.kbm.id/book/detail/85259f44-1520-4363-9970-122269c3a969?af=09d2f210-fcc7-43c0-b4e8-817c1d106048

Titip fb 🤫🤫
24/07/2023

Titip fb 🤫🤫

Jangan buat seseorang menyesal mengenalmu ,tapi buatlah ia menyesal kehilangan sosok dirimu . 🫣🫰🫰😎
12/05/2023

Jangan buat seseorang menyesal mengenalmu ,tapi buatlah ia menyesal kehilangan sosok dirimu . 🫣🫰🫰😎

18/04/2023

Se asing inikah kita sekarang 😔

Address

Depok

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Alif N.A posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share