10/05/2024
Rasulullah SAW heran, Sya’ban ra tidak berada pada posisi seperti biasanya.
Shalat Subuh pun ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya’ban. Namun yang ditunggu belum datang juga.
Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Sya'ban pun tak lagi ditunggu, shalat segera dilaksanakan. Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum datang juga.
“Apa ada yang mengetahui dimana rumah Sya’ban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban.
Rasulullah khawatir terjadi sesuatu terhadap sahabatnya tersebut, memimnta diantarkan ke rumah Sya’ban.
Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan).
Sesampainya disana, Rasul bertanya pada istri sya'ban.
“Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.
Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”.
“Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.
Beberapa saat kemudian, istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.
“Dimasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban.
Rasulullah SAW pun melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”
Pertama, Dia melihat gambaran surga yang indah. Ucapan “Aduh mengapa tidak lebih jauh” adalah penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi agar perjalanan ke masjid lebih lama dan pahala yang didapatkan lebih indah.