ubay_banjar

ubay_banjar Ubay Banjar
(1)

03/06/2024

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Thaharoh: Jalan menuju kesempurnaan ibadah
Satu ayat di al-qur`an didalam surah al-baqarah menjelaskan betapa pentingnya taharah sebagai sarana pendekatkan diri dari allah swt. Dalam Al-qu`an allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya, allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri. (Q.S. al-baqaroh 2.222)
Bagi seorang muslim, tujuan utama didunia adalah mencapai rida allah, salah satu sarana untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara mengerjakan apa yang allah swt s**ai, salah satunya menjadi orang senantiasa bersuci.
Thaharoh adalah rangkaian awal mulai beribadah kepada allah swt, melaksanakn ibadah seperti sholat, baca quran, tawaf mengelilingi kabah yang harus diperhatian yang terlebih dahulu itu ialah bersuci atau thaharah, oleh sebab itu kita akan membedah sedekit apa itu thaharoh, setelah itu baru berwudhu, kalo sudah jelas baru kita mempelajari tentang sholat yang baik dan benar.
A. Thaharah
Dalam tradisi islam kebersihan saja tidak cukup, ada hal lain yang kita kenal dengan istilah “thaharoh” yaitu kesucian secara sederhana bias diartikan sebagai kebersihan lahiriah. Kebersihan diri kita dan lingkungan sekitar kita. Seperti kta mandi, kita bersihkan halaman rumah dengan sapu setiap hari, maka ia akan terlihat bersih. Kebersihan semacam ini adalah salah satu bentuk ekspresi keimanankita sebagai orang muslim.
Sesuatu yang bersih belum tentu dikatan suci, seperti kita sudah mandi besih, tetapi belum melakukan wudhu maka diri belum sepenuhnya suci, maka dari itu tidak boleh melakukan beribadah seperti sholat dan lain-lain.
1. Alat-alat untuk bersuci
a. Debu atau tanah
b. Batu
c. Air.
2. Pembagian macam-macam air
Ada 7 jenis air yang bias dipakai untuk bersuci.
a. Air hujan.
b. Air laut
c. Air sungai
d. Air sumur
e. Air sumber(mata air)
f. Air ES
g. Air embun.

B. Bersuci dengan hadas
Membersihkan diri dari hadas haruslah dilakukan seseorang ketika akan melaksanakan solat, sebagaimana persyaratan syah salatnya. Artinya, jika seorang masih berada dalam keadaan hadas, besar atau kecil. Ia masih belum bias melaksanakan sholat hingga ia bersuci.
Ada tida macam cara mesucikan dari hadas. Pertama berwudhu, prosesi ini dilakukan untuk menyucikan diri dari hadas kecil. Kedua, mandi besar hal ini dilakukan untuk menyucikan diri dari hadas besar, seperti junub. Ketiga, tayamum, sebagai tatacara alternative membersihkan diri dari kedua hadas.
1. Berwudhu
Dalam istilah fiqih, wudu bisa diartikan sebagai tatacara khusus utuk membersihkan diri dengan menggunkan air, pada anggota badan tertentu, seperti muka, tangan, dan lain lain, untuk melaksanakn ibadah seperti shalat.

a. Rukun wudu
Adapun tatacara wudu yang kita kenal dengan istilah rukun, ada enam tahapan
1) Membaca niat.
2) Membasuh muka
3) Membasuh kedua tangan
4) Membasuh kepala
5) Membasuh kedua kaki
6) Tertib

b. Sunnah-sunah dalam wudhu
1) Membaca bismilah
2) Bersiwak
3) Membasuh tangan sebelum wudhu
4) Berkumur-kumur
5) Membersihkan hidung dengan air
6) Mengusap jenggot
7) Membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki
8) Menusap kedua telinga
9) Memulai dari kanan
10) Membasuh dengan 3 kali
11) Berdoa sesuah berwudu

c. Hal-hal yang membatalkan wudhu
1) Apa-apa yang keluar dari qubul dan dubur
2) Tertidur
3) Hilang akal
4) Menyentuh orang bukan muhrim
5) Menyentuh kemaluan

d. Hal-hal yang dilarang saat tidak berwudu
1) Sholat
2) Tawaf
3) Menyentuh mushaf alqur`an

C. Praktek Berwudhu
Untuk lebihmudah nya, berikut tata cara berwudhu lengkap dengan hal-hal yang sunnah dilakukan sebelum dan sesudah berwudhu.
Sebelum berwudhu:
1. Membaca bismilah
2. Bersiwak( jika mempunyai)
3. Berkumur-kumur
4. Membersihkan hidung dengan air
5. Membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki
6. Mengusap jenggot (jika mempunyai)

Kemudian berwudhu dengan melakukan:
1. Niat. Niat berwudhu adalah sebagai berikut.
2. Membasuh muka
3. Membasuh kedua tangan hingga siku ( disunahkan memulai dengan tangan kanan)
4. Mengusap kepala (disunahkan untuk membasuh semuanya)
5. Mengusap kedua telinga (sunah)
6. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
Setelah berwudhu:
1. Berdoa
2. Melakukan shalat sunah dua rakaat.
Doa berwudhu

Satu ayat di al-qur`an didalam surah al-baqarah menjelaskan betapa pentingnya taharah sebagai sarana pendekatkan diri dari allah swt. Dalam Al-qu`an allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya, allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri. (Q.S. al-baqaroh 2.222)
Bagi seorang muslim, tujuan utama didunia adalah mencapai rida allah, salah satu sarana untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara mengerjakan apa yang allah swt s**ai, salah satunya menjadi orang senantiasa bersuci.
Thaharoh adalah rangkaian awal mulai beribadah kepada allah swt, melaksanakn ibadah seperti sholat, baca quran, tawaf mengelilingi kabah yang harus diperhatian yang terlebih dahulu itu ialah bersuci atau thaharah, oleh sebab itu kita akan membedah sedekit apa itu thaharoh, setelah itu baru berwudhu, kalo sudah jelas baru kita mempelajari tentang sholat yang baik dan benar.
A. Thaharah
Dalam tradisi islam kebersihan saja tidak cukup, ada hal lain yang kita kenal dengan istilah “thaharoh” yaitu kesucian secara sederhana bias diartikan sebagai kebersihan lahiriah. Kebersihan diri kita dan lingkungan sekitar kita. Seperti kta mandi, kita bersihkan halaman rumah dengan sapu setiap hari, maka ia akan terlihat bersih. Kebersihan semacam ini adalah salah satu bentuk ekspresi keimanankita sebagai orang muslim.
Sesuatu yang bersih belum tentu dikatan suci, seperti kita sudah mandi besih, tetapi belum melakukan wudhu maka diri belum sepenuhnya suci, maka dari itu tidak boleh melakukan beribadah seperti sholat dan lain-lain.
1. Alat-alat untuk bersuci
a. Debu atau tanah
b. Batu
c. Air.
2. Pembagian macam-macam air
Ada 7 jenis air yang bias dipakai untuk bersuci.
a. Air hujan.
b. Air laut
c. Air sungai
d. Air sumur
e. Air sumber(mata air)
f. Air ES
g. Air embun.

B. Bersuci dengan hadas
Membersihkan diri dari hadas haruslah dilakukan seseorang ketika akan melaksanakan solat, sebagaimana persyaratan syah salatnya. Artinya, jika seorang masih berada dalam keadaan hadas, besar atau kecil. Ia masih belum bias melaksanakan sholat hingga ia bersuci.
Ada tida macam cara mesucikan dari hadas. Pertama berwudhu, prosesi ini dilakukan untuk menyucikan diri dari hadas kecil. Kedua, mandi besar hal ini dilakukan untuk menyucikan diri dari hadas besar, seperti junub. Ketiga, tayamum, sebagai tatacara alternative membersihkan diri dari kedua hadas.
1. Berwudhu
Dalam istilah fiqih, wudu bisa diartikan sebagai tatacara khusus utuk membersihkan diri dengan menggunkan air, pada anggota badan tertentu, seperti muka, tangan, dan lain lain, untuk melaksanakn ibadah seperti shalat.

a. Rukun wudu
Adapun tatacara wudu yang kita kenal dengan istilah rukun, ada enam tahapan
1) Membaca niat.
2) Membasuh muka
3) Membasuh kedua tangan
4) Membasuh kepala
5) Membasuh kedua kaki
6) Tertib

b. Sunnah-sunah dalam wudhu
1) Membaca bismilah
2) Bersiwak
3) Membasuh tangan sebelum wudhu
4) Berkumur-kumur
5) Membersihkan hidung dengan air
6) Mengusap jenggot
7) Membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki
8) Menusap kedua telinga
9) Memulai dari kanan
10) Membasuh dengan 3 kali
11) Berdoa sesuah berwudu

c. Hal-hal yang membatalkan wudhu
1) Apa-apa yang keluar dari qubul dan dubur
2) Tertidur
3) Hilang akal
4) Menyentuh orang bukan muhrim
5) Menyentuh kemaluan

d. Hal-hal yang dilarang saat tidak berwudu
1) Sholat
2) Tawaf
3) Menyentuh mushaf alqur`an

C. Praktek Berwudhu
Untuk lebihmudah nya, berikut tata cara berwudhu lengkap dengan hal-hal yang sunnah dilakukan sebelum dan sesudah berwudhu.
Sebelum berwudhu:
1. Membaca bismilah
2. Bersiwak( jika mempunyai)
3. Berkumur-kumur
4. Membersihkan hidung dengan air
5. Membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki
6. Mengusap jenggot (jika mempunyai)

Kemudian berwudhu dengan melakukan:
1. Niat. Niat berwudhu adalah sebagai berikut.
2. Membasuh muka
3. Membasuh kedua tangan hingga siku ( disunahkan memulai dengan tangan kanan)
4. Mengusap kepala (disunahkan untuk membasuh semuanya)
5. Mengusap kedua telinga (sunah)
6. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
Setelah berwudhu:
1. Berdoa
2. Melakukan shalat sunah dua rakaat.
Doa berwudhu

30/05/2024

أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

Dari ayat diatas jelas Allah SWT merintahkan kita untuk menjadi hambah yang senantiasa berpikir untuk mengetahui segala hal yang ada dialam semesta ini, agar tidak mengalami penyimpangan. Agama islam sangat jelas merintahkan kita untuk menggunakan akal untuk berpikir, memiliki kecerdasan akal, mendaburi segalanya, memetik segala berbagai pelajaran yang ada.
Ayat 9 dalam surah Azzumar, bahwa dalam ayat ini menjelaskan bahwasanya tidaklah sama seseorang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, orang yang mengtahui itu adalah orang-orang mukmin yang selalu mengambil hikmah atau pelajaran. Orang yang memiliki hati yang peka senantiasa sadar memahami makna-makna pelajaran yang dia lalui, seperti permasalahan yang dia rasakan seperti Rasa cinta, Rasa Takut, Rasa Khusyu, dan rasa pengagungan. Seseorang yang senantiasa berfikir maka akan terbebas dari adanya taklid buta. Salah satu sebab adanya penyimpangan akidah ialah membiarkan kebodohan, mereka enggan belajar dan mengajarkan persoalan aqidah.
Samakah orang yang taat dengan orang yang durhaka? samakah orang yang berilmu dengan orang dungu? Tentu tidak sama. Adapun yang di maksudkan dengan ilmu di sini bukanlah ilmu sembahyang, puasa (ibadah) saja, melainkan terkandung olehnya semua macam ilmu pengetahuan yang berfaedah untuk dunia dan akhirat, seperti ilmu alam ilmu bumi dsb. Sekarang nampak benar perbedaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu maka kapal terbang, kapal selam, mendirikan bermacam macam pabrik, semuanya itu ialah dengan berkatnya ilmu pengetahuan. orang yang dungu tentu akan menggelengkan kepala saja, karena takjub melihat keganjilan yang banyak itu.
Oleh sebab itu mestilah kita menuntut ilmu pengetahuan, meskipun sampai ke Eropa atau Jepang. Nabi Muhammad Saw bersabda : tuntutlah ilmu itu mulai dari buaian (waktu kanak-kanak ), sampai ke dalam lahad (kubur).
Adapun ilmu itu ada dua macam :
a. Menuntut ilmu di sekolah dengan perantaran guru, yaitu sekolah bangku namanya, maka ia kewajiban anak-anak, sekurang kurangnya di sekolah rendah dan orang orang yang berkesanggupan dan berotak tajam hendaklah sampai ke sekolah tinggi, umpamanya: Sekolah dokter, sekolah, sekolah hukum, sekolah pertanian, perniagaan, pertukangan dsb. yaitu menurut kemauannya masing-masing.
b. Menuntut ilmu dengan sendirinya saja, yaitu kewajiban tiap-tiap orang, mulai dari keluar sekolah sampai meninggal dunia. maka tiap-tiap kita hendaklah belajar bermacam macam ilmu pengetahuan, dengan perantara buku buku surat surat kabar ,majalah majalah, dan dengan pergaulan dan pengalaman.
Orang yang tidak mau belajar dengan sendirinya akan tertinggallah di belakang dan tidak dapat nanti menempuh masyarakat baru, karena dunia selalu berputar dan berubah-ubah. kaum guru, dokter, insinyur, akan tertinggal di belakang, jika tidak mau berstudi dan menambah pengetahuannya, karena tiap-tiap ilmu itu selalu bertambah tambah dan profesor profesor selalu mengeluarkan pendapat baru .
Selain dari pada itu orang jangan lupa mempelajari ilmu agama islam, yang amat sesuai dengan masyarakat dunia sekarang. Apa tidakkah sabda Nabi Muhammad Saw. yang menyuruh menuntut ilmu itu, suatu bukti agama islam, sebagai suatu agama yang menyuruh berkemajuan.

Tameng emas
22/05/2024

Tameng emas

Tameng Emas Sultan Banjar

Tameng Sultan Banjar terbuat dari besi tempa diselimuti emas. Tameng ini dipergunakan saat penobatan Sultan Banjar. Corak tameng melambangkan cakra atau roda kehidupan.

Sekarang Tameng Emas Sultan Banjar disimpan secara resmi oleh Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

22/02/2024
28/09/2023

Apa perjalanan cinta


7 Fakta Tentang Apa Manfaat Percaya Diri dalam Kehidupanmu1. Tidak Mudah Terpengaruh.manfaat dari rasa percaya diri adal...
05/09/2023

7 Fakta Tentang Apa Manfaat Percaya Diri dalam Kehidupanmu

1. Tidak Mudah Terpengaruh.
manfaat dari rasa percaya diri adalah membuat kamu menjadi sosok yang tidak mudah terpengaruh. Kamu akan mampu mempertahankan pendirian, selama itu baik.

2. Terhindar dari Keragu-raguan.
Manfaat lain dari memiliki rasa percaya diri adalah jarang merasa ragu-ragu akan hal apa pun.

3. Bermental Kuat
Seperti pada ulasan sebelumnya, orang yang percaya diri, selalu yakin akan mampu mengatasi semua kendala. Apabila kamu memiliki sifat ini, artinya mentalmu lebih kuat, karena tidak akan jatuh ketika mengalami kegagalan.

4. Mampu Menjadi Pemimpin.
apa manfaat percaya diri dalam kehidupanmu? Salah satu jawabannya adalah kemampuan untuk menjadi pemimpin. Jika memiliki rasa percaya diri tinggi, kamu akan tampak menonjol di dalam sekelompok orang.

5.Berpotensi Menjadi Pemenang.
Selanjutnya, jika kamu memiliki rasa percaya diri, tentu akan mudah menjadi pemenang. Alasannya adalah, kemampuan mengukur potensi diri sendiri.

6.Mudah Mendapatkan Peningkatan Karier.
Satu lagi manfaat bagi kamu yang memiliki rasa percaya diri adalah peluang peningkatan karir menjadi lebih tinggi.

7.Tidak Mudah Terpuruk
Manfaat selanjutnya adalah terhindar dari keterpurukan. Orang yang percaya diri akan lebih mampu menghadapi kegagalan.

Ahmad Rizky
Konveksi SIBO

Dengan memberikan sedekah, seseorang dapat merasa puas dan terpuaskan, dan juga dapat menjadi sarana untuk mensucikan ha...
05/09/2023

Dengan memberikan sedekah, seseorang dapat merasa puas dan terpuaskan, dan juga dapat menjadi sarana untuk mensucikan harta dan memohon ampunan kepada Allah. Berikut manfaat-manfaat bersedekah baik secara spiritual maupun praktis. Dalam Islam, sedekah dianggap sebagai salah satu amalan yang paling mulia

Konveksi SIBO
Ahmad Rizky

12/01/2023

Awal munculnya Penyembahan berhala (Part 2)

Setelah melihat perilaku orang-orang di negri Syam tersebut Amru bin Luhay mendorong dirinya untuk mengajak penduduk makkah untuk membuat kesyirikan dengan membawa salah satu berhala yang bernama Hubal dari di negri Syam tersebut untuk disembah, setelah sampai dimekah Amru bin Luhay meletakan nya di dalam Ka`bah. Orang-orang sekitaran makkah akhirnya terpengaruh oleh ajakan dan rayuan oleh Amru bin Luhay untuk menyembah berhala, setelah orang-orang makkah terpengaruh orang-orang hijaz pun mengikuti perbuatan yang membuat kesyirikan terhadap Allag SWT, kenapa demikian dikarenakan mereka menggangap orang-orang makkah adalah sebagai pengawas Ka`bah dan penduduk tanah suci.

Setelah kemusyrikan merajalela disekitan Hijaz mereka meletakan berhala tersebut diplosok setiap tempat dari yang paling besar hingga paling kecil bertebaran. Diriwayatkan Amru bin Luhay mempunyai seorang pembantu dari sejenis bangsa jin, dengan adanya jin tersebut Amru bin Luhay dapat mengetahui dimana letak berhala-berhala kaum Nuh yang terpendam di kota Jeddah sehingga dapat mengakatnya, lalu membawanya ke Tilhamah, setelah tiba musim haji, dia menyerahkan berhala tersebut kepada kabilah pembesar. Hal hasil perbuatan Amru bin Luhay menjadikan setiap kabilag dan setiap rumah-rumah penduduk pasti ada berhala.

Seperti itulah kisah asal-usul kemusyrikan yang terjadi peyembahan berhala yang menjadi peristiwa besar dari orang-orang jahiliyah dahulu, yang mengagap dirinya berada masih pada agama Ibrahim. Amru bin Luhay juga menciptakan tradisi-tradisi upacara ritual penyembahan berhala, sehingga orang-orang mengira apa yang dilakukan oleh Amru bin Luhat tersebut sesuatu yang baru dan baik, serta tidak mengubah agama Ibrahim.

12/01/2023

Awal munculnya penyembahan berhala (Part 1)

Mayoritas bangsa arab mengikuti dakwah nabi Ismail AS, yaitu takkala beliau menyeru kepada agama bapanya, nabi ibrahim AS. Inti ajaranya menyembah kepada allah SWT. Menegaskan nya dan memeluk agama nya. Waktu bergulir sekian lama, sehingga sebagian mereka banyak yang lalai, bahkan melalaikan ajaran yang pernah diajarkan kepada mereka, walaupun demikian, sebagian mereka masih teguh dan mempertahan kan adanya sisa-sisa keyakina menauhidkan Allah SWT yang di ajarkan oleh nabi Ibrahim AS.

Sekian lama berlalu, muncul seseorang tokoh pemimpin dari Bani Khuza`ah, seseorang yang dikenal baik akhlaknya, baik urusan agamanya, bahkan dia dikenal s**a bersedekah dikalangannya. Semua orang mencintainya dan menggangapnya sebagai seorang ulama dan wali yang disegani, siapa dia yaitu Amru bin Luhay.

Amru bin Luhay suatu hari sedang mengadakan perjalanan menuju negri Syam, setelah sampai beliau sampai di negri Syam, tidak sengaja melihat ritual yang diadakan di negri tersebut yang melakukan kegiatan penyembahan berhala, dan aneh nya beliau menganggap perbuatan tersebut baik dan benar dikarenakan di negri Syam adalah sebuah kota tempat suci dikarenakan turunnya rasul dan alkitab.

05/11/2022

اَلسَّــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهْ.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


*SAFIINATUN NAJAAH*
_Karya: Al-'Allamah Asy-Syekh Salim bin Abdullah bin Sa'ad bin Sumair Al-Hadhramiy_
قدس الله سره ونور ضريحه وأعاد علينا من بركاته ونفعنا بعلومه فى الدين والدنيا والآخرة آمين

(فصل) النجاسة ثلاثه : مغلظة ومخففة ومتوسطة . المغلظة : نجاسة الكلب والخنزير وفرع أحدهما . والمخففة : بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين. والمتوسطة : سائر النجاسات.

Segala najis yaitu 3 : Najis berat , dan najis ringan , dan najis sedang . Dan najis berat yaitu najis anjing dan babi dan anak-anak dari salah satu keduanya . Dan najis ringan yaitu kencing anak kecil yang tidak makan selain air susu dan belum sampai umurnya 2 tahun . Dan najis sedang yaitu semua najis .



Najasah (Najis)

Najis atau najasah dalam bahasa Arab artinya kotoran atau sesuatu yang menjijikan dalam ilmu fiqih ialah kotoran atau sesuatu yang menjijikan yang bisa menghalangi kesempurnaan shalat.

Pembagian Najis

Najis dibagi menjadi Tiga Bagian:

1- Najis Mugholladzoh. (Berat)

Najis yang berat yaitu anjing, babi dan anak yang lahir dari keduanya.

Cara mensucikannya ialah dicuci bersih dengan air 7 kali dan salah satunya wajib dicuci dengan tanah.

Cara ini berdasarkan sabda Rasulallah saw: “Sucinya tempat (perkakas) seseorang diantara kamu apabila telah dijilat oleh anjing, adalah dengan dicuci tujuh kali. Permulaan diantara pencucian itu (harus) dicuci dengan tanah”. (HR. Muslim)

2- Najis Mukhofafah (Ringan)

Ialah najis yang ringan, seperti air kencing anak laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa, selain air susu ibunya.

Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda yang terkena najis.

Rasulallah saw bersabda: “Barangsiapa yang terkena air kencing anak wanita, harus dicuci. Dan jika terkena air kencing anak laki-laki cukuplah dengan memercikkan air padanya”. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)

3- Najis Mutawassithah (Sedang)

Najis yang sedang, yaitu najis selain najis mughaladzah (berat) dan najis mukhafafah (ringan) seperti:

Arak

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” al-Maidah 90

Darah

Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Aisyah ra, Rasulallah saw bersabda “Jika datang haid, maka tinggalkanlah shalat. Jika pergi maka bersucilah dan lakukanlah shalat” (HR Bukhari Muslim)

Nanah adalah darah yang berobah menjadi busukMuntah adalah makanan yang berubah di dalam perut mejadi rusak dan busuk, hukumnya seperti tahi.Kotoran (tahi) manusia atau binatang (selain binatang yang tidak mengelair darahnya).

Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata: “Aku membawa kepada Rasulallah saw dua batu dan segumpal najis (tahi) binatang yang kering. Lalu beliau mengambil dua batu dan membuang najis tersebut. Beliau bersabda: Sesungguhnya ia najis” (HR Bukhari)

Kencing (kecuali kecing anak laki-laki yang belum berusia 2 tahun dan belum makan kecuali susu ibunya).

Rasulullah saw pernah melewati dua kuburan, maka beliau bersabda, “Mereka berdua sedang disiksa, dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Adapun salah seorang dari keduanya dia tidak beristinja’ dari kencingnya (cebok), sedangkan yang lainnya dia menebarkan adu domba (namimah) ” (HR Bukhari Muslim)

Madzi dan wadi

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Jika kau melihat madzi, maka cucilah kemaluanmu, dan berwudhulah” (HR Bukhari Muslim).

Susu binatang yang tidak dimakan dagingnya hukumnya najis kecuali susu ibu (manusia) suci, Anggota yang terputus dari binatang yang hidup hukumnya najis kecuali ikan, belalang dan manusia.

Rasulallah saw bersabda “apa yang terputus dari anggota binatang hidup, adalah bangkai” (HR Abu Daud, at-Tirmidzi).

Sedang rambut atau bulu bangkai binatang yang boleh dimakan dagingnya hukumnya suci. Allah berfirman “dan (dijadikan-Nya p**a) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). An-Nahl 80 ,

Cara mensucikan najis mutawasithah (sedang) yaitu dicuci dengan air sampai hilang warna, bau dan rasanya.

Najis mutawassithah terbagi atas dua bagian:

1. Najis ‘Ainiah

Najis ‘Ainiah yaitu najis yang memiliki bentuk atau wujud dan bisa dilihat oleh mata. Ia memiliki warna, rasa dan bau. Kalau terkana najis ini, cara mensucikannya dengan menghilangkan zatnya sampai hilang warna, rasa dan baunya. Semasih najis itu belum hilang salah satu dari zatnya yaitu warna, rasa dan baunya, maka hukum benda itu masih tetap najis. Jika warna dan bau belum juga hilang setelah dicuci karena mendapat kesulitan maka hukum benda itu suci.

2. Najis Hukmiah

Najis Hukmiyah yaitu najis yang tidak memiliki bentuk atau wujud dan tidak bisa dilihat oleh mata. seperti kencing yang sudah kering. Kalau terkana najis ini, cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada bekas najis tersebut.

Keterangan (Ta’liq):

Madzi ialah air seperti lendir yang keluar dari kemaluan sewaktu timbul birahi dan jika ingin shalat tidak usah mandi cukup dengan mecucinya sampai bersih dan wudhu.Madi ialah air seperti lendir yang keluar dari kemaluan karena sakit diantaranya keputihan dan jika ingin shalat tidak usah mandi cukup dengan mencucinya sampai barsih dan wudhu.

والله أعلم بالصواب

Wanita sering diibaratkan sebagai bunga. Bunga lahirnya melambangkan sesuatu yang cantik, indah dan berseri, begitulah w...
13/10/2022

Wanita sering diibaratkan sebagai bunga. Bunga lahirnya melambangkan sesuatu yang cantik, indah dan berseri, begitulah wanita…. Hadirnya Hawa mengisi kesunyian Adam, adanya wanita menjadi penyambung dzuriat di maya pada. Wanita sholehah ibarat bunga yang berkembang mekar, harum dan bersinar, menjadi idaman sebagai penyeri suasana. Wanita Tholehah (buruk akhlak) ibarat bunga yang... layu, kering dan tidak berseri, tiada siapapun yang sudi, kalaupun cantik, ia hanya ibarat bunga plastik yang tidak harum, kaku dan mudah berdebu...

Wanita dimasyhurkan tapi tidak ditonjolkan, ia tersembunyi biarpun hadirnya menggegarkan, umpama mutiara yang ditampakan buat perhatian umum dengan permata yang tersembunyi, pasti yang tersembunyi itu melebihi yang tertampak,,,, permata dicelahan kaca, permata dibalik timbunan pasir halus,,,, ibarat sekuntum mawar berduri di taman larangan...

Ya Robb,,,,!
Izinkan hambaMu yang kerdil lagi hina… menjadi salah satu kuntuman mawar aspirasi di Taman SyurgaMu… walau kusadar, aku hambaMu yang paling tidak layak menjadi salah satu kuntuman mawar tersebut....

Seiring dengan nikmat usia yang masih diberikan peluang dariMu, sisa-sisa nafas yang diizinkan kuhirup…. izinkan aku menjadi tapak semaian pertama benih-benih generasi yang bakal mewarnai dunia dengan sinar cahayaMu…

Senyumanku adalah rahasia yang tersingkap… tangisanku adalah rasa hati yang tercurah… dan kegelisahanku adalah pemberontakan kasih sayang…. izinkan aku ingin menjadi mawar yang berduri, dari kejauhan sudah tercium harumnya serta kilauan warna yang memancar indah mengundang keagungan ciptaanMu….

Aku ingin menjadi hamba yang wajahnya dihiasi tetesan wudhu, bibir dengan tilawatil qur’an dan zikrullah, aku ingin menjadi sekuntum mawar aspirasi sebagai Srikandi yang mekar dan terus mewangi di tamanMu, meniti di jalanMu… mekar disudut ruangMu…

TanpaMu,,,tanpa cahayaMu,,,tiada arti kehidupan ini,,,, padamkanlah kisah silamku…. seiring usia yang semakin meningkat, kubersujud syukur padaMu, moga ruang hidup yang masih diberikan ini, aku menghargainya mengabdikan diriku hanya untuk Sang Penciptaku….!

20/08/2022

Menanggapi pertanyaan dari saudara jafar. "apakah suara perempuan termasuk aurat.?"

07/05/2022

7 Ulama Indonesia mendunia.

Salah satalu nya, syeh Muhammad Arsyad al banjari

05/05/2022

*Semua Raja-raja Banjar (Kesulthonan Banjar) ini terlibat dalam Sejarah perjalanan hidup Datu kita Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari*

1. Raja Banjar ke 7, Sulthon Tahlillah Bin Sulthon Sa'idillah ( yang mengasuh Datu Kelampaian di Istana Kerajaan, Waktu Raja Berjalan Ke Kampung, raja melihat sosok anak kecil, dengan pandangan sang raja malihat sosok anak ini akan menjadi orang besar di negeri banjar, maka di bawa raja ke istana dan di jaga dengan pengawalan khusus di waktu datu kelampaian kecil)

2. Raja Banjar ke 8, Sulthon Tahmidulloh Bin Sulthon Tahlilillah, ( yang memberangkatkan Datu kelampaian ke Makkah )

3. Raja Banjar ke 9, Sulthon Kuning Sulthan Hamidillah Bin Sulthon Tahmidulloh ( yang wafat tahun itu juga, yang seterusnya oleh sesepuh kerajaan hasil musyawarah mengangkat adik beliau yaitu Sulthon Tamjidillah Bin Sulthon Tahmidulloh menjadi Sulthon Banjar (Raja Banjar 10), karena Anak Sulthon Kuning masih belum dewasa )

4. Raja Banjar ke 11, Sulthon Tamjidillah Bin Sulthon Tahmidulloh ( yang membiayai Datu kelampayan selama di Mekkah, dan beliau juga adalah Sulthon Sepuh yang menyatukan seluruh wilayah kesulthonan banjar di masa beliau )

5. Raja Banjar ke 12 Sulthon Tahmidillah (Ayahanda Sulthon Sulaiman Rahmatulloh) Bin Sulthon Tamjidillah yang menyambut kedatangan Datu Kelampayan sewaktu tiba ke tanah Banjar dan Sulthan Tahmidillah lah yang meminta buatkan Kitab kepada Sang Gurunya Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, yang bernama Kitab Sabilal Muhtadin. Sulthan Tahmidillah adalah murid pertama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari & Sulthon Tahmidillah memberikan sebuah kampung bernama Dalam Pagar untuk Sang Guru.

6. Raja Banjar Ke 13 Sulthon Sulaiman Rahmatullah bin Sulthon Tahmidillah juga berguru kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dan di zaman Pemerintahan Sulthon Sulaiman lah Sang Guru berp**ang Ke rahmatullah, awan mendung menyelimuti negeri Banjar, Sulthon Banjar sangat bersedih kehilangan seorang panutan di Kesulthonan Banjar.

_Itulah para Raja - raja Banjar yang terlibat di Kehidupan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari berdasarkan catatan padatuan kesulthonan banjar turun timurun_

Datu Sulthon Tahmidillah (Raja Banjar ke 12 ) berpesan kepada anak dan cucunya "Jangan pernah menyakiti hati Keturunan Guru Ku (Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari)

Dan Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari membalas dengan "mendoa akan Keturunan anak cucu Sulthon Tahmidillah Beberkat Hidupnya"

*Sampai sekarang antara Keturunan Sulthon Banjar dan Keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari saling berkasih sayang dan saling menghormati bahkan sampai ke Perkawinan antara Keturunan Pagustian Banjar Dan Keturunan Datu Kelampaian*

Manaqib Syaikh Muhammad Arsyad Al-BanjariNama Syaikh Muhammad Arsyad menempati hati masyarakat Kalimantan dan Indoensia ...
05/05/2022

Manaqib Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Nama Syaikh Muhammad Arsyad menempati hati masyarakat Kalimantan dan Indoensia sebagai ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama.

Belum ada tokoh yang mengalahkan kepopuleran nama Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Karya-karyanya hinga kini tetap dibaca orang di masjid dan disebut-sebut sebagai rujukan. Nama kitabnya Sabilal Muhtadin diabadikan untuk nama Masjid Agung Banjarmasin. Nama kitabnya yan lain Tuhfatur Raghibin juga diabadikan untuk sebuah masjid yang tak jauh dari makan Syaikh Arsyad. Tak hanya itu, hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya. Baik sebagai keturunan atau muridnya.

Muhammad Arsyad lahir di Desa Lok Gabang Banjarmasin pada hari Kamis dinihari, pukul 03.00 (waktu sahur), 15 Safar 1122 H atau 17 Maret 1710 M. Beliau seorang ulama besar bermazhab syafi'i dan menjadi M***i (penasehat agama) Kerajaan Banjar.

Masa kecil Syaikh

Sebagaimana anak-anak pada umumnya, Muhammad Arsyad bergaul dan bermain dengan teman-temannya. Namun pada diri Muhammad Arsyad sudah terlihat kecerdasannya melebihi dari teman-temannya. Begitu p**a akhlak budi pekertinya yang halus dan sangat menyukai keindahan. Diantara kepandaiannya adalah seni melukis dan seni tulis. Sehingga siapa saja yang melihat hasil lukisannya akan kagum dan terpukau. Pada saat Sulthan Tahlilullah bin Sulthan Sa'idullah se‎dang bekunjung ke kampung Lok Gabang, sulthan melihat hasil lukisan Muhammad Arsyad yang masih berumur 7 tahun. Terkesan akan kejadian itu, maka Sulthan meminta pada orang tuanya agar anak tersebut sebaiknya tinggal di istana untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sulthan.

Di istana, Muhammad Arsyad tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan hormat kepada yang lebih tua. Seluruh penghuni istana menyayanginya dengan kasih sayang. Sulthan sangat memperhatikan pendidikan Muhammad Arsyad, karena Sulthan mengharapkan Muhammad Arsyad kelak menjadi pemimpin yang alim.

Menikah dan menuntut ilmu di Mekkah

Ia mendapat pendidikan penuh di Istana sehingga usia mencapai 30 tahun. Kemudian ia dikawinkan dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut.

Ketika istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati Muhammad Arsyad suatu keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di tanah suci Mekkah. Maka disampaikannyalah hasrat hatinya kepada sang istri tercinta.

Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih muda, akhirnya isterinya mengamini niat suci sang suami dan mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah mendapat restu dari Sultan berangkatlah Muhammad Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya. Deraian air mata dan untaian doa mengiringi kepergiannya.

Di Tanah Suci, Muhammad Arsyad mengaji kepada masyaikh terkemuka pada masa itu. Di antara guru dia adalah

Syekh ‘Athaillah bin Ahmad al-Mishry,
al-Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi dan
al-‘Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani.

Syekh yang disebutkan terakhir adalah guru Muhammad Arsyad di bidang tasawuf, dimana di bawah bimbingannyalah Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai Khalifah.
Selain itu guru-guru Muhammad Arsyad yang lain seperti

Syekh Ahmad bin Abdul Mun'im ad Damanhuri,
Syekh Muhammad Murtadha bin Muhammad az Zabidi,
Syekh Hasan bin Ahmad al Yamani,
Syekh Salm bin Abdullah al Basri,
Syekh Shiddiq bin Umar Khan,
Syekh Abdullah bin Hijazi asy Syarqawy,
Syekh Abdurrahman bin Abdul Aziz al Maghrabi,
Syekh Abdurrahamn bin Sulaiman al Ahdal,
Syekh Abdurrahman bin Abdul Mubin al Fathani,
Syekh Abdul Gani bin Muhammad Hilal,
Syekh Abis as Sandi,
Syekh Abdul Wahab at Thantawy,
Syekh Abdullah Mirghani, Syekh Muhammad bin Ahmad al Jauhari, dan
Syekh Muhammad Zain bin Faqih Jalaludin Aceh.

Selama menuntut ilmu di Tanah Suci, Syekh Muhammad Arsyad menjalin persahabatan dengan sesama penuntut ilmu seperti Syekh Abdussamad al-Falimbani, Syekh Abdurrahman Misri al-Jawi, dan Syekh Abdul Wahab Bugis sehingga mereka dikenal sebagai Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu).

Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu di Maekkah dan Madinah, timbulah niat untuk menuntut ilmu ke Mesir. Ketika niat ini disampaikan dengan guru mereka, Syekh menyarankan agar keempat muridnya ini untuk p**ang ke Jawi (Indonesia) untuk berdakwah di negerinya masing-masing.

Rekan-rekan Arsyad selama di Mekah kemudian juga menjadi ulama terkenal. Syeikh `Abdus Shamad Al-Falimbani pengarang Sayrus Salaikin, Syeikh `Abdur Rahman Al-Mashri Al-Batawi (akkek Sayid `Utsman bin Yahya, M***i Betawi yang terkenal), Syeikh Muhammad Nafis bin Idris Al-Banjari, pengarang kitab Ad-Durrun Nafis, Syeikh Muhammad Shalih bin `Umar As-Samarani (Semarang) yang digelar dengan Imam Ghazali Shaghir (Imam Ghazali Kecil), Syeikh `Abdur Rahman bin `Abdullah bin Ahmad At-Tarmasi (Termas, Jawa Timur), Syeikh Haji Zainuddin bin `Abdur Rahim Al-Fathani (Thailand Selatan), dan banyak lagi.

Menikahkan anak

Sebelum p**ang, keempat sahabat sepakat untuk berhaji kembali di Tanah Suci Mekkah. Pada saat itu tanpa disangka-sangka Syekh Muhammad Arsyad bertemu dengan adik kandung dia yaitu Zainal Abidin bin Abdullah yang sedang menunaikan ibadah haji. Sang adik membawa kabar berita bahwa anak dia yaitu Fatimah sudah beranjak dewasa dan sang anak menitipkan cincin kepada dia. Melihat hal demikian, tiga sahabat Syekh Muhammad Arsyad masing-masing mengajukan lamaran untuk memperisteri anak dia. Setelah berpikir lama, Syekh Muhammad Arsyad memutuskan untuk mengundi, lamaran yang akan diterima. Hasil pengundian ternyata lamaran Syekh Abdul Wahab Bugis yang diterima.

Untuk itu diadakahnlah ijab kabul pernikahan antara Syekh Abdul Wahab Bugis dengan Fatimah binti Syekh Muhammad Arsyad, yang dinikahkan langsung oleh Syekh Muhammad Arsyad sambil disaksikan dua sahabat lainnya.

Membetulkan arah kiblat masjid

Maka bertolaklah keempat putra Nusantara ini menuju kampung halaman. Memasuki wilayah Nusantara, mula-mula mereka singgah di Sumatera yaitu di Palembang, kampung halaman Syekh Abdussamad Al Falimbani. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Betawi, yaitu kampung halaman Syekh Abdurrahman Misri. Selama di Betawi, Syekh Muhammad Arsyad diminta menetap sebentar untuk mengajarkan ilmu agama dengan masyarakat Betawi. Salah satu peristiwa penting selama di Betawi adalah ketika Syekh Muhammad Arsyad membetulkan arah kiblat Masjid Jembatan Lima, Masjid Luar Batang dan Masjid Pekojan. Untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat sekitar Masjid Jembatan Lima menuliskan di atas batu dalam aksara arab melayu (tulisan jawi) yang bertuliskan bahwa kiblat masjid ini telah diputar ke kanan sekitar 25 derajat oleh Muhammad Arsyad Al-Banjari pada tanggal 4 Safar 1186 H.

Setelah dirasa cukup, maka Syekh Muhammad Arsyad dan Syekh Abdul Wahab Bugis berlayar menuju kampung halaman ke Martapura, Banjar.

Tiba di kampung halaman

Pada Bulan Ramadhan 1186 H bertepatan1772 M, sampailah Muhammad Arsyad di kampung halamannya, Martapura, pusat Kesultanan Banjar pada masa itu.

Akan tetapi, Sulthan Tahmidullah, seorang yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh Sultan Tamjidillah bin Sulthan Tahmidullah, yaitu cucu Sulthan Tahlilullah. Sultan Tahmidillah yang pada ketika itu memerintah Kesultanan Banjar, sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya.

Sultan Tahmidillah menyambut kedatangan dia dengan upacara adat kebesaran. Segenap rakyatpun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama "Matahari Agama" yang cahayanya diharapkan menyinari seluruh Kesultanan Banjar. Aktivitas dia sep**angnya dari Tanah Suci dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Baik kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, sulthan pun termasuk murid pertama sehingga jadilah dia raja yang ‘alim lagi wara’. Selama hidupnya ia memiliki 29 anak dari tujuh isterinya.

Sulthan - Sulthan Banjar Yang Berkaitan Dengan Sejarah Datu Kelampaian, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari

- Sulthan Tahlilullah Bin Sa'idillah, Sulthan Banjar ke 7, yang membawa Datu Kelampaian ke Istana

- Sulthan Tahmidullah Bin Tahlilullah, Sulthan Banjar ke 8, yang merawat dan memberangkatkan Datu Kelampaian ke Mekkah

- Sulthan Tamjidillah Bin Tahmidullah, Sulthan Banjar ke 10, yang mengurusi keperluan Datu Kelampaian selama di Mekkah

- Sulthan Tahmidillah Bin Tamjidillah, Sulthan Banjar ke 12, Datu Kelampain tiba di Tanah Banjar

- Sulthan Sulaiman Rahmatullah Bin Sulthan Tahmidillah, Sulthan Banjar ke 13, Datu Kelampaian Berp**ang kerahmatullah

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah pelopor pengajaran Hukum Islam diKalimantan Selatan. Sekembalinya ke kampung halaman dari Mekkah, hal pertama yang dikerjakannya ialah membuka tempat pengajian (semacam pesantren) bernama Dalam Pagar, yang kemudian lama-kelamaan menjadi sebuah kampung yang ramai tempat menuntut ilmu agama Islam. Ulama-ulama yang dikemudian hari menduduki tempat-tempat penting di seluruh Kerajaan Banjar, banyak yang merupakan didikan dari suraunya di Desa Dalam Pagar.

Di samping mendidik, ia juga menulis beberapa kitab dan risalah untuk keperluan murid-muridnya serta keperluan kerajaan. Salah satu kitabnya yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin yang merupakan kitab Hukum-Fiqh dan menjadi kitab-pegangan pada waktu itu, tidak saja di seluruh Kerajaan Banjar tapi sampai ke-seluruh Nusantara dan bahkan dipakai pada perguruan-perguruan di luar Nusantara Dan juga dijadikan dasar Negara Brunai Darussalam.

Karya Sang Syaikh

Tradisi kebanyakan ulama, ketika mereka belajar dan mengajar di Mekah, sekali gus menulis kitab di Mekah juga. Lain halnya dengan Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari, walaupun dipercayai bahawa beliau juga pernah mengajar di Mekah, namun karya yang dihasilkannya ditulis di Banjar sendiri.

Lagi p**a nampaknya beliau lebih mencurahkan khidmat derma baktinya di tempat kelahirannya sendiri yang seolah-olah tanggungjawab rakyat Banjar terbeban di bahunya. Ketika mulai p**ang ke Banjar, sememangnya beliau sangat sibuk mengajar dan menyusun segala macam bidang yang bersangkut-paut dengan dakwah, pendidikan dan pentadbiran Islam. Walaupun begitu beliau masih sempat menghasilkan beberapa buah karangan.

Karya-karya Syeikh Arsyad banyak ditulis dalam bahasa Arab-Melayu atau Jawi yang memang diperuntukkan untuk bangsanya. Meskipuin ia memiliki kemampuan menulis berbagai kitab dalam bahasa Arab, tapi, ia lebih s**a menuliskannya dalam bahasa Jawi. Ia mengajarkan kitab-kitab semacam Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali kepada para muridnya.

Karangannya yang sempat dicatat adalah seperti berikut di bawah ini:

1- Tuhfah ar-Raghibin fi Bayani Haqiqah Iman al-Mu’minin wa ma Yufsiduhu Riddah ar-Murtaddin, diselesaikan tahun 1188 H/1774 M
2- Luqtah al-’Ajlan fi al-Haidhi wa al-Istihadhah wa an-Nifas an-Nis-yan, diselesaikan tahun 1192 H/1778 M.
3- Sabil al-Muhtadin li at-Tafaqquhi fi Amri ad-Din, diseselesaikan pada hari Ahad, 27 Rabiulakhir 1195 H/1780 M
4- Risalah Qaul al-Mukhtashar, diselesaikan pada hari Khamis 22 Rabiulawal 1196 H/1781 M.
5- Kitab Bab an-Nikah.
6- Bidayah al-Mubtadi wa `Umdah al-Auladi
7- Kanzu al-Ma’rifah
8- Ushul ad-Din
9- Kitab al-Faraid
10- Hasyiyah Fat-h al-Wahhab
11- Mushhaf al-Quran al-Karim
12- Fat-h ar-Rahman
13- Arkanu Ta’lim as-Shibyan
14- Bulugh al-Maram
15- Fi Bayani Qadha’ wa al-Qadar wa al-Waba’
16- Tuhfah al-Ahbab
17- Khuthbah Muthlaqah Pakai Makna. Kitab ini dikumpulkan semula oleh keturunannya, Abdur Rahman Shiddiq al-Banjari. Dicetak oleh Mathba’ah Al-Ahmadiah, Singapura, tanpa dinyatakan tarikh cetak.

Ada pun karyanya yang pertama,yaitu Tuhfah ar-Raghibin, kitab ini sudah jelas atau pasti karya Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari bukan karya Syeikh `Abdus Shamad al-Falimbani seperti yang disebut oleh Dr. M. Chatib Quzwain dalam bukunya, Mengenal Allah Suatu Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus Samad AI-Falimbani, yang berasal daripada pendapat P. Voorhoeve. Pendapat yang keliru itu telah saya bantah dalam buku Syeikh Muhammad Arsyad (l990). Dasar saya adalah bukti-bukti sebagai yang berikut:
Tulisan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani, “Maka disebut oleh yang empunya karangan Tuhfatur Raghibin fi Bayani Haqiqati Imanil Mu’minin bagi `Alim al-Fadhil al-’Allamah Syeikh Muhammad Arsyad.”

Tulisan Syeikh `Abdur Rahman Shiddiq al-Banjari dalam Syajaratul Arsyadiyah, “Maka mengarang Maulana (maksudnya Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, pen:) itu beberapa kitab dengan bahasa Melayu dengan isyarat sultan yang tersebut, seperti Tuhfatur Raghibin …” Pada halaman lain, “Maka Sultan Tahmidullah Tsani ini, ialah yang disebut oleh orang Penembahan Batu. Dan ialah yang minta karangkan Sabilul Muhtadin lil Mutafaqqihi fi Amrid Din dan Tuhfatur Raghibin fi Bayani Haqiqati Imani Mu’minin wa Riddatil Murtaddin dan lainnya kepada jaddi (Maksudnya: datukku, pen al-’Alim al-’Allamah al-’Arif Billah asy-Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari.”

Pada cetakan Istanbul, yang kemudian dicetak kembali oleh Mathba’ah Al-Ahmadiah, Singapura tahun 1347 H, iaitu cetakan kedua dinyatakan, “Tuhfatur Raghibin … ta’lif al-’Alim al-’Allamah asy-Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari.” Di bawahnya tertulis, “Telah ditashhihkan risalah oleh seorang daripada zuriat muallifnya, iaitu `Abdur Rahman Shiddiq bin Muhammad `Afif mengikut bagi khat muallifnya sendiri …”. Di bawahnya lagi tertulis, “Ini kitab sudah cap dari negeri Istanbul fi Mathba’ah al-Haji Muharram Afandi”.

Terakhir sekali Mahmud bin Syeikh `Abdur Rahman Shiddiq al-Banjari mencetak kitab Tuhfah ar-Raghibin itu disebutnya cetakan yang ketiga, nama Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari tetap dikekalkan sebagai pengarangnya.

Dari bukti-bukti di atas, terutama yang bersumber daripada Syeikh Daud bin `Abdullah al-Fathani dan Syeikh `Abdur Rahman Shiddiq adalah cukup kuat untuk dipegang kerana kedua-duanya ada hubungan dekat dengan Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari itu. Syeikh Daud bin `Abdullah al-Fathani adalah sahabat Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari sedangkan Syeikh `Abdur Rahman Shiddiq p**a adalah keturunan Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari. Mengenai karya-karya Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari yang tersebut dalam senarai, insya-Allah akan dibicarakan pada kesempatan yang lain.

Masih banyak lagi tulisan dan catatan syaikh yang disimpan kalangan muridnya yang kemudian diterbitkan di Istambul (Turki), Mesir, Arab Saudi, Mumbai (Bombai), Singapura, dan kemudian Jakarta Surabaya, dan Cirebon. Di samping itu beliau menulis satu naskah al Quranul Karim tulisan tentang beliau sedikit, yang sampai sekarang masih terpelihara dengan baik.

Keturunan

Zurriyaat (anak dan cucu) beliau banyak sekali yang menjadi ulama besar, pemimpin-pemimpin, yang semuanya teguh menganut Madzhab Syafi’i sebagai yang di wariskan oleh Syeikh Muhammad Arsyad Banjar.

Diantara zurriyat beliau yang kemudian menjadi ulama besar turun temurun adalah :
l . H. Jamaluddin, M***i, anak kandung, penulis kitab “perukunan Jamaluddin”.
2. H. Yusein, anak kandung, penulis kitab “Hidayatul Mutafakkiriin”.
3. H. Fathimah binti Arsyad, anak kandung, penulis kitab “Perukunan Besar”, tetapi namanya tidak ditulis dalam kitab itu.
4. H. Abu Sa’ud, Qadhi.
5. H. Abu Naim, Qadhi.
6. H. Ahmad, M***i.
7. H. Syahabuddin, M***i.
8. H.M. Thaib, Qadhi.
9. H. As’ad, M***i.
10. H. Jamaluddin II., M***i.
11. H. Abdurrahman Sidiq, M***i Kerajaan Indragiri Sapat (Riau), pengarang kitab “Risalah amal Ma’rifat”, “Asranus Salah”, “Syair Qiyamat”, “Sejarah Arsyadiyah” dan lain lain.
12. H.M. Thaib bin Mas’ud bin H. Abu Saud, ulama Kedah, Malaysia, pengarang kitab “Miftahul jannah”.
13. H. Thohah Qadhi-Qudhat, penbina Madrasah “Sulamul ‘ulum’, Dalam Pagar Martapura.
14. H.M. Ali Junaedi, Qadhi.
15. Gunr H. Zainal Ilmi.
16. H. Ahmad Zainal Aqli, Imam Tentara.
17. H.M. Nawawi, M***i.
18. Dan lain-lain banyak lagi.

Semuanya yang tersebut di atas adalah zurriyat-zurriyat Syeikh Arsyad yang menjadi ulama dan sudah berp**ang ke rahmatullah.

Sebagai kami katakan di atas, Syeikh Mubammad Arsyad bin Al Banjari dan sesudah beliau, zurriyat-zuriyat beliau adalah penegak-penegak Madzhab Syafi’i dan faham Ahlussunna,h wal Jama’ah, khususnya di Kalimantan.

Syaikh Arsyad wafat pada 6 Syawal 1227 H atau 3 Oktober 1812 M. Beliau meninggal dunia pada usia 105 tahun dengan meninggalkan sumbangan yang besar terhadap masyarakat islam di Nusantara.
Makamnya dianggap keramat dan hingga kini masih diziarahi orang.

Mudah-mudahan Allah menurunkan rahmat kepada keluarga mereka dan kita semuanya, amiin ya robbal'alamin‎
al fatihah

Address

Banjarbaru

Opening Hours

09:00 - 17:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when ubay_banjar posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to ubay_banjar:

Videos

Share


Other Digital creator in Banjarbaru

Show All