26/03/2024
TRAGEDI LEGETANG
“ Dusun yang Hilang Dalam Semalam”
Kisah Desa Legetang yang ada di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah. Dusun tersebut hilang dalam satu malam bersama ratusan warganya 69 tahun silam. Dusun Legetang saat itu berada di Desa Pekasiran, yaitu desa di pegunungan Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dusun yang ditinggali sekitar 475 jiwa itu, rata dengan tanah karena tertimbun longsoran dari Gunung Pengamun-amun pada 17 April 1955.
Kisah Desa Legetang Tertimbun Longsoran Gunung Pengamun-amun pada malam hari itu terjadi hujan lebat. Hujan yang benar-benar lebat, tiba-tiba terdengar gemuruh, seperti benda besar yang jatuh hingga terdengar ke desa-desa tetangganya.
Saat itu, tidak ada satu pun warga yang berani untuk keluar rumah karena suasana benar-benar gelap dan jalanan licin. Saat pagi hari tiba, penduduk yang tinggal di sekitar Desa Legetang baru keluar dari rumah.
Keesokan harinya, banyak warga dusun sekitar yang tercengang dan menangis setelah mengetahui Desa Legetang sudah rata dengan tanah bersama dengan warganya. Bahkan, tinggi material tanah longsor kala itu disebut mencapai lebih dari dua meter. Sejak itu, mayat warga Dusun Legetang masih terkubur bersama rumahnya.
KEMAKSIATAN BERUJUNG PETAKA PADA DUSUN LEGETANG
kisah mengenai bencana Legetang tersebut dikaitkan dengan azab kemaksiatan. Walaupun, kebenarannya tidak diyakini, masyarakat sekitar mendengar dari mulut ke mulut. Adanya budaya homoseksual, prostisusi dan perjudian menjadi berita yang marak diisukan terjadi di Legetang, seperti kaum s***m. Bahkan, tersebar cerita, langgar atau mushola di Legetang telah digunakan untuk hal yang menyimpang, seperti halnya dipakai untuk tempat perjudian, terlebih lagi hubungan badan antara ayah dan anak kandung, anak dan ibu kandung sampai kakak dan adik kandung pun diperbolehkan.
Kisahnya dikaitkan seperti dalam cerita S***m dan Gomorah di Alkitab atau Al Qur’an. Kebanyakan orang di sana memercayai dan meyakini, desa atau dusun tersebut terkutuk. Sebab, antara Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat jurang dan sungai yang cukup dalam. Namun, pada kenyataannya longsoran yang dikirim dari gunung itu seakan-akan melompati sungai dan langsung menjatuhi Dusun Legetang. Inilah yang memperkuat cerita azab yang menimbun dan menghilangkan 'Dukuh S***m', Legetang dalam semalam.
Banyak kesaksian yang menyebutkan, di antara kaki gunung hingga ke perbatasan kawasan permukiman di Legetang, sama sekali tidak tertimbun longsoran, padahal jaraknya beberapa ratus meter saja. Kini, Dusun Legetang hanya tinggal nama, dikenang dengan tugu beton setinggi 10 meter. Tugu yang berdiri tegak di tengah ladang kentang milik warga itu sebagai penanda pernah terjadi bencana alam luar biasa.
Puluhan tahun berlalu, saat ini bagian luar tugu tampak lapuk dimakan usia. Tidak ada tulisan khusus pada tugu itu yang menceritakan peristiwa tragis Dusun Legetang. Satu-satunya data yang bisa dijumpai pada tugu itu merupakan pahatan marmer berisi daftar bencana di pegunungan Dieng berikut jumlah korban. Pahatan tersebut berada di Desa Kepakisan, sebelah timur Desa Pekasiran atau tepatnya di pertigaan menuju ke objek wisata kawah Sileri. Di pahatan tersebut tertulis jumlah korban jiwa akibat terkuburnya Dusun Legetang yang mencapai 475 orang. Demikian kisah desa Legetang yang ada di Dieng Jawa Tengah.