12/10/2022
Beria-ria dalam Tuhan
Habakuk 3:17 (TB) Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
Jari-jari tangan yang terampil memetik Milu, begitulah orang Minahasa menamai jagung muda yang ditanam kurang lebih 3 bulan sebelumnya. Hari ini nampak didepan saya seorang ibu memetik Milu dengan s**acita dari sejak kemarin. Kurang lebih sudah sepuluh karung diangkut ke pasar untuk dijual. Pada kesempatan yang lain saya juga memperhatikan seorang ibu membersihkan lahan kebun yang ditanami Ubi Ungu. Lahan tersebut dibersihkan agar dengan mudah memanen Ubi yang tersebar didalam tanah. Kalau Milu butuh waktu 3 sampai 4 sedangkan Ubi Ungu butuh waktu 5 sampai 6 bulan. Dengan s**acita juga ibu tersebut memunggut Ubi Ungu dan dibawah ke pasar kurang lebih ada 10 karung juga. Kedua ibu ini menjadi perhatianku selama gowes Sepeda pagi keliling kota Tomohon yang subur dan penuh dengan kebun-kebun tanaman.
Pada kesempatan ini kita akan merenungkan pengalaman Nabi Habakuk. Walaupun berbeda keadaan dengan kedua ibu diatas, dengan penuh s**acita Nabi Habakuk mempersiapkan diri menghadapi masa kesusahan dengan menyatakan Habakuk 3:17 (TB) Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang. Apa rahasia Nabi Habakuk sehingga tetap beria-ria dalam Tuhan sekalipun hasil Milu dan Ubi Ungu serta hasil-hasil yang lain mengecewakan namun tetap setia dalam Tuhan. Bila kita baca pada ayat-ayat sebelumnya maka kita akan memahami bahwa:
Pertama, Nabi Habakuk mengenal siapa Tuhan Allahnya dan kedua, Nabi Habakuk Percaya kepada Kemahakuasaan Tuhan Allah. Pada ayat kedua, Nabi mengatakan bahwa dia telah mendengar tentang Tuhan dan pekerjaan. Walaupun belum melihat tetapi Nabi percaya akan adanya Tuhan dan kemahakuasaanNya, sepertinya masa kesusahan tidak ada artinya dibandingkan dengan kemahakuasaanNya. Ayat 13, Nabi Habakuk percaya bahwa Tuhan Allah akan menyelamatkan umatNya dan hamba yang diurapiNya. Tuhan Allah tidak akan berdiam melihat umat dan hambaNya mengalami masa kesusahan. Pada waktu hal itu terjadi umat dan hambaNya akan bers**a cita dan tetap setia karena mereka percaya Tuhan yang maha kuasa akan meluputkan mereka sekalipun tidak mereka tetap setia dan bers**a cita.
Dengan mengenal Tuhan dan percaya akan kemahakuasaanNya telah membuat nabi Habakuk tetap beria-ria dalam Tuhan sekalipun pohon Ara tidak berbunga, pohon Anggur tidak berbuah, pohon Zaitun mengecewakan dan lading-ladang tidak menghasilkan serta kambing domba tidak ada di kandang. Kita harus sama dengan nabi Habakuk, walau dalam masa pandemic ini, sekalipun PHK terjadi dimana-mana, harga kebutuhan pokok meningkat, kalah ikut tender proyek dengan perusahaan-perusahaan besar, jemaat-jemaat meninggalkan kita namun kita tetap Beria-ria dalam Tuhan karena kita mengenal siapa Tuhan yang kita percaya akan kemahakuasaanNya. Amin. Tuhan memberkati. (Basilea Ministry).
Takut akan Tuhan adalah awal yang baik