28/04/2024
inilah daftar ulama yang membolehkan musik
Al-Syaukānī dalam Nailu Al-Auṭār menegaskan bahwa hukum menyanyi dan bermusik itu adalah perkara ikhtilāf. Beliau berkata,
وَقَدْ اُخْتُلِفَ فِي الْغِنَاءِ مَعَ آلَةٍ مِنْ آلَاتِ الْمَلَاهِي وَبِدُونِهَا (نيل الأوطار (8/ 113(
Artinya,
“Nyanyian diperselisihkan (hukumnya) baik dengan alat-alat musik maupun tanpa alat musik” (Nailu Al-Auṭār, juz 8 hlm 113)
Secara umum pemetaannya begini.
Jumhur ulama mengharamkannya. Sejumlah ulama yang lain membolehkannya.
Berikut ini daftar para ulama yang membolehkan mulai masa Al-ṣaḥābah, Al-tābi‘īn sampai generasi-generasi sesudahnya,
• ‘Abdullāh bin Al-Zubair
• Abdullāh bin ‘Umar. Saat beliau ditanya Abdullāh bin Ja’far apakah boleh budak perempuan dengan alat musiknya beliau menjawab boleh
• Mu’āwiyah. Beliau mendengarkan musik di tempat Abdullāh bin Ja’far
• ’Amr bin Al-‘āsh. Beliau mendengarkan musik di tempat Abdullāh bin Ja’far
• Hassān bin Ṡābit. Beliau mendengarkan lagu dari ‘Azzah Al-Mailā’ yang menyanyikan syairnya
• Penduduk Madinah
• ‘Abdullāh bin Ja’far. Bahkan beliau menciptakan lagu untuk para jawārī-nya dan mendengarkan lagu dari mereka. Padahal ini di zaman ‘Alī bin Abū Ṭālib
• Al-Qāḍī Syuraiḥ
• Sa’īd bin Al-Musayyab
• ‘Athā’ bin Abū Rabāh
• Al-Zuhrī
• Al-Sya‘bī
• ‘Umar bin ‘Abdu Al-‘azīz. Sebelum menjadi Khalifah diriwayatkan beliau mendengarkan musik dari budak wanitanya
• Ṭāwūs
• Qāḍī Madinah; Sa’ad bin Ibrāhīm
• Ibrāhīm bin Sa’ad
• M***i Madinah; ‘Abdu Al-‘azīz bin Abū Salamah Al-Mājisyūn
• Mālik bin Anas, imam mazhab terkenal
• Al-Minhāl bin ‘Amr seorang ahli hadis masyhur
• Al-Syīrāzī
• Al-Rūyānī
• Al-Māwardī
• Abū Manshūr
• Ibnu Ṭāhir
• ‘Izzu Al-dīn bin ‘Abdu Al-salām
• Abū Bakr bin Al-‘Arabī
• Ẓāhiriyyah
• Sebagian sufi
Semua yang disebut ini membolehkan nyanyian dengan alat musik yang sudah dikenal. Al-Syaukānī berkata,
وَجَزَمَ بِالْإِبَاحَةِ الْأُدْفُوِيُّ هَؤُلَاءِ جَمِيعًا قَالُوا بِتَحْلِيلِ السَّمَاعِ مَعَ آلَةٍ مِنْ الْآلَاتِ الْمَعْرُوفَةِ. (نيل الأوطار (8/ 114)
Artinya,
“Al-Udfuwī menegaskan bahwa para ulama ini semuanya menegaskan kemubahan (bernyanyi) dan menghalalkan mendengar (lagu) dengan disertai alat (musik) yang sudah dikenal” (Nailu Al-Auṭār, juz 8 hlm 114)
Adapun ulama-ulama yang membolehkan nyanyian tanpa alat musik, berikut ini daftarnya mulai zaman Al-ṡaḥābah,Al-tābi‘īn dan generasi-generasi selanjutnya,
• ‘Umar. Ibnu Abdu Al-Barr meriwayatkan bahwa ‘Umar mendengarkan nyanyian
• ‘Utsmān. Al-Māwarīi, Al-‘Imrānī dan Al-Rāfi‘ī menukil bahwa ‘Utsmān mendengarkan nyanyian
• ‘Abdu Al-raḥmān bin ‘Auf. Ibnu Abū Syaibah meriwayatkan bahwa ‘Abdu Al-raḥmān bin ‘Auf mendengarkan nyanyian
• Abū ‘Ubaidah bin Al-Jarrāḥ. Al-Baihaqī meriwayatkan bahwa Abū ‘Ubaidah bin Al-Jarrāḥ mendengarkan nyanyian
• Sa’ad bin Abū Waqqāṣ. Ibnu Qutaibah meriwayatkan bahwa Sa’ad bin Abū Waqqāṣ mendengarkan nyanyian
• Abū Mas‘ūd Al-Anṣārī. Al-Baihaqī meriwayatkan bahwa Abū Mas‘ūd Al-Anṣārī mendengarkan nyanyian
• Bilāl. Al-Baihaqī meriwayatkan bahwa Bilāl mendengarkan nyanyian
• ‘Abdullāh bin Al-Arqam. Al-Baihaqī meriwayatkan bahwa Abdullāh bin Al-Arqam mendengarkan nyanyian
• Usāmah bin Zaid. Al-Baihaqī meriwayatkan bahwa Usāmah bin Zaid mendengarkan nyanyian
• Ḥamzah. Dalam Ṣahīh Al-Bukhārī diriwayatkan bahwa Ḥamzah mendengarkan nyanyian
• Ibnu ‘Umar. Ibnu Ṭahir dan Al-Zubair bin Bakkār meriwayatkan bahwa Ibnu ‘Umar mendengarkan nyanyian
• Al-Barā’ bin Mālik. Abu Nu‘aim meriwayatkan bahwa Al-Barā’ bin Mālik mendengarkan nyanyian
• ‘Abdullāh bin Ja‘far. Ibnu ‘Abdi Al-Barr meriwayatkan bahwa ‘Abdullah bin Ja‘far mendengarkan nyanyian
• ‘Abdulllah bin Al-Zubair. Abū Ṭālib Al-Makkī menukil bahwa ‘Abdulllah bin Al-Zubair mendengarkan nyanyian
• Ḥassān. Abū Al-Faraj Al-Aṣbahānī meriwayatkan bahwa Ḥassān mendengarkan nyanyian
• Qaraẓah bin Bakkār. Ibnu Qutaibah meriwayatkan bahwa Qaraẓah bin Bakkār mendengarkan nyanyian
• Khawwāt bin Jubair. Abu Al-Faraj Al-Aṣfahānī pengarang Al-Aganī meriwayatkan bahwa Khawwāt bin Jubair mendengarkan nyanyian
• Rabāḥ Al-Mu‘tarif. Abu Al-Faraj Al-Aṣfahāni pengarang Al-Agānī meriwayatkan bahwa Rabāḥ Al-Mu‘tarif mendengarkan nyanyian
• Al-Mugīrah bin Syu‘bah. Abu Ṭālib Al-Makkī meriwayatkan bahwa Al-Mugīrah bin Syu‘bah mendengarkan nyanyian
• ‘Amr bin Al-‘Āsh. Al-Māwardī meriwayatkan bahwa Amr bin Al-‘Āsh mendengarkan nyanyian
• ‘Ā’isyah. Al-Bukhārī meriwayatkan bahwa Ā’isyah mendengarkan nyanyian
• Al-Rabī‘. Al-Bukhārī meriwayatkan bahwa Al-Rabī‘ mendengarkan nyanyian
• Sa‘īd bin Al-Musayyab
• Sālim bin ‘Umar
• Ibnu Ḥassān
• Khārijah bin Zaid
• Syuraiḥ Al-Qāḍī
• Sa’īd bin Jubair
• ‘Āmir Al-Sya‘bī
• ‘Abdullāh bin Abū ‘Atīq
• ‘Aṭā’ bin Abū Rabāh
• Muḥammad bin Syihāb Al-Zuhrī
• ‘Umar bin ‘Abdu Al-‘Aziz
• Sa’ad bin Ibrāhīm Al-Zuhrī (Di kalangan Tābi‘u Al-tābi‘īn jumlahnya banyak sekali dan susah dihitung. Di antara mereka adalah imam yang empat, Ibnu ‘Uyainah, dan jumhur Al-Syāfi‘iyyah . )
• Al-Gazzālī. Al-Udfuwwī mengatakan bahwa Al-Gazzālī menyebut sudah ijmak kehalalan nyanyian tanpa alat musik
• Ibnu Ṭāhir. Beliau mengklaim kebolehan nyanyian tanpa alat musik adalah ijmak al-ṣaḥābah dan Al-Tābi ‘īn . Juga menjadi ijmak penduduk Madinah.
• Al-Tāj Al-Fazāī. Beliau mengatakan bahwa kebolehan nyanyian tanpa alat musik adalah ijmak ahlu al-ḥaramain
• Ibnu Qutaibah Beliau mengatakan bahwa kebolehan nyanyian tanpa alat musik adalah ijmak ahlu al-ḥaramain . Juga menjadi ijmak penduduk Madinah.
• Al-Māwardī. Kata beliau ahlu al-ḥijāz memberikan rukhṣah untuk bernyanyi tanpa alat musik di hari-hari terbaik untuk ibadah dan zikir dalam satu tahun
Sejumlah ulama juga punya kitab khusus yang intinya membolehkan nyanyian di antaranya karya Abū Manshūr Al-Bagdādī, Abū Al-Faḍl bin Ṭāhir, Ibnu Ḥazm, dan Al-Udfuwī. Abu Al-Fadhl Ja’far bin Tsa’lab Al-Udfuwī Asy-Syafi’i yang saya sebut terakhir mempunyai kitab khusus untuk membolehkan nyanyian dengan syarat-syarat khusus berjudul Al-Imta’ fi Ahkam As-Sama’. Adz-Dzahabi juga punya karya yang senada dengan ini berjudul Risalatu Ar-Rukhshah fi Al-Ghina’ Wa Ath-Tharab bi Syarthihi. Al-Syaukānī juga punya karya khusus terkait nyanyian berjudul Ibṭālu Da‘wa Al-Ijmā‘ ‘alā Taḥrīmi Muṭlaqi Al-Samā‘(membatalkan klaim ijmak tentang haramnya mendengarkan nyanyian secara mutlak).
Wallahua’lam