Aceh Sultanate History

Aceh Sultanate History Sejarah Ulama Ulama Dan Raja Raja Aceh Serta Sejarah Aceh Dulu serta Seni Budaya Tradisional Aceh

13/02/2025

Sore hari di pantai Lhok Seudu Aceh Besar nan indah

13/02/2025

Jika rumah mau dirobohkan maka pasti barang berharga dikeluarkan lebih dahulu, begitu juga dengan bumi, jika mau dirobohkan maka Allah panggil terlebih dahulu orang-orang shalih dan alim ulama.

Innalillahi wa innailaihi rajiu'n Telah berp**ang ke rahmatullah Ulama kita Abu Kuta Krueng ( Abu H Usman Ali ) pada jam...
12/02/2025

Innalillahi wa innailaihi rajiu'n
Telah berp**ang ke rahmatullah Ulama kita Abu Kuta Krueng ( Abu H Usman Ali ) pada jam 4,31 pagi hari kamis 13/2/25.
Insya Allah Abu Husnul khatimah dan Semoga Allah tempatkan Abu di dalam Syurga Nya.

Bumi Aceh kembali menangis, Aceh kembali berduka. Rakyat Aceh kembali meneteskan air mata. Insya Allaah kami haqqul yaqin Abu menjadi penghuni Surga Allah Yang Pangkat Tinggi

12/02/2025

Hari ini tepat di hari pelantikan Gubernur - Wakil Gubernur Aceh, saya lebih memilih masuk hutan bersepi sepi antara pusara pusara endatu yang memilukan.
Berada " diantaranya " menunggu "tiba saatnya " adalah sebuah kesenangan walau dalam hati penuh kesedihan dengan kondisi makam - makam.

RAHASIA KEKUATAN ISLAM DIBALIK KOKOHNYA KERAJAAN ACEH - ABUYA HABIBIE WALY AL KHALIDI Di Mesjid Raya Baiturrahman Banda ...
09/02/2025

RAHASIA KEKUATAN ISLAM DIBALIK KOKOHNYA KERAJAAN ACEH - ABUYA HABIBIE WALY AL KHALIDI Di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

08/02/2025

Jangan Berbangga hati dulu dengan amalanmu, belum tentu Allah terima - Abuya Habibie Waly Al Khalidi,S.TH - Ulama Muda Aceh Cucu Abuya Syekh Muda Waly Al Khalidi

04/02/2025

Potret Gadis2 Aceh yang sebenarnya
Allahumma Shalli'ala Sayyidina Muhammad

04/02/2025

NAZAM SYAIR ACEH
" IMAN BEUKOENG " Syeh Muda

04/02/2025

Syairnya Merdu Sekali
" ALAHAI DO POMA SAYANG "
- SYEH MUDA -

04/02/2025

TERHARU DENGARNYA SYAIR ACEH PALING MERDU & SEDIH
"BALAH GUNA MAK "
- SYEH MUDA -

02/02/2025

Rapai Aceh Utara

Ta'bir Gempa Bulan Sya'ban, menurut kitab Manuskrip Ulama Aceh Masa Kerajaan Aceh. Sumber Tgk Tarmizi A Hamid, Penyelama...
31/01/2025

Ta'bir Gempa Bulan Sya'ban, menurut kitab Manuskrip Ulama Aceh Masa Kerajaan Aceh.

Sumber Tgk Tarmizi A Hamid, Penyelamat Kitab-kitab Manuskrip Masa Kesultanan Aceh.

Mujahid Kerajaan Aceh DarussalamKEM4TI4N PALING ROMANTIS DALAM PERANG ACEH.Penyumbang bahan Iskandar Norman.Dari sekian ...
27/01/2025

Mujahid Kerajaan Aceh Darussalam

KEM4TI4N PALING ROMANTIS DALAM PERANG ACEH.

Penyumbang bahan Iskandar Norman.

Dari sekian banyak pasangan suami istri pemimpin pejuang Aceh, syahidnya Teungku Di Barat dan istrinya merupakan kematian paling romantis, melebihi cerita roman manapun.

Teuku Chik Ibrahim Lamnga dan Teuku Umar, suami pertama dan kedua Cut Nyak Dhien tewas dalam perang, tapi tewasnya tidak bersama Cut Nyak Dhien. Teungku Syik Di Tunong dan Pang Nanggroe, suami kedua dan ketiga Cut Mutia, juga tewas dalam perang, bahkan dieksekusi tembak mati di pantai Lhokseumawe, tapi kematian mereka juga tidak bersama Cut Meutia.

Beda dengan Teungku Di Barat, ia dan istrinya sama-sama menghadapi gempuran dan desingan peluru marsose Belanda. Keduanya bahu membahu dan sama-sama tewas dalam pertempuran, tidak sendiri-sendiri.

Dalam buku The Dutch Colonial War In Aceh diceritakan, Teungku Di Barat bersama mertuanya Teungku Di Mata Ie alias Teungku Di Paya Bakong, merupakan ulama pemimpin pejuang Aceh di wilayah Keureuto (Aceh Utara) dan sekitarnya. Keduanya sangat disegani, sering memimpin serangkaian serangan ke bivak dan patroli Belanda.

Untuk menghadapi pasukan Teungku Di Barat ini, Pemerintah Kolonial Belanda mengerahkan 12 brigade pasukan marsose dari “kolone macan” yang terkenal beringas bin sadis yang dipimpin Kapten W.B.J.A Scheepens dan Kapten H. Christoffel. Teungku Di Barat dan istrinya tewas dalam pertempuran setelah terkena peluru pasukan Letnan Behrens pada tahun 1912.

Tentang bagaimana romantisnya kematian Teungku Di Barat dan istrinya itu, itu juga ditulis HC Zentgraaff dalam buku Atjeh seperti kutipan di bawah ini.

Pantas bagi kalian pujangga agung, salah seorang ulama paling terkenal di daerah Aceh bagian timur laut. Dia dan suaminya, bersama beberapa orang pengikutnya, telah diburu dengan ketat oleh pasukan kita, dalam rangka pengejaran yang tak kenal ampun, di mana para marsose dalam zaman itu mengerti akan rahasianya. Kemudian tibalah adegan terakhir dalam rangkaian tragedi itu. Teungku dan istrinya beserta beberapa orang pengikutnya, terkepung di antara tebing-tebing batu cadas.

Dalam detik saat di mana semua mereka memiliki semangat juang, berdirilah sang istri di samping suaminya. Sebuah peluru mengenai tangan kanan Teungku, ia mencabut rencong di pinggang dengan tangan kirinya, sementara tangan kananya yang tertembak mengoper senapan yang dipegangnya itu kepada istrinya, yang kini merupakan pelindung, sekaligus berikan pengorbanan terhadap sang suami, berdiri tepat di depan suaminya; suatu ungkapan tauladan nan agung serta cinta bakti yang tinggi.

Demikianlah, wanita itu tegak berdiri di depan suaminya, dan sebuah peluru bersuratan nasib kini meluncur, menembus tubuh wanita itu, kemudian menembus p**a tubuh suaminya. Kedua mereka rebahlah dengan seketika, dan tidak lama setelah suaminya tewas, gugur p**alah wanita itu. Akhir hayat yang bagi kedua mereka berarti “syahid”, kiranya telah memberikan rasa kebahagiaan yang tak dapat diduga oleh siapa pun betapa besar artinya.

HC Zentrgraaff seorang wartawan perang Belanda yang pernah terlibat dalam perang Aceh itu, sangat mengagumi kiprah perempuan Aceh dalam peperangan. Orang-orang Aceh, tulis Zentgraaff, baik pria maupun wanita, pada umumnya telah berjuang dengan gigih sekali, untuk sesuatu yang mereka pandang sebagai kepentingan nasional atau agama mereka. Di antara para pejuang-pejuang itu terdapat banyak sekali pria dan wanita yang menjadi kebanggaan setiap bangsa.

Kemudian Zentgraaff menulis, “Comme ils tombent bien… en is er één volk op dezer aarde dat de ondergang dezer heroieke figuren niet met diepe vereening zou schrijven in het boek zijner historie? — Dan adakah suatu bangsa di bumi ini yang tidak akan menulis tentang gugurnya para tokoh heroik ini dengan rasa penghargaan yang sedemikian tingginya di dalam buku sejarahnya?”

Pujian yang sama juga disampaikan A. Doup dalam buku besar sejarah marsose di Aceh, Gedenkboek van het Korp Marechaussee 1890-1840. Dalam versi bahasa Inggris tertulis:

“The gallantry of the Acehnese, which they demonstrated during the Dutch war in Aceh in defending their freedom and notherland, earned them the respect of Marechaussee Corps and, admiration of their courage, their willingness to die in battle, self sacrifice and endurance. The Acehnese were never at their wit’s end in inventing and applying new strategies and utilizing their perceptive abilities. They carefully observed the movements of the commander of a brigade and knew exactly which brigade commanders were careless in their patrol, and which one were always combat–ready abd well–organized.”

Terjemahannya ke bahasa Indonesia:

“Kepahlawaan orang Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan dan bumi persadanya seperti yang diperagakan selama perang Aceh, menimbulkan rasa hormat di pihak marsose, serta kekaguman akan keberanian, kerelaan gugur di medan tempur, pengorbanannya dan daya tahannya yang tinggi. Orang Aceh tidak habis-habis akalnya dalam menciptakan dan melaksanakan siasat yang sejati, sementara daya pengamatanya sangat tajam. Ia mengamat-amati setiap gerak pemimpin brigade dan ia tahu benar yang mana melakukan patroli dengan ceroboh, serta yang mana p**a yang siap siaga dan berbaris teratur.”

***

Ilustrasi syahidnya Teungku Di Barat bersama istrinya dalam pertempuran dengan pasukan marsose Belanda. Repro: The Dutch Colonial War In Aceh.

27/01/2025

Syair Rapai Aceh diiringi Tarian Aceh oleh grup Seni Syeh Akop Meulaboh Aceh Barat

27/01/2025

Syair Lagu Aceh Yang sangat merdu oleh seniman Aceh Syeh Akop Meulaboh Aceh Barat

27/01/2025

Tentang Wali Agama Aceh Abuya Amran Waly, berikut pandangan Ulama Aceh Abuya Habibie Waly Al Khalidi

27/01/2025

Sangat Jarang & Langka inilah Kajian Kitab Tazkirah Rakidin Karya M***i Terakhir Kesultanan Aceh Darussalam Tgk Chik Kuta Karang / Syekh Muhammad Abbas dikaji oleh Ulama Muda Aceh Abuya Habibie Waly Al Khalidi

27/01/2025

Syair Lagu Aceh paling merdu Oleh Seniman Aceh Syeh Akop Meulaboh Aceh Barat

Address

Banda

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Aceh Sultanate History posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Aceh Sultanate History:

Videos

Share