Radio Rodja

Radio Rodja Halaman ini adalah Fans Page resmi Radio Rodja 756 AM / 100.1 FM
(4256)

Tutup Tahun Dengan Taubat Nasuha Bila kita tunda taubat kita, pohon maksiat itu semakin berakar di dalam hati kita. Sehi...
07/12/2024

Tutup Tahun Dengan Taubat Nasuha

Bila kita tunda taubat kita, pohon maksiat itu semakin berakar di dalam hati kita. Sehingga semakin sulit untuk kita bertaubat kepada Allah. Makanya Ibnu Qudamah berkata, “Perumpamaan orang yang mengundur-undurkan taubat seperti orang yang ingin mencabut sebuah pohon. Saat ia ingin mencabutnya ternyata ia dapati pohon tersebut kuat. Lalu ia bergumam, kalau begitu saya akan cabut lagi ditahun yang akan datang. Saat ia mendatanginya lagi tahun depan, ternyata pohon itu tambah kuat lagi.” Ketahuilah saudaraku sekalian bahwa bertaubat itu hukumnya wajib atas setiap manusia. Wajib segera dan tidak boleh ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّـهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nasuha.” (QS. Asy-Syarh[94]: 8). Lihatlah, setiap harinya siang dan malam Allah masih membuka pintu taubat untuk kita. Betapa kasih sayangnya Allah kepada kita. Namun sayang kita tidak menyayangi diri kita sendiri. Kita hanya bisa berkata nanti, nanti, nanti. Sehingga ketika nyawa telah sampai ke kerongkongan, saat itu tidak diterima lagi taubat, saudaraku.

Baca Selengkapnya : https://rodja.id/2lf

Hadirilah kajian Ilmiah bersama pemateri :𝐔𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐮𝐝𝐮𝐝𝐢 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐋𝐜 حفظه اللهTema : “𝓟𝓮𝓷𝔂𝓲𝓶𝓹𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓐𝓺𝓲𝓭𝓪𝓱”Yang insyaAllah a...
06/12/2024

Hadirilah kajian Ilmiah bersama pemateri :

𝐔𝐬𝐭 𝐌𝐚𝐮𝐝𝐮𝐝𝐢 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐋𝐜 حفظه الله

Tema : “𝓟𝓮𝓷𝔂𝓲𝓶𝓹𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓐𝓺𝓲𝓭𝓪𝓱”

Yang insyaAllah akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu,5 Jumadal Akhirah 1446 H / 7 Desember 2024
Waktu : Ba’da Magrib s.d 20.00 WIB
Tempat : Masjid Jami’ Al-Barkah Cileungsi Bogor

Terbuka untuk umum ikhwan & akhwat

InsyaAllah live Rodja TV parabola, TV Digital Jabodetabek, Radio Rodja 100.1 FM

Barakallahu fiikum

04/12/2024
Larangan Membuka Aib Seseorang                                                               Sifat ini seyogianya harus ...
03/12/2024

Larangan Membuka Aib Seseorang

Sifat ini seyogianya harus kita selalu tanamkan dalam diri kita. Bertakwa dengan melaksanakan perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan Allah, memberikan hak kepada setiap yang berhak, mencintai kaum muslimin dengan menginginkan kebaikan bagi mereka. Seorang mukmin mencintai saudaranya. Ketika dia melihat aib saudaranya, maka dia berupaya untuk menutupi aib saudaranya, bukan dia menyebarkan dan membesar-besarkan kepada manusia. Karena tidak ada seorang pun yang luput dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Maka apabila seorang telah menutupi aibnya, sudah seyogianya seorang muslim yang mengetahui aib orang itu juga menutupinya. Lain halnya dengan orang yang melakukan perbuatan munkar secara terang-terangan dilihat oleh manusia, ini lain perkaranya.

وعن معاوية – رضي الله عنه – قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يقول: «إنَّكَ إنِ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ المُسْلِمينَ أفْسَدْتَهُمْ، أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ».

Dari Mu’awiyah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya engkau itu jika terus membuntuti -mencari-cari- aib -kekurangan- kaum Muslimin, berarti engkau telah merusak mereka atau sudah mendekati engkau merusak mereka.'” (HR. Abu Dawud)

Bagaimana Penjelasan Lengkapnya : https://rodja.id/5c2

Launching Siaran Percobaan Rodja TV DigitalInsyaallah per tanggal 1-31 Desember 2024 Rodja TV akan hadir di Kanal 40 UHF...
29/11/2024

Launching Siaran Percobaan Rodja TV Digital

Insyaallah per tanggal 1-31 Desember 2024 Rodja TV akan hadir di Kanal 40 UHF untuk siaran percobaan di wilayah Jabodetabek

Jazakumullahu khairan atas dukungannya

Hadits ini menunjukkan pentingnya menjaga niat dalam mencari ilmu. Tujuan menuntut ilmu bukan untuk mendebat, menunjukka...
22/11/2024

Hadits ini menunjukkan pentingnya menjaga niat dalam mencari ilmu. Tujuan menuntut ilmu bukan untuk mendebat, menunjukkan kehebatan, atau mencari pop**aritas.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يُكَاثِرَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ يُصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ

“Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendebat orang-orang bodoh, atau menunjukkan kehebatannya di hadapan para ulama, atau mencari perhatian manusia, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR. Ibnu Majah)

Ada fenomena orang yang sengaja menantang tokoh viral agar dirinya ikut dikenal.
Seorang alim atau ulama juga perlu mempertimbangkan manfaat dari tindakannya, seperti membantah pemikiran sesat atau memperingatkan umat. Apakah hal itu membawa kebaikan, atau justru menimbulkan simpati terhadap pemikiran sesat tersebut? Atau seseorang lebih mudah memahami syubhat daripada bantahannya.

Para masyaikh mengingatkan kita untuk menghindari penyebaran syubhat. Langkah yang perlu diambil adalah memulai dengan ta’sil, yaitu mengajarkan kaidah ilmu dan pemahaman yang benar tanpa terlalu sibuk dengan bantah-bantahan terhadap syubhat. Terkadang, sebuah syubhat tidak dikenal oleh masyarakat. Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah diminta untuk membantah satu pemikiran yang menyimpang, tetapi beliau menjawab, “Orang-orang tidak mengenalnya, mengapa kita harus membantahnya?” Bisa jadi, setelah dibantah, orang-orang malah penasaran, mempelajarinya, dan akhirnya menjadi tertarik.

🔴REZEKI DAN AJAL.👤Ustadz Abdullah Taslim, M.A.Rezeki dan ajal merupakan dua ketetapan yang sudah Allah Subhanahu wa Ta’a...
20/11/2024

🔴REZEKI DAN AJAL.
👤Ustadz Abdullah Taslim, M.A.

Rezeki dan ajal merupakan dua ketetapan yang sudah Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan kadarnya bagi setiap manusia. Dengan memahami hal ini, diharapkan kita dapat meraih rahmat-Nya melalui sikap yang benar dalam menghadapinya.

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan bahwa kita harus memusatkan diri untuk berusaha melakukan apa yang Allah perintahkan, yaitu mengusahakan kebaikan yang dianjurkan dalam agama dan menjauhi keburukan yang dilarang dalam Islam. Jangan menyibukkan diri dengan hal-hal yang sudah dijamin, seperti rezeki dan ajal, karena ini merupakan ketentuan yang Allah sudah jamin akan datang.

Sesungguhnya, rezeki dan ajal adalah dua hal yang bergandengan yang sudah Allah jamin. Selama umur manusia masih tersisa, rezekinya akan tetap datang dan tidak akan terkurangi. Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna menutup satu pintu rezeki (meskipun kita inginkan), maka pasti Dia akan membukakan pintu lain yang lebih bermanfaat dan lebih baik bagi kita.

Coba perhatikan keadaan janin di dalam kandungan ibunya. Makanan datang kepadanya melalui satu jalur, yaitu tali pusar, yang mengalirkan nutrisi berupa darah yang dibutuhkan oleh janin tersebut. Setelah genap sembilan bulan atau lebih, janin itu lahir, dan jalur makan dari tali pusar terputus. Apa yang terjadi kemudian? Allah membuka dua jalur rezeki lainnya. Allah alirkan rezeki untuk bayi melalui dua jaur susu ibunya, yang memberikan makanan dan minuman yang lebih baik dan lezat berupa susu yang murni, sangat cocok bagi bayi yang membutuhkan gizi untuk pertumbuhannya. Subhanallah, ini adalah hikmah sempurna dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selengkapnya melalui:

Rezeki dan Ajal adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid.

Seseorang yang mendengar sebuah informasi lalu tanpa pertimbangan dan pemikiran matang langsung menyampaikannya kepada o...
20/11/2024

Seseorang yang mendengar sebuah informasi lalu tanpa pertimbangan dan pemikiran matang langsung menyampaikannya kepada orang lain. Ini termasuk sifat yang rendah, dan tidak pantas dimiliki oleh seorang penuntut ilmu, ahli ibadah, atau orang terhormat. Sifat seperti ini perlu dijauhi, sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjadikan orang yang mudah bercerita sebagai pendusta. Hal ini disampaikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang dikatakan pendusta ketika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim)

Orang bijak perlu memastikan kebenaran informasi yang ia sampaikan. Sebelum berbicara, penting untuk memeriksa apakah berita tersebut benar dan valid. Selain itu, harus dipertimbangkan p**a apakah ada maslahat dalam menyampaikan berita tersebut. Jangan sampai berita yang disampaikan justru menimbulkan masalah atau salah paham di tengah masyarakat.

Para ulama sangat menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik seseorang. Mereka memahami bahwa tindakan yang sekadar mubah sekalipun, jika dapat merusak kehormatan, harus dihindari. Imam Syafi’i Rahimahullah pernah mengatakan:

“Barangsiapa tidak menghargai dirinya sendiri, maka ilmunya tidak akan bermanfaat.”

Para ulama menyadari bahwa mereka menjadi teladan masyarakat. Kehilangan simpati masyarakat dapat merusak pengaruh dan manfaat ilmu mereka. Ini adalah sebuah kerugian. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjaga kehormatan.

rodja.id/5ir

*Hukum Meminta Jabatan*Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, terdapat larangan untuk meminta atau mencari-cari jabatan serta ketin...
12/11/2024

*Hukum Meminta Jabatan*

Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, terdapat larangan untuk meminta atau mencari-cari jabatan serta ketinggian di bumi. Allah Ta’ala berfirman tentang sifat-sifat orang yang akan masuk surga dalam Surah Al-Qasas:

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Negeri akhirat itu Kami siapkan untuk orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian di bumi dan tidak p**a untuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qasas [28]: 83)

Ayat ini adalah dalil larangan dari Al-Qur’an mengenai mencari derajat tinggi melebihi manusia lain yang didasari dengan kesombongan, merasa lebih tinggi dari yang lain, dan menginginkan agar orang lain berada di bawah dirinya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang mencari kekuasaan, kedudukan, atau jabatan. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah:

يا عبد الرحمن بن سمرة لا تسأل الإمارة، فإنك إن أعطيتها عن غير مسألة أعنت عليها، وإن أعطيتها عن مسألة وكلت إليها

“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta/mengejar, maka kamu akan ditolong (oleh Allah), tapi jika engkau menuntut/mengejar jabatan, maka engkau akan ditinggalkan (oleh Allah).” (Muttafaqun ‘alaih)

Sumber: rodja.id/5i7

📚TAUHID JALAN MENUJU SURGA��Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas rahimahullahKita wajib bersyukur kepada Allah dan syukur ...
12/11/2024

📚TAUHID JALAN MENUJU SURGA��
Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas rahimahullah

Kita wajib bersyukur kepada Allah dan syukur harus diwujudkan dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhkan larangan-laranganNya. Pangkal dari syukur adalah tauhid kepada Allah. Dijelaskan oleh Imam Ibnu Qayyim didalam kitab Ad-Daa wa Ad-Da Waa, beliau berkata, “Pangkal Syukur itu adalah tauhid”.

Jadi, ketika seseorang mengatakan dia bersyukur kepada Allah, ketika Allah memerintahkan untuk bersyukur kepada Allah, itu mantauhidkan Allah. Maka dijelaskan oleh sebagian mufassirin, ketika mentafsirkan ayat dalam surat Ibrahim, surat yang ke-14 ayat ke-7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim[14]: 7)

Dikatakan oleh sebagiaan mufassirin bahwa maksud “seandainnya kamu bersyukur,” adalah dengan mentauhidkan Allah dan melaksanakan perintahNya serta menjauhkan maksiat.

Manusia secara umum, mereka tidak bersyukur kepada Allah dan mereka dzolim. Allah menyebutkan juga dalam surat Ibrahim pada ayat yang ke-34:
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴿٣٤﴾
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim[14]: 34)

Kebayakan manusia dzolim kepada dirinya, dzolim kepada Allah dengan berbuat syirik dan dzolim kepada orang lain. Demikianlah umumnya manusia. Allah juga menyebutkan dalam ayat yang lain.

…إِنَّ اللَّـهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ ﴿٢٤٣﴾
“...Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al-Baqoroh[2]: 243)
Maka dari itu kita bersyukur dengan mentauhidkan Allah, menjauhi syirik, melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah, menjaukan maksiat, selalu menuntut ilmu syar’i, kemudian kita melakukan amal-amal shalih.

Dengan belajar, kita tahu bagaimana kita mentauhidkan Allah sehingga hilang kedzaliman. Karena kedzaliman yang paling dzalim dimuka bumi adalah syirik. Sebagaimana wasiat Luqman kepada anaknya:

…يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّـهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾
“…“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Luqman[31]: 13)

Maka perlu bagi kita belajar untuk mengetahui yang mana tauhid dan yang mana syirik. Dengan belajar kita akan tahu mana sunnah dan yang mana bid’ah. Dengan belajar kita akan tahu yang mana jalan ketaatan dan juga mana jalan maksiat. Dengan kita belajar kita akan tahu mana da’i yang mengajak kepada jalan kebenaran dan mana da’i yang mengajak manusia ke jurang neraka jahannam.

Selengkapnya:

Tauhid Jalan Menuju Surga adalah Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas. Tabligh akbar bersama Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas ini diselenggarakan di Masjid An-Nur, Jl. Diponegoro Sanglah, Denpasar pada Sabtu, 22 Jumadal Akhiroh 1439 H / 11 Maret 2018 M.

BERSABAR TERHADAP GANGGUAN ORANGKita memahami bahwa manusia tidak mungkin selamat dari gangguan orang lain dalam kehidup...
06/11/2024

BERSABAR TERHADAP GANGGUAN ORANG

Kita memahami bahwa manusia tidak mungkin selamat dari gangguan orang lain dalam kehidupan ini karena manusia berbeda-beda, baik dari segi akhlak, tabiat, maupun cara mereka bergaul. Oleh karena itu, seorang muslim seyogianya selalu bersabar agar mendapatkan pahala yang besar dari Allah.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

المؤمنُ الذي يخالطُ الناسَ ويصبرُ على أذاهم أعظمُ أجرًا من الذي لا يخالِطُهم ولا يصبرُ على أذاهم
“Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih besar pahalanya dibandingkan dengan seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (HR. Ibnu Majah).

Para ulama telah menyebutkan kiat-kiat agar seseorang dapat bersabar atas gangguan manusia. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan penjelasan yang sangat bermanfaat dalam membantu seseorang bersabar atas gangguan manusia. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa menolong seseorang untuk bersabar.

Pertama, ia membayangkan dan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah pencipta perbuatan manusia, gerak-gerik mereka, diam mereka, dan keinginan-keinginan mereka. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Allah kehendaki tidak mungkin terjadi. Maka, tidak ada yang bergerak di alam ini, baik di atas maupun di bawah, sekecil apa pun, kecuali dengan izin dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segala makhluk digerakkan oleh-Nya.

Hendaklah seseorang memperhatikan kepada Allah yang menjadikan orang-orang menguasai dirinya, dan jangan memikirkan perbuatan mereka terhadapnya. Dengan demikian, ia akan merasa lebih tenang, jauh dari kesedihan dan kegalauan.

Kedua, seseorang yang disakiti hendaknya kembali merenungkan dosa-dosanya, dan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mungkin menguasakan orang lain atas dirinya disebabkan oleh dosa-dosanya. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian)” (QS. Asy-Syura [42]: 30).

Apabila seorang hamba menyadari bahwa segala sesuatu yang tidak ia sukai terjadi karena dosa-dosanya, maka ia akan segera bertaubat dan memohon ampun atas dosa-dosa tersebut yang menyebabkan dirinya dikuasai oleh orang lain. Ia akan mencela dirinya sendiri. Sebaliknya, jika seseorang yang diganggu oleh orang lain tidak kembali kepada dirinya, tidak mencela dirinya, dan tidak beristigfar, maka ketahuilah bahwa itulah musibah yang sebenarnya.

Simak selengkapnya: https://rodja.id/5h9

🔴LARANGAN MENCABIK WAJAH SAAT TERTIMPA MUSIBAH🔊Ustadz Mubarak Bamualim, Lc. M.H.I.Dari Abu Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahw...
04/11/2024

🔴LARANGAN MENCABIK WAJAH SAAT TERTIMPA MUSIBAH
🔊Ustadz Mubarak Bamualim, Lc. M.H.I.

Dari Abu Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

النَّائِحَةُ إذا لَمْ تَتُبْ قَبلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَومَ القِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ
“Seorang wanita yang meratapi mayat, jika tidak bertaubat dari perbuatannya sebelum ia meninggal, maka pada hari kiamat kelak ia akan dibangkitkan dengan mengenakan pakaian dari bahan yang panas berwarna hitam, serta pakaian yang penuh dengan hal yang akan merusak kulitnya dan menyebabkan ia tersiksa.” (HR. Muslim)

Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala berkata, yang diriwayatkan dari seorang tabi’in bernama Asid bin Abi Asid. Beliau meriwayatkan dari seorang wanita sahabat yang pernah berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Wanita tersebut berkata bahwa,

“Dahulu dalam rangka pembaiatan yang diambil oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenai berbagai kebaikan yang kita tidak boleh melanggarnya ialah: Ketika ada musibah, kami tidak boleh mencakar-cakar wajah, tidak boleh mengucapkan kalimat-kalimat kebinasaan, tidak boleh mencabik-cabik pakaian dan tidak boleh mencabuti rambut.” (HR. Imam Abu Dawud)

Di dalamnya, kita melihat bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaiat para wanita yang beriman kepadanya. Beliau berbaiat dengan mereka untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang umumnya dilakukan oleh wanita saat seseorang meninggal dunia.

Pada umumnya, wanita adalah yang paling emosional dalam menghadapi kematian, kadang-kadang mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak pantas karena berada dalam keadaan tidak terkendali. Hal ini bisa disebabkan oleh kejahilan atau luapan perasaan. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaiat mereka untuk tidak melanggar komitmen mereka. Di antara isi baiat tersebut adalah agar mereka tidak mencabik-cabik wajah atau melukai diri ketika ada musibah, serta tidak mengucapkan kalimat seperti “binasa” atau “celaka,” yang menunjukkan kurangnya iman kepada takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketiga, para wanita berbaiat untuk tidak menyobek pakaian ketika menangisi mayat atau ketika tertimpa musibah, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh wanita-wanita di zaman jahiliah.

Keempat, mereka juga berbaiat untuk tidak mencabut-cabut rambut sebagai bentuk ekspresi duka yang berlebihan hingga melukai diri sendiri.
Hadits ini mengajarkan kita pelajaran yang baik dan mulia tentang bagaimana menghadapi musibah. Setiap manusia pasti akan menghadapi cobaan dan ujian, termasuk kehilangan orang yang dicintai. Dalam kondisi seperti ini, seorang hamba seharusnya bersabar, menyerahkan segala sesuatu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak melakukan hal-hal yang diharamkan atau dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Simak selengkapnya dalam kajian islam:

Larangan Mencabik Wajah saat Tertimpa Musibah adalah bagian dari kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan khamr dengan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang jahiliyah. Hal itu ...
31/10/2024

Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan khamr dengan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang jahiliyah. Hal itu disebabkan karena khamr mengakibatkan seseorang melakukan dosa-dosa, perbuatan-perbuatan dan kejahatan-kejahatan yang lain.

Dalam hadits yang shahih dari Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ مُدْمِنُ خَمْرٍ لَقِيَ اللهَ كَعَابِدِ وَثَنٍ

“Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dia termasuk orang yang kecanduan dengan minum khamr, maka ia akan berjumpa dengan Allah seperti seorang penyembah berhala.” (HR. Thabrani)

Hal itu disebabkan karena seseorang yang terbiasa atau sering untuk meminum khamr, meminum minuman keras atau sejenisnya dari obat-obat terlarang dan narkotika yang lain dan dia telah kecanduan untuk meminum atau mengkonsumsi obat-obat tersebut, maka hal itu akan menghalangi dia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تَشْرَبْ الْخَمْرَ فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ

“Janganlah kamu meminum khamr, sesungguhnya khamr adalah kunci semua kejahatan.” (HR. Ibnu Majah)

Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan, “Maka jauhilah khamr, karena demi Allah tidak akan terkumpul antara keimanan dan seseorang yang kecanduan dengan khamr dihati seseorang kecuali salah satunya akan mengeluarkan yang lain.”

Sesungguhnya akibat buruk dari meminum khamr, narkotika dan obat-obat terlarang terhadap seseorang dan masyarakat tidak ada batasnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ

“Kunci segala keburukan.”

Juga sebagai perkataan Sahabat Utsman Radhiyallahu ‘Anhu, dia adalah ibu dari segala macam keburukan dan kekejian. Yang artinya, orang yang meminum khamr dan mengkonsumsi obat-obat terlarang akan menyebabkan dirinya terjatuh kepada segala penyakit, segala keburukan dan ia juga akan mengakibatkan keburukan kepada keluarganya, kepada anak-anaknya, kepada keluarganya, dan akan mengakibatkan keburukan yang sangat banyak dan bermacam-macam. Diantara keburukan tersebut yang terbesar yaitu ia akan menghalangi seseorang dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhkannya dari ibadah dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan menjatuhkannya kepada perbuatan maksiat dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana FirmanNya:

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ ﴿٩١﴾

“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah[5]: 91)

rodja.id/29s

Mendo’akan dengan KebaikanDari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,خِيَارُ أَ...
28/10/2024

Mendo’akan dengan Kebaikan

Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” Kemudian ada yang berkata, ”Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1855)

Bahkan fudhail bin iyad rahimahullah mengatakan,”seandainya aku punya satu do’a yang mustajab, aku akan berikan kepada pemimpin kaum muslimin.”

Ketika ditanya mengapa demikian, kata beliau,”Kalau do’a itu hanya untuk aku, maka manfaatnya hanya untuk aku saja, namun kalau aku do’akan pemimpin kaum muslimin dengan kebaikan maka manfaatnya untuk kaum muslimin.”

Selengkapnya: http://rodja.id/1gf

SIMAK DAN SAKSIKAN KAJIAN ILMIYAH DI RODJATV DAN RADIO RODJA 100.1 FM Tema:“SESUNGGUHNYA ORANG BERIMAN ITU BERSAUDARA”Pe...
28/10/2024

SIMAK DAN SAKSIKAN KAJIAN ILMIYAH DI RODJATV DAN RADIO RODJA 100.1 FM

Tema:
“SESUNGGUHNYA ORANG BERIMAN ITU BERSAUDARA”

Pemateri:
Syaikh Dr. Akram Muhammad Ali Ziyadah hafidzahullah (Murid senior dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah)

Penerjemah: Ustadz Amrullah Akadhinta Hafidzahullah

Senin 25 Rabiul Akhir 1446 H / 28 Oktober 2024 pukul 13.00 WIB

Live Hanya di Rodja TV dan Radio Rodja 100.1 FM

26/10/2024

📹Faedah Singkat Penuh Manfaat

📜Berusaha Untuk Mengamalkan Ilmu

🎙Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc. حفظه اللّٰه تعالى

25/10/2024

📹Faedah Singkat Penuh Manfaat

📜Sering Melupakan Allah Ta'ala

🎙Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah. حفظه اللّٰه تعالى

Address

Jalan Pahlawan Kampung Tengah (belakang Polsek Cileungsi) RT 03 RW 03 Cileungsi, Bogor
Cileungsi
16821

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Radio Rodja posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Radio Rodja:

Videos

Share

Category

Nearby media companies


Other Cileungsi media companies

Show All