13/04/2022
Baca KILAS BALIK SEJARAH REVOLUSI.🇮🇩🇮🇩,Semoga Manfaat.. (Copyright)
☆Bara Solution☆
==========================
Maria Elizabeth Cornet..
Nama ini mungkin kurang begitu familiar di telinga kita
Beliau memang bukan siapa2, tidak lebih hanya seorang rakyat biasa pada umumnya.
Namun di balik sosok beliau inilah telah lahir nama besar "Pierre Tendean" (PAHLAWAN REVOLUSI )
Yg jenazahnya di temukan di lubang sumur yg sama bersama enam jendral lainnya,kala itu.
Maria Elizabeth adalah seorang ras kaukasian Perancis keturunan Belanda.
ia berlibur ke Indonesia pada awal th 1930an
atas ajakan sahabatnya Maria ferderika Rademayer Gondokusumo ( yg menjadi ibu mertua AH Nasution)
Tidak berselang lama Maria Elizabeth berjumpa dgn dokter Aurelius Lammert Tendean (AL Tendean) dan menikahinya.
Dari pernikahan tersebut mereka di karuniai tiga buah hati yaitu:
♐▫️Mitzi Farre Tendean
♐▫️Pierre Andries Tendean
♐▫️Rooswidiati Tendean
Uniknya, walaupun Maria berdarah Prancis Belanda & suaminya dokter AL Tendean dari Minahasa Sulawesi Utara, namun dlm berpakaian/berbusana Maria s**a sekali memakai pakaian adat Jawa. tidak hanya untuk acara2 kebesaran, utk se-hari2 di rumah pun Maria selalu memakai kebaya.
Begitu p**a dgn putra putrinya, selain bhs Inggris, Jerman dan Belanda, Pierre Tendean bersaudara juga fasih dlm berbahasa Jawa.
Keluarga Tendean terhitung keluarga berada & terpandang pada jamannya..
Namun tragedi G30S PKI th 1965 telah merubah kebahagiaan mereka menjadi sebuah bencana.
Di kutip dari sumber ~buku sang patriot~
Pasca peristiwa G30S yg merenggut nyawa sang putra Pierre Tendean.
Maria Elizabeth sering menghabiskan waktunya di dlm kamar, ia selalu larut dlm kesedihan, menangis mengenang anak yg tdk akan bisa kembali padanya
Foto-foto Pierre waktu kecil hingga dewasa ia pajang di setiap sudut dinding dan meja kamarnya,
Setiap malam dgn bercucuran air mata ia memandangi foto-foto Pierre sambil bergumam;
"di mana Tuhan waktu itu?"
Tidak pernah terduga Pierre Tendean akan gugur di lingkungan yg di kiranya aman
Pierre tidak sdg berperang, tidak sdg bertugas di perbatasan
Dia di rumah jendral tertinggi AD,di ibukota.
Keluarga tdk bisa merelakan kenapa Pierre yg jelas2 bukan jendral Nasution yg di incar masih juga di bunuh secara keji pada 1 Oktober pagi itu.
Di sebutkan, sebelumnya lbu Maria tdk pernah menginginkan dan sempat melarang putranya terjun ke dunia militer, ia lebih menyarankan Pierre menjadi dokter seperti ayahnya atau insinyur di jalan hidup yg aman. Menjadi militer hanya akan membuatnya selalu khawatir akan keselamatannya.
Pierre memang tipe anak yg penurut sama orang tuanya, namun untuk cita-citanya yg sejak kecil ingin menjadi TNI Angkatan Darat, Pierre tetap pada pilihannya.
Hanya Mitzi,(sang kakak) satu-satunya dlm keluarga yg mendukung Pierre Tendean masuk di akademi militer setelah lulus SMA.
Duka yg mendalam dan berkepanjangan, membuat kesehatan lbu Maria menurun & terkena kanker..
tidak di pungkiri, sebagai lbu kandung, Wajar bila ibu Maria sangat terpukul dan sangat kehilangan atas kepergian sang putra (anak laki satu-satunya) yg meninggal secara tragis.
Begitupun yg di rasakan sang Ayah, AL Tendean, hanya saja beliau masih bisa menguasai dan menerima keadaan.
Setiap minggu, lbu Maria menempuh perjalanan darat Semarang-Jakarta dgn bus untuk melepas rindu di tepi makam sang anak di taman makam pahlawan kalibata.
Pada awalnya kunjungan di lakukan pd siang hari, namun karena risih di lihat oleh pengunjung lain, akhirnya Maria memutuskan berziarah di pusara Pierre pd malam hari, untuk lebih mendapatkan privacy.
Kunjungan terakhir lbu Maria adalah pada hari Selasa 15 Agustus 1967, di temani Roos (putrinya) Maria memenuhi makam Pierre dgn banyak bunga anggrek. kunjungan rindu sang lbu kala itu di temani rintik hujan.
"Pierre..waar bent je nu, minjn jongen?"
( "Pierre, di mana engkau skrg anakku? kau tahu ibu ada di sini" ) bisiknya lirih saat menyandarkan kepala di nisan Pierre.
*(begitulah cerita Roos mengenang ibunya)
Keesokan harinya sesudah kembali ke Semarang, lbu Maria jatuh sakit, semalaman ia menghabiskan waktu di pusara Pierre dlm keadaan basah akibat hujan, kesehatan ibu Maria pun semakin memburuk. Seketika itu beliau di larikan dan di rawat di Rumah Sakit.
Singkat Cerita...
________________
Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit
Pada tgl 19 Agustus 1967 pukul 02 dini hari,
lbu Maria menghembuskan nafas terakhir, berp**ang ke sang khalik selama-lamanya dalam tidurnya ..
Sesuai dengan wasiatnya,.
Jenazah Ibu Maria di tutup dgn kain selimut yg biasa di pakai Pierre Tendean semasa hidupnya.
Jenazah Ibu Maria di makamkan di TPU Bergota Semarang, berdampingan dgn makam suami tercinta ( AL Tendean yg meninggal dunia pada 19 Juli 1974).
~Pahlawan Revolusi~