16/12/2024
*Cerita Desember ku*
Bagi seorang guru Desember adalah bulan sibuk dan bulan puncak kegiatan sebelum libur panjang sekolah. Yaa... Banyak yang menyenangi datangnya liburan ini.
Mungkin terkecuali aku , sisi lain s**a sisi lainnya kurang s**a .
Yaaa. . pada kerempongan kali ini , pikiran ini sudah berjalan dari awal seminggu menjelang rapotan , Allah mudahkan prosesnya, itu adalah doaku yang utama . Serambi pikiran ini berselancar cerdik menyusun rencana , dan berharap pak suami tidak terlalu sibuk di kerjaannya , hingga bisa fokus mempersiapkan segalanya berkenaan dengan akhir semester ini.
Rupanya anganku tak sejalan dengan maunya Tuhanku. Yaa, di waktu bersamaan pak suami lebih sibuk dari biasanya, okeh tidak mengapa , namun pikiran ini masih berharap . Biasanya pak suami Sabtu Minggu libur piket kerja, Alhamdulillah Sabtu beliau benar libur , namun ada rencana lain yang sudah tersusun . Allah kariim , belum juga ku bercerita bagaimana rancanganku di akhir semester ini. Namun kembali lebih baik aku diam . Ooiya kenapa ku sangat berharap pada pak suami, karena ada 2 balitaku yang riwehnya nambah kalau ibuknya lagi sibuk . Okelah persiapan rapor harus tetap selesai duluan , jadi ku kejar teman² guru bidang untuk segera kirim nilai , walaupun ku tau mereka super sibuknya . Namun kali ini , ada yang harus ku amankan , menghindari kegentingan akhir semester. Kenapa harus ku kejar , karena pak suami sudah memberi tahu bahwa Senin akan Dinas keluar kota selama 5 hari .
Sabtu sudah masuk senja , kutanya kegiatan hari Ahad . Berharap anak² dihendel dulu biar fokus pada raport dan printilan akhir semester. Nyatanya Tuhanku tak lagi mengijinkan. Hari Ahad pak suami masuk piket agar nanti pas cuti mudah . Allah kariim , benar benar kesabaranku di uji . Akhirnya mengerjakan printilan akhir semester dengan keriwehan 2 anak yang keduanya Alhamdulillah semakin pintar , fokus bentar , ngeeek nangis gantian .fokus lagi ngeeek berantem lagi. Fokus lagi ngeeek ada aja pokoknya tingkah lakunya yang bikin istighfar berkali kali . Namun Alhamdulillah Allah berikan aku ketenangan dan kemudahan ngontrol emosiku ini .
Dalam hal ini aku tak menyalahkan pak suami , kenapa setiap akhir semester sibuknya lebih dari biasanya, sangat tidak menyalahkan beliau. Karena itu memang tuntutan kerjaan dan yang pasti sudah di atur sama Yang Maha Pencipta. Dan akupun tidak lagi berdalih bercerita menuntut atau apapun . Sudah sampai pada titik , ya sudah kalau tidak bisa membantu it's oke. Sudah terbiasa, yang bikin kesel bahkan diri sendiri pikiran sendiri yang tak terkontrol, yang tak pernah berhenti berharap pada manusia yang mengakibatkan kegalauan. Karena ini kejadian hampir setiap akhir semester. Kalaupun emosiku memuncak , yang salah kembali pada diriku .
Seperti hari Minggu kemaren yang sudah ku tak apa apakan . Menurutku wajar saja , rentetan rencana tak terealisasi ada rasa kecewanya, malah salah arti lagi . Ujung²nya kusembunyi di kamar mandi beberapa saat membiarkan diri menangis sendiri 😭😭😭. Tanpa berdalih atau meributkan ataupun pembelaan, tak ....
Dan ... Begitulah wanita yang semakin berumur mungkin memang begini , akan lebih baik diam mengubur yang tidak enak , karena hal yang akan disampaikan tak akan tersampaikan, bahkan jika dipaksakan akan menjadi keributan yang akan lebih menyudutkan seorang perempuan.
Namun dari semua cerita ini , sekali lagi tak sedikitpun ku menyalahkan pak suami . Karena beliau adalah pemimpin yang bertanggung jawab, perhatian, dan sangat membantuku dalam banyak hal. Tak banyak menuntut. Bahkan setiap berangkat dinas pasti ngasi sangu untuk hari² . Hanya rasa syukurku saja yang kurang . Beliau tetaplah orang yang baik. Bahkan hingga saat ini , masih terus belajar menjadi Isti Sholihah, namun ujiannya juga waw.
Dan rupanya, ini masih tahun dimana kubelum merdeka dari keriwehan dengan 2 balita, yang hari hari ikut ngajar, dan sudah mandiri, namun tetap saja ku berharap, sejenak saja di akhir semester ini, bantu menjaga anak². Nyatanya itu hanya mimpi ,
Semoga Allah menambah sabarku ,
Menjadi istri, menjadi guru, menjadi anak . Ah ... Semoga tak mengurangi rasa takdimku pada pak suamiku.