Radio Rodja

Radio Rodja Halaman ini adalah Fans Page resmi Radio Rodja 756 AM / 100.1 FM
(5600)

Hadits Mahkota Untuk Orang Tua Di Surga, Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin...
20/01/2025

Hadits Mahkota Untuk Orang Tua Di Surga, Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr.

Imam Al-Ajurri Rahimaullah mengatakan: Dan Al-Qur’an itu akan menjadi saksi, pemberi syafaat, teman dan penjaga baginya. Dan barangsiapa yang keadaannya demikian berarti dia telah memberi manfaat kepada dirinya sendiri dan memberi manfaat kepada keluarganya. Bahkan orang tuanya dan anaknya akan mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Beliau menyebutkan suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muadz Al-Juhani Radhiyallahu ‘Anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat.”

Dalam hadits ini disebutkan, “Barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkan isinya” maksudnya bahwasannya ahlul Qur’an yang merupakan keluarga Allah dan orang-orang dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu mereka yang menggabungkan antara ilmu dan amalan, menggabungkan antara pemahaman dan praktek. Karena mengamalkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an adalah tujuan diturunkannya Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an diturunkan untuk dilaksanakan perintahnya dan dijauhi larangannya serta dibenarkan kabar-kabarnya. Maka tidak layak dan tidak sepantasnya bagi umat Islam sekedar membaca Al-Qur’an tanpa memahami dan mentadabburi, apalagi tidak mengamalkannya.

selengkapnya: /rodja.id/2lm

Sebuah pekerjaan yang sangat rumit, saking rumitnya Allah berjanji dengan janji yang luar biasa kepada orang yang bisa m...
15/01/2025

Sebuah pekerjaan yang sangat rumit, saking rumitnya Allah berjanji dengan janji yang luar biasa kepada orang yang bisa menguasai lisannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah kata-kata yang benar.” (QS. Al-Ahzab[33]: 70)

Ketika berkata-kata dengan lisan, ucapkan yang benar, ucapkan yang Allah ridhai, ucapkan yang Allah s**a, ucapkan yang Allah Tabaraka wa Ta’ala izinkan kita menggunakan lisan untuk mengucapkannya. Ini adalah perintah dari Allah Tabaraka wa Ta’ala. Kalau itu kita lakukan, Allah berjanji dalam ayat setelahnya:

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ …

“Allah akan perbaiki untuk kalian amalan-amalan kalian…” (QS. Al-Ahzab[33]: 71)

Kesempurnaan Islam seseorang akan dilihat salah satu di antaranya adalah dari lisannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang Shahih riwayat Bukhari dan Muslim:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim adalah orang yang selamat muslim lainnya dari kejahatan lisannya dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihat kaidah penting dalam masalah ini, baik dan tidak baiknya Islam seseorang dilihat dari lisannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan kata-kata yang baik atau hendaklah diam.” (HR. Bukhari)

lisan adalah cerminan agama seorang manusia. Kalau dia benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, maka imannya akan mengekang lisannya dari berbuat maksiat kepada Allah sebagaimana mengekang anggota tubuh yang lainnya untuk berbuat maksiat kepada Allah.

baca selengkapnya di : https://rodja.id/3l2

“ Sedekah sebagai Perlindungan “Di hari kiamat yang sangat menakutkan, sedekah memiliki perkara yang besar. Orang yang b...
10/01/2025

“ Sedekah sebagai Perlindungan “

Di hari kiamat yang sangat menakutkan, sedekah memiliki perkara yang besar. Orang yang bersedekah, di saat yang sangat mengerikan itu dia berada dibawah naungan sedekahnya sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala memutuskan perkara di antara hamba-hambaNya.

Keutamaan yang pertama ini didasari dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ

“Setiap manusia akan berada di bawah naungan sedekahnya sampai perkara-perkara manusia diputuskan -pada hari kiamat kelak-” (HR. Ahmad)

Kemudian dalam hadits yang lain, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya, haditsnya shahih. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ

“Naungan orang yang beriman pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)

Maka hendaknya kita bersedekah. Bersedekah jangan menunggu kaya dan menunggu nanti. Semakin berat bersedekah, semakin besar pahalanya. Semakin rasanya kita bakhil dengan harta yang kita miliki kemudian kita keluarkan dan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka semakin besar pahalanya. Diantara pahalanya adalah setiap orang yang bersedekah dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan dinaungi oleh sedekahnya pada hari kiamat kelak.

Bagaimana penjelasan selengkapnya: https://rodja.id/2ew



10/01/2025

💡SUDAH BERTAKWA TAPI REZEKI MASIH SEMPIT

🎥 Faedah Singkat

🛑 Ikuti dan simak kajian terbaru hanya di RodjaTV saluran tilawah Al-Quran dan Kajian Islam.

🔗 Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki sifat yang sangat mulia, yaitu beliau tidak pernah menolak orang yang memint...
06/01/2025

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki sifat yang sangat mulia, yaitu beliau tidak pernah menolak orang yang meminta.

Makanya di dalam Al-Qur’an, sifat dermawan disebutkan dalam beberapa tingkatan:

1 Al-‘Aṭa’ (العطاء): Orang yang memberi ketika diminta, sesuai dengan yang diminta.
2 Al-Karam (الكرم): Orang yang memberi sebelum diminta, bahkan memberikan lebih dari yang diminta.
3 Al-Jud (الجود): Orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain tanpa diminta. Misalnya, melihat tetangga tidak memasak karena tidak ada asap dari dapurnya, lalu menawarkan makanan.
4 Al-Itsar (الإيثار): Tingkatan tertinggi dari kedermawanan, yaitu orang yang sendiri dalam kesulitan namun tetap berbagi dengan orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut sifat al-itsar dalam firman-Nya:

…وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ…
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” (QS. Al-Hasyr [59]: 9)

Inilah sifat Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnyaRadhiyallahu ‘Anhu. Meskipun dalam keadaan membutuhkan, mereka tetap berbagi, menunjukkan kedermawanan yang sesungguhnya.

Puncak kedermawanan disebut dengan al-itsar. Orang yang dermawan diuji justru ketika mereka tidak memiliki apa-apa. Itulah sifat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam . Beliau tidak memiliki banyak pakaian, makanan, atau peralatan rumah tangga. Namun, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah menolak orang yang meminta sesuatu darinya.

Selengkapnya:

Al-Wafa (Membalas Jasa) adalah kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ariful Bahri, M.A. Hafidzahullah di Masjid Al-Barkah.

31/12/2024

[LIVE]: Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc. - Tafsir Al Qur'an

31/12/2024

💡STOP IKUT IKUTAN ACARA TAHUN BARU

🎥 Faedah Singkat

🛑 Ikuti dan simak kajian terbaru hanya di RodjaTV saluran tilawah Al-Quran dan Kajian Islam.

🔗 Ustadz Abdull Zaen, M.A.

[LIVE]: Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc. - Tafsir Al Qur'anSimak melalui: https://www.youtube.com/live/QZ29Pj9ybO8?si=d...
31/12/2024

[LIVE]: Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc. - Tafsir Al Qur'an
Simak melalui: https://www.youtube.com/live/QZ29Pj9ybO8?si=dcEQDwfp3YqPL5-O
Selasa, 31 Desember 2024 M / 29 Jumadil Akhir 1446 H
_____________________

[LIVE]: Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc. - Tafsir Al Qur'anSelasa, 31 Desember 2024 M / 29 Jumadil Akhir 1446 H_____________________ ...

Hukum Merayakan Hari Raya Orang Kafir (Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas Rahimahullahu ta’ala)Islam melarang umatnya untuk ...
25/12/2024

Hukum Merayakan Hari Raya Orang Kafir (Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas Rahimahullahu ta’ala)

Islam melarang umatnya untuk memuji atau bahkan membenarkan kepercayaan agama di luar Islam, karena hanya Islam lah satu-satunya yang benar dan diridhai oleh Allah Ta’ala.

Setiap muslim juga harus meyakini bahwasanya ajaran Islam ini sudah sempurna, tidak ada satu pun yang terluput. Allah Ta’ala berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS Al-Maidah [5]: 3)

Semua hal yang bisa memas**an kita ke dalam surga sudah dijelaskan oleh Islam, demikian juga seluruh hal yang bisa memas**an kita ke dalam neraka pun sudah diingatkan oleh Islam. Maka tidak diperbolehkan bagi kita untuk membuat hal-hal baru di dalam Islam, termasuk juga perayaan-perayaan.

Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengikuti atau bahkan merayakan perayaan orang-orang kafir. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الله أبدلكم بهما خيرا منهما، عيد الأضحى وعيد الفطر

“Sesungguhnya Allah telah mengganti dua perayaan mereka dengan perayaan yang lebih baik dari perayaan mereka, yaitu idul adha dan idul fithri.” (HR Abu Dawud dan yang lainnya)

Di dalam Islam hanya ada dua perayaan, yaitu Idul Adha dan Idul Fithri. Maka dari itu umat Islam tidak diperbolehkan mengadakan perayaan-perayaan baru atau mengikuti perayaan orang-orang kafir.

sumber rodja.id/21f

Tutup Tahun Dengan Taubat Nasuha Bila kita tunda taubat kita, pohon maksiat itu semakin berakar di dalam hati kita. Sehi...
07/12/2024

Tutup Tahun Dengan Taubat Nasuha

Bila kita tunda taubat kita, pohon maksiat itu semakin berakar di dalam hati kita. Sehingga semakin sulit untuk kita bertaubat kepada Allah. Makanya Ibnu Qudamah berkata, “Perumpamaan orang yang mengundur-undurkan taubat seperti orang yang ingin mencabut sebuah pohon. Saat ia ingin mencabutnya ternyata ia dapati pohon tersebut kuat. Lalu ia bergumam, kalau begitu saya akan cabut lagi ditahun yang akan datang. Saat ia mendatanginya lagi tahun depan, ternyata pohon itu tambah kuat lagi.” Ketahuilah saudaraku sekalian bahwa bertaubat itu hukumnya wajib atas setiap manusia. Wajib segera dan tidak boleh ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّـهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nasuha.” (QS. Asy-Syarh[94]: 8). Lihatlah, setiap harinya siang dan malam Allah masih membuka pintu taubat untuk kita. Betapa kasih sayangnya Allah kepada kita. Namun sayang kita tidak menyayangi diri kita sendiri. Kita hanya bisa berkata nanti, nanti, nanti. Sehingga ketika nyawa telah sampai ke kerongkongan, saat itu tidak diterima lagi taubat, saudaraku.

Baca Selengkapnya : https://rodja.id/2lf

Hadirilah kajian Ilmiah bersama pemateri :𝐔𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐮𝐝𝐮𝐝𝐢 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐋𝐜 حفظه اللهTema : “𝓟𝓮𝓷𝔂𝓲𝓶𝓹𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓐𝓺𝓲𝓭𝓪𝓱”Yang insyaAllah a...
06/12/2024

Hadirilah kajian Ilmiah bersama pemateri :

𝐔𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐮𝐝𝐮𝐝𝐢 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐋𝐜 حفظه الله

Tema : “𝓟𝓮𝓷𝔂𝓲𝓶𝓹𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓐𝓺𝓲𝓭𝓪𝓱”

Yang insyaAllah akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu,5 Jumadal Akhirah 1446 H / 7 Desember 2024
Waktu : Ba’da Magrib s.d 20.00 WIB
Tempat : Masjid Jami’ Al-Barkah Cileungsi Bogor

Terbuka untuk umum ikhwan & akhwat

InsyaAllah live Rodja TV parabola, TV Digital Jabodetabek, Radio Rodja 100.1 FM

Barakallahu fiikum

04/12/2024
Larangan Membuka Aib Seseorang                                                               Sifat ini seyogianya harus ...
03/12/2024

Larangan Membuka Aib Seseorang

Sifat ini seyogianya harus kita selalu tanamkan dalam diri kita. Bertakwa dengan melaksanakan perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan Allah, memberikan hak kepada setiap yang berhak, mencintai kaum muslimin dengan menginginkan kebaikan bagi mereka. Seorang mukmin mencintai saudaranya. Ketika dia melihat aib saudaranya, maka dia berupaya untuk menutupi aib saudaranya, bukan dia menyebarkan dan membesar-besarkan kepada manusia. Karena tidak ada seorang pun yang luput dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Maka apabila seorang telah menutupi aibnya, sudah seyogianya seorang muslim yang mengetahui aib orang itu juga menutupinya. Lain halnya dengan orang yang melakukan perbuatan munkar secara terang-terangan dilihat oleh manusia, ini lain perkaranya.

وعن معاوية – رضي الله عنه – قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يقول: «إنَّكَ إنِ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ المُسْلِمينَ أفْسَدْتَهُمْ، أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ».

Dari Mu’awiyah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya engkau itu jika terus membuntuti -mencari-cari- aib -kekurangan- kaum Muslimin, berarti engkau telah merusak mereka atau sudah mendekati engkau merusak mereka.'” (HR. Abu Dawud)

Bagaimana Penjelasan Lengkapnya : https://rodja.id/5c2

Launching Siaran Percobaan Rodja TV DigitalInsyaallah per tanggal 1-31 Desember 2024 Rodja TV akan hadir di Kanal 40 UHF...
29/11/2024

Launching Siaran Percobaan Rodja TV Digital

Insyaallah per tanggal 1-31 Desember 2024 Rodja TV akan hadir di Kanal 40 UHF untuk siaran percobaan di wilayah Jabodetabek

Jazakumullahu khairan atas dukungannya

Hadits ini menunjukkan pentingnya menjaga niat dalam mencari ilmu. Tujuan menuntut ilmu bukan untuk mendebat, menunjukka...
22/11/2024

Hadits ini menunjukkan pentingnya menjaga niat dalam mencari ilmu. Tujuan menuntut ilmu bukan untuk mendebat, menunjukkan kehebatan, atau mencari pop**aritas.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يُكَاثِرَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ يُصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ

“Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendebat orang-orang bodoh, atau menunjukkan kehebatannya di hadapan para ulama, atau mencari perhatian manusia, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR. Ibnu Majah)

Ada fenomena orang yang sengaja menantang tokoh viral agar dirinya ikut dikenal.
Seorang alim atau ulama juga perlu mempertimbangkan manfaat dari tindakannya, seperti membantah pemikiran sesat atau memperingatkan umat. Apakah hal itu membawa kebaikan, atau justru menimbulkan simpati terhadap pemikiran sesat tersebut? Atau seseorang lebih mudah memahami syubhat daripada bantahannya.

Para masyaikh mengingatkan kita untuk menghindari penyebaran syubhat. Langkah yang perlu diambil adalah memulai dengan ta’sil, yaitu mengajarkan kaidah ilmu dan pemahaman yang benar tanpa terlalu sibuk dengan bantah-bantahan terhadap syubhat. Terkadang, sebuah syubhat tidak dikenal oleh masyarakat. Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah diminta untuk membantah satu pemikiran yang menyimpang, tetapi beliau menjawab, “Orang-orang tidak mengenalnya, mengapa kita harus membantahnya?” Bisa jadi, setelah dibantah, orang-orang malah penasaran, mempelajarinya, dan akhirnya menjadi tertarik.

🔴REZEKI DAN AJAL.👤Ustadz Abdullah Taslim, M.A.Rezeki dan ajal merupakan dua ketetapan yang sudah Allah Subhanahu wa Ta’a...
20/11/2024

🔴REZEKI DAN AJAL.
👤Ustadz Abdullah Taslim, M.A.

Rezeki dan ajal merupakan dua ketetapan yang sudah Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan kadarnya bagi setiap manusia. Dengan memahami hal ini, diharapkan kita dapat meraih rahmat-Nya melalui sikap yang benar dalam menghadapinya.

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan bahwa kita harus memusatkan diri untuk berusaha melakukan apa yang Allah perintahkan, yaitu mengusahakan kebaikan yang dianjurkan dalam agama dan menjauhi keburukan yang dilarang dalam Islam. Jangan menyibukkan diri dengan hal-hal yang sudah dijamin, seperti rezeki dan ajal, karena ini merupakan ketentuan yang Allah sudah jamin akan datang.

Sesungguhnya, rezeki dan ajal adalah dua hal yang bergandengan yang sudah Allah jamin. Selama umur manusia masih tersisa, rezekinya akan tetap datang dan tidak akan terkurangi. Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna menutup satu pintu rezeki (meskipun kita inginkan), maka pasti Dia akan membukakan pintu lain yang lebih bermanfaat dan lebih baik bagi kita.

Coba perhatikan keadaan janin di dalam kandungan ibunya. Makanan datang kepadanya melalui satu jalur, yaitu tali pusar, yang mengalirkan nutrisi berupa darah yang dibutuhkan oleh janin tersebut. Setelah genap sembilan bulan atau lebih, janin itu lahir, dan jalur makan dari tali pusar terputus. Apa yang terjadi kemudian? Allah membuka dua jalur rezeki lainnya. Allah alirkan rezeki untuk bayi melalui dua jaur susu ibunya, yang memberikan makanan dan minuman yang lebih baik dan lezat berupa susu yang murni, sangat cocok bagi bayi yang membutuhkan gizi untuk pertumbuhannya. Subhanallah, ini adalah hikmah sempurna dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selengkapnya melalui:

Rezeki dan Ajal adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid.

Seseorang yang mendengar sebuah informasi lalu tanpa pertimbangan dan pemikiran matang langsung menyampaikannya kepada o...
20/11/2024

Seseorang yang mendengar sebuah informasi lalu tanpa pertimbangan dan pemikiran matang langsung menyampaikannya kepada orang lain. Ini termasuk sifat yang rendah, dan tidak pantas dimiliki oleh seorang penuntut ilmu, ahli ibadah, atau orang terhormat. Sifat seperti ini perlu dijauhi, sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjadikan orang yang mudah bercerita sebagai pendusta. Hal ini disampaikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang dikatakan pendusta ketika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim)

Orang bijak perlu memastikan kebenaran informasi yang ia sampaikan. Sebelum berbicara, penting untuk memeriksa apakah berita tersebut benar dan valid. Selain itu, harus dipertimbangkan p**a apakah ada maslahat dalam menyampaikan berita tersebut. Jangan sampai berita yang disampaikan justru menimbulkan masalah atau salah paham di tengah masyarakat.

Para ulama sangat menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik seseorang. Mereka memahami bahwa tindakan yang sekadar mubah sekalipun, jika dapat merusak kehormatan, harus dihindari. Imam Syafi’i Rahimahullah pernah mengatakan:

“Barangsiapa tidak menghargai dirinya sendiri, maka ilmunya tidak akan bermanfaat.”

Para ulama menyadari bahwa mereka menjadi teladan masyarakat. Kehilangan simpati masyarakat dapat merusak pengaruh dan manfaat ilmu mereka. Ini adalah sebuah kerugian. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjaga kehormatan.

rodja.id/5ir

*Hukum Meminta Jabatan*Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, terdapat larangan untuk meminta atau mencari-cari jabatan serta ketin...
12/11/2024

*Hukum Meminta Jabatan*

Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, terdapat larangan untuk meminta atau mencari-cari jabatan serta ketinggian di bumi. Allah Ta’ala berfirman tentang sifat-sifat orang yang akan masuk surga dalam Surah Al-Qasas:

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Negeri akhirat itu Kami siapkan untuk orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian di bumi dan tidak p**a untuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qasas [28]: 83)

Ayat ini adalah dalil larangan dari Al-Qur’an mengenai mencari derajat tinggi melebihi manusia lain yang didasari dengan kesombongan, merasa lebih tinggi dari yang lain, dan menginginkan agar orang lain berada di bawah dirinya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang mencari kekuasaan, kedudukan, atau jabatan. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah:

يا عبد الرحمن بن سمرة لا تسأل الإمارة، فإنك إن أعطيتها عن غير مسألة أعنت عليها، وإن أعطيتها عن مسألة وكلت إليها

“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta/mengejar, maka kamu akan ditolong (oleh Allah), tapi jika engkau menuntut/mengejar jabatan, maka engkau akan ditinggalkan (oleh Allah).” (Muttafaqun ‘alaih)

Sumber: rodja.id/5i7

Address

Jalan Pahlawan Kampung Tengah (belakang Polsek Cileungsi) RT 03 RW 03 Cileungsi, Bogor
Cileungsi
16821

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Radio Rodja posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Radio Rodja:

Videos

Share

Category