Radar Lampung Koran

Radar Lampung Koran Radar Lampung Koran

Semangat pagi!!!Bersihkan parit banyak tanah lempungSampah dibuang ke kampung baruJangan lupa baca koran hybrid Radar La...
08/06/2023

Semangat pagi!!!

Bersihkan parit banyak tanah lempung
Sampah dibuang ke kampung baru
Jangan lupa baca koran hybrid Radar Lampung
Dijamin bakal dapat pengalaman baru

Koran Radar Lampung Edisi 8 Juni 2023

05/10/2022
27/10/2021
17/07/2021

Weekend makin seru dengan Surprise Deal Nonton dari Telkomsel!

Nikmati internetan dan streaming tontonan favoritmu sepuasnya, dengan biaya lebih hemat dan kuota hingga 80GB. Semua sudah termasuk langganan Disney+ hotstar dan VIU!

Ayo dapatkan penawarannya sekarang di MyTelkomsel, *363*70 # dan outlet terdekat karena periode hanya di tanggal 17-18 Juli 2021!

jangan lupa buat terus follow media sosial & buat tahu update selanjutnya. Stay tuned!

Bendera Putih17 July 2021Oleh : Dahlan IskanBENDERA putih berkibar di mana-mana. Di Kuala Lumpur, Malaysia. Perdana Ment...
17/07/2021

Bendera Putih
17 July 2021
Oleh : Dahlan Iskan

BENDERA putih berkibar di mana-mana. Di Kuala Lumpur, Malaysia. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pun marah. "Tengoklah ke lapangan. Dapur umum cukup," ujar Muhyiddin Kamis lalu. "Janganlah kibarkan bendera putih. Bendera biru, boleh," tambahnya.

Bendera biru adalah bendera partai oposisi Pakatan Harapan. Yang dulu dipimpin Mahathir Muhamad dan Muhyidin sendiri. Muhyidin lantas melakukan kudeta. Lalu mendirikan Pakatan sendiri. Lalu operasi jantung. Lalu menjadi perdana menteri.

Netizen lebih marah lagi: balik menyerang sang perdana menteri. Sang pemimpin dianggap tidak peka melihat kenyataan di lapangan. Apa yang dilakukan pemerintah sekarang ini, kata mereka, hanya ibarat menempelkan koyok untuk orang sakit kanker.

Belakangan ini memang ada yang khas di Malaysia –di masa puncak pandemi ini. Banyak rumah di sana yang menaikkan bendera putih. Itu sebagai tanda bahwa rumah tersebut tidak mampu lagi membeli kebutuhan hidup dasar mereka: bahan pangan. Kian lama kian banyak saja bendera putih berkibar.

Perdana menteri begitu malunya. Sampai harus marah. Apalagi posisi politiknya memang lagi goyah. Anggota penting di pakatannya, UMNO, tidak percaya lagi padanya.

Saya pun menghubungi teman di Kuala Lumpur: apakah benar banyak bendera putih berkibar di sana. Saya minta agar dia –seorang perempuan– keliling kota: apakah bisa melihat sendiri banyak bendera putih berkibar. Dia pun keliling kota. Dia bikin video. Jelaslah banyak bendera putih berkibar. Memang tidak sampai masif, tapi juga bukan berita bohong.

Ide bendera putih itu, ternyata, datang dari seorang emak di sana. Namanyi: Nik Faizah Nik Othman. Biasa dipanggil Kak Jah. Dia bukan sembarang emak. Dia pengusaha di bidang otomotif dan bahan bakar. Belakangan Kak Jah jadi politikus dari Pakatan Harapan.

Suatu hari Kak Jah ingin membantu masyarakat yang jadi korban PPKM. Tapi dia sulit memilih mana yang benar-benar memerlukan bantuan. Maka Kak Jah mem-posting ide bendera putih itu di medsos.

"Saya kaget. Dalam satu malam muncul 20.000 tanggapan," katanyi di The Star Malaysia.

Ide Kak Jah itu pun menginspirasi banyak orang. Cepat sekali berkembang menjadi gerakan bendera putih. Kalau semula hanya di Kelantan –daerah asal Kak Jah– cepat menjalar ke seantero negeri. Pun sampai ke ibu kota –mencucuk hidung perdana menteri.

Segi positif lainnya: gerakan itu bisa menjadi gerakan gotong royong. Terbukti muncul hastag yang populer di sana .

Kamis lalu, Muhyidin pun turba. Ia meninjau salah satu dapur umum di Putrajaya. Di situlah Muhyidin membuat pernyataan yang mengecam gerakan bendera putih. "Makanan cukup sekali," katanya.

Ide Kak Jah itu memang memudahkan bagi yang ingin membantu. Agar tepat sasaran. Tapi banyak juga yang sebenarnya ingin mengibarkan bendera putih tapi malu. Yang membuat Muhyidin kian berang adalah ''penumpang gelap'' di gerakan bendera putih itu. Yakni munculnya gerakan bendera hitam.

Intinya: siapa yang menginginkan perdana menteri mundur kibarkanlah bendera hitam. Ada juga yang mengkritisi gerakan bendera putih. "Itu mengajarkan masyarakat mudah menyerah," kata mereka.

Kak Jah tidak setuju dengan kritik itu. Dia melahirkan ide tersebut secara spontan. Yakni ketika Kak Jah membaca berita kian banyak saja orang mati bunuh diri. Yang ingin dia tolong bukan saja yang kesulitan makanan tapi juga yang merasa depresi. Kak Jah juga tidak setuju bendera putih dianggap sebagai lambang menyerah.

"Sekarang ini semua warna sudah identik dengan partai tertentu. Tinggal warna putih yang belum," katanyi.

Apakah krisis Covid di Malaysia lebih parah dari di Indonesia? "Kurang lebih sama beratnya," ujar seorang pengusaha Indonesia yang sering ke Kuala Lumpur –karena istri keduanya wanita Malaysia.

Ia sangat tahu keadaan Indonesia dan Malaysia. Saya pernah diajak ke rumahnya yang megah di Kuala Kumpur. Saya dijemput mobil Rolls-Royce-nya. Tapi, rasanya, ia terlalu membela negeri istri mudanya.

Harusnya krisis Covid di Malaysia lebih parah dari Indonesia. Di sana krisis Covid bercampur dengan krisis politik. Apa yang terjadi di politik kita antara 2000 sampai 2004 sedang terjadi di sana. Sampai-sampai saya melihat ada video yang diviralkan seorang emak selama 30 menit. Isinya memaki-maki politisi.

"Rakyat sudah tidak bisa makan masih saja tiap hari bicara rebutan kursi," begitu intinya. Kita bersyukur tidak ada rebutan kursi di sini. Baru ancang-ancang. Dan masih malu-malu. Di sini, bahkan, justru ada yang rela menyerahkan kekuasaan mereka: anggota DPR itu. Demi lancarnya penanganan Covid –dan terbukti, kata mereka, Covid terkendali. (Dahlan Iskan)

Abbey Senang Ike Sedih17 June 2021Oleh : Dahlan IskanDUNIA itu seperti TV. Acara pesta dan duka bisa terjadi bersamaan –...
16/06/2021

Abbey Senang Ike Sedih
17 June 2021
Oleh : Dahlan Iskan

DUNIA itu seperti TV. Acara pesta dan duka bisa terjadi bersamaan –tinggal ganti channel.

Kemarin ada pesta besar di California –berakhirnya banyak pembatasan akibat Covid. Kemarin p**a begitu banyak berita duka di Indonesia akibat Covid –salah satunya dokter tim penemu alat penolong pasien Covid-19: Dr dr Ike Sri Redjeki.

Kegembiraan paling nyata diperlihatkan sebuah bar terkemuka di Hollywood: Abbey Food & Bar. Itu bar yang sangat terkenal. Bintang film seperti Caitlyn Jenner, Christina Aguilera, Rita Ora, Janet Jackson, dan Elizabeth Taylor pernah ke sini.

Pemilik dan pelanggannya tahu: tanggal 15 Juni adalah hari ''kemerdekaan'' California dari Covid-19. Mereka begitu antusias menunggu datangnya tanggal itu.

Maka begitu jam 00.00 tiba, ingar bingar di bar itu dimulai. Di situ ada restoran, lantai dansa, dan tempat santai untuk minum-minum. Pesta kemerdekaan dimulai. Penuh. Meriah. Bebas.

Itu adalah bar yang terkenal sebagai ''bar gay'' di Hollywood. Sekarang lebih dikenal sebagai ''bar LGBT''. Pawai Pride ­­–pawainya LGBT– dimulai dari bar ini. Untuk kawasan Los Angeles.

Tahun ini pawai itu istimewa. Covid-19 sudah praktis berlalu. Dan Kamala Harris, tiga hari lalu ikut hadir di pawai Pride di Washington DC. Itulah kali pertama ada pejabat setingkat Wapres hadir di pawai LGBT.

California adalah negara bagian dengan ekonomi terbesar di Amerika. Penduduknya juga terbanyak. Hanya luas wilayahnya kalah dengan Texas, Alaska dan banyak negara bagian lain. Ekonomi California sendiri sudah hampir 20 persen ekonomi Amerika.

"Ekonomi Amerika tidak akan sembuh kalau ekonomi California tidak mulai bangkit," ujar gubernurnya seperti tersiar di semua media di sana.

Sang gubernur memang menegaskan: tidak ada lagi pembatasan kapasitas restoran dan tempat-tempat umum. Juga tidak harus lagi memakai masker. Tidak harus p**a menjaga jarak. Masker tinggal diharuskan di pesawat, rumah sakit dan sejenis itu.

Menjalani kebebasan baru itu banyak yang merasa aneh. "Rasanya seperti belajar kembali hidup sebagai manusia," ujar penduduk di sana seperti dikutip CNN. Sudah setahun lebih mereka seperti bukan makhluk sosial. California adalah negara bagian terparah jadi korban Covid. Serba terbanyak: yang terjangkit maupun yang meninggal.

California adalah negara bagian yang pertama melakukan lockdown. Kini menjadi negara bagian pertama yang menghapus pembatasan.

Sebulan terakhir memang nyaris tidak ada lagi pasien baru Covid di California. Capaian vaksinasinya sudah 70 persen. Pelaksanaan undian vaksin berhadiah Rp 20 miliar terbukti berhasil. Ada 10 orang yang sudah divaksin yang masing-masing mendapat hadiah Rp 20 miliar. Masih banyak lagi hadiah dengan nilai di bawah itu.

Undian berhadiah itu diadakan karena sampai 2 minggu lalu baru 64 persen penduduk yang divaksin. Rangsangan hadiah ternyata ampuh sebagai alat mencapai target 70 persen. Hidup hadiah!

Tapi ''piala'' paling taat vaksin bukan diraih California. Negara bagian Vermont-lah yang paling taat. Di Vermont, tanpa hadiah, capaian vaksinasinya 90 persen.

Penduduk negara bagian di utara New York itu memang hanya 600.000 orang. Kulit putihnya 95 persen. Umumnya orang tua. Yang muda-muda pergi ke Boston atau New York.

Kemerdekaan Vermont pada Covid tidak dirayakan. Perannya sangat kecil sekali untuk negara.

Saya menghubungi tiga teman asal Indonesia di sana. "Saya dokter gigi. Saya harus tetap selalu pakai masker," ujar drg Irawan. Saya pernah bermalam di rumahnya di Los Angeles. Gus Dur pernah p**a mampir.

"Saya baru ke supermarket Asia. Semua orang masih pakai masker," ujar Butce, pengusaha ikan yang kini jadi YouTuber tentang Indonesia.

Orang Asia kelihatannya lebih taat bermasker di sana. Supermarket Asia adalah supermarket yang menjual bahan-bahan makanan asal Asia –mayoritas dari Tiongkok, Vietnam, Korea, dan Thailand.

Minggu lalu 200-an orang asal Indonesia melaksanakan upacara di sana. Di ruang terbuka. Mereka mengibarkan bendera merah putih setinggi 200 meter. Untuk Hari Kebangkitan Nasional. "Semua memakai masker," ujar Butce, Tionghoa asli Biak, Papua itu.

"Saya takut. Ngeri," ujar Lian Gouw, 85 tahun, asal Bandung. Dengan dibebaskannya California semua orang akan datang ke sini. Termasuk dari luar negeri. Itu bahaya bagi Lian yang sudah 50 tahun di Amerika.

Lian memang belum vaksinasi, karena tidak boleh. Ia mempunyai masalah autoimun. "Jadi saya harus tetap hati-hati," ujar Lian.

Dia kini sibuk memimpin penerjemahan karya-karya sastra penulis Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Lian mendirikan perusahaan penerbitan di San Francisco, Dalang Publishing, agar buku-buku karya orang Indonesia bisa beredar di Amerika.

"Kapan ya Covid-19 hilang dari Indonesia? Saya sudah kangen p**ang ke Indonesia," katanya.

Dulu Lian sangat benci Indonesia. Kini jatuh cinta lagi pada Indonesia (Disway 10 Juni 2021: Lian Gouw).

Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Lian itu. Saya justru sangat sedih. Di saat California merdeka itu kita kehilangan Dr dr Ike Sri Redjeki. Dialah anggota tim inti penemuan ventilator pertama made in Indonesia: Vent-I. Yang dilahirkan di Masjid Salman ITB, Bandung.

Memang ada Dr Ir Syarif Hidayat sebagai inisiator, tapi ia seorang teknologi ITB. Dr Ike-lah yang membuat ciptaan itu cocok digunakan sebagai alat kesehatan. Terutama sebagai penambah oksigen bagi pasien Covid agar tidak perlu masuk ICU.

Kabar duka juga datang dari Jakarta. Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meninggal di hari kemerdekaan kemarin.

Saya menghubungi putra bungsu dr Ike yang juga sama dengan ibunya: dokter ahli anestesi, dr Radian Ahmad Halim. Pun almamaternya sama dengan sang ibu: Universitas Padjadjaran, Bandung.

"Sebenarnya ibu saya sehat sekali. Tidak ada diabet. Tidak ada darah tinggi," ujar dr Radian. "Beliau memang sudah senior, 71 tahun," tambahnya. Kalau pun pernah sakit itu tahun 2016. Yakni sakit myelofibrosis. Sakit terkait tulang sumsum yang tergolong langka.

Suami dokter Ike, juga seorang dokter, meninggal satu tahun lalu, karena stroke. Radian anak ketiga. Dua kakaknya berkarir di dunia perfilman.

Dokter Ike sekitar 10 hari dirawat di rumah sakit. Ketika masuk ICU dr Ike memanggil Radian. Ingin bicara. Radian pun merasa sang ibu sudah siap-siap untuk meninggal.

Sang ibu menceritakan bahwa semua utang dan kewajiban sudah dia selesaikan. Yang belum tinggal penutupan kartu kredit. "Ibu sebenarnya ingin selesaikan juga, tapi administrasi kartu kredit agak panjang," ujar Radian.

Sang ibu juga sudah mencari-cari makam untuk dirinyi. Tapi belum sampai mendapatkan sudah masuk ICU. Akhirnya Radian memutuskan sang ibu dimakamkan di pemakaman Al Azhar, Karawang. Al Azhar memang menerima jenazah Covid-19 sekaligus mengizinkan suatu saat boleh dipindah ke makam lain.

"Kami merencanakan suatu saat nanti memindah makam ibu ke Sirnaraga," ujar Radian. "Agar kumpul dengan makam ayah, kakek, dan nenek," tambahnya. Sirnaraga terletak tidak jauh di belakang kampus Unpad.

Dokter Ike ternyata terjangkit Covid-19 dari asisten rumah tangga. Waktu itu sang asisten p**ang kampung. Ketika tiba kembali dilakukan tes: negatif. Beberapa hari kemudian batuk-batuk. Dites lagi: positif.

Seisi rumah langsung dites. Radian sendiri –yang sejak ayahnya meninggal serumah dengan sang ibu– juga terjangkit. Begitu juga anak Radian. Dan sang ibu. Hanya istri Radian yang negatif.

Radian lebih dulu sembuh. Lalu bisa merawat sang ibu di hari-hari akhirnyi.

Sedih: dokter Ike maupun dr Radian sama-sama sudah divaksin. Sudah dua kali. (Dahlan Iskan)

Kerikil Prabowo11 June 2021Oleh : Dahlan IskanMENGAPA Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disorot habis? Soal anggaran p...
11/06/2021

Kerikil Prabowo
11 June 2021
Oleh : Dahlan Iskan

MENGAPA Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disorot habis? Soal anggaran pembelian senjata Rp 1.750 triliun itu?

Ada dua jawaban.

Pertama, dari para pengkritik. Yang paling depan seorang wanita: Connie Rahakundini. Yang belakangan namanyi viral. Video yang dia buat beredar luas. Prabowo ”habis” di video itu.

Saya juga menghubungi salah satu pengkritik itu. Prabowo dianggap salah. Mengapa ia menunjuk PT TMI untuk pengadaan senjata. Apalagi, direksi dan komisaris perusahaan tersebut adalah juga para pimpinan Partai Gerindra. Prabowo adalah ketua umum partai itu.

Kedua, keterangan dari orang dekat Prabowo. Saya juga menghubungi salah satu dari mereka. Prabowo dianggap hanya jadi sasaran balas dendam. Itu karena Prabowo akan menghabisi rezeki para pedagang senjata. Mafia senjata pun bergerak. Prabowo harus dihabisi.

Pembelaan yang paling telak datang dari aktivis medsos: Ninoy Karundeng. Connie dihabisi total di situ. Luar dalam. Sampai soal pribadi. Connie dianggap bagian dari mafia itu.

Menurut Ninoy, kebijakan Prabowo itu sebenarnya misi Presiden Jokowi sendiri.

Semula saya ragu apakah Ninoy Karundeng itu benar-benar ada orangnya. Cara ”menghabisi” Connie luar biasa. "Ada. Ia teman baiknya Bang Birgaldo," ujar teman yang memang dekat dengan nama itu.

Birgaldo adalah aktivis medsos yang belum lama meninggal dunia. Ia dianggap pendukung berat Jokowi di medsos yang tulus. Hidupnya sederhana. Tidak dapat jabatan komisaris. Ketika meninggal, ia sampai mendapat simpati besar. Mereka kumpul-kumpul uang untuk Birgaldo. Dapat Rp 1 miliar lebih.

Mengapa untuk misi mulia itu –kalau memang ada– para direksi dan komisaris tidak diminta berhenti dulu dari partai?

”Mungkin, untuk misi yang besar, Pak Prabowo hanya punya sedikit orang yang benar-benar bisa beliau percaya,” ujar orang dekat itu.

Kalaupun itu benar, komunikasi politiknya buruk: kesannya Prabowo lagi cari uang untuk biaya partainya. Siapa pun sedang senang mengaitkan semua kejadian dengan persiapan Pemilu 2024.

Saya sendiri sudah tahu siapa itu PT TMI –Teknologi Militer Indonesia. Dari informasi media. Tapi, saya belum tahu persis di mana PT TMI akan berperan dalam pengadaan senjata: pembeli? Broker? Konsultan? Integrator?

Saya pun mereka-reka pikiran sendiri. PT TMI tidak mungkin sebagai pembeli, apalagi pembeli tunggal. Itu jelas-jelas melanggar. Juga, tidak mungkin sebagai broker. Itu juga jelas-jelas salah.

Sebagai konsultan? Juga salah. Ada prosedur tender untuk menunjuk konsultan.

Satu-satunya yang mungkin, saat ini, adalah sebagai integrator.

Bisakah perusahaan swasta menjadi integrator pembelian senjata?

Jalan ke sana memang sudah terbuka. Sekarang ini. Sejak UU Cipta Kerja disahkan.

Dulu, peran integrator itu harus BUMN. Berdasar UU Pertahanan. Tapi, sejak ada UU Omnibus, keharusan itu tidak ada lagi.

Apakah benar PT TMI ”hanya” sebagai integrator? Atau memang broker? Bahkan pembeli?

Itulah yang harus dijelaskan. Terbuka saja.

Mungkin Menhan memang memerlukan ”kendaraan” untuk mengontrol visi dan misinya. Maka, ia gunakan yayasan milik Kementerian Pertahanan sebagai alat. Yayasan itulah yang kemudian membentuk PT TMI –dengan kepemilikan saham 99,9 persen. UU PT melarang pemegang saham tunggal. Maka, 0,1 persen saham PT TMI dipegang koperasi Kementerian Pertahanan –kelihatannya sekadar untuk memenuhi ketentuan UU PT.

Meski PT itu dimiliki yayasan Kementerian Pertahanan, secara hukum, tetap saja PT itu dianggap perusahaan swasta. Yang tidak mudah dilibatkan dalam pengadaan barang dari APBN. Agar tidak melanggar, mungkin perlu ada perpres untuk memayunginya sebagai integrator.

Tapi, untuk menjadi integrator, kan harus punya pabrik. Yang bisa mengintegrasikan berbagai bagian menjadi satu produk senjata. Atau, TMI akan bekerja sama dengan pabrik senjata.

Maka, tetap belum jelas akan sebagai apa PT TMI.

Masih ada pekerjaan lain yang harus dibereskan: bagaimana dengan keberadaan lembaga KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan). Yang dijamin oleh UU Pertahanan. Yang tidak dihapus oleh UU Cipta Kerja.

Ketua KKIP itu presiden. Ketua hariannya: Menhan. Wakil ketuanya: Menteri BUMN. Anggotanya: Menkeu, Menristek, dan beberapa menteri lagi.

Apakah keberadaan KKIP dianggap tidak relevan lagi? KKIP dianggap tidak bisa memberantas mafia? Terbukti, masih ada kasus pembelian pistol dari luar negeri, dengan harga luar negeri, padahal Pindad sudah bisa membuatnya dengan harga lebih murah?

Juga, masih sulit dilupakan: kok ada pembelian helikopter dulu itu. Yang hebohnya berbulan-bulan itu.

Mungkin tidak cukup perpres untuk menghilangkan peran KKIP.

Masih begitu, banyak pekerjaan. Padahal, masa kerja sebuah pemerintahan itu tidak lama. Hanya lima tahun. Sekarang tinggal tiga tahun. Masih begitu banyak kerikil yang harus disingkirkan. Lalu, kapan bisa dikerjakan.

Mafia sering sabar menunggu selesainya masa jabatan seseorang. (Dahlan Iskan)

00 Tahun Gayung09 June 2021Oleh : Dahlan IskanANDA sudah tahu: Pak Harto 100 tahun. Selasa kemarin. Tanggal 8 Juni 2021....
09/06/2021

00 Tahun Gayung
09 June 2021
Oleh : Dahlan Iskan

ANDA sudah tahu: Pak Harto 100 tahun. Selasa kemarin. Tanggal 8 Juni 2021.

Anda juga sudah tahu: ada acara khusus di Masjid At-Tin, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dihadiri sekitar 500 orang –sesuai izin masa pandemi. Acaranya sederhana: baca Qur’an dan doa. Tokoh yang hadir (rencana) hanya Menhan Prabowo yang juga sang menantu, Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Mungkin kurang banyak yang tahu: nanti malam masih ada acara. Yang agak khusus: wayang kulit semalam suntuk. Disiarkan secara live streaming. Dari rumah dalangnya sendiri: Ki Putut Puji Agusseno. Di Desa Purwodadi, Magetan. Tidak jauh dari jalan raya antara Bandara Iswahjudi, Maospati-Ngawi.

Penyelenggara wayangan itu: HMS (Himpunan Masyarakat Soehartonesia) –pencinta Presiden Soeharto. Lakon yang dipilih: Pandu Swargo.

Saya sudah beberapa kali nonton lakon itu. Yang dimainkan dalang yang berbeda: Seno Nugroho, Purbo Asmoro, Joko Edan, Anom Dwijo Kangko, dan Ki Manteb Soedharsono.

Organisasi HMS tergolong baru: dirintis tahun 2016, diresmikan tahun 2018. "Sekarang sudah punya 32 DPD dan 200 lebih DPC," ujar Giyanto Hadi Prayitno, ketua umum HMS.

Tidak sulit bagi saya mencari siapa Giyanto. Ia asli Magetan. Orang tuanya miskin papa. Bercerai p**a. Begitu lulus SD, ia ke Jakarta. Ikut tetangga. Kerja apa saja. Mulai kuli bangunan sampai tukang kebun. Akhirnya bisa dekat dengan Presiden Soeharto.

Giyanto sendiri yang memilih lakon Pandu Swargo itu. Pandu adalah raja Astina Raya –sebelum ada negara Amarta. Ia ayahanda Pandawa Lima (Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa).

Pandu mati muda dan masuk neraka. Itu karena tindakan sang raja yang berlebihan: ketika sudah punya anak tiga (dari Dewi Kunthi), ia jatuh cinta lagi. Habis-habisan. Pada cewek cantik bernama Dewi Madrim.

Pandu selalu menuruti keinginan pacar baru itu. Madrim memang menetapkan syarat: mau dikawini Pandu asal bulan madu mereka bisa naik kendaraan rajanya dewa, Batara Guru. Yakni, Lembu Andini, berupa sapi putih. Pandu jadi radikal. Melawan dewa. Merebut kendaraan itu. Berhasil.

Begitu Madrim punya anak kembar, Nakula-Sadewa, Pandu dan Madrim harus membayar keradikalan tersebut: mati. Dan langsung masuk neraka.

Pandawa pun mendengar itu. Jasa Pandu mereka rasakan terlalu besar bagi negara. Anak-anak itu pun ingin memindah sang ayah ke surga. Lewat pengorbanan apa saja. Berhasil.

Apakah kini Pak Harto sudah berhasil pindah ke surga? Setelah 22 tahun di neraka reformasi?

Kelihatannya begitu. Setidaknya, belakangan, sudah mulai banyak beredar stiker yang bunyinya begini: enak zamanku, tho?.

Bisa jadi, stiker itu menginspirasi penguasa kapan saja: memberangus demokrasi itu tidak apa-apa asal rakyat sejahtera. Dan, mengabaikan hak rakyat juga biasa saja untuk kemakmuran mereka. Toh, kelak, akan dipuji juga dengan stiker: enak zamanku, tho?.

Giyanto, sekarang, pengusaha parkir, security, dan jasa kebersihan. Di Jakarta. Sebelum Covid. Lalu, jadi karyawan lagi. Covid telah menenggelamkan usahanya.

Di kampung halamannya, di Desa Sidomukti, Plaosan (lereng timur Gunung Lawu), ia juga pernah punya usaha batik. Merek batiknya: Pring Sedapur (serumpun bambu). Itu menjadi batik khas Kabupaten Magetan. Yang pernah dikenakan Presiden SBY ketika berkunjung ke sana.

Saya pun baru tahu sekarang. Dari Giyanto itu. Bahwa batik corak Sidomukti yang legendaris itu berasal dari Desa Sidomukti-nya Giyanto.

Kelak, ratusan tahun kemudian, batik Sidomukti itu migrasi ke Solo dan dikenal sebagai batik Solo. Semoga yang punya Solo tidak tersinggung dengan klaim tersebut.

Masa remaja, Giyanto pernah juga jadi office boy. Sambil sekolah paket C SMP dan SMA. Ia rajin bekerja. Sampai kemudian jadi staf tata usaha. Sambil p**a kuliah di Unitama Jakarta. Lulus S-1. Lalu jadi sekretaris kantor.

Di saat perusahaan tempatnya bekerja (milik Reza Khalid) berpatungan dengan perusahaan milik Mbak Mamik (salah seorang putri Pak Harto), Giyanto jadi sekretaris perusahaan gabungan itu. Lalu, jadi corporate secretary.

Tahun 1998 –dua tahun setelah Ibu Tien Soeharto wafat– Giyanto mengalami apa yang tidak ia sangka: bisa masuk kamar tidur Presiden Soeharto. Di Jalan Cendana.

"Mbak Mamik minta saya mengajari Pak Harto menggunakan internet," ujar Giyanto. "Pak Harto ingin bisa membuka dan mengirim e-mail," ujarnya.

Seminggu lamanya Giyanto jadi guru internet Pak Harto. Sehari dua jam. Setelah duhur sampai asar. Pukul 13.00 sampai 15.00.

Seingat Giyanto, Pak Harto menggunakan komputer baru. Jenis PC. Lengkap dengan printer-nya. Giyanto lupa mereknya. Tapi, ingat harganya: Rp 40 juta.

Di hari terakhir sebagai guru, Giyanto mendapat empat hadiah dari Pak Harto: batu akik, p**a gading, keris, dan Al-Qur’an milik Bu Tien –yang ditandatangani Pak Harto.

Batu akik itu, kata Giyanto, pernah hilang. Selama 21 tahun. Baru tahun lalu ketemu lagi –dimasukkan perak dan diikat: agar tidak hilang lagi.

Kenapa wayangan nanti malam itu di Magetan?

"Di mana saja sama. Kan live streaming," ujar Giyanto. Bahwa dalang muda itu yang dipilih? "Agar tidak mahal". Dan lagi, "Ki Putut sudah seperti adik sendiri," katanya.

Putut sudah mulai mendalang umur 14 tahun. Di desanya di Parang, Magetan Selatan. Tamat SMA, Putut masuk ISI Solo jurusan pedalangan. Lalu, lanjut S-2 jurusan teater. "Yang linier dengan S-1 pedalangan adalah S-2 teater. Belum ada S-2 pedalangan," ujar Putut.

Tiap tahun organisasi HMS mengadakan acara seperti itu. Bahkan juga di setiap hari meninggalnya Pak Harto dan Ibu Tien.

"Keluarga Pak Harto mendukung sekali. Mbak Tutut, Mbak Mamik, Mbak Titik, semuanya mendukung. Kami tidak pernah merepotkan mereka. Ini organisasi ikhlas. Tidak pernah bikin proposal. Tidak pernah ngamen," ujar Giyanto.

Yang paling Giyanto ingat dari kamar tidur Pak Harto adalah: kamar mandinya pakai gayung. (Dahlan Iskan)

Pahlawan Mochtar08 June 2021Oleh : Dahlan IskanSAYA pun sudah hampir lupa: begitu besar jasa beliau kepada Indonesia. Bo...
08/06/2021

Pahlawan Mochtar
08 June 2021
Oleh : Dahlan Iskan

SAYA pun sudah hampir lupa: begitu besar jasa beliau kepada Indonesia. Boleh dikata, beliaulah yang berhasil membuat luas wilayah Indonesia menjadi dua kali lipat. Tanpa perang. Tanpa pertumpahan darah.

Itulah beliau: Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja. Yang meninggal dunia Ahad kemarin. Dalam usia 92 tahun.

Pak Mochtar adalah ahli hukum laut. Yang pertama dimiliki Indonesia. Yang amat langka pun di dunia –saat itu.

Berkat teori Pak Mochtar maka laut di antara dua p**au di suatu negara adalah termasuk wilayah negara itu.

Singkat kata, beliau berhasil mengegolkan satu bentuk baru sebuah negara: negara kep**auan. Yang itu berbeda dengan negara daratan. Main land. Da Lu.

Dunia pun lantas menerima adanya bentuk negara kep**auan itu. PBB juga mengesahkannya. Jadilah United Nation Convention of the Law of the Sea (UNCLOS).

Dari situ p**a perundingan perbatasan laut antara Indonesia dan Australia disepakati. Padahal, sebelum itu, perundingan perbatasan tersebut sangat seret. Rumit. Diwarnai kepentingan ekonomi: ada sumber minyak di laut antara Indonesia dan Australia itu.

Indonesia akhirnya memenangkan perundingan itu. Indonesia pun mendapat separo ladang minyak itu –yang setelah TimTim merdeka menjadi bagian Timor Leste.

Saya tidak habis pikir: bagaimana bisa seorang pribumi seperti Pak Mochtar, di tahun 1955, sudah bisa lulus S-2 dari Yale University, Amerika Serikat. Untuk ilmu hukum. Berarti di tahun 1953 beliau sudah lulus sarjana hukum Universitas Indonesia (UI).

Keluarga jenis apakah beliau? Kok begitu mementingkan pendidikan?

“Generasi kakak saya itu memang istimewa," ujar Sarwono Kusumaatmadja, adik kandung pak Mochtar. "Kakak saya itu bergabung ke tentara pelajar. Tapi sekolahnya kok bisa selesai tepat waktu," ujar Sarwono yang juga pernah menjadi menteri di zaman Pak Harto dan di zaman Gus Dur.

Sarwono adalah politikus besar: Sekjen Golkar yang sangat legendaris. Golkar tapi kritis. Kritis tapi Golkar.

Menurut Sarwono, ibundanya adalah keluarga pesantren Balerante di Cirebon. "Beliau orang pesantren pertama yang disekolahkan di sekolah Belanda," ujar Sarwono. Sang ibu lantas menjadi guru SD di Sekolah Kartini.

Sedang ayahnya adalah pegawai di pemerintahan Belanda. "Ayah saya dari kalangan klein ambtenaar tapi profesi beliau asisten apoteker," ujar Sarwono.

Sejak kecil Mochtar sudah terlihat pintar dan cerdas. "Kakak saya itu tergolong jenius," ujar Sarwono mengutip pendapat banyak orang di sekitarnya. Kejeniusan itulah yang membuat ayah dan ibunya berbeda pendapat.

"Ibu saya minta agar Mochtar dibiayai untuk sekolah di luar negeri. Ayah saya tidak setuju. Menurut ayah, yang perlu dibantu adalah keluarga lain yang tidak mampu," ujar Sarwono.

"Mochtar itu dibiarkan saja bisa jadi dengan sendirinya," ujar sang ayah seperti ditirukan Sarwono.

Akhirnya Mochtar tidak diberi uang. Ia pilih sendiri untuk sekolah di UI. Lalu ke Amerika Serikat.

Memilih sekolah ke Amerika itu pun sudah menunjukkan ''keanehan'' tersendiri. Pada zaman itu semua anak muda ingin sekolah ke Belanda. Apalagi untuk ilmu hukum. Mereka pasti memilih ke Leiden.

"Kakak saya juga punya bakat bisnis," ujar Sarwono.

Ketika kuliah di UI, pamannya yang di Cirebon sering membawa makanan khas daerah. Mochtar-lah yang mengedarkan makanan itu ke warung-warung. "Saya kebagian pekerjaan bungkus-bungkus," ujar Sarwono lantas tertawa.

Sarwono sendiri kini berumur 77 tahun. Bicaranya masih tangkas. "Pak Sarwono terlihat sehat sekali," kata saya mendengar nada bicaranya yang tetap tangkas.

"Saya ini OTG," jawabnya.

Saya sempat terpancing oleh singkatan itu.

"Saya juga OTG. Januari lalu," kata saya.

Ternyata OTG yang ia maksud berbeda dengan OTG yang ada di pikiran saya.

"Saya itu Orang Tua Gembira," tukasnya.

Kami pun tertawa.

Berbeda dengan masa kecil Mochtar, Sarwono kecil dianggap sebagai anak kurang normal. "Dokter mengatakan saya punya kelemahan syaraf motorik. Jangan terlalu banyak diharap," ujar Sarwono mengenang masa kecilnya.

Dari gaya jalan kakinya saja sudah terlihat kelihatan tidak normal. "Banyak yang mengkhawatirkan saya," katanya. Terutama kalau lagi jalan kaki berangkat sekolah.

"Tidak ada yang takut saya akan ditabrak mobil, justru saya yang dikhawatirkan akan menabrak mobil," ujarnya.

Tapi pamannya melihat lain. Sarwono kecil itu dinilai punya banyak kelebihan. Hanya saja belum tahu di bidang apa kelebihan itu.

Maka ketika sang paman bertugas sebagai duta besar di Yugoslavia, Sarwono dibawa ke Eropa. Di umurnya yang 13 tahun.

Bahkan sang paman kemudian menyekolahkan Sarwono ke Inggris.

"Dari sama sekali tidak bisa bahasa Inggris menjadi lulus terbaik," katanya.

Itu untuk tingkat SMP. Lalu Sarwono masuk SMA Katolik di Jakarta. Setelah itu masuk perguruan tinggi terbaik, ITB.

Di kampus Sarwono aktif di gerakan mahasiswa. Jadilah tokoh mahasiswa. Lalu jadi politikus.

Sarwono pun akhirnya menjadi menteri. Tiga kali p**a: Menteri Kelautan, Menteri Lingkungan Hidup, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Mochtar Kusumaatmadja sendiri juga tiga kali menjadi menteri. Yakni Menteri Kehakiman dan dua kali Menteri Luar Negeri.

Keluarga ini memang ''keluarga Menteri''. Putri Pak Mochtar, Prof Dr Armida Alisjahbana adalah Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Di era Presiden SBY. Satu angkatan dengan saya.

Tentu banyak yang kaget ketika nama Pak Mochtar tiba-tiba muncul di media: meninggal dunia Ahad lalu. Beliau memang sudah sangat lama tidak ''beredar'' di pemberitaan. Yakni sejak beliau sakit: 1999.

"Awalnya beliau kebanyakan obat," ujar Sarwono.

Dokter berikutnya lantas mengurangi obat. Tinggal dua jenis saja. Beliau pun sehat kembali. Tapi sudah terlambat. Beliau memang masih bisa berpikir, berbicara, dan mendengarkan, tapi tidak bisa lagi bicara.

Beliau juga bisa bergerak tapi lebih banyak di kursi roda.

Hampir 20 tahun Pak Mochtar dalam keadaan seperti itu. Mirip sekali dengan bos saya dulu, yang juga Bendahara Umum DPP Golkar: Eric Samola. Dari kebanyakan obat menjadi seperti itu.

Pak Mochtar akhirnya meninggal dunia. Dari jasa-jasanya pada negara tentu harus sekali Pak Mochtar Kusumaatmadja menjadi pahlawan nasional. (Dahlan Iskan)

Address

Jalan Sultan Agung
Bandar
35141

Telephone

+62811793206

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Radar Lampung Koran posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Radar Lampung Koran:

Videos

Share

Category

Nearby media companies


Other Newspapers in Bandar

Show All

You may also like