14/02/2022
Organisasi Kreatif Kok Ga Punya Seragam?
Atas nama inklusivitas atau ga ngemodal? Bisa jadi keduanya. Indonesia Creative City Network (ICCN) sejak disepakati bersama oleh 20 an simpul kreatif kota/kabupaten se Indonesia untuk didirikan 2015 lalu, ga pernah bikin seragam. Antara orang-orangnya sudah sibuk sendiri, juga menghindari eksklusivitas.
Organisasi (ICCN) tidak punya mekanisme pelantikan atas anggotanya, karena hak melantik ada pada diri & konsesi tiap wilayah (hub, forum, network, simpul, masing-masing), otomatis menjadi jejaring ketika sudah berhimpun, lintas komunitas subsektor, punya beberapa program kolektif level kota, tidak berafiliasi dengan parpol ataupun underbow kedinasan atau kelembagaan Negara tertentu.
Ribet kan?
Tapi banyak ternyata aktivis, para pejuang kreatif di seantero negeri ini. Ada 230-an kota/kabupaten sudah bersama, semua kami siapkan form database, diverifikasi, ada dashboardnya. Saya kerap menyebutnya sebagai aktivitas Tier-3, setelah level 1 : kerjaan masing-masing, kemudian organisasi homogen keprofesian/hobi kita. Jejaring yang terhimpun di ICCN ini kumpulan orang yang “ngurusin Negara” via kotanya masing-masing dengan energi kreativitas.
Dan apa yang diekspektasikan ketika manusia-manusia ajaib, yang sudah terfilter; bukan hanya ingin kaya raya, tapi juga masuk surga bareng-bareng secara s**a cita & bergaya, ini berkumpul?
Edanlah enerjinya. Cobain deh! Apa sudah merata semua? Beragam juga, dinamika masing-masing. Beragam latar belakang duduk & melangkah bersama. Jadinya ragam program, akses networking, karya hadir begitu kaya. Maslahat silaturahmi, sharing, saling belajar, ah asik pisan..
Beruntung dalam perjalanan terhubung dg ragam stakeholder. Alhamdulillah, Presiden Jokowi sudah berkunjung 2x ke headquarter kami, tanpa kami mengundang khusus. Selain tentunya para menteri, kepala daerah, puluhan dubes, pejabat & handai taulan lainnya. Kami bersinergi penuh dg UMKM via kangmen Teten Masduki KemenkopUMKM sebagai 99% pelaku usaha & 60% ekonomi bangsa + BUMN via kakmen Erick Thohir Kementrian BUMN sbg 1/3 ekonomi & kapal induk B2B dari ekosistem ekraf Indonesia.
Belasan index kreatif global dengan ribuan indikator sudah dibongkar ketika kami membangun dashboard index kota/kab kreatif, puluhan tokoh ekraf dunia sdh ditemui; Landry, Florida, Hawkins, Newbegin, Brown, Buchoud, berdiskusi sebagai ICCN.
ICCN lembaga mandiri, bukan mewakili lembaga pemerintahan atau bahkan dibiayai APBN seutuhhya. Tapi di atas segalanya kami berbangga, seorang Wishnutama bersedia menjadi ketua dewan syuro; pengarah, bersama Menparekraf sebelumnya bu Mari Elka Pangestu & resi kami, pak Paulus Mintarga.
Ada lagi our honorary members; kang Ridwan Kamil, Gubernur yang (pernah) merintis karir sebagai Ketua jejaring komunitas, chief Erick Thohir dengan portofolio bisnis ekrafnya yg mendunia, kang Triawan Munaf nakhoda Badan Ekraf yang banyak legacy-nya, anak muda harapan Putri Tanjung.
Akhirul kalam, kami menyebutnya organisasi adalah RUMAH. Rumah besar untuk semua, energi membangun Indonesia dengan keragaman (slide 10 prinsip kota kreatif), dengan kreativitas.
Fiki Satari, Ketua Umum ICCN