20/02/2023
Pelindo bersama konsorsium INA (Indonesia Investment Authority) tengah merancang pengapalan langsung (direct call) dari Pelabuhan Belawan ke sejumlah negara, secara bertahap. Salah satu negara yang sedang dibidik adalah India. India dipilih sebagai salah satu tujuan prioritas karena potensinya yang besar, dan posisinya yang strategis sebagai pintu gerbang Asia Selatan. Selama ini, nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dan India juga terus meningkat.
Dari India, Indonesia banyak mendatangkan kendaraan bermotor, peralatan telekomunikasi, bahan bakar, daging kerbau, serta pakan ternak. Sebaliknya, Indonesia banyak mengekspor batu bara, produk kelapa sawit, besi dan baja, bahan kimia, serta karet.
Sebagian dari komoditas ekspor ke India ini dikapalkan dari Sumatera yang dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan melalui Pelabuhan Belawan (Sumatera Utara), Pelabuhan Perawang (Riau), dan sejumlah pelabuhan milik swasta di sepanjang Sungai Siak, Provinsi Riau. Sayangnya, pengangkutan komoditas ekspor selama ini tak bisa dikapalkan langsung menuju negara tujuan. Peti kemas dari Riau harus dikirim dulu ke Belawan lalu harus ke pelabuhan transit di luar negeri, untuk digabungkan dengan peti kemas lain.
Akibatnya, para eksportir harus menanggung biaya sea freight yang mahal dan waktu tempuh lebih lama. Selain itu, negara harus menghabiskan banyak devisa karena sebagian besar jasa pengapalan dibayar dalam mata uang asing.
“Pelayaran direct call akan menjadi salah satu ikhtiar penting untuk meningkatkan daya saing eksportir, sekaligus menghemat devisa,” kata Arya Sinulingga, Stafsus III Kementerian BUMN, di Jakarta.
Pelabuhan Belawan berpeluang besar memberikan layanan direct call terlebih dengan digandengnya DP World oleh INA sebagai mitra strategis dalam Konsorsium INA, Agustus 2022 lalu. DP World merupakan operator global yang memiliki jaringan dengan shipping line dan 60 pelabuhan internasional yang tersebar di lima benua.