![7 Fakta tentang Sumpah Pemuda :1. Awalnya tidak memiliki nama “Sumpah Pemuda”Sumpah Pemuda kini dikenal sebagai tonggak ...](https://img4.medioq.com/508/815/2018628015088158.jpg)
27/10/2017
7 Fakta tentang Sumpah Pemuda :
1. Awalnya tidak memiliki nama “Sumpah Pemuda”
Sumpah Pemuda kini dikenal sebagai tonggak sejarah pergerakan kemerdekaan. Namun pada saat kongres berlangsung, tidak disebut sebagai Sumpah Pemuda. Istilah Sumpah Pemuda baru muncul setelah kongres berlangsung beberapa hari. Akan tetapi, peringatan Sumpah Pemuda tetap didasarkan pada tanggal pembacaan ikrar, yakni 28 Oktober.
2. Bahasa Belanda Mendominasi
Pada saat kongres berlangsung, rupanya bahasa Belanda masih mendominasi pembicaraan. Sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda. Tak hanya pembicara, notulen rapat dalam kongres pun ditulis menggunakan bahasa Belanda. Meski begitu ada juga yang mahir berbahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia, yakni Mohammad Yamin.
3. Lagu Indonesia Raya Dibawakan Penciptanya Tanpa Syair
Kongres Pemuda juga dihadiri oleh Wage Roedolf Soepratman yang populer berkat lagu kebangsaan ciptaannya, Indonesia Raya. Sayangnya kongres itu dijaga ketat oleh kepolisian Belanda sehingga menimbulkan kekhawatiran jika kata Indonesia dan Merdeka dalam syair lagu menimbulkan konflik. Alhasil WR Supratman hanya membawakan lagu Indonesia Raya ciptaannya dengan irama biola saja.
4. Hanya 6 Perempuan yang Ikut Kongres
Peran perempuan dalam Kongres Pemuda II tidak begitu menonjol. Peserta perempuan sendiri hanya ada enam orang, yaitu Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari, lalu tiga peserta yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres, yakni Mardanas Safwan, Emma Poeradiredjo dan Siti Soendari.
5. Naskah Sumpah Pemuda Ditulis oleh satu Orang
Mohammad Yamin yang menjadi Sekretaris dalam kongres turut mengikuti rapat marathon yang digelar 27-28 Oktober 1928. Yamin sendiri bertugas untuk meramu rumusan dari hasil diskusi. Hebatnya, tak butuh waktu lama bagi Yamin merumuskan Ikrar Pemuda yang kemudian ia serahkan kepada kepala Kongres, Soegondo Djojopoespito. Soegondo kemudian membaca rumusan Yamin dan memandang ke arahnya. Rumusan yang menjadi Ikrar/Sumpah pemuda selanjutnya dibacakan oleh Soegondo dan dipaparkan oleh Yamin yang kemudian disahkan sebagai Sumpah Pemuda.
6. Tidak boleh ada kata Merdeka
Kongres Pemuda II dijaga ketat oleh kepolisian Belanda. Saat kongres berlangsung, para peserta tidak diizinkan menyuarakan kata merdeka. Kata tersebut pada saat itu memang merupakan kata ‘terlarang’. Cerdiknya mereka juga mampu merumuskan Ikrar atau Sumpah Pemuda yang menjadi pergerakan kemerdekaan meski tanpa penggunaan kata merdeka.
7. Rumah tempat kongres jadi Museum Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda dilangsungkan di sebuah rumah di jalan Kramat Raya nomor 106, Jakarta Pusat. Berkat Kongres itu, pada 1972, rumah itu ditetapkan sebagai c***r budaya dan dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.