05/09/2024
Jumat sore itu sepeda motor Pak Hidayat terjun ke parit setelah tersenggol pengendara sepeda motor lain. Cedera parah membuatnya tidak bisa mengajar untuk waktu yang lama. Kabar kecelakaan itu diumumkan hari Senin pagi oleh Pak Kepala Sekolah pada saat upacara bendera. Murid-murid sedih mendengarnya, mengingat Pak Hidayat guru yang baik. Usai upacara bendera, pengurus OSIS berinisiatif datang ke setiap kelas untuk mengumpulkan uang sumbangan. Besoknya uang sumbangan sudah terkumpul. Uang itu rencananya akan diserahkan kepada Pak Hidayat hari Rabu. Tetapi sampai hari Rabu, belum diketahui siapa yang akan mengantarnya. Pun setelah ditunggu sampai hari Kamis. Pengurus OSIS, guru, dan staf sekolah saling tunjuk.
Tampaknya Pak Hidayat butuh lebih dari sekedar jadi guru baik. Rumah yang berjarak tidak kurang dari 50 km, melewati jalur macet dan perkampungan, ponsel tidak aktif, dan tidak ada yang pernah berkunjung ke sana sebelumnya jadi pertimbangan mereka untuk tidak menjadi sukarelawan. Terdengar sangat merepotkan, apalagi uang sumbangan dan barang titipan lainnya mesti diantar di pekan yang sibuk—dengan kunjungan pejabat penting.
Pak Kepala Sekolah kecewa saat tahu uang sumbangannya belum juga diantar, meskipun ia juga memaklumi alasan guru dan staf sekolah tidak bisa mengantarnya. Karena itu beliau menugasi Ketua OSIS untuk mencari murid yang bersedia pergi ke rumah Pak Hidayat.
“Yang menjenguk Pak Hidayat akan dapat dispensasi tidak masuk kelas, ongkos, uang makan, dan nilai tambahan di pelajaran Bahasa Indonesia!” kata beliau, yang diteruskan pengurus OSIS ke tiap-tiap kelas.
Tampaknya Pak Hidayat butuh lebih dari sekedar jadi guru baik. Rumahnya yang berjarak tidak kurang dari 50 km