29/08/2017
*"BUAH KEIKHLASAN"*
True Story.
*_Maaf Mas,Saya Tidak Punya Kembalian_*
Cuaca hari ini sangat sangat panas.
Mbah Sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan Cond**g Catur,Sleman, Yogyakarta,demi menyambung hidup. Mbah Sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling . Jika orang lain mungkin berfikir “mau nonton apa saya malam ini?”, mbah Sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini ?”
Di tengah cuaca panas seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan.
Bagi mbah Sarno, setiap hari adalah hari kerja. Di mana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, di situ dia akan terus berusaha.
Hebatnya,beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekali pun ia mengambil hak orang lain.
Jam 11, saat tiba di depan sebuah rumah mewah di ujung gang,dia pun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini.
Seorang pemuda usia 23 tahunan, terlihat sangat terburu-buru.
Ketika mbah Sarno menambal sepatunya yang bolong, ia terus menerus melihat jam.Karena pekerjaan ini sudah digelutinya bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
“Wah cepat sekali. Berapa pak?
“5.000 rupiah mas”
Sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya.
Mbah Sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.
“Wah mas gak ada uang pas ya?”
“Nggak ada pak,uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”.
“Maaf mas,saya nggak punya uang kembalian”
“Waduh repot juga kalo gitu.Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”.
“Udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru.Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”
“Oh syukurlah kalo gitu.Ya sudah makasih ya pak.”
Jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi mbah Sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itu pun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “ikhlas, saya percaya akan dapat gantinya”.
“Yaa Tuhan ,izinkan aku mencicipi secuil rezeki-Mu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendak-Mu.”
Selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Ketika ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.
“Wah kebetulan kita ketemu di sini,pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
Kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar,tapi 5 lembar.
“Loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas.Ini nggak salah ngambil mas?”
“Sudah pak,terima saja.Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak.Hari ini saya tes wawancara.Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu.Saya diterima, minggu depan saya berangkat ke Perancis pak.
Saya mohon doanya pak”.
“Tapi ini terlalu banyak mas”.
“Saya bayar sol sepatu cuma Rp. 5.000,00 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak hari ini.”
Tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hamba-Nya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.
Meski_Sekecil_Apapun.