Cerita Dongeng Indonesia

Cerita Dongeng Indonesia Cerita Dongeng Indonesia adalah Wahana Edukasi dan Hiburan Kumpulan Dongeng, Fabel, Hikayat, Pendidikan Karakter PAUD Taman Kanak-Kanak dan Budaya.
(60)

Cerita Dongeng Indonesia adalah wahana Edukasi, Kumpulan Dongeng, Fabel, Hikayat Indonesia Lengkap, Pendikan karakter PAUD dan Taman Kanak-kanak. Dan semua yang berkaitan dengan : Pendongeng, Pendongeng Indonesia, Pendongeng Jenaka, Pendongeng Ekspresif, Pendongeng Enerjik, Pendongeng Musikal, Pendongeng Nasional, Pendongeng Kondang, Pendongeng di Jakarta, MC untuk acara anak, konsep mendongeng, teknik mendongeng, teknik bercerita,

Raksasa Bonteng BersaudaraRakyat Negeri Anehbang Nget memang unik. Semua rakyatnya memiliki bentuk tubuh yang lain dari ...
27/11/2024

Raksasa Bonteng Bersaudara

Rakyat Negeri Anehbang Nget memang unik. Semua rakyatnya memiliki bentuk tubuh yang lain dari yang lain, tubuh mereka tidak seperti warga pada umumnya. Sebagian warga tinggi kurus seperti tiang dan sebagian lagi pendek bulat seperti bola. Ratu Kue Klepon bertubuh pendek montok, sedangkan Putri Mahkota Kue Semprong tinggi semampai. Perdana Menteri Tiang Jemuran jangkung kurus, sedangkan Panglima Onde-Onde Jamuran bulat gemuk.

Suatu hari, Pak Jem (kependekan dari Tiang Jemuran) dan Pak Jam (panggilan untuk Onde-onde Jamuran) terbirit-birit menghadap Ratu. Kamu tahu siapa yang tiba duluan? Bukan Pak Jem yang langkahnya panjang, melainkan Pak Jam! Soalnya dia menggelinding seperti bola, gara-gara tertendang Pak Jem yang berlari di belakangnya.

"Sri Ratu... Sri Ratu! Rakyat Negeri Tetangga berbondong-bondong mengungsi ke negara kita..." kata Pak Jam terengah-engah.

"Raja Tetangga dibunuh Raksasa Bonteng!"

Ratu terkejut. Bonteng Bantat, Bonteng Bantet dan Bonteng Bantut adalah raksasa siluman dari Gunung Tatetut. Mereka sering mengganggu Negeri Tetangga. Rupanya kini ketiganya masuk kembali ke Negeri Tetangga dan membunuh rajanya! Sebelum Ratu sempat menjawab, Pak Jem tiba dan melapor.

"Sri Ratu! Putra Mahkota dari Negeri Tetangga sebelah luka parah melawan Raksasa Bonteng bersaudara! Beliau dilarikan rakyatnya ke negara kita! Raksasa Bonteng mengirim utusan, meminta Putra diserahkan kepada mereka. Kalau tidak, mereka akan menyerang kita."

Ratu sebenarnya gentar, tapi berusaha tenang. "Rawat Putra Mahkota dengan baik," perintahnya.

"Tampung para pengungsi. Panggil semua menteri." Ratu mengemukakan masalah yang mereka hadapi kepada para menterinya.

"Serahkan saja Putra Mahkota, habis perkara," usul Menteri Kentu Banget.

"Menyerahkan teman kepada musuh adalah perbuatan hina," kata Menteri Budi Luhur.

"Lho, daripada kita diserang dan rakyat jadi korban?" sanggah Menteri Kenyi.

"Raksasa Bonteng bukan makhluk yang bisa dipercaya," kata Menteri Nyali Gede. "Kalau kita menyerahkan Putra Mahkota, apakah kita tidak akan diganggu? Buktinya Raja Tetangga dibunuh walaupun sudah menuruti tuntutan mereka."

"Mana mungkin kita bisa mengalahkan mereka," sanggah Menteri Kenyi. "Biar cuma bertiga, tapi tinggi mereka empat kali kita. Sekali sepak saja hancur meriam-meriam kita."

"Biar kecil, otak kita cukup cerdas," kata Menteri Otak Encer. "Kita cari kelemahan mereka."

Di antara pengungsi, ditemukan seorang koki yang meloloskan diri ketika akan dibunuh oleh Bonteng Bantut. Raksasa itu marah karena koki membubuhkan sedikit garam ke masakannya. Padahal ia sudah berpesan pada koki untuk memasak tanpa garam sedikit pun. Bahkan semua garam di Negeri Tetangga disuruh buang ke laut.

"Sepertinya raksasa itu takut garam," kata Menteri Otak Encer.

Setelah berunding dengan para menterinya, Ratu memutuskan, Mereka tidak akan menyerahkan Putra Mahkota kepada Raksasa Bonteng. Mereka akan melawan kalau diserang. Garam dari seluruh negara dikumpulkan dekat perbatasan. Kereta-kereta pemadam kebakaran disiapkan berikut semua p***a dan penyemprot air yang paling kuat.

Raksasa Bonteng marah sekali karena Ratu Klepon menolak menyerahkan Putra Mahkota. Tanpa berpikir panjang lagi ketiganya menyerbu ke Negeri Anehbang Nget. Di perbatasan tahu-tahu mereka disemprot air... Prut! Prut! Prut!

"Ha! Ha! Ha!" mereka tertawa gelak-gelak. "Perang apa bercanda, nih? Dasar kerdil!" Mereka tidak peduli tubuh mereka basah kuyup dari pinggang ke bawah.

"Enak, nih! Panas-panas disemprot air!" kata Bonteng Bantat sambil menghantam dengan gada rumah-rumah penduduk yang dilaluinya. "Ayo siram juga dada dan kepalaku!"

Tiba-tiba terdengar komando Panglima Onde-onde Jamuran,

"Ciluuuk, ba! Semprot!" Dari permukaan tanah muncullah banyak selang air. Prut! Prut! Prut! Serrrrrrr!

Kini dada dan wajah ketiga raksasa itupun tersemprot air. Malah air masuk ke mulut Bonteng Bantet yang sedang tertawa. Glek-glekglek! Tertelan! Saat itulah raksasa itu terkejut. Air itu asin!

"Celaka! Air garam!" teriaknya. Dua saudaranya pun sadar bibir mereka terasa asin dan mata mereka pedih. Mereka mengamuk sejadi-jadinya. Selang air garam tiba-tiba menghilang ke dalam tanah, tetapi muncul di tempat lain. Prut! Prut! Prut! Serrrrrr! Kaki dan badan para raksasa terasa lemas. Mereka berlari ke kolam berair bening dan menceburkan diri ke dalamnya untuk melarutkan garam dari kulit mereka. Namun, o-oh! Air kolam itu pun asin bukan main! Mereka menggelepar-gelepar dan tidak lama kemudian ketiganya berubah menjadi.... coba terka, menjadi apa? Asinan mentimun raksasa yang peot-peot!

Rakyat negeri Anehbang Nget merayakan kemenangan mereka.

Pesan Moral :

Pesan moral dari cerita Raksasa Bonteng Bersaudara adalah bahwa kecerdikan, kerja sama, dan keberanian dapat mengalahkan kekuatan yang tampaknya tak terkalahkan. Dalam menghadapi ancaman besar, jangan menyerah pada rasa takut, tetapi gunakan akal untuk mencari solusi yang efektif. Selain itu, cerita ini mengajarkan pentingnya menjaga prinsip moral, seperti melindungi yang lemah dan menolak tunduk pada kejahatan, meskipun risiko yang dihadapi besar. Keberhasilan akan datang jika kita bersatu, berpikir cerdas, dan bertindak dengan hati yang teguh.

27/11/2024

Legenda Si Banta
Mengisahkan pemuda miskin dari Aceh yang baik hati dan bisa menjadi Raja.

26/11/2024

Legenda Batu Gantung
Menceritakan tentang seorang gadis yang putus asa dan bingung menghadapi masalah perjodohan atas dirinya. Dia sudah berjanji pada kekasihnya yang sedang merantau untuk menunggu kepulangan kekasih hatinya. Orang tua yang terlilit hutang harus menjodohkan anaknya untuk melunasi hutang-hutangnya.

26/11/2024

Legenda Tanjung Menangis
Menceritakan tentang seorang adik yang serakah dan licik, berambisi merebut tahta yang seharusnya diduduki oleh kakaknya. Akhirnya terkena karma oleh letusan gunung berapi.

Gadis Topi KayuDi sebuah desa kecil yang terpencil, sebuah legenda hidup tentang seorang gadis misterius yang selalu men...
26/11/2024

Gadis Topi Kayu

Di sebuah desa kecil yang terpencil, sebuah legenda hidup tentang seorang gadis misterius yang selalu mengenakan topi kayu di kepalanya. Ia bukanlah gadis biasa—di balik kesederhanaannya tersimpan rahasia yang kelak mengguncang dunia di sekitarnya.

Gadis itu, yang dipanggil Hatshibime, menghadapi hidup yang penuh cobaan dengan keberanian dan keikhlasan, bahkan ketika orang-orang di sekitarnya memandang rendah dirinya. Namun, siapa sangka, perjalanan hidupnya akan membawa perubahan besar, menunjukkan bahwa keindahan sejati tidak hanya terpancar dari wajah, tetapi dari hati yang tulus dan kesetiaan pada prinsip. Kisah ini adalah tentang keajaiban, cinta yang murni, dan takdir yang mengejutkan—semua bermula dari seorang Gadis Topi Kayu. Yuk kita ikuti kisahnya dalam dongeng berikut ini 😊

Dahulu kala, di sebuah dusun kecil, tinggal seorang laki-laki bersama istrinya. Tadinya mereka orang berada yang tinggal di kota. Hidup mereka senang dan mewah. Kemudian mereka berturut-turut mengalami kemalangan, sehingga jatuh miskin. Terpaksalah, mereka pindah ke dusun kecil itu.

Mereka mempunyai seorang putri yang cantik jelita. Putri itu begitu cantik sehingga orang yang melihatnya merasa kagum. Pada suatu hari, si ayah meninggal dunia. Tidak lama setelah itu si ibu pun sakit.

"Kalau aku mati, bagaimana dengan putriku? Dia amat cantik tapi miskin. Aku khawatir ia akan mengalami kesulitan. Gadis-gadis lain yang padanya, akan berusaha mencelakakannya," pikir si Ibu.

Ketika saat kematiannya sudah dekat, si ibu memanggil putrinya. Putrinya itu diberi petuah, agar selalu bersikap baik dan jujur. Lalu, ia menyuruh putrinya mengambil tong kayu bulat yang berada di luar rumah, di dekat pintu.

Gadis itu mengambil tong kayu itu dan memberikannya kepada ibunya.

Ibunya lalu menelungkupkan tong kayu itu di kepala putrinya, hingga separuh wajahnya tertutup. Maka tidak ada orang yang tahu betapa cantiknya dia. Ibu itu menyuruh putrinya berjanji bahwa ia untuk selamanya tidak akan melepaskan tong kayu itu dari kepalanya. Setelah berkata demikian, si ibu merebahkan diri dan mengembuskan napasnya yang terakhir.

Kini gadis yang malang itu hidup sebatang kara. Setiap hari dia bekerja di ladang seorang petani. Ia mengerjakan pekerjaan yang berat-berat tanpa mengeluh. Karena ia selalu memakai tong kayu di kepalanya, orang-orang memanggilnya "Hatshibime". Artinya “gadis bertopi tong kayu”.

Suatu hari ketika sedang bekerja di ladang, seorang tuan tanah melihatnya.

"Dia seorang pekerja yang baik dan rajin," gumam Tuan Tanah. Ketika melihat gadis itu sangat sopan, ia membawanya pulang dan memperkenalkannya kepada istrinya. Istri Tuan Tanah sudah bertahun-tahun sakit. Ia terbaring saja di tempat tidur. Hatshibime ditugaskan untuk merawatnya. Sejak saat itu hidup Hatshibime mulai agak senang.

Tak berapa lama, putra sulung Tuan Tanah pulang ke rumah. Dia telah banyak menimba ilmu di rantau. Putra Sulung tertarik pada Hatshibime. Sebab orang-orang bercerita kepadanya, gadis itu tidak pernah melepaskan tong kayu itu dari kepalanya. Orang-orang menertawakan Hatshibime. Kata mereka dia tidak waras.

Namun, menurut putra sulung Hatshibime adalah gadis yang baik. Walau tidak pernah melihat wajahnya, Putra Sulung bermaksud menikahi Hatshibime.

Namun ketika Tuan Tanah dan istrinya mendengar keinginan putra mereka, mereka tidak setuju. Karena Putra Sulung tetap mau menikah dengan Hatshibime, maka hari perkawinan mereka pun ditetapkan. Hatshibime sebenarnya sedih karena Tuan Tanah dan istrinya tak setuju ia menjadi istri si Putra Sulung.

Dia menangis terus-menerus dan mohon kepada Putra Sulung agar menikah dengan gadis lain saja. Suatu malam, Hatshibime bermimpi didatangi ibunya. Ibunya berkata, "Anakku sayang, menikahlah saja dengan Putra Sulung. Segalanya akan menjadi baik!"

Hatshibime merasa senang. la turut membantu mempersiapkan pesta perkawinannya. Ketika hari perkawinan tiba, tong kayu itu mau dilepaskan dari kepala si pengantin wanita. Tetapi, oh ... tong kayu itu tak bisa dilepas. Hatshibime menjerit-jerit kesakitan. Gadis-gadis dan pemuda-pemuda desa mengejek dan menertawakannya.

Tetapi, Putra Sulung berkata, "Aku tetap mencintaimu walaupun kau bertopi tong kayu." Upacara perkawinan pun terus dilanjutkan. Setelah itu diadakan pesta makan yang meriah. Semua tamu duduk di meja bersantap. Ketika para tamu mengangkat gelas minum mereka sambil memohon keselamatan bagi pengantin wanita, tiba-tiba ... tong kayu pecah dengan suara yang bergemuruh. Kepingan-kepingannya berhamburan di lantai. Ajaib, ketika kepingan-kepingan itu dipungut dan diamati, ternyata kepingan itu berubah menjadi intan permata dan emas. Semua itu menjadi mas kawin untuk Hatshibime.

Tetapi... yang paling menakjubkan adalah ketika para tamu melihat wajah Hatshibime. Mereka mengagumi kecantikan Hatshibime.

Pada wanita dan pemuda yang tadinya mengejek Hatshibime terpana dan merasa tidak percaya. Mereka iri dengan kecantikan Hatshibime.

Para tamu merasa gembira. Mereka bernyanyi dan berpesta hingga pagi. Selanjutnya Hatshibime dan si Putra Sulung hidup berbahagia, Tuan tanah dan istrinya juga sangat menyayangi Hatshibime walau awalnya mereka tidak merestui pernikahan itu. Mereka hidup bersama sampai akhir hayatnya.

Pesan Moral :

Pesan moral dari cerita Gadis Topi Kayu adalah bahwa kecantikan sejati berasal dari hati yang tulus, sikap baik, dan kerja keras, bukan hanya dari penampilan luar. Jangan pernah menilai seseorang dari apa yang terlihat di permukaan, karena di balik kesederhanaan bisa tersembunyi kekayaan hati yang luar biasa. Selain itu, cerita ini mengajarkan pentingnya kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup, karena pada akhirnya kebaikan dan ketulusan akan membawa kebahagiaan serta berkah yang tak terduga.

26/11/2024

Legenda Tanjung Lesung
Menceritakan tentang seorang pemuda yang mengembara dan menemukan jodohnya melalui mimpi. Pemuda tersebut melanggar berubah menjadi seekor kera karena melanggar aturan warga setempat yang melarang membunyikan lesung di hari Jumat.

26/11/2024

Asal Usul Simalungun

26/11/2024

Asal Usul Majalengka
Mengisahkan seorang pengembara dari Cirebon yang ingin mencari buah maha untuk obat.

Hadiah Sang PutriDi balik kemewahan Istana Kerajaan Kapur Putih, ada seorang putri yang tidak hanya cantik, tetapi juga ...
25/11/2024

Hadiah Sang Putri

Di balik kemewahan Istana Kerajaan Kapur Putih, ada seorang putri yang tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki hati yang penuh kasih. Putri Emilia, sang bintang istana, selalu peduli pada orang-orang di sekitarnya, termasuk para pelayan yang setia melayani keluarganya. Namun, mendekati hari ulang tahunnya, kegembiraan biasanya terasa di istana mendadak berubah menjadi suasana yang penuh tanda tanya. Mengapa Putri Emilia yang biasanya ceria tampak murung? Apa yang sebenarnya ia inginkan di hari istimewanya?

Sebuah hadiah sederhana dari seorang gadis tak dikenal justru mengungkapkan rahasia hati sang putri dan menunjukkan betapa mulianya ia sebagai seorang putri yang lebih peduli pada kebahagiaan orang lain daripada dirinya sendiri. Yuk ikuti kisahnya dalam dongeng berikut ini 😊

Putri Emilia dari Kerajaan Kapur Putih adalah putri yang cantik jelita. Selain itu, ia juga baik hati. Setiap hari ia membantu para dayang membersihkan istana. Bahkan kadang-kadang tampak Putri Emilia di dapur membantu Pak Kumis, juru masak istana.

Pak Kumis, anaknya sedang sakit. Isterinya yang cacat juga sering kerepotan dibuatnya. Putri Emilia sering mendengarkan cerita dari pak Kumis bahwa ia butuh banyak uang untuk mengobati anaknya. Namun gaji dari menjadi juru masak istana hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pak Kumis yang sudah tua juga sering kerepotan jika ada tamu istana. Dia harus masak serba cepat dan harus dengan hasil istimewa.

Sudah beberapa hari ini Putri Emilia tampak murung. Ia tak mau bermain di halaman ataupun diajak berbicara. Dia yang biasa menyulam atau melukis juga sudah beberapa hari tidak melakukan kebiasaannya itu. Sepanjang hari Putri Emilia mengurung diri di kamar. Raja, Ratu, dan para dayang heran melihat tingkah laku Putri Emilia.

“Aku heran dengan Putri Emilia, tak biasanya ia bersikap demikian,” kata Lia. Lia adalah salah satu dayang Putri Emilia.

“Ah, mungkin Tuan Putri sedang sakit gigi, atau sedang datang bulan” sahut dayang yang lain.

“Besok adalah hari ulang tahunnya. Pasti ia akan gembira di hari ulang tahunnya,” ujar dayang yang lain.

Keesokan harinya di kamar Putri Emilia tampak banyak hadiah. Setelah rapi berpakaian, Putri Emilia mulai membuka hadiah-hadiah itu. Wah wah… Putri Emilia memang putri yang paling beruntung. Ia mendapat tas, baju, sepatu, boneka, buku baru, dan masih banyak lainnya. Akan tetapi, Putri Emilia tetap tampak murung. Bahkan hadiah-hadiah itu tidak dijamahnya sedikit pun.

Ketika Raja dan Ratu hendak memberi selamat, mereka terkejut.

“Emilia, ada apa denganmu? Mengapa kau tampak murung di hari ulang tahunmu? Seharusnya kau bergembira bersama kami dan teman-temanmu. Atau, kau menginginkan sesuatu?” tanya Raja Aduhai.

Putri Emilia tidak menjawab pertanyaan ayahnya. Ia hanya menggelengkan kepalanya saja. Tiba-tiba pintu kamar diketuk. Putri Emilia segera membukanya. Ooo, ternyata seorang pengawal datang menyerahkan sebuah kotak hadiah. Hadiah itu tampak sederhana. Tidak dibungkus dengan kertas berwarna-warni, juga tidak berpita.

“Dari seorang gadis pemerah susu,” ucap Putri Emilia sambil membaca tulisan yang ada di hadiah itu.

Putri Emilia sudah tidak sabar lagi. Ia segera membuka hadiah itu.

“Nah, inilah yang kuidam-idamkan. Dengan celemek ini, aku dapat membantu Pak Kumis, dan bajuku tidak kotor lagi. Terima kasih,” seru Putri Emilia gembira.

Ah, ternyata hadiah yang sederhaan itu sangat berkesan di hati Putri Emilia. Ya, hadiah itu tidak perlu mahal. Yang penting hadiah itu dapat berkenan di hati penerimanya.

Rupanya, putri Emilia ingin meringankan beban kerja pak Kumis, ia memang sangat mencintai para pembantu istana, apalagi yang sedang kesusahan.

Keesokan harinya, Putri Emilia sudah ikut sibuk di dapur istana. Raja Aduhai terlihat bahagia melihat anaknya ceria kembali. Setelah sore, putri Emilia mendatangi pak Kumis yang bersiap pulang.

"Pak Kumis, ok ni ada sedikit rezeki dari saya untuk mengobati anak bapak. Semoga lekas sehat ya" Ucap putri Emilia sambil memberikan sekantong koin emas hasil dirinya menabung.

Ia juga memberikan beberapa kado hadiah ulang tahunnya untuk diberikan pada anak pak Kumis.

"Terimakasih banyak tuan putri, semoga apa yang saya terima ini menjadi berkah bagi keluarga hamba." Ucap pak kumis tampak gembira.

Putri Emilia tersenyum, ia sangat bahagia bisa membantu pelayan setianya, yang telah bekerja di istana sejak muda hingga di usia senja.

Pesan Moral :
Penulis Edi Warsono

Pesan moral dari cerita Hadiah Sang Putri adalah bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan atau harta benda, tetapi pada kepedulian terhadap sesama dan keinginan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Sikap Putri Emilia menunjukkan bahwa ketulusan hati dan empati adalah hadiah paling berharga yang dapat kita berikan kepada orang lain. Cerita ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, peduli, dan berbagi, karena kebahagiaan sejati sering kali datang dari memberi, bukan menerima.

25/11/2024

Legenda Balai Karam
Menceritakan tentang seorang pemuda sakti yang bisa berubah wujud menjadi pemuda buruk rupa dengan penyakit kulit. Cerita ini mirip dengan legenda rawa pening.

25/11/2024

Legenda Sawah Lunto
Menceritakan tentang dua kerajaan yang bertempur memerintahkan kerajaan dari jajahan.

25/11/2024

Legenda Jaka Budug
Mengisahkan tentang Dewi kemuning, putri cantik tapi badannya bay busuk. Ia harus minum air daun langka yang adanya di dalam gua yang dijaga oleh maga sakti. Adakah yang mampu mengalahkan naga tersebut? Cerita

25/11/2024

Legenda Batu Kuwung
Menceritakan tentang seorang kepala desa yang kejam, kikir dan tamak di daerah Banten. Akhirnya ia mendapatkan karma yang mampu merubah hidupnya menjadi lebih baik.

Birbal dan Pengawal Tak JujurDi kerajaan yang dipimpin oleh Kaisar Akbar, terdapat seorang pengawal bernama Punggawa Bon...
25/11/2024

Birbal dan Pengawal Tak Jujur

Di kerajaan yang dipimpin oleh Kaisar Akbar, terdapat seorang pengawal bernama Punggawa Bondil yang terkenal licik dan selalu berhasil mengelabui orang-orang di sekitarnya. Namun, kelicikannya itu akhirnya menemui hadangan ketika seorang lelaki miskin tertipu olehnya dalam sebuah taruhan. Menghadapi kebohongan Punggawa Bondil yang tak mudah terbantahkan, lelaki miskin itu memutuskan untuk meminta bantuan kepada Birbal, penasihat bijaksana yang terkenal cerdik. Tanpa diketahui siapa pun, Birbal pun merancang rencana jitu untuk mengungkap kebohongan Punggawa Bondil dan menghadirkan keadilan. Yuk kita ikuti kisahnya dalam dongeng berikut ini 😊

Punggawa Bondil terkenal licik. Namun tak seorang pun berani melaporkan
kelicikannya itu kepada raja. Sebab, sulit sekali mencari buktinya. Pada suatu hari, Punggawa Bondil iseng menawari seorang lelaki miskin 5 koin emas. Asal, lelaki itu mau berendam di kolam kota, semalam suntuk. Karena butuh uang, lelaki miskin itu bersedia. Malam harinya ia mencebur ke kolam kota. Semalaman ia berendam di situ. Dua penjaga mengawasinya dari pinggir kolam. Mereka menjadi saksi bahwa lelaki itu tidak keluar dari kolam semalaman.

Keesokan paginya, barulah lelaki itu keluar dari kolam. Kedua penjaga melapor, tak sedetik pun lelaki miskin ini meninggalkan kolam. Mendengar ini Punggawa Bondil merasa kecewa. Ia tak menyangka, lelaki kurus itu bisa bertahan di dinginnya air kolam semalaman.

Punggawa Bondil yang licik itu tak mau kehilangan 5 keping koin emas. Ia lalu mencari akal, mencari-cari kesalahan lelaki itu agar taruhan dibatalkan. Maka ketika lelaki miskin itu datang menagih janji, Punggawa Bondil pun bertanya, "Apakah ada lampu di sekitar kolam itu?"

Lelaki miskin itu menjawab jujur, "Ada, Tuanku. Sebuah lampu teplok, dipakai menerangi jalan. Jaraknya dari kolam kirakira seratus langkah."

"Apakah kau memandangi lampu jalanan itu?" lanjut Punggawa Bondil.

"Ya, sesekali," jawab lelaki miskin.

"Nah, mengaku kan? Kau tahan berada dalam air kolam karena dibantu panas dari lampu jalanan itu. Kau curang! Kau kalah taruhan!" Dengan kasar Punggawa Bondil mengusir lelaki miskin itu.

Lelaki miskin itu merasa ditipu. Api kecil pada lampu jalanan itu sama sekali tidak ada pengaruhnya pada dinginnya air kolam. Punggawa Bondil memang hanya mencari alasan agar tidak mengeluarkan uang. Lelaki miskin itu lalu menemui Birbal. Ia adalah pria paling bijaksana di negeri itu. Birbal adalah juga penasihat kepercayaan Kaisar Akbar, penguasa negeri tersebut.

Birbal berjanji, "Besok, perkaramu akan beres."

Esok harinya, tidak seperti biasanya, Birbal tidak hadir di istana. Ia sama sekali tidak memberitahu apa alasannya. Padahal hari itu ia harus menghibur Kaisar Akbar dengan lelucon-lelucon lucunya.

Baginda menjadi gelisah. Ia khawatir jangan-jangan Birbal jatuh sakit. Ia segera mengirim utusan untuk menjenguk Birbal. Tak lama kemudian, utusan Kaisar Akbar kembali ke Istana, "Yang Mulia, Birbal sedang memasak air. Ia akan datang setelah airnya matang," lapornya.

Baginda menunggu. Dua jam telah berlalu. Birbal belum juga menampakkan batang hidungnya. Tiga jam, empat jam, lima jam... Sampai menjelang sore Birbal belum juga muncul di Istana.

"Birbal memasak air seberapa banyak? Dengan apa? Masa, seharian belum juga matang!" batin Kaisar Akbar.

Karena penasaran, baginda datang sendiri menengok Birbal. Kaisar sangat heran ketika melihat apa yang dilakukan penasihatnya itu. Tampak Birbal kerepotan mengembus api kecil agar nyalanya membesar. Sementara panci yang penuh berisi air, tertopang tingggi di atas tiga galah bambu panjang.

Kaisar Akbar menegurnya, "Hai Birbal, apa kau telah hilang ingatan? Mana mungkin panas api kecil di bawah itu bisa mematangkan air di panci yang berada di pucuk galah bambu? Sampai kiamat sekali pun, airnya tetap saja dingin. Dari siapa kau belajar memasak
seperti itu?"

Birbal menjawab, "Yang Mulia, hamba belajar dari Punggawa Bondil. Menurutnya, orang yang berendam di kolam yang dingin bisa merasa hangat jika menerima panas dari lampu teplok di kejauhan. Jadi, kalau hamba memasak begini, pasti air panci di ujung galah itu juga bisa mendidih." Setelah itu Birbal bercerita tentang taruhan Punggawa Bondil dan si lelaki miskin.

Kaisar Akbar menjadi murka mendengar cerita Birbal. Ia lalu memanggil Punggawa Bondil dan si lelaki miskin. Sekali lagi Kaisar Akbar mendengar penjelasan dari si lelaki miskin. Kini ia tahu persis bagaimana kelicikan Punggawa Bondil.

"Uang lima keping emas itu harus diberikan pada lelaki itu. Dan Punggawa Bondil mulai hari ini diberhentikan dengan tidak hormat," begitu keputusan Kaisar Akbar.

Pesan Moral :

Pesan moral dari cerita "Birbal dan Pengawal Tak Jujur" adalah bahwa kejujuran dan keadilan selalu menang atas kelicikan dan ketidakjujuran. Orang yang licik seperti Punggawa Bondil akan kehilangan kepercayaan dan kehormatannya, sementara kebaikan dan kecerdasan seperti yang ditunjukkan oleh Birbal akan membantu mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan. Cerita ini juga mengajarkan bahwa kejujuran, bahkan dalam keadaan sulit, akan membawa hasil yang baik pada akhirnya.

Pembuat Arang dan Pembuat PerhiasanDahulu kala, hiduplah dua pemuda yang bersahabat sejak kecil. Mereka bernama Karko da...
25/11/2024

Pembuat Arang dan Pembuat Perhiasan

Dahulu kala, hiduplah dua pemuda yang bersahabat sejak kecil. Mereka bernama Karko dan Jewo. Setelah dewasa, keduanya memilih pekerjaan yang berbeda. Karko menjadi pembuat arang. Ia hidup pas-pasan namun selalu bersyukur. Jewo menjadi pembuat perhiasan mahal. Ia hidup kaya raya.

Mereka berdua tetap bersahabat dan sering bercerita dan pergi ke tepi hutan yang teduh, tempat mereka bermain di masa kecil dulu.

Pada suatu hari, seperti biasa, kedua sahabat ini berjalan-jalan di tepi hutan. Saat itu, mereka melewati sekelompok orang kerdil yang sedang menari mengelilingi beberapa karung arang.

“Hei, hei, selamat sore… “ sapa pemimpin orang kerdil dengan riang.

“Selamat sore juga,” balas Karko sopan.

“Aku punya banyak persediaan arang. Silakan mengambilnya sebanyak yang kalian mau. Semakin banyak kalian mengambilnya, aku semakin bahagia,” kata orang kerdil itu ceria.

Karko dan Jewo terkejut dan bingung. Namun Karko tak ingin mengecewakan orang kerdil yang sedang gembira itu. Maka ia mengambil cukup banyak bongkah arang dan memasukkan ke tas punggungnya.

“Terima kasih. Arang-arang ini pasti berguna untuk aku memasak nanti malam,” kata Karko.

Sementara itu, Jewo tak ingin mengotori tasnya. Maka ia hanya mengambil beberapa potong arang kecil saja.

Anehnya, di dalam perjalanan pulang, tas Karko menjadi berat. Ketika tiba dekat taman desa, tas itu semakin berat. Karko segera duduk di kursi taman, lalu membuka tasnya dan memeriksa isinya.

“Astagaaa… lihatlah! Arangnya berubah menjadi emas!” seru Karko terkejut dan girang.

Jewo buru-buru membuka tasnya juga. Ternyata, beberapa potong arang kecil miliknya juga telah berubah menjadi emas. Jewo sangat kecewa. Ia menyesal tidak mengambil arang sebanyak-banyaknya tadi, seperti yang diminta di orang kerdil.

“Kau tunggulah di sini! Aku akan kembali ke sana dan meminta arang dari orang kerdil tadi sebanyak mungkin,” kata Jewo. Ia pun berlari menuju tepi hutan lagi.

Ketika melewati tempat tadi, ternyata para orang kerdil masih ada di sana. Mereka masih menari gembira mengelilingi karung arang. Walau tidak ditawarkan, Jewo meminta arang pada pemimpin orang kerdil.

“Ambillah sesukamu,” kata pemimpin orang kerdil.

Dengan serakahnya, Jewo mengambil dua karung arang yang tergeletak di situ. Ia lalu pergi dan menemui Karko yang masih menunggunya di taman.

“Aku akan membuat perhiasan yang indah dengan emas-emas ini. Lalu akan kujual berkali-kali lipat mahalnya,” seru Jewo.

Dengan tergesa-gesa, Jewo membuka kedua karung itu. Namun betapa terkejutnya ia, karena isinya tetap arang. Tidak ada yang berubah menjadi emas.

“Astagaaa, jangan-jangan… “ Jewo buru-buru membuka tasnya dan memeriksa bongkahan emas kecilnya tadi. Namun lagi-lagi ia kecewa karena emas-emas kecil itu telah berubah kembali menjadi arang.

Jewo sangat menyesal.

“Orang kerdil itu pasti tahu kalau aku ini serakah. Itu sebabnya aku tidak dapat emas samasekali,” keluhnya.

“Sudahlah, jangan disesali. Yang penting, kini kamu sudah sadar, tidak baik serakah,” nasihat Karko. Ia lalu membagikan sebagian emasnya untuk sahabatnya itu. Persahabatan mereka pun terus berlangsung sampai mereka tua.

Pesan Moral :

Pesan moral dari cerita "Pembuat Arang dan Pembuat Perhiasan" adalah bahwa kesederhanaan hati, rasa syukur, dan niat baik akan membawa berkah, sementara keserakahan hanya mendatangkan kekecewaan. Ketika kita bersikap tulus dan tidak tamak, hal-hal baik cenderung datang dengan sendirinya. Sebaliknya, keserakahan dapat merusak peluang yang sudah ada. Cerita ini juga mengajarkan nilai persahabatan sejati, di mana Karko tetap menunjukkan kebaikan hati dengan membagikan rezekinya meskipun Jewo telah bersikap serakah.

Raja dan Petani yang CerdikDahulu kala, ada seorang petani miskin sedang bekerja di sawah milik Raja. Saat ia sedang men...
25/11/2024

Raja dan Petani yang Cerdik

Dahulu kala, ada seorang petani miskin sedang bekerja di sawah milik Raja. Saat ia sedang mencangkul sawah, lewatlah raja dan berhenti di dekatnya. Petani itu langsung memberi hormat.

“Hai petani, berapa upahmu sebulan untuk pekerjaan mencangkul sawah ini?” tanya raja.

“50 keping perak, Yang Mulia,” kata petani miskin.

“Dan bagaimana kau mengatur penggunaan uang itu?” tanya raja lagi.

“Seperempat untuk membayar pajak. Seperempat untuk membayar hutangku. Seperempat aku pinjamkan. Dan seperempat, aku biarkan dibawa terbang burung dari jendelaku…”

Raja tampak terdiam bingung. Lalu bertanya lagi, “Aku mengerti kau taat membayar pajak. Tapi, kepada siapa kau berhutang? Dan kepada siapa kau pinjamkan uangmu? Lalu, mengapa seperempat uangmu kau biarkan dibawa terbang burung?”

Petani itu tersenyum.

“Itu hanya teka-teki, Yang Mulia. Agar Yang Mulai tertarik mendengar ceritaku…”

“Lalu, apa maksud teka-tekimu,” tanya Raja penasaran.

“Ayahku sudah membesarkan aku. Itu artinya aku berhutang padanya. Jadi aku membayar hutangku dengan cara merawat dan menjaga ayahku. Walau aku tahu, aku tak akan pernah bisa membayar hutangku yang besar pada ayahku,” kata petani itu sambil tersenyum haru teringat akan ayahnya.

“Uangku yang seperempat, aku pinjamkan pada anak lelakiku, sehingga ia bisa bersekolah dan belajar. Anakku akan membayar hutangnya padaku, dengan cara menjadi anak yang baik, mandiri dan menjaga aku di hari tuaku. Lalu, uangku yang seperempat, aku biarkan dibawa terbang burung. Karena anakku yang perempuan, akan segera menikah. Ia lalu akan pindah ke desa lain, mengikuti suaminya yang bekerja di sana.”

Raja mengangguk senang mendengar penjelasan teka-teki si petani. Raja lalu menggunakan teka-teki itu sebagai bahan cerita saat bercanda dengan tamu-tamu negaranya. Karena terkesan akan kepandaian si petani, Raja lalu menghadiahkannya sebidang sawah dan seekor kuda untuk menjadi milik si petani sendiri.

Raja juga akan membiayai sekolah anak si petani, hingga lulus sekolah. Si petani miskin sangat bersyukur dan berterima kasih kepada raja atas kemurahan hatinya.

Pesan Moral :

Pesan moral dari cerita "Raja dan Petani yang Cerdik" adalah pentingnya kebijaksanaan dalam mengelola kehidupan dan memahami makna tanggung jawab. Seorang petani sederhana mampu mengajarkan nilai-nilai mendalam tentang balas budi kepada orang tua, tanggung jawab terhadap anak, dan penerimaan atas perubahan dalam hidup. Kebijaksanaan ini tidak hanya menginspirasi Raja, tetapi juga menunjukkan bahwa kecerdasan tidak selalu diukur dari jabatan atau kekayaan, melainkan dari pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan.

Address

Jalan R. Hamara Efendi No. 24
Banjar
46322

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Cerita Dongeng Indonesia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Cerita Dongeng Indonesia:

Videos

Share


Other Digital creator in Banjar

Show All