22/01/2021
SANG MOTIVATOR
The Real of Motivator
Aku berjalan dalam lamunan di tepi jalan, merasakan semua tentang pahitnya kehidupan.
Entah apa yang aku pikirkan mataku seakan tertuju pada seorang yang memikul dagangannya, Aku pikir mungkin dia hanya pedagang biasa yang mencari lembaran rupiah untuk menghidupi keluarganya.
Namun, Ketika aku melihat secara dekat hati ini seakan iba melihatnya.
Dia berjalan hanya dengan tuntunan tongkat, dengan tatapan yang lurus seakan tidak melihat apa-apa.
Pikirku tidak mempercayai itu..
Namun, Aku coba menghampiri dan mencoba mencari tau dengan membeli dagangannya.
Dan ternyata memang benar semua dugaanku, Dia melayani dengan tatapan yang lurus tanpa melihat apa yang sedang dia kerjakan.
Sontak hatiku merasa kagum Bercampur Malu akan semangat dan kerja kerasnya untuk tetap menjadi kepala keluarga.
Dan sedangkan diriku yang masih berjiwa muda masih bisa melihat belum bisa apa-apa dan masih menjadi beban tanggungan orang tua.
Aku sedikit bertanya kepada Beliau,
"Pak, Bapak berjualan berapa lama?"
Beliaupun menjawab dengan menatap padaku yang mungkin tidak melihatku,
"Bapak udah berjualan 10 tahun lebih"
Rasa kagumku seakan tidak dapat aku tahan lagi akan perjuangan Beliau yang begitu benar-benar tekun dan bekerja keras dalam melakukan sesuatu walaupun dalam keterbatasan.
Sambil menikmati Agar-agar dagangannya aku sambil bertanya-tanya kepada beliau.
"Maaf pak, Kalo boleh tau nama bapak Siapa?"
"Nama bapak Muhidin tapi orang-orang biasa manggil saya Mang Ade"
"Umur bapak berapa tahun?"
"Bapak sekarang umur 44 tahun"
Disitulah Aku mengenal sosok dirinya yang benar-benar membuatku kagum kepada Beliau.
Bagaimana tidak, Beliau udh memasuki umur 40 tahun yang mungkin sudah tidak muda lagi untuk melakukan semua ini dalam keterbatasan.
Namun, Beliau tidak pernah mengeluh dalam hal itu.
Dan memang benar Umur tidak mempengaruhi dalam semangat dan tetap menjalani hidup dengan baik ya walaupun dalam keterbatasannya.
Aku bertanya lagi kepada beliau mengenai hal ini,
"Maaf pak, Bapak kalo misalkan melayani pembeli Bapak tau nominal uang yang mereka kasih dan ngasih kembaliannya?"
"Bapak emang gak bisa meliat tapi pembeli kadang s**a memberitahu nominal uang yang mereka kasih dan kembaliannya"
"Emang gak takut kalo ada orang yang iseng ke Bapak tentang hal itu?,"
"Tidak nak, Bapak percaya kepada semua orang dan semua Bapak serahkan kepada Yang Maha Kuasa"
Hati ini semakin Takjub akan semua perkataan Beliau yang Seakan-akan tidak pernah takut untuk merasa Rugi.
"Bapak kenapa gak jualannya di rumah aja, tidak usah berjualan keliling"
"Mau gimana lagi, Zaman sekarang susah kalo kita hanya berdiam diri di suatu tempat dan berharap Rezeki datang sendiri Semuanya harus di cari "
Memang benar semua perkataan Beliau.
Tidak ada yang instan dalam apapun semua harus di jalani dan dilakukan dengan penuh keyakinan serta semangat yang tinggi.
Dan mungkin aku paham apa yang sekarang harus lakukan, Tetap Semangat dalam melakukan apapun, Jalani dengan rendah hati dan jangan lupa untuk tetap Bersyukur.
Beliau berkata kepadaku,
"Nak, Kamu udh kerja?"
"Belum Pak, Masih nyari"
Jawabku dengan begitu malu.
Bagaimana aku bisa menahan malu.
Sedangkan, aku ditanya dengan orang yang bener-bener memiliki jiwa semangat yang tinggi tanpa menghiraukan apapun.
Jiwa yang tidak melihat kondisi
Jiwa yang tidak pantang menyerah
Jiwa yang tidak Putus asa
Tapi Jiwa yang selalu Bersyukur.
Dan sedangkan Diriku,
Aku yang selalu Minder
Aku yang selalu Malas
Aku yang selalu Takut Kegagalan
Dan Aku yang selalu Tidak mau Mencoba.
Aku bertanya kepada Beliau,
"Pak, Bapak gak Capek tiap hari keliling kesana kemari membawa dagangan"
Dengan nada yang mungkin menahan semua kesedihannya, Beliau Menjawab
"Kalo di bilang capek ya yang namanya jualan kesana kemari ya pasti capek, Apalagi sambil membawa dagangan"
"Bapak Hebat ya masih bisa semangat berjualan kesana kemari"
"Ini sudah menjadi Tanggung jawab Bapak, Bapak seorang pemimpin Rumah Tangga Bagaimanapun keadaan Bapak Selagi masih bisa Bapak lakukan akan Usahakan"
Entahlah Air mata ini seakan keluar ketika mendengar jawaban dari mulut beliau yang seakan membuatku paham arti tentang kehidupan.
Aku Bener-bener yakin beliau
Pemimpin yang Bertanggung jawab akan Keluarganya
Suami yang Baik Akan isterinya
Ayah yang Sayang Akan anak-anaknya
Dan Menjadi Umat yang patuh akan Tuhannya.
Beliaupun berjalan kembali keliling berjualan dagangannya mengelilingi tepi kota sambil berharap dagangannya habis terjual dan pulang dengan bangga membawa hasil jerih payahnya untuk mencukupi keluarganya.
Disini aku banyak belajar dari beliau bahwa setiap orang memiliki Ambisi untuk selalu tetap semangat menjalani hidup walaupun dalam kesulitan dan keterbatasan.
Tetap Bersyukur apa yang Tuhan berikan kepada kita, Selagi kita dapat menerimanya dengan baik pasti suatu saat akan Sesuai apa yang kita Harapkan.
Tetap Berusaha dan Berdoa akan Hal yang kita inginkan dalam hidup ini.
Tidak ada Insan yang sempurna semua tergantung Cara kita Menyempurnakan itu Entah itu dari segi Kebahagiaan Atau kesedihan.
Bukan mereka yang berdasi duduk di suatu kursi
Bukan mereka yang selalu berbicara bijak dalam mengajak
Dan juga Bukan mereka yang memakai jas dengan perkataan majas.
Seorang Motivator
Tidak perlu memakai dasi
Tidak perlu Berbicara bijak
Tidak perlu Memakai jas.
Namun, Bisa membuat orang selalu tetap Berusaha
Selalu Semangat tanpa putus asa Selalu Menyukuri kehidupannya.
Beliau lah salah satunya yang bisa di Akui Seorang Motivator Sebenarnya, Yang bisa membangkitkan Semangat Orang lain tanpa harus Adanya Ucapan ataupun Perkataan Bijaknya.
Cianjur, 27 Oktober 2020
📷 : Lospalos
📝 : Ilyasa
