Reaction Flim tv

Reaction Flim tv Like And Support Me

Siapa yang setuju dengan ini, kasihan orang tua siswa yang kurang mampu, sungguh miris, apalagi kalau ada kata2 ikut tid...
19/05/2024

Siapa yang setuju dengan ini, kasihan orang tua siswa yang kurang mampu, sungguh miris, apalagi kalau ada kata2 ikut tidak ikut wajib bayar, emang tidak semua sekolah seperti ini tapi memang ada, banyak sekali saya lihat curhatan bunda2 di group,yang membahas ini , sepenting itukah study tour ini,, musibah emang nggk ada yang tau, tapi bisa kan di antisipasi,, tidak bermaksud menyududkan guru hanya, prihatin dengan korban dan keadaaan orang tua siswa yang tidak mampu, dan harapannya di hapus aja acara seperti ini,sekalipun nggk bisa di hapus, tolong kbijakan sistem keamanannya di perhatikan,

beli buku di kota baru ku titip rindu buat kamu😁
11/04/2024

beli buku di kota baru ku titip rindu buat kamu😁

08/04/2024

Wow.... Bahaya ketika motong pohon diketinggian

Inilah EMPATI...
08/04/2024

Inilah EMPATI...

TANGGUNG JAWAB PRIA atau BEBAN WANITA??(ilustrasi : tulang punggung or tulang rusuk)"Mau pinjem lagi, Mbak?" Tanyaku pad...
08/04/2024

TANGGUNG JAWAB PRIA atau BEBAN WANITA??
(ilustrasi : tulang punggung or tulang rusuk)

"Mau pinjem lagi, Mbak?" Tanyaku pada perempuan paruh baya di depanku.

Perempuan yang sudah setahun ini bekerja di rumah kami untuk bantu beberes urusan rumah, cucian, dan kawan kawannya.

Ia mengangguk.

"Buat apa kalo boleh tau?" Selidikku. Bukan apa apa, seingatku pekan ini adalah pekan terakhir dimana ia baru saja melunasi hutangnya lewat mekanisme potong gaji setiap minggunya. Masa udah mau pinjem lagi?

"Maaf bu.. saya butuh banget buat bayar uang masuk sekolah bungsu saya, Bu.."

Ku lihat ada pendar sedih di matanya. Mungkin antara rasa nekat, khawatir, dan malu jadi satu.

Lalu teringat beberapa hari kemarin. Saat Mbak ART kami ini keceplosan bercerita bahwa semua beban kebutuhan rumah, termasuk bayar kontrakan dan sekolah anak anak, ada di pundaknya.

Upah suaminya sebagai buruh kasar sehari hari, konon hanya berubah menjadi beberapa kotak rokok. Menguap hilang dengan cepat dalam beberapa hari saja. Lalu menyisakan semua pemenuhan kebutuhan berada penuh di panggul sang istri.

Ah, Allah..

***

"Bibi besok dateng?" tanyaku pada asisten rumah tangga di rumah ibu ku.

Saat itu, kami sekeluarga sedang menginap beberapa hari dan butuh bantuan untuk menyelesaikan tumpukan cucian dan setrikaan.

Wanita muda sederhana itu mengangguk riang. "Insyaallah masuk, Neng. Bibi lagi ngejar setoran. Jadi hari libur juga masuk. Biar cepet kekumpul uangnya.."

"Uang buat apa, Bi?" tanyaku iseng. Penasaran.

"Buat bayar sekolah, Neng. Itu.. anak sulung istri pertama suami Bibi mau kuliah. Bibi disuruh cari buat uang pangkalnya.."

Jawabannya membuatku diam.

"Dia yang kawin berkali kali, kenapa Bibi yang harus nanggung duit sana sini?" Ceplosku tak tertahan.

Ia cuma menggeleng sambil tersenyum. Beranjak pamit meneruskan pekerjaannya merapihkan baju.

Ah, Allah.. tiba tiba saja ada sakit yang menyesak nyesak naik ke ulu hatiku..

***

Ku kira menghindarnya lelaki dari soal nafkah menafkahi ini hanya ada dalam kisah keluarga di bawah garis sejahtera. Cuma ada di lingkungan ekonomi menengah ke bawah.

Sampai ku temui sendiri mereka. Keluarga dengan suami yang berlatar pendidikan di atas rata rata.

Istrinya pontang panting bekerja, dari pagi sampai malam. Mencoba memenuhi semua kebutuhan yang ada. Mulai dari cicilan rumah, urusan dapur, sampai sekolah anak anak.

Suaminya -si lelaki dengan pendidikan di atas rata rata itu- memilih menganggur dengan alasan "belum ketemu pekerjaan yang pas".

Pas dengan apa?
Entahlah. Mungkin yang pas dengan standar gengsinya..

Lelaki yang bahkan ketika sang istri mengajukan keinginan untuk resign demi bisa mengasuh anak anak di rumah dengan tangannya sendiri, malah justru balik menghardik.

Menyebut nyebut kasar, jika resign itu dilakukan, lalu bagaimana semua kebutuhan rumah tangga ini akan dibayar?!

Aku cuma bisa bengong mendengar curhatan semacam itu ditumpahkan. Semua kata penghiburan sok bijak yang sudah kusiapkan, menghambur pergi entah kemana..

***

Mas Bro, bukankah memberi nafkah adalah tugas inti dari seorang suami? Bukankah itu adalah bagian dari perbuatan yang akan kau pertanggung jawabkan di akhirat nanti?

Hey Mas Bro, tidakkah kau tahu bahwa meski istrimu menghasilkan uang, tak akan pernah sedikitpun menggugurkan kewajibanmu soal nafkah? Jika pun dengan sukarela ia berikan gajinya untuk dikelola dalam rumah tangga, itu adalah sedekah baginya. Sedang kewajibanmu, akan tetap selalu ada.

Memberi nafkah -kata Ustadz Budi Ashari- adalah bagian dari qawwamah. Aksi nyata kepemimpinan suami. Sekaligus penjagaan atas harga diri.

Nafkah adalah pembuktian cinta seorang suami pada keluarganya. Memastikan kesejahteraan anak istri yang ada di bawah kepemimpinannya.

Nafkah adalah cara seorang lelaki bertanggung jawab, pada Ayah mertua yang dulu ia jabat semasa akad. Bahwa anak perempuan yang sedari lahir dibesarkan dengan penuh cinta dan dipenuhi segala kebutuhannya, akan juga ia bahagiakan dengan kadar yang sama..

Nafkah adalah cara seorang Ayah memberi contoh konkrit pada anak lelakinya. Bahwa lelaki yang berani mengajak perempuan untuk hidup bersama, adalah lelaki yang mampu memberikan kehidupan yang layak baginya. Bahwa memberi nafkah adalah tugas paling terhormat lelaki dalam titelnya sebagai seorang suami..

Lebih dari itu,

Nafkah, Mas Bro.. adalah cara-mu melayakkan diri atas sebutan Qur'an pada dirimu, bahwasanya "Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum perempuan.." (An Nisa : 34).

Play hard, but work harder. Karena harga dirimu terletak pada kerja kerasmu.

engkau memperistri wanita idaman mu sebagai TULANG RUSUK mu bukan sebagai TULANG PUNGGUNG mu

“Saya terima nikah dan kawinnya Raya Nirmala binti Henri Suwondo dengan mas kawin cincin emas tersebut dibayar tunai.”“B...
08/04/2024

“Saya terima nikah dan kawinnya Raya Nirmala binti Henri Suwondo dengan mas kawin cincin emas tersebut dibayar tunai.”

“Bagaimana saksi, sah?”

“Sah!”

“Alhamdulillah.”

Dave menatap Raya. Wanita berkulit putih dengan mata indah itu tampak menunduk ketakutan. Henri berbisik, menyuruh Raya untuk menghormati Dave dengan mencium punggung tangan Dave karena sedari tadi Dave mengulurkan tangannya tapi Raya hanya bergeming.

Terpaksa, untuk pertama kali dalam hidupnya Raya pun menyentuh punggung tangan seorang laki-laki selain dari ayahnya. Air matanya berlinang ketika ia mencium punggung tangan Dave. Dave terus memperhatikan Raya.

Raya mendongak dan melihat tatapan misterius Dave. ‘Neraka seperti apa yang akan terjadi di pernikahanku, nanti?’ batinnya seraya menarik cepat tangannya, berusaha melepaskan diri.

Dave hanya menghela napas dalam. “Bawa dia sekarang!” perintahnya kepada Birgato, asistennya.

“Baik, Tuan.”

Pria berjas hitam bernama Birgato meminta Raya untuk bangkit, Raya hanya bergeming memandang Birgato.

“Ikutlah cepat!” perintah Henri, tak tahan melihat Raya terus banyak tertegunnya.

“Ayah?” Raya memanggil.

Ia masih enggan untuk melangkah. Ia begitu ketakutan. Kalau bisa dipinta, ia ingin kembali pulang ke rumah saja dan tinggal bersama ibunya. Saat ini ibunya di rumah pasti sangat sedih.

“Cepat! Ikutlah dengannya!” perintah Henri sekali lagi.

Air mata Raya menetes memandang mungkin untuk yang terakhir kalinya pada pria yang sudah menjualnya itu. Kebencian terus meletup. “Pegang janji Ayah untuk membahagiakan Ibu!” pinta Raya.

“Aku sudah katakan padamu kalau aku berjanji. Tenang saja. Ibumu akan aman asal kamu jangan banyak bertingkah juga. Kamu sah menjadi milik Tuan Dave. Turuti semua perintahnya kalau tidak ingin nasib kita semua celaka!”

“Sudah mengobrolnya?” Dave bersuara. “ Bawa dia cepat, Birgato!” perintah Dave dingin.

“Ayo, Non!”

Raya dibawa oleh Birgato ke sebuah kamar yang memang sudah disediakan. Kamar yang begitu luas, yang mana saat Raya mengedarkan pandangan ke kamar itu, pintu pun kemudian dikunci dari arah luar.

Raya terkejut. Ia berlari ke arah pintu berusaha untuk membukanya. Tapi, percuma. Dave sepertinya orang yang benar-benar berkuasa. Raya menangis. Namun, sadar tangisan tidak akan menyelesaikan masalah. Ia segera pergi ke arah jendela, melihat mungkin saja ada jalan untuk keluar.

Mau kabur atau mau seperti apa? Raya benar-benar kacau! Ia masih tidak habis pikir atas apa yang terjadi. Banderol delapan ratus juta kini tersemat membuat segalanya semakin sakit. Menjadi seorang istri Dave Journey. Siapa dia?

Raya meringkuk di bibir ranjang, takut terjadi apa-apa dengannya malam ini. Sungguh ia belum siap jika harus melayani pria bernama Dave itu.

Di luar, Dave begitu kesakitan dengan pikirannya. Akad yang baru saja terjadi ternyata membawanya pada kenangan kelam yang menyakitkan. Lagi-lagi, kejadian enam tahun silam menghantui pikirannya.

Dave memejamkan mata.

“Arrrghhh!”

Lelaki tampan itu menjerit histeris sambil meninju tembok. Saat itu Henri sedang mencarinya dan melihat darah yang mengucur dari lengan Dave. Henri ternganga.

“Tu-tuan?”

Dave melirik sinis.

“Mau apa kamu ke sini?” bentaknya.

“Itu-”

“Birgato sudah mengurusnya. Sebaiknya kamu pulang sekarang dan segera penuhi janjimu pada gadis yang sudah kau tukar dengan uang itu!”

Henri tersentak. Tak ada alasan untuk berkata tidak. Pria pemabuk itu pun melangkah seperti orang linglung, menuruti kemauan Dave.

Sedangkan Dave, bangkit dan membersihkan lukanya segera lalu melangkah menuju ke kamar di mana tempat istrinya berada.

Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari. Suara derit pintu dibuka. Raya mengintip sekilas, melihat seorang pria berpenampilan rapi yang baru saja kembali. Tuksedo hitamnya ia lepaskan dan ditaruh asal. Tubuhnya bergidik tatkala Dave mendekat kepadanya.

Dave menatap misterius pada Raya yang ternyata masih belum tidur.

“Tidurlah! Besok kita akan segera ke Surabaya,” ucap Dave Datar.

Pria bertubuh atletis itu pun kini merebahkan dirinya di ranjang yang sama. Namun, memunggungi Raya.

Meski takut, Raya pun juga terkejut. Pasalnya pria di sampingnya ini benar-benar sulit ditebak apa maunya. Ia membayarnya mahal untuk dinikahi. Akan tetapi? Mengapa ia tidak menggauli seperti bayangannya? Raya pikir ini akan menjadi malam paling buruk di sepanjang hidupnya. Namun ....

Raya menggeleng kuat. Bagaimana mungkin ia bisa tidur dengan keadaan seperti ini? Ia pun bergegas untuk segera menjauh. Turun dari ranjang perlahan kemudian berjingkat pelan.

“Sudah kuperintahkan kamu untuk tidur!” bentak Dave. “Atau, kau mau aku melakukan sesuatu padamu, ‘hah?”

Raya menggeleng. Dave beranjak, duduk dan menatap tajam Raya.

“Apa yang masih mau kamu lakukan? Apa kamu mau kabur dari sini?”

“Mustahil untuk lolos dari cengkeraman Anda, Tuan. Pasukan serba hitam Anda sudah berjaga di luar,” Raya memberanikan diri untuk membuka suara.

“Lalu, maumu apa? Melayaniku?”

“Ti-ti-dak, Tuan. Bo-bolehkah saya pergi ke kamar mandi?” pamit Raya dengan suara terbata. Ia memilin ujung jarinya yang gemetar.

Dave memperhatikan. Pria dingin dan angkuh itu pun menatap tajam Raya.

“Sa-saya, saya belum salat isya,” jelas Raya gugup.

Dave tak menjawab. Ia hanya bisa memperhatikan Raya yang berjalan tergesa menuju kamar mandi.

Raya Nirmala, ia menggunakan alasan itu untuk menghindar dari Dave. Ia benar-benar salat, tapi entah mengapa salatnya terasa begitu lama membuat Dave akhirnya ketiduran jua dalam menunggu.

“Dave menatap pantulan tubuhnya di cermin. Rambutnya yang panjang baru saja ia sisir dan diikat. Hari sudah begitu pagi. Venus pun sudah menampakkan sinarnya, mengalihkan gelap untuk menunggu kehangatan sang Mentari. Namun, Raya masih saja berada di sajadahnya. Tersungkur dalam posisi tengkurap.

“Heh! Bangun!” teriak Dave pada Raya.

Raya sama sekali tak terpengaruh. Wanita itu justru mengorok membuat Dave menyunggingkan sudut bibirnya.

“Bangun!” Dave mencobanya lagi. Alih-alih untuk bangun, Raya justru berguling. Wajahnya terlihat imut dalam balutan mukena seperti itu. Entah dari mana Birgato mendapatkannya, Dave tersenyum. Kemudian mendekatkan wajahnya pada Raya.

Raya mampu menangkap aroma tubuh maskulin dan embusan nafas hangat yang berada di sekitar ruang geraknya. Ia membeliak.

“Apa yang Tuan lakukan?” teriaknya spontan. Ia pun bangkit dan berdiri secepat mungkin.

“Membangunkanmu.”

Raya memperbaiki posisi mukenanya, menjadi gugup dengan memperhatikan tubuhnya yang masih utuh tanpa cedera sedikit pun itu.

Aman!

Dirinya pun sama sekali tak melewati hal-hal mengerikan malam ini.

“Salat tapi tidur. Aneh!” gerutu Dave.

Raya menunduk. Ia mengulum senyum sebab memang niat berlama-lama untuk salat dan tidur di atas sajadah memang menjadi idenya. Daripada tidur seranjang dengan pria misterius itu?

“Lekaslah mandi dan ganti pakaianmu. Kita akan berangkat sekarang!” perintah Dave seraya memberikan pakaian untuk Raya.

Raya tertegun. Ia pandangi benda berserat halus yang berada di tangannya itu.

‘Gamis ungu dengan hijab motif? Apakah Tuan Dave menyediakannya untukku? Tapi bagaimana bisa? Maksudnya, kenapa ia tak memberikanku baju yang lain. Gaun selutut, drees, atau-. Kenapa ia memilih pakaian seperti ini? Apakah Tuan Dave tahu tentang keseharianku?’

Raya menatap Dave penuh tanda tanya. Dave menangkap. Meski bibir Raya sama sekali tak berbicara, tapi Dave tahu betul apa yang ada di balik pikirannya.

“Aku akan ketinggalan banyak hal jika kau terus menatapku seperti itu. Apakah pria sepertiku ini memang terlalu tampan untukmu?”

Raya mengernyit.

‘Dia bisa GR juga?’ batinnya.

***

Kelanjutan cerita ini ada di aplikasi FIZZO, bisa dibaca GRATIS sampai tamat!

Judul : ISTRI TEBUSAN SANG BILLIONAIRE

Atau bisa klik link di bawah ini:

Ini novel yang luar biasa untukmu:"Istri Tebusan Sang Billionaire" 🌟🌟🌟🌟🌟

NIKAH DENGAN KAKAK IPAR😭"Mas, aku hamil," kataku penuh ketakutan diiringi isak tangis."A-pa?!" Mata suamiku melebar kage...
04/04/2024

NIKAH DENGAN KAKAK IPAR😭

"Mas, aku hamil," kataku penuh ketakutan diiringi isak tangis.

"A-pa?!" Mata suamiku melebar kaget. Aku mengangguk lemah.

"Astaghfirullah." Suamiku mengusap dadanya, tatapannya begitu kecewa.

Ya. Aku tahu kenapa suamiku begitu kecewa. Dan wajahnya ... kini terlihat luar biasa geram. Lima bulan lebih, aku dan Mas Rofi tak pernah berhubungan suami istri. Suamiku tak pernah memintaku melayaninya di tempat tidur karena tak ingin menyakitiku. Aku baru melahirkan 5 bulan lewat.

"Kamu hamil sama siapa?!" tanya Mas Rofi tampak menahan amarah. Tatapannya tertuju pada Qila yang terus berceloteh riang di ranjang. Eeeh. Eeeeh.

Ah bocah itu lucu sekali sampai aku ingin berlari untuk menggendongnya, mendaratkan ciuman bertubi-tubi.

"Jawab kamu hamil sama siapa?!" Suamiku mengusap-usap dadanya dengan wajah seperti singa tengah mengintai mangsa.

Enam tahun bersama, tak pernah kulihat suamiku semarah ini. Mas Rofi selalu lembut.

Aku berpaling lalu tersenyum kecil. Kena, kamu, Mas. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku tidak mau memberinya kejutan yang biasa-biasa saja seperti tahun sebelumnya makanya aku memberi kejutan seperti ini. Aku menghitung mundur dari 10. Sebentar lagi, lagu selamat ulang tahun akan menggema memenuhi ruangan lalu ibu mertua dan bapak akan keluar dari kamarnya membawa kue tar.

"Jawab kamu hamil sama siapa?!" Nada suamiku semakin mengentak-entak. Aku menahan diri agar tidak tersenyum.

Delapan.
Tujuh.
Enam.

Suamiku menggigit bibir lalu kedua tangannya mengurut-urut dada. Wajahnya yang tadi sangat geram kini terlihat begitu kesakitan.

"Mas. Maaas. Mas kamu kenapa?! Maas!" Aku berlari ke arahnya hendak menolongnya yang terhuyung, tapi dia menepis kuat tanganku dengan tatapan memancar sinis penuh kebencian.

"Mas. Mas aku hanya bercanda. Mas!"

Suamiku mengurut-urut dada sambil menggigit bibir tampak sangat kesakitan.

"I-buuu! Ba-paak!" teriakku histeris. Kedua mertuaku langsung keluar dari kamar dengan kue ulang tahun di tangan.

"Mas aku hanya bercanda, Mas!"

"Fi! Rofi!" Teriak ibu mertuaku panik, melempar kue dari tangannya begitu saja.

Keringat membasah di wajah suamiku yang kini memucat. Tiba-tiba menggema lagu yang tadi kunanti-nantikan.

Selamat ulang tahun
Selamat ulang tahun

Panjang umurnya
Panjang umurnya

"Mas! Mas!" Teriakku histeris.

"Fii! Ro-fiiii!" Ibu tak kalah histeris.

"Oeeeeek. Oeeeeek. Oeeeeek." Qila menangis keras.

"Ayo bawa ke rumah sakit. Ayoo!" Teriak bapak yang juga terlihat syok.

Selamat ulang tahun
Selamat ulang tahun

Panjang umurnya
Panjang umurnya

Lagu itu mengiringi langkah kami yang tergesa menuju mobil.

***
"Dok, Bagaimana keadaan anakku, Dok?" tanya Bapak dengan wajah cemas saat dokter keluar dari ruangan dengan wajah lelah.

Apa suaminya meninggal?

BACA SELENGKAPNYA DI APLIKASI KBM APP, SUDAH TAMAT

JUDUL : NIKAH DENGAN KAKAK IPAR

Penulis : Fitri Soh

Akun FB : Fitri Soh

Baca bab gratis, klik👇
https://read.kbm.id/book/detail/6337c621-216c-5c3f-8a33-d7f67b71b66f?af=0b3f0035-6694-5c59-8241-385ca5370253

Lanjut FB?

Kenapa gambar ini tidak mendapatkan ribuan penggemar seperti ronaldo dan messi
03/04/2024

Kenapa gambar ini tidak mendapatkan ribuan penggemar seperti ronaldo dan messi

Cantik ga
03/04/2024

Cantik ga

"Diam ... diamlah Naina! Sebentar saja dan tak akan sakit!"Sebuah suara parau terdengar berbisik dekat telingaku. Aku ta...
03/04/2024

"Diam ... diamlah Naina! Sebentar saja dan tak akan sakit!"

Sebuah suara parau terdengar berbisik dekat telingaku. Aku tak bisa bicara, mulutku dibekap sebuah tangan dengan kuat. Dapat kurasakan embusan napasnya yang berbau alkohol memburu, menerpa wajah hingga sepanjang leherku.

Melalui bias cahaya bulan keperakan yang masuk melalui ventilasi di atas jendela kamar, dapat kulihat sosok wajah yang kini hanya berjarak sekilan dari wajahku.

Den Arya?

Pupilku melebar seketika. Hampir tak percaya dengan penglihatan sendiri. Anak majikanku, Den Arya, kini sedang berada di kamarku. Sikapnya tak sekedar mengancam, dan aku mulai merinding ketika dengan kasar jemari tangannya mulai menyentuh permukaan kulitku.

"Ja-jangan ... Den," pintaku mengiba. Namun sepertinya ia tak mendengar. Atau pura-pura tak mendengar?

Den Arya justru menyeringai. Kupikir ia akan pergi ketika menjauhkan diri dariku. Namun ternyata aku salah.

Tubuhku rasanya menggigil hebat kala Den Arya mulai membuka pakaian, lalu kembali menaiki tempat tidurku.

"Temani aku malam ini, Naina." Suara Den Arya terdengar serak.

Matanya berkilat penuh bahaya. Aku menggelengkan kepala kuat, lalu beringsut mundur untuk membentang jarak darinya. Melihat itu, Den Arya justru terkekeh. Sepertinya ia sangat senang melihatku ketakutan seperti ini.

"Ti ... dak, Den. Tolong jangan lakukan. Ini dosa ...." Airmataku meleleh tanpa bisa kucegah.

Den Arya kembali tertawa. Ingin aku menjerit keras, namun suara seperti tercekat di tenggorokan.

"Hidupku sudah dipenuhi banyak dosa, Naina. Tak jadi masalah jika bertambah satu lagi catatan dosaku. Menodai gadis sebaik dirimu, misalnya," bisiknya parau sambil terus bergerak mendesak hingga aku tersudut di ujung tempat tidur. Aku tak bisa lagi mundur.

"Jangan, Den ... atau saya__"

"Kau akan berteriak, Naina? Lakukanlah sampai pita suaramu rusak. Tak akan ada yang mendengar sebab di rumah ini hanya ada kita berdua sekarang," selanya yang membuat jantung ini langsung mencelos.

"Lepaskan aku!" Aku berseru marah campur ketakutan saat ia berusaha mengusaiku.

"Diamlah, Naina. Ini tak akan lama. Tenanglah, kujamin kau juga akan menikmatinya."

Kata-kata anak majikanku ini sungguh sangat menjijikkan bagiku. Andai bisa, ingin kurobek mulutnya yang kotor itu dengan sebilah pisau daging yang biasa kugunakan untuk memasak.

"Jangan, lepaskan!" Aku mulai berteriak ketika tangannya terulur hendak menjamahku. Tapi alih-alih berhenti, Den Arya tampaknya justru semakin bersemangat melakukan aksinya.

Dengan kasar ia menarikku hingga tersentak maju ke arahnya. Bagai binatang buas, ia mencabik seluruh kain yang kukenakan, merenggut paksa segalanya, membuatku pasrah tak berdaya menerima perlakuannya yang tidak senonoh.

Termasuk ... kehormatanku sebagai seorang wanita. Sesuatu yang si mbok bilang harus kujaga baik-baik, hingga ada pria baik yang kelak datang untuk meminangku dan menjadikanku istrinya.

Tak dipedulikannya tangis piluku. Den Arya benar-benar telah dikuasai oleh nafsu syaitan ketika tanpa belas kasihan ia menyakitiku. Di bawah bias cahaya bulan, ia menghancurkan masa depanku.

Allah ... rasanya aku lebih memilih mati saat menunggunya 'selesai'. Malam ini terasa begitu panjang dan memilukan.

Dan Den Arya tersenyum puas setelah melakukan aksinya yang menjijikkan, sementara aku meringkuk sambil menangis kesakitan. Perih sekali di bawah sini. Di tempat yang ia robek paksa tadi. Tak hanya tubuh yang sakit, tapi jiwaku juga.

Hancur sudah masa depanku. Entah bagaimana kelak jika calon suamiku bertanya kenapa aku sudah tak lagi suci.

Calon suami?

Aku tersenyum getir. Aku bahkan tak yakin masih akan ada laki-laki yang mau mempersunting seorang perempuan yang telah ternoda sepertiku.

Tanpa bicara, Den Arya keluar setelah kembali mengenakan pakaiannya. Meninggalkan aku yang masih meratap di sini, dengan tempat tidur acak-acakan, serta seprai yang bernoda darah kesucianku.

Membayangkan wajah ibu serta kedua adikku di kampung, airmataku kembali jatuh. Yang demi mereka aku rela bekerja di rumah keluarga Tjokro Aryadhana, namun justru di tempat ini aku harus kehilangan masa depanku.

***

Plak!

Aku tersentak kaget ketika Tuan Tjokro mendaratkan sebuah tamparan keras di p**i Den Arya.

Pagi ini, sekembalinya kedua majikanku yang tak lain adalah kedua orangtua Den Arya dari tempat hajatan keluarga, aku langsung mengadukan perbuatan putra tunggal mereka.

Nyonya Ayu, begitu aku biasa memanggil nama majikan perempuanku, tampak shock sampai tak bisa bicara sepatah kata pun.

"Dasar anak tak tahu diri! Mau kamu coreng dengan aib, nama keluarga ini, hah?!" Suara Tuan Tjokro menggelegar memecah pagi yang hening di rumah ini.

"Aku khilaf," ucap Den Arya ringan, seolah tanpa beban.

Aku menatap ke arahnya, dan hati ini begitu sakit ketika ia membalas tatapanku tanpa rasa bersalah.

"Nikahi dia sebagai bentuk tanggung jawabmu!"

Gelegar suara itu kembali mengagetkan, bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.

"Me-menikah?" kataku mengulangi ucapan Tuan Tjokro tanpa sadar.

"Iya, Naina. Kamu akan kami nikahkan dengan baj*ngan ini." Tuan Tjokro menunjuk Den Arya dengan wajah murka sekaligus merah padam. Sementara yang ditunjuk hanya tersenyum masam tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.

Aku merasakan seluruh kudukku berdiri ketika tatapan mata kami kemudian bertemu. Lintas kejadian terkutuk tadi malam kembali berputar dalam kepala. Kedua netraku terasa panas, airmata kembali menggenang memenuhi pelupuk mata.

Bagaimana bisa aku menikah dengan pria yang telah memperkosaku? Menghancurkan hidup sekaligus masa depanku.

🍁🍁🍁

Naik angkutan umum lewat tol cipaliAku tersenyum semoga berkenan dihati 😊
03/04/2024

Naik angkutan umum lewat tol cipali
Aku tersenyum semoga berkenan dihati 😊

Tak sengaja cocok tanam di ladang yang salah. Mana dia seorang cl3aning s3rvis lagi. Gak level!(1)"Jangan, Pak ... janga...
03/04/2024

Tak sengaja cocok tanam di ladang yang salah. Mana dia seorang cl3aning s3rvis lagi. Gak level!

(1)

"Jangan, Pak ... jangan paksa saya..."

Seruni meronta sekuat tenaga dalam dekapan kuat seorang lelaki berbadan tegap.

"Pak saya wanita baik-baik ... jangan Pak saya mohon." Parau terdengar suara gadis berusia 19 , namun sepertinya lelaki itu telah gelap mata serta dipengaruhi minuman keras yang hebat sehingga ia sepertinya tidak mengerti dengan permohonan me-yayat seruni.

Rangkulan yang semakin erat, tangan kur*ng aj*r tak terkendali menjelajah di setiap permukaan diri sang gadis, terlihat jelas bagaimana kuatnya perlawanan Seruni, dari menc*k*r, mengigit dan men*nd*ng, tapi pepatah itu memang benar adanya, seorang wanita tidak akan bisa menang melawan lelaki yang telah dikuasai na**u ib**snya.

"Jangaann ..." Itu sepertinya menjadi teriakan terakhir seruni ketika pria dengan wajah yang terpahat sempurna itu semakin mendekat, meluruhkan pertahanan seruni.

Seruni bukannya terbius oleh pesona yang dimiliki oleh lelaki itu, pancaran mata ta7am yang diselimuti kobaran mendamba tidak lagi memiliki daya tarik baginya, hanya saja segala kekuatan penolakan dari luar maupun hati terdalam Seruni telah berhasil di lumpuhkan oleh pria berkekuatan banteng itu, cengkraman ga**s dan tanpa belas kasih telah mem*ksa gadis itu untuk menurut pada apa maunya.

Felixio Atmaja, pria yang diagungkan banyak kaum hawa, diidam dan dipuja, berparas rupawan bak gambaran dewa-dewa Yunani, terkenal dingin dan tak tersentuh, penguasa gedung 25 lantai tempat Seruni menggantungkan hidup, tanpa di duga akan menghempaskan kehidupan seruni ke dalam lembah pesakitan tiada berujung.

"Pu*skan aku, kau akan mendapatkan b4-yaran yang setimpal..." Tubuh seruni kaku mendengar bisikan berat tepat di telinganya. Sedetik kemudian ia limbung dalam ser9-apan seorang Felix.

Namun, teriakan permohonan histeris masih belum berhenti meluncur dari mulut Seruni, betapa gadis malang itu berharap ada seseorang yang tiba-tiba mendobrak pintu kokoh ruangan itu, dan menyelamatkan dari situasi mengerikan ini. Namun hingga ia tidak bertenaga lagi dengan suara yang telah parau, tidak ada siapapun yang datang ...

Seruni terpekik histeris walau yang terdengar hanya suara tercekat di tenggorokan, tatkala mah-kota kes√ciannya sebagai wanita telah berhasil direnggut oleh pria b3-jad tersebut, ia kembali meronta sesaat karena kakuatannya terasa bangkit kembali karena rasa sakit yang mendera, namun sedetik kemudian ia kembali lumpuh dipaksa oleh seorang Felix.

🌼🌼🌼

"Malam yang hebat." Felix menatap sekilas tubuh yang tergolek lemah di ranjan9. Sementara ia sudah rapi dan bersiap untuk pergi.

"Walau kau sedikit n4-kal dan sok-sok menolak, aku akan tetap mem8ayarmu tiga kali lipat, karena ternyata kau masih per*w*n. Ternyata zaman sekarang masih ada w*nit* panggil*n yang masih ter- segel, dan aku cukup beruntung mendapatkan yang pertama, hmmm." Lalu Felix merogoh saku jasnya dan mengeluarkan buku cek, menulis nominal yang sangat besar di sana, lalu melemparkannya ke kasur.

Seruni menggigil, ternyata Felix menganggapnya sebagai wanita pan99-ilan.

Felix heran dengan reaksi Seruni, yang tidak bergeming untuk sekedar memeriksakan cek yang ia lemparkan malah ia mendengar isakan tertahan.

Tetapi Felix tidak terlalu peduli, ia melirik jam di pergelangan tangannya, sedikit berdecak karena ia sudah telat setengah jam untuk menghadiri meeting penting dengan klien dari luar negeri.

Ini gara-gara ia terlalu terpengaruh dengan ras yang menggebu pada gadis yang itu, ia tidak bisa berhenti hingga fajar menyingsing, dan bahkan barusan mengulangi lagi dan lagi.

Felix tidak mengerti dengan apa yang di alami tubuhnya, tiba-tiba saja ia menjadi tidak terkendali, mungkinkah karena ia sudah lama tidak bersama wanita? Dan tadi malam juga ia terlalu banyak minum.

"Nyamankan dirimu, istirahatlah yang cukup sebelum meninggalkan tempat ini, aku tahu kau sangat kelelahan. Kamar ini masih bebas kau gunakan hingga esok hari."

Felix sebenarnya tidak seperti itu, ia pantang memperdulikan siapapun di sekitarnya, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk gadis yang telah menemaninya semalaman.

Ia beranjak dari sisi tempat tidur, melangkah menuju pintu ...

"Pak ... aku bukan p3l4-cur ..." Terdengar lirih suara Seruni, tapi cukup jelas tertangkap oleh pendengaran Felix.

Felix tertegun ... lalu kemudian berbalik, menatap nanar pada tubuh yang masih tergolek dengan posisi yang sama.

"Apa?"

"Aku bukan w*nita panggil*n ..." suaranya Seruni terdengar getir, menelan isakan penuh luka yang akan meledak.

"Oh, ya?! Lalu kau siapa? Kenapa berada di kamarku!?"

"Aku pekerja di perusahaanmu,"

Bagai petir yang menyambar di pucuk kepala Felix, ia berjalan cepat, menyibak selimut yang hampir menutupi wajah Seruni.

"Jangan main-main, pantang bagiku berhubungan dengan pegawaiku, dari bagian mana kau, kenapa kau bisa ada di sini?" Wajah Felix merah padam, urat-urat kemarahan menonjol di kening.

Seruni bangkit dari tidur ke posisi duduk, dengan mata sembab ia menantang irish ta7am serupa s3-mbilu itu dengan putus asa.

"Cleaning Servis, aku dari bagian itu. Anda yang menyeretku ke sini!" Pungkas Seruni g3-ram, meneliti reaksi orang arogan yang menjulang di depannya.

"Apaaa???!!!"

Penulis: VincaFlower146 (Greenmoon)
Judul: Akibat Kesalahan Satu Malam

AKIBAT KESALAHAN SATU MALAM( Tamat) - VincaFlower146
Dia pikir aku adalah wanita pan99-ilan yang sengaja didatangkan untuk menghib√rnya, padahal aku hanya...

Address

Provinsi
Banjarmasin
72275

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Reaction Flim tv posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Category


Other TV Channels in Banjarmasin

Show All