Yesus jalan hidupku

Yesus jalan hidupku Berbuat baiklah dangan kesetiaan terhadap Tuhan

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung!M Dael Azhari Simatupang, Maria Manihuruk, Rosa Linda, ...
14/04/2024

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung!

M Dael Azhari Simatupang, Maria Manihuruk, Rosa Linda, Ka Minggus Minggus Tasib

02/04/2024

β„π”Όβ„•π•Œβ„•π”Ύπ”Έβ„• 𝔻𝕆𝔸 ℙ𝔸𝔾𝕀
Selasa, 02 April 202

SETIA DALAM PERKARA KECIL

Bapak/Ibu/Saudaraku sekalian yang kekasih,

Tuhan memperhatikan hidup kita, bukan hanya masalah-masalah besar, tapi juga masalah-masalah kecil. Allah yang Maha Besar tetapi Allah yang Mahateliti,
Mahadetail. Ini yang sering tidak disadari oleh banyak orang. Menganggap masalah-masalah kecil itu tidak diurusi oleh Tuhan.
Masalah-masalah kecil, sekecil apa pun, kalau itu menimbulkan reaksi, menyentuh perasaan Allah, tentu itu bukan masalah kecil lagi. Sekecil apa pun masalah tersebut, kalau menyentuh perasaan Allah, apakah itu menyenangkan atau mendukakan, itu menjadi masalah besar.

Kita harus belajar, untuk teliti dan detail dalam perkara-perkara kecil, perkara-perkara sederhana, perkara-perkara remeh yang itu bisa menimbulkan reaksi Tuhan, sebab itu bisa menyentuh perasaan Tuhan, bisa menyenangkan atau mendukakan.

Yang kedua, perkara kecil dapat membangun perkara yang besar dan menjadi sangat besar.
Sebagai contoh, misalnya kalau kita gampang kesal, jengkel. Kesal dan jengkel untuk hal-hal kecil, nanti akan terbangun kekesalan, kejengkelan untuk menjadi perkara besar. Kekesalan, kejengkelan yang berkembang menjadi perkara besar dan akhirnya menjadi persungut-sungutan.
Persungut-sungutan yang membuat kita kehilangan damai sejahtera dan melanggar kehendak Allah, yaitu tidak bers**acita dalam segala hal. Jujur kita kadang-kadang gagal. Aduh ampun, kita kesal, kita jengkel, kalau kawan kita melakukan hal-hal yang menurut kita bodoh. Bodoh, membahayakan bagi pekerjaan yang ada pada kita, mengganggu, tidak berkualitas, menghambat. Kesal kita.
Tidak salah kita marah, tapi kalau Alkitab berkata, "jangan sampai matahari terbenam", itu artinya harus segera mengelola. Kadang-kadang kita bisa berkata, "Tuhan kenapa Kau taruh orang seperti ini di sampingku?" Tetapi Tuhan ternyata mengajar kita. Kamu masih belum detail, kamu masih belum teliti untuk hal-hal kecil. Sebab kalau kamu tidak mengalami hal ini, kamu tidak belajar setia dalam perkara-perkara kecil. Dan kalau kamu tidak setia dalam perkara kecil, kamu juga tidak setia dalam perkara besar.
Jadi luar biasa. Kita dibawa ke situasi yang membuat kita kesal, marah, yang akhirnya membuat kita menjadi bersungut-sungut, kehilangan damai sejahtera. Belum lagi kalau kita mulai ngomel mengucapkan kata-kata yang tidak patut, itu mencemari, mengotori kesucian kita. Benih-benih kekesalan, kemarahan itu akan menjadi perasaan liar di dalam jiwa kita. Itu soal kekesalan, sama dengan penggunaan uang. Aduh, kita juga sering gagal, kita kurang peka terhadap kehendak Allah. Akhirnya apa yang terjadi? Kemiskinan, hutang. Uang yang tidak perlu kita belanjakan untuk hal-hal yang mestinya tidak perlu kita beli, kita beli. Dan banyak orang menjadi bodoh, pinjam sana, pinjam sini, dan konyolnya, pinjol. Kalau sudah pinjol, saya berusaha untuk tidak menolong. Orang yang s**a pinjol itu orang yang biasanya mau menggampangkan menyelesaikan masalah, tetapi tidak atau kurang bertanggung jawab. Sebaiknya gereja tidak menolong orang yang meminjam uang lewat pinjol. Kadang-kadang terpaksa kita membiarkan mereka malu atau sampai masuk penjara supaya kapok. Serius saudara. Itu soal uang. Soal seks di gadget bisa muncul gambar-gambar yang tidak perlu. Oh ini kecil kita cuma sekilas lihat. Sekilas lihat, Iblis menaruh benih dan benih itu kalau berkembang menjadi dosa besar. Itu soal seks. Soal kejujuran, perkataan kita. Saya sering memberikan ilustrasi, kalau seseorang terlambat, mestinya dia berkata, "maaf saya terlambat, saya lalai dan lain-lain, yang jujur! Tapi kadang-kadang berkata, "maaf aku tadi macet." Padahal tidak macet. Waktu ditelepon, "di mana ya, ini kita sudah kumpul nih, you di mana?" "Dikit lagi". Padahal baru keluar dari rumah. Itu bohong!! Aduh soal kecil bohong, ampun dah. Kadang kita jumpai orang yang bohong. Kita bantu anak sekolah, tapi uang tidak dibayarkan. Lalu suatu hari, waktu harus bayar uang sekolah, dia minta tolong dan berkata, "tolong saya lagi ada kebutuhan, sakit." Tapi uang itu sebenarnya mau digunakan untuk uang sekolah, karena anaknya tidak boleh ikut ujian, misalnya. Bohong.

Saudaraku sekalian, mari kita mulai hari ini belajar detail, karena Allah detail. Karena Allah juga sungguh-sungguh setia dalam segala perkara. Perkara kecil, perkara besar Allah setia. Allah mau kita bersih dan kudus dalam segala hal. Dari perkara kecil kita belajar setia, maka kita akan membangun kesucian yang sempurna. Dengan perkara kecil kita setia, tidak akan ada perkara besar yang kita tidak setia. Dari perkara kecil dan detail, dari masalah-masalah remeh yang biasa dianggap tidak penting, kita kudus, maka kita bisa kudus dalam segala perkara. Ayo, kita belajar.

Inilah pesan, nasihat Tuhan untuk kita, yang kita harus turuti. Amin.

Tuhan Yesus memberkati
πŸ™πŸ™

31/03/2024

KHOTBAH PASKAH I / KEBANGKITAN TUHAN JESUS, 31 Maret 2024.
Ev : JESAYA 25 : 6 - 9 Ep : MARKUS 16 : 1 - 8
TOPIK : BERSUKACITA KARENA KESELAMATAN

Umumnya orang mengadakan pesta perayaan karena keberhasilan. Perayaan bisa menjadi salah satu wujud syukur atas kebaikan dan anugerah Tuhan. Nats ini adalah Nubuatan Yesaya tentang perjamuan mewah yang akan dipersiapkan TUHAN semesta alam untuk merayakan kemenangan-Nya atas kerajaan-kerajaan di bumi. Perjamuan Mesianis ini juga akan merayakan kemenangan TUHAN semesta alam atas dosa dan kematian. Dia akan menghapus semua air mata dan kesedihan. Yesaya mengajarkan bahwa hari ini adalah hari yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh umat Tuhan. Nyanyian nubuatan Yesaya berlanjut dengan membandingkan kekalahan pahit dan total yang dialami musuh-musuh Allah dengan perayaan penuh s**acita atas kemenangan penuh Allah dan berkat-berkat luar biasa yang akan diberikan bagi semua orang yang berlindung kepada-Nya. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa hal-hal ini akan terjadi setelah TUHAN membinasakan kota berbenteng itu menjadi sebuah timbunan (Yesaya 25:2) artinya tidak ada s**acita tanpa proses Penderitaan, maka Yesaya menubuatkan bahwa Perjamuan Sukacita Mewah di inisiasi / prakarsai oleh Allah. TUHAN semesta alam akan mengadakan perjamuan mewah bagi semua bangsa di gunung ini . TUHAN semesta alam adalah istilah militan yang menggambarkan Tuhan dan/atau Mesias-Nya. Tuan rumah adalah pas**an -Nya yang sangat besar. TUHAN semesta alam menampilkan Allah sebagai panglima bala tentara surgawi yang besar (Wahyu 19:14). TUHAN semesta alam akan menyiapkan perjamuan mewah untuk memperingati kemenangan militer -Nya atas semua musuh -Nya dan untuk meresmikan pemerintahan -Nya atas bumi. Tampaknya ini adalah perayaan pertama kerajaan Allah di bumi. Yesus adalah Mesias ini. Namun Yesus, sang Mesias, tidak datang untuk menaklukkan atau menghakimi bumi pada kedatangan -Nya yang pertama (Yohanes 3:17). Dia datang untuk membawa keselamatan. Dia datang untuk selamanya mendamaikan semua orang yang percaya kepada-Nya dengan diri-Nya sendiri. Yesus datang ke bumi untuk memberikan hidup yang kekal kepada siapa pun yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:14-16), mengampuni segala dosa kita dengan cuma-cuma dengan membayar hukuman kita dengan darah- Nya sendiri (Roma 5:8-9; Kolose 2:14), memberdayakan dan memperlengkapi para pengikut -Nya untuk mewartakan kabar baik ini kepada semua orang dan segala bangsa (Matius 28:18-20; Kisah Para Rasul 1:8). Kedatangan Yesus sang Mesias kedua akan menghakimi bumi dan mengalahkan musuh-musuh -Nya (Yesaya 24; Wahyu 19:11-21). Yesaya mengatakan perjamuan megah ini tidak hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel tetapi untuk semua bangsa . Nubuatan INI menyimpulkan bahwa Mesias Yahudi akan menjadi seorang pejuang tidak hanya bagi Israel tetapi juga bagi seluruh bumiβ€”termasuk bangsa-bangsa bukan Yahudi. Yesus juga mengajarkan hal serupa ketika Dia kagum pada iman besar perwira Romawi itu (Matius 8 : 10b – 11 : semua akan duduk di Meja Perjamuan). Perjamuan mewah ini akan berlangsung di gunung ini . Ungkapan gunung ini mengacu pada Gunung Sionβ€”satu gunung tempat kota Yerusalem dibangun, gunung yang sering digunakan untuk melambangkan Yerusalem (Yesaya 24:23). Menarik untuk dipertimbangkan bahwa perjamuan ini mungkin adalah perjamuan yang Yesus maksudkan ketika Dia memberi tahu murid-murid- Nya pada perjamuan Paskah- Nya yang terakhir: β€œMulai sekarang aku tidak akan minum buah anggur ini sampai pada hari ketika aku meminumnya yang baru. kamu dalam kerajaan Bapa-Ku” (Matius 26:29). Ada 2 hal yang penting makna kebangkitan Tuhan Jesus melalui Nats ini :
1. Jesus mengalahkan dosa (ay. 7). Nyanyian nubuat Yesaya menggambarkan bagaimana TUHAN semesta alam akan mengalahkan dosa dan kematian untuk selama-lamanya . Dia akan menelan penutup yang menutupi seluruh bangsa. Penutup yang menutupi seluruh bangsa adalah metafora untuk rasa bersalah dan dosa. Di Taman Eden, Adam dan Hawa gagal menyembunyikan rasa malu mereka dengan menutupi daun ara (Kejadian 3:7). Sejak ketidaktaatan mereka yang pertama, semua orang dari segala ras, suku, bangsa dan bahasa telah hidup dalam ketidaktaatan kepada Allah (Roma 3:23). Kita juga gagal menghilangkan atau menyembunyikan rasa malu kita melalui perbuatan yang mementingkan diri sendiri, atau dengan mengubah citra dosa menjadi sesuatu yang baik, sesuatu yang patut dirayakan. Namun semua upaya tersebut hanyalah daun ara yang gagal menghapuskan rasa bersalah atas dosa yang menyelimuti kita. Namun Yesus akan menelan permasalahan kemanusiaan ini. Gunung Sion, yang di atasnya terdapat kota Yerusalemβ€” TUHAN semesta alam akan menelan tabir rasa malu dan bahkan tabir dosa yang menyelubungi seluruh dunia. bumi. Maka bukan suatu kebetulan bahwa Yesus, TUHAN semesta alam , disalibkan di gunung Yerusalem ini dimana Dia mengalahkan dosa untuk selamanya ketika Dia mati bagi dosa-dosa dunia (Yohanes 19:30; 1 Petrus 2:24). Yesus adalah TUHAN semesta alam, panglima tentara surgawi. Dia juga adalah Hamba yang Menderita, yang datang untuk melayani, dan mati demi seluruh umat manusia (Yesaya 53).
2. Jesus akan menghapus air mata dari segala wajah (ay. 😎. Tampaknya ini adalah air mata sedih ; bukan air mata bahagia . Ada dua alasan mengapa air mata itu terlihat seperti air mata kesedihan dan bukan air mata kebahagiaan. Pertama, dalam ayat ini TUHAN semesta alam membuang hal-hal burukβ€”seperti rasa malu, kematian , dan celaan . Ini sesuai dengan konteks bahwa ini adalah hal negatif lainnya yang sedang Dia hilangkan. Dia sendiri yang membuang kesedihanβ€”dan air mata ini adalah air mata penyesalan terakhir yang pernah ditumpahkan umat-Nya . Kedua, menghapus air mata bahagia orang lain bukanlah hal yang lazim , sedangkan menghibur teman yang sedang berduka dan menghapus air mata sedihnya adalah hal yang lumrah . Segala sesuatu akan dijadikan baru. Saat ini kita mengetahui secara abstrak melalui iman, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu demi kebaikan orang-orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28) namun tidak seorang pun yang hidup di bumi ini telah merasakan kebaikan Allah sepenuhnya. Pada hari itu β€” seluruh umat Tuhan akan merasakan kebaikan -Nya yang tak terkendali. Semua kesalahan akan diperbaiki. Semua sakit selamanya sembuh. Semua keraguan hilang. Sebagai ungkapan syukur kita, kita patut ikut serta dalam membebaskan sesama dari belenggu ketidakadilan, kesengsaraan, dan penindasan.
SALAM SUKACITA KEBANGKITAN YESUS MENGALAHKAN MAUT.

29/03/2024

π“π‘π”βœοΈπ‡ πƒπ€πˆπ‹π˜
π„ππ‹πˆπ†π‡π“π„ππŒπ„ππ“
Jumat, 29 Maret 2024

*BERPIKIR DEWASA*

*Berpikir dewasa artinya memandang Tuhan dan mengusahakan bagaimana kita membalas kebaikan Tuhan dan meresponi kasih Tuhan*. Bukan hanya mengumandangkan kasih-Nya, mengucap syukur, mengelu-elukan Yesus yang lahir di kota Betlehem, mengagung-agungkan kebaikan Allah. Sudah tentu itu tidak salah. Tetapi ada satu langkah lagi yang mestinya kita lakukan sebagai orang percayaβ€”yang mestinya harus akil balik, harus dewasaβ€”yaitu meneruskan kasih kepada sesama dengan kasih seperti yang Allah berikan kepada dunia ini. Ini tidak berlebihan, sebab mengasihi sesama bukan hanya dikenal oleh orang-orang Kristen. Agama-agama di dunia juga mengajarkan kasih, belas kasihan, kebaikan dan kemurahan terhadap sesama.

Apakah kekristenan hanya memiliki kasih seperti itu? Jika hanya demikian, maka tidak perlu Yesus datang ke dunia. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita, artinya Allah mau mengembalikan kita menjadi model manusia seperti yang Dia inginkan, model manusia sesuai yang Allah inginkan. Dengan kualitas emosi, perasaan yang di dalamnya juga kasih, sesuai dengan standar manusia yang dikembalikan ke rancangan Allah semula tersebut. Kiranya ini bukan hanya menjadi pengetahuan yang ada di dalam pikiran kita sehingga kita berfantasi teologi, berfantasi ajaran. Namun, kita benar-benar mengalami apa artinya menjadi manusia yang dibarui, di mana semakin hari kita semakin menjadi manusia sesuai dengan rancangan Allah semula tersebut dan kita memiliki gerak emosi, gerak perasaan dan seluruh tindakan sesuai dengan standar manusia baru, sesuai dengan standar manusia yang dirancang Allah tersebut.

Jadi jangan kita merasa bahwa kekristenan kita sudah selesai sampai di sini. Kita harus menjadi Kristen yang benar-benar memperagakan kehidupan anak-anak Allah dengan seluruh geraknya, gerak hidup anak-anak Allah sesuai dengan standar manusia rancangan Allah semula.
Sebagai orang-orang yang dipilih oleh Allah menjadi umat pilihan, kita telah ditentukan standarnya (Ef. 1:4-5). Hal ini bukan sekadar sebutan kosong, melainkan mengandung gelar anak-anak Allah dengan sifat-sifat yang harus dipenuhi sebagai anak-anak Allah. *Maka, jika kita benar-benar menyandang gelar sebagai anak-anak Allah dan memenuhi sifat anak-anak Allah di dalam hidup kita, pasti gerak hidup kita adalah gerak hidup anak-anak Allah*. Dan itulah yang memuaskan hati Allah.

Jadi kalau Alkitab mengatakan berulang-ulang Yesus menjadi yang sulung, secara implisit atau di balik kalimat tersebut ada tuntutan bahwa kita harus mengikuti jejak-Nya, jejak Anak Allah. Seperti Yesus menyandang gelar Anak Allah dan layak menyandang gelar itu dengan mengenakan sifat-sifat Anak Allah yang ada di dalam-Nya, kita juga menyandang gelar anak-anak Allah, layak menyandang gelar itu dengan sifat-sifatnya, dan salah satu sifatnya adalah mengasihi sesama. Kalau kita mengenakan sifat yang sama, maka kita juga akan memandang orang dan tidak menginginkan seorang pun binasa. Tidak cukup kita mengumandangkan kasih Allah, tetapi kita juga harus memiliki tindakan kasih yang nyata.

Seperti kasih Allah kepada manusia, demikian p**a kita meneruskan kasih ini kepada sesama. Dan Allah sungguh menghendaki ini berlaku di dalam hidup kita. Sejujurnya, sering kali kita tidak memenuhi hal ini dengan baik. Sebab banyak orang yang fokusnya pada diri sendiri, bukan kepada orang lain. Jadi kita tidak heran kalau ada orang Kristen lebih bengis dari orang non-Kristen; lebih tidak berbelas kasihan terhadap sesama dibanding orang-orang non-Kristen. Bagaimana dengan kita? Kasih yang kita miliki mestinya lebih dari itu, kasih Allah yang ditaruh di dalam diri kita. _β€œSeperti Bapa mengutus Aku,” kata Tuhan Yesus. β€œAku mengutus kamu.”_ Bukankah ini sama dengan, β€œSeperti Aku menerima mandat dari Bapa untuk mengasihi kamu, maka dengan kasih yang sama, kamu teruskan ini untuk orang lain.” Dan itu satu hal yang pasti memuaskan hati Bapa di surga.

Jangan sampai waktu menutup mata, kita tidak pernah menjadi wadah atau bejana di mana Allah menyalurkan kasih-Nya. *Allah menghendaki agar pikiran dan perasaan Allah diperagakan di dalam pikiran dan perasaan kita.* Tuhan mencari wadah di mana perasaan dan pikiran Allah bisa diperagakan. Coba kita hayati betapa hebat kalau manusia menjadi bait Allah yang di dalamnya ada Roh Allah. Allah menggerakkan hidup kita. Betapa hebat itu! Tetapi, betapa sulitnya menjadikan tubuh kita bait Allah. Karena sejujurnya, siapa yang mengendalikan tubuh kita? Siapa yang mengendalikan perasaan kita? Tuhan atau kita? Kalau kita menjadi orang Kristen yang dewasa, Kristen yang menyadari bahwa kita telah dibeli dengan harga yang lunas dibayar, berarti kita tidak berhak atas diri kita.

Tuhan Yesus memberkati

BERPIKIR DEWASA ARTINYA MEMANDANG TUHAN DAN MENGUSAHAKAN BAGAIMANA KITA MEMBALAS KEBAIKAN TUHAN DAN MERESPONI KASIH TUHAN

☝️πŸ’ͺ PROVIDENSIA ALLAH DIAKHIR ZAMAN ( membawa dunia tidak nyaman ) 🌏🐎🐎 Kitab Wahyu, Tuhan sudah menunjukkan segala sesua...
23/03/2024

☝️πŸ’ͺ PROVIDENSIA ALLAH DIAKHIR ZAMAN ( membawa dunia tidak nyaman ) 🌏🐎

🐎 Kitab Wahyu, Tuhan sudah menunjukkan segala sesuatu yang akan terjadi untuk mewarnai -sejarah dunia ini gambarkan dengan -kuda2
🐎 Harus melihat dengan teliti Pengerrian kuda2 yang dikemukakan dalam kitab wahyu
πŸ“–(Wah. 6:2) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.

🐎 Kuda putih muncul dengan penunggang yang membawa anak panah. -anak disini teks asli -taxon artinya -busur
🐎 Busur tanpa anak panah, dan yang mengendarai kuda tersebut dikarunia -Mahkota teks asli stepharos
πŸ‘‘ Sebuah Mahkota yang dianyam dari bunga2an diberikan oleh seorang raja kepadaa laskar atau tentara yang telah menang perang ( 1 Kor.9:25 : 2 Tim.4:8 : Wah.19:12)
🐎 Penuggang kuda putih ini maju sebagai -Pemenang dan merebut kemenangan & menunjuk tokoh yang merebut kemenangan setelah sebuah perjuangan

🐎 Kuda putih yang penunggangnya memegang busur tanpa anak panah tersebut diberi kemenangan, ini menunjuk kepada Kemenangan orang percaya yang.l menaklukkan dunia tanpa perang atau tanpa penumpahan darah

🐎 Kemenangan orang2 benar yaitu kemenangan tanpa senjata. Roma yang kuat 350 thn ( 3,5 abad ). Hal terhitung sejak Tuhan Yesus naik ke surga sekitar tahun 30 Masehi, murid2 mengalami aniaya, Domitianus dari bangsa Yahudi sendiri sampai para Kaisar (Nero, Domitianus Triyanus, dls )
🐎 Pada tahun 380 Kaisar Theodosius Agung mendekritkan bahwa Agama Kristen harus menjadi -Agama negara.

🐎 Saat itu semua yang hidup dibawah -kekaisaran Romawi harus memeluk agama Kristen. Disini terbukti bahwa cara orang percaya memberitakan injil adalah cara damai bukan perang namun berkuasa robohkan Roma oleh Injil. -Gerakan injil ini tetap eksis sampai hari ini & mempengaruhi dunia
🐎 Jadi penunggang -kuda putih menunjuk orang percaya yang menaklukkan dunia pada waktu itu yang diwakili oleh Pemerintahan Roma, tanpa senjata atau sebagai -kekuatan injil. Suatu kekuatan yang tidak menyakiti bisa mengalahkan bangsa2 & membuat suatu perubahan.
🐎 Jad, injil tampil sebagai pemenang memasehikan Eropa atau menjadikan seluruh masyarakat Eropa sebagai masyarakat dengan mayoritas Kristen sampai hari ini
πŸ“–(Wah. 6:3-4 ) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

🐎 Berbeda -Kuda Merah menunjuk gejolak2 -perang atau pertentangan dalam dunia ini yang membawa pertikaian sehingga merenggut -damai dibumi ( Mat.10;34 : Luk.12:5 )

🐎 Ketika Tuhan Yesus sudah menang, maka bumi belum tentu mengalami keadaan seperti ini. Bumi bisa terpelihara dengan baik untuk menjadi bagian wilayah -pemerintahan Lusifer.

πŸ’ŸπŸŽKESIMPULAN ✝️

🐎 Sebelum Tuhan Yesus mengambil alih kekuasaan iblis atas dunia ini, kuasa kegelapan yang berkuasa dibumi dan mengatur dunia & menyelenggarakan pemerintahannya ( s**a2 setan ), menjadikan: nyaman untuk dihuni -tujuan akhirnya supaya manusia menikmati kehidupan se-nyaman2 sampai mereka tidak membutuhkan Tuhan dan LB3 ( dunia yang lebih baik )
🐎 Kemudian Tuhan Yesus datang membawa dunia kepada keadaan makin tidak nyaman untuk dihuni

Selamat malam 220324πŸŽβœ¨πŸ“–da.27,alkπŸ‘ŒLB3β˜οΈβ†”οΈπŸŒπŸ”₯

β„π”Όβ„•π•Œβ„•π”Ύπ”Έβ„• 𝔻𝕆𝔸 ℙ𝔸𝔾𝕀Jumat, 22 Maret 2024Bapak/Ibu/Saudaraku sekalian yang kekasih,    Dalam perjalanan hidup kita, sering k...
22/03/2024

β„π”Όβ„•π•Œβ„•π”Ύπ”Έβ„• 𝔻𝕆𝔸 ℙ𝔸𝔾𝕀
Jumat, 22 Maret 2024

Bapak/Ibu/Saudaraku sekalian yang kekasih,

Dalam perjalanan hidup kita, sering kita bertanya-tanya terhadap kejadian-kejadian hidup yang kita alami. Yang kita tidak tahu, sering kita bingung dan tidak tahu apa maksud Tuhan dibalik persoalan-persoalan tersebut. Tetapi yang pasti, yang pertama, Tuhan mengizinkan hal itu terjadi. Yang pasti semua ada di dalam kontrol Tuhan, di dalam monitor Tuhan yang sempurna. Tuhan menghendaki kita mengalami hal tersebut. Jadi tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, pasti ada maksud Tuhan dibalik peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita. Sebenarnya di sini, Tuhan memanggil kita untuk merapat kepada Tuhan. Jadi jika ada suatu kejadian yang berlangsung dalam hidup kita, yang kita tidak tahu, yang pertama; tetap semua dalam kontrol Tuhan.
Yang kedua ada maksud Tuhan dibalik itu. Yang ketiga, pasti maksud Tuhan itu baik, sangat baik.

Kalau kita tidak tahu, kita harus bertanya, Mengapa demikian? Mengapa ekonomiku selalu terpuruk, dan makin terpuruk?
Kenapa kita tidak tanyakan kepada Tuhan, sampai kita mendapat jawaban yang pasti. Dan kalau kita sungguh-sungguh bertanya kepada Tuhan, Tuhan pasti akan menunjukkan kepada kita, maksud, mengapa Tuhan mengizinkan kejadian-kejadian itu terjadi dan berlangsung di dalam hidup kita. Tidak mungkin Tuhan tidak memberitahu. Karena di dalam dan melalui persoalan, pergumulan, kejadian yang kita alami, Tuhan mau menuntun kita ke dalam Kerajaan Surga. Melalui dan di dalam kejadian-kejadian dan peristiwa yang kita alami pasti Tuhan mau menyempurnakan kehidupan rohani kita,
supaya kita sempurna. Supaya kita sempurna. Dan ini sebenarnya maksud Tuhan memberi kita kesempatan, maksud Tuhan memberi kita waktu, agar kita terus bertumbuh sampai kepada kesempurnaan dan standar kesempurnaan kita adalah Tuhan Yesus. Yang dalam segala hal yang dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.

Tetapi sering, orang tidak mempertanyakan hal itu. Dia tidak merapat kepada Tuhan, tidak mendekat kepada Tuhan dan tidak bertanya, mengapa hal itu diizinkan Tuhan terjadi? Biasanya orang berusaha untuk bisa keluar dari persoalan-persoalan tersebut. Yang penting bagi dia bisa keluar dari persoalan-persoalan tersebut dan berpikir bahwa, kalau dia bisa keluar dari persoalan tersebut hidupnya bahagia, nyaman, aman, tenang dan itulah firdaus atau surganya.

Padahal mestinya, ketika kita menghadapi persoalan, kita menjalani persoalan, yang penting bukan hanya bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah tersebut, tetapi kita dapat berubah. Penyelesaian masalah bukan tujuan, tetapi perubahan karakter, watak kita itulah tujuan. Dan kalau kita menjadikan ini tujuan, maka persoalan, pergumulan kita pasti diselesaikan Tuhan. Tidak sedikit orang yang ketika menghadapi persoalan, dia bereaksi salah, bereaksi negatif. Dia bereaksi negatif menyalahkan orang, membalas dendam dan melakukan hal-hal yang tidak patut bagi seorang anak Allah, dan inilah yang membinasakan banyak orang.
Bukannya bertanya, kemudian semakin dekat dengan Tuhan, malah menyalahkan orang, membanding-bandingkan diri dengan orang dan bereaksi negatif. Orang yang berpikir bahwa kalau persoalannya selesai, dia akan merasa bahagia, itu orang-orang yang tidak merindukan Tuhan dan pasti tidak merindukan Kerajaan Allah. Dan orang seperti ini pasti takut mati, atau pada umumnya, atau hampir semua, takut mati.

Tuhanlah perhentian kita, Tuhanlah kebahagiaan kita. Walau masalah yang kita hadapi belum selesai, karakter kita diubah dan kita membahagiakan Tuhan. Menyenangkan Tuhan dengan karakter yang diubah, karena Tuhan menginginkan kita selamat sampai di langit baru bumi baru.

Jadi, marilah kita jangan tidak bijaksana, jangan bodoh. Kita syukuri atas apa yang Allah kerjakan di dalam hidup kita, atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Masalah yang kita hadapi merupakan panggilan untuk merapat.
Tadi saya memberi contoh ekonomi. Masalah bisa sakit penyakit. Masalah bisa dalam bentuk: dikhianati orang. Masalah bisa dalam bentuk berbagai hal yang menyita pikiran dan perasaan kita.
Tuhan mau berkata, "mari datang". Karena masalah itu pelajaran dari Tuhan, di sekolah kehidupan kita. Indah sekali kalau kita mengerti hal ini. Ingat, setiap masalah diizinkan Tuhan. Ada maksud Tuhan dan demi kebaikan kita. Dan kebaikan itu adalah karakter yang diubah, dilayakkan masuk Rumah Bapa, dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

Pendewasaan lewat masalah memiliki banyak aspek. Termasuk di dalamnya, agar kita peduli dengan persoalan orang, peduli dengan perasaan orang, peduli dengan kebutuhan orang, agar kita bisa melayani orang dengan hati atau sikap hati yang benar. Mari kita sambut setiap masalah sebagai bunyi panggilan. Seperti dering telepon. Kita angkat telepon untuk berbicara dengan Tuhan. Masalah bisa sebuah bunyi, tanda bahaya atau alarm. Benar. Supaya kita menghampiri Allah dan terhindar dari kekalahan menghadapi kuasa kegelapan.

Demikian firman Tuhan kepada saudara. Kebenaran ini termuat di dalam Mazmur 73. Saudara membaca Mazmur 73 yang memuat kebenaran ini. Amin.

Tuhan Yesus memberkati

π“π‘π”βœοΈπ‡ πƒπ€πˆπ‹π˜π„ππ‹πˆπ†π‡π“π„ππŒπ„ππ“Kamis, 21 Maret 2024*KEUTUHAN CINTA KEPADA TUHAN*     Tuhan mengingatkan bahwa kita harus mempe...
21/03/2024

π“π‘π”βœοΈπ‡ πƒπ€πˆπ‹π˜
π„ππ‹πˆπ†π‡π“π„ππŒπ„ππ“
Kamis, 21 Maret 2024

*KEUTUHAN CINTA KEPADA TUHAN*

Tuhan mengingatkan bahwa kita harus mempersembahkan atau memberikan segenap hidup kita bagi-Nya. Sudah sangat jelas maksud hukum terutama yang Tuhan Yesus kemukakan, _β€œKasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan.”_
Namun, sedikit sekali orang yang benar-benar mempersoalkan apakah dirinya benar-benar telah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan atau belum. Jarang sekali orang memperkarakan hal ini di hadapan Tuhan. Memang, porsi setiap orang itu berbeda, _yang pertama_, tergantung pada usia rohani orang tersebut; sudah berapa lama dia menjadi anak-anak Allah.

_Yang kedua_, tergantung dari porsi kesempatan yang Tuhan berikan. Tentu kalau orang ada di pedalaman sebuah p**au yang jarang dikunjungi penginjil, tidak ada pendeta, maka ia tidak bisa dituntut seperti orang yang ada di kota besar yang hampir tiap hari mendengar khotbah. *Tetapi Tuhan mau setiap orang mencapai keutuhan cintanya kepada Allah sesuai usia rohani, sesuai porsi yang diberikan kepada masing-masing kita*. Ironis, ternyata kita belum memperlakukan Dia secara patut. Jangan sampai kita menyesal, maka marilah kita sungguh-sungguh mempersembahkan hidup kita kepada-Nya.

Sampai pada akhirnya, kita bisa berkata, "Hanya ada satu cinta yang kusisakan di dalam diriku, yaitu cinta pada-Mu, ya Tuhan. Pada akhirnya, tidak ada yang kuperjuangkan selain cintaku kepada-Mu." Dan ini tidak berlebihan, sebagaimana Ayub berkata, "_Aku datang telanjang dan pergi telanjang_." Secara fisik tidak ada yang kita bawa, apa pun termasuk segala kehormatan. Tetapi selama perjalanan hidup 70, 80, 90, 100 tahun, kalau kita bisa membangun cinta kepada Tuhan sebulat-bulatnya, seutuh-utuhnya, sepenuh-penuhnya, semurni-murninya, betapa beruntungnya kita. Sebab cinta harus diperjuangkan dan harus diwujudkan.

Cinta bukan sesuatu yang statis, melainkan dinamis. Cinta ada dalam batin, tapi memancar dalam seluruh perbuatan kita. Dan *Allah mencium persembahan keharuman dari cinta kita*. Dan kita bisa berkata kepada Tuhan, "Apa yang masih kupertahankan dalam hidupku yang belum aku serahkan? Apa yang masih kupertahankan dalam hidupku yang tidak kusembelih menjadi korban bakaran di hadapan-Mu?" Sampai ada ketakutan di dalam diri kita, yaitu bagaimana cara kita membelanjakan uang untuk sesuatu dengan uang yang Tuhan percayakan.

Lalu berkembang lagi takut dengan setiap kata yang kita ucapkan. Mulut kita bisa memproduksi perkataan apa pun. Tapi produksilah, ucapkanlah kata yang manis didengar Tuhan, tak peduli orang mau dengar senang atau tidak. Lalu, ketakutan kita yang berikut adalah apakah kita telah memperjuangkan pekerjaan Tuhan dengan menguras apa pun yang kita miliki? Segenap hidup harus kita persembahkan, pelayanan sepenuhnya harus untuk Tuhan. Jangan takut, kita tidak akan pernah dipermalukan Tuhan. Ingat, *seluruh hidup kita adalah pekerjaan Tuhan*.

Kedengarannya ekstrem, tapi ini standar. Hidup kita harus memancarkan kemuliaan Allah. Bumi penuh dengan kemuliaan-Nya; bukan hanya benda-benda yang memuliakan Allah karena keagungan karya-Nya yang dahsyat, namun hidup kita yang merupakan karya Roh Kudus yang diubahkan juga memancarkan kemuliaan Allah. Jangan sampai kita kehilangan kesempatan. Tuhan harus menjadi satu-satunya fokus kita. Jangan ada kesibukan lain. Fokus kita hanya kepada Tuhan saja.

Miliki tekad ini: "Tidak ada yang kusisakan selain satu, cintaku kepada Tuhan. Tidak ada lagi yang kuperjuangkan selain cintaku kepada Tuhan. Kuperjuangkan cintaku kepada Tuhan lewat bagaimana aku memperkokoh keluargaku, bagaimana aku bekerja dalam usahaku, bagaimana aku bekerja di perusahaan, dan bagaimana aku memenuhi tanggung jawabku di tengah-tengah masyarakat." Di situlah kita menyatakan cinta kita kepada Tuhan. Maka, sebelum waktu berlalu dan kita kehilangan kesempatan, lakukan ini.

Tuhan Yesus memberkati

TUHAN MAU SETIAP ORANG MENCAPAI KEUTUHAN CINTANYA KEPADA ALLAH SESUAI USIA ROHANI, SESUAI PORSI YANG DIBERIKAN KEPADA MASING-MASING KITA.

20/03/2024

π“π‘π”βœοΈπ‡ πƒπ€πˆπ‹π˜
π„ππ‹πˆπ†π‡π“π„ππŒπ„ππ“
Rabu, 20 Maret 2024

*BERTUHAN*

Ke gereja bukan indikator satu-satunya bahwa seseorang itu bertuhan. Ada ciri-ciri lain yang harus dimiliki dalam kehidupan seseorang yang bisa dikatakan ber-Tuhan. *Tidak ada manusia yang berkualitas jika ia tidak ber-Tuhan*. Sehebat apa pun prestasi manusia, sekaya apa pun, sebanyak apa pun gelar yang disandang, seluas apa pun kekuasaan yang dimiliki, setinggi apa pun jabatan, pangkat yang dia miliki, tidak ada artinya sama sekali jika ia tidak hidup ber-Tuhan. Dan orang yang tidak ber-Tuhan, tidak layak dihidupkan terus di kekekalan, di langit baru bumi baru. Mereka akan dibuang ke dalam api kekal, tidak perlu dilestarikan.

Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan, _"Kesia-siaan di atas segala kesia-siaan."_ Ketika ayat itu muncul dari seorang berhikmat di Perjanjian Lama, belum ada keselamatan dalam Yesus Kristus, artinya manusia belum memiliki jalan untuk menemukan Bapa, Allah semesta alam, yang memberi nilai atas individu. Kesia-siaan di atas segala kesia-siaan maksudnya adalah apa pun yang dimiliki oleh manusiaβ€”pangkat, kekayaan, kecantikan, kedudukan, statusβ€”adalah sia-sia. Pertanyaan yang harus kita perkarakan di dalam hidup kita masing-masing: Apakah kita sudah ber-Tuhan selama ini?

*Orang ber-Tuhan itu pasti beragama, tapi orang beragama belum tentu ber-Tuhan*. Jadi, jangan kita kecewa melihat orang yang rajin ke gereja, beragama, namun kelakuannya tidak seperti orang yang memiliki etika, sewenang-wenang terhadap sesama, berduri, menyakiti sesama. Karena dia hanya bergereja dan beragama, tapi tidak ber-Tuhan. Bahkan majelis, aktivis gereja, dan pendeta pun belum tentu ber-Tuhan. Sejujurnya, sering kita dibodohi oleh sistem-sistem keberagamaan; ini namanya politik beragama. Bukan berarti kita tidak menghormati pendeta atau hamba Tuhan. Kalau kita mulai tidak ber-Tuhan, maka semakin hari kita semakin tidak mampu ber-Tuhan. β€œUrat rohani” kita akan semakin tipis, sampai akhirnya putus, yang membuat kita tidak bisa ber-Tuhan.

Sebagaimana orang jahat yang semakin jahat sampai titik di mana ia tidak bisa balik lagi. Dan sebaliknya, orang yang terus membangun kehidupan ber-Tuhan akan sampai pada titik tidak bisa balik di mana ia tidak bisa mencintai dunia; dia memiliki hidup yang berkualitas. Dan orang seperti ini akan dilestarikan, dihidupkan di kekekalan. Untuk itu, mari kita belajar pada Abraham, bapak orang percaya. Kehidupan orang percaya harus berpola Abraham. Kita harus melihat dinamika hidupnya. Abraham itu tidak beragama. Ia tinggal di Lembah Sumeria yang merupakan lembah yang paling subur dan makmur pada zamannya.

Dari hasil penggalian arkeologi, ditemukan di sana sudah ada perpustakaan dari lempengan-lempengan. Perkakasnya juga menunjukkan kecerdasan dari orang-orang Lembah Sumeria itu. Abraham memiliki sesembahan yang bernama Elohim Yahweh. Pada suatu saat, ia diperintahkan oleh Elohim Yahweh untuk meninggalkan Ur-Kasdim, meninggalkan kampung halaman dan pergi ke negeri yang Tuhan akan tunjukkan. Tuhan tidak memberi peta perjalanan. Abraham hanya menurut saja ke mana Tuhan bawa dia pergi. Dan ternyata sampai akhir hidupnya, Abraham tidak pernah menemukan negeri itu (Ibr. 11). Sebab ternyata itu adalah negeri di balik kubur. Abraham tidak pernah kembali ke
Ur-Kasdim, walaupun menghadapi masa-masa sulit, masa kekeringan yang hebat. Dia begitu _submit_ kepada Elohim Yahweh; _total submission._

*Abraham tidak beragama, tapi ia ber-Tuhan.* Dia hidup hanya menuruti apa yang Allah kehendaki. Di dalam Kejadian 12, Tuhan berjanji akan membuat Abraham memiliki keturunan, dan dari keturunannya segala bangsa diberkati. Abraham akan memiliki banyak anak, sebanyak pasir di laut dan bintang di langit. Tetapi dia harus menunggu selama seperempat abad. Dan ketika anaknya sudah mulai dewasa, Allah memerintahkan Abraham untuk menyembelih anaknya, menjadikannya korban bakaran. Sampai di sini pun Abraham tetap taat. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Abraham saat itu. Luar biasa, bukan? Ketaatan Abraham sudah teruji.
Bagaimana dengan kita? Allah yang kita sembah adalah Allah yang adil, Ia akan memberi mahkota, setelah kita lulus ujian. Namun, berarti kita harus ujian dulu. Kapankah itu? Waktu mobil kita diserempet, itu ujian. Atau di saat-saat tertentu di mana hormon istri tidak stabil, entah memikirkan orang tuanya yang lagi ribut, entah masalah anak atau apa, lalu sebagai suami bagaimana kita bersikap? Kalau kita menuruti manusia lama, kita jadi bersalah. *Kita sedang berproses dikembalikan ke rancangan Allah, makanya kita harus belajar untuk terus berhubungan dengan Sang Khalik, mengerti pikiran dan perasaan-Nya, dan melakukannya; itulah ber-Tuhan.*

Tuhan Yesus memberkati

TIDAK ADA MANUSIA YANG BERKUALITAS JIKA IA TIDAK BER-TUHAN.

Address

Batam
29428

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Yesus jalan hidupku posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share