13/08/2022
PENINDASAN TERHADAP BANYAK ORANG PAPUA
Tetapi juga sepanjang ingatan kita gerakan mahasiswa dan rakyat yang menuntut keadilan, kesetaraan dan ketentraman, selalu mendapatkan tindakan-tindakan represifitas, intimidasi, sampai pada tindakan brutalitas aparat negara.
Bukankah pengabdian Orba pada modal semakin membuktikan bahwa pada prinsipnya negara Orba di bawah kekuasaan yang dipimpin oleh Jendral Soeharto adalah alat kepentingan-kepentingan pemodal? Pada tahapan awal konsolidasi kekuasaannya, Soeharto berhasil memanfaatkan pinjaman hutang luar negeri dan penanaman modal asing. Soeharto melahirkan orang kaya baru (OKB) dan tumbuhnya Kapitalis.
Seperti halnya kaum buruh tidak ingin bersandar pada kemurahan hati majikannya dan membentuk serikat buruh agar bisa memperjuangkan nasib mereka sendiri, begitu juga akhirnya para buruh belajar dari pengalaman bahwa mereka hanya bisa mengandalkan organisasi politik mereka sendiri.
Perubahan tidak lah jatuh dari langit, akan tetapi hanya dapat terjadi jika semua kaum tertindas memahami alam penindasan mereka dan bergabung dengan yang lainnya untuk berjuang menghapusnya.
Pada masa awal kapitalisme, lebih dari 200 tahun yang lalu, belum ada pabrik-pabrik besar di mana ratusan bahkan ribuan buruh digiring bekerja di dalamnya. Hanya ada perusahaan-perusahaan kecil dengan segelintir buruh di dalamnya. Karena kondisi ini, buruh belumlah sadar akan dirinya sebagai sebuah kelas. Sekarang buruh telah tumbuh dengan jumlah raksasa, terorganisir, dan kuat.
Kemudian, perlu diingat oleh individu manapun jangan pernah asal-usalan untuk memberikan informasi yang tidak jelas tentang hal-hal tersebut, apalagi sampai saling menutupi dengan dalil apapun, bajingan tetaplah bajingan. Apalagi berani menyebarkan rumor-rumor yang tidak mampu dipertanggungjawabkan, dasar.
Artinya, mendorong kawan demi mencapai kemajuan dalam aktivitas-aktivitas revolusionernya dan bersiap mempertahankan diri untuk kawan dengan kepercayaan penuh pada keberlanjutan perjuangan. Bukan melindungi kawan yang telah melakukan seksisme, melecehkan, memperkosa, dan aneka kemerosotan lainnya, atas nama pertemanan, dan hubungan-hubungan lainnya.
Perlu diingat, organisasi tidak akan mengabaikan apalagi melupakan hal-hal tersebut. Karena prinsip tetaplah prinsip. Perkameradan, bukan Perkoncoan. Mengharuskan untuk membangun hubungan produktif dengan kawan lainnya.
Diskriminasi terhadap perempuan dapat kita lihat di berbagai macam pabrik dan industri-industri yang ada, mulai dari upah yang tidak merata antara laki-laki dan perempuan, sampai pada pendomistifikasian kerja antara laki-laki dan perempuan. Belum lagi perempuan p**a kerap kali dipekerjakan didalam rana-rana tertentu yang secara langsung dapat merenggut kehormatan perempuan. Sebagaimana di belahan dunia sepanjang kehidupan masyarakat meletakkan perempuan pada posisi kelas dua.
Kaum perempuan sering kali dipandang sebagai elemen terbelakang yang kesadarannya begitu susah untuk terdorong ke depan, lemah berpikir, dan mengedepankan perasaan daripada otak. Begitulah penilaian atas kaum perempuan, jika kita menggunakan akal sehat.
Namun sebagai kaum Marxis, kita tidak menggunakan logika formal, kita menggunakan dialektika. Logika formal tidak mampu memahami
Mereka menikmati kebebasan, kesetaraan dan kehidupan yang sama, itu terjadi dalam masyarakat Indian Iroquis, misalnya, kedudukan perempuan dan laki-laki benar-benar setara. Bahkan, semua laki-laki dan perempuan dewasa otomatis menjadi anggota dari Dewan Suku, yang berhak memilih dan mencopot Ketua Suku. Keadaan ini berlangsung sampai jauh ke abad ke 19.
Dan hal serupa terjadi p**a dalam masyarakat Jermania, ketika mereka masih mengembara di luar perbatasan dengan Romawi, berlaku juga keadaan yang sama. Kaum perempuan mereka memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan kaum laki-lakinya. Peran yang mereka ambil dalam pengambilan keputusanpun setara karena setiap perempuan dewasa adalah juga anggota dari Dewan Suku. Demikian p**a yang berlaku di tengah suku-suku Schytia dari Asia Tengah.
Kaum Marxis berpendapat bahwa penindasan dan eksploitasi ada secara sistematis dan kita bisa menentukan mekanismenya, bagaimana serta mengapa hal tersebut terjadi, agar kita dapat mengubahnya. Ini lah mengapa menjadi signifikan untuk memerangi mitos bahwa perempuan adalah makluk yang selalu tersubordinasi.
Lagi p**a ada banyak tuntutan yang akan bisa dan harus di perjuangkan sekarang segala bentuk diskriminasi di dalam pandangan masyarakat dan tempat kerja pembayaran yang sama atas pekerjaan yang sama nilainya hak perceraian perlindungan perempuan atas kekerasan laki-laki pelecehan seksual, perkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga perlindungan anak yang berkualitas dan sebagainya. Semua hal tadi benar-benar dibutuhkan.
Perjuangan pembebasan perempuan akan berhasil dengan sempurna jika ia disatukan dengan perjuangan untuk mencapai sosialisme. Kedua perjuangan ini tidak boleh dipisahkan, atau yang satu didahulukan daripada yang lain. Keduanya harus berjalan bersamaan dan saling mengisi. Hanya dengan demikianlah kaum perempuan akan dapat dikembalikan pada posisi terhormat dalam masyarakat sejajar dengan laki-laki dalam segala bidang kehidupan ekonomi, sosial dan politik.
"Sepanjang kehidupan umat manusia dibelahan bumi manapun yang dipinjaki oleh individu. Prinsip, kejujuran adalah sumber dari segala kepercayaan, karena menafikan itu semua, adalah bagian dari kemunafikan."
Sepanjang kehidupan umat manusia dalam masyarakat berkelas telah dengan jelas membuktikan bagaimana hak-hak itu direbut secara paksa oleh mereka, kelas penguasa. Apa yang tidak mereka kendalikan mulai dari berabad-abad lamanya sampai saat ini. Gedung-gedung tinggi, pabrik-pabrik dan industri-industri baru. Kau perlu tahu, itu semua dibangun dan berdiri kokoh di atas lahan masyarakat.
Yang direbut secara paksa oleh negara melalui tindakan fasis dan brutal yang hampir setiap saat dilakukan oleh militerisme, bahkan tindakan-tindakan brutal militerisme bukan saja dilakukan ketika merampas dan merampok lahan masyarakat.
Dan juga bagaimana kekejaman negara, kapitalisme dan militerisme pada masa Orde Baru. Konsolidasi kapitalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari skenario lembaga-lembaga sistem kapitalisme dunia dan bank-bank dunia.
Runtuhnya Orba yang dimulai dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia. Dampak dari krisis ekonomi tersebut adalah naiknya harga sembako. Sehingga terjadi pergolakan di mana-mana yang menuntut diturunkannya harga sembako.
Pada masa akhir pemerintahan Orde Baru berbagai aksi dilakukan secara serentak di sejumlah daerah seperti Surakarta, Bandung dan Medan, termasuk juga di Jakarta. Para mahasiswa di Jakarta juga turut menyerukan tuntutan mereka akan reformasi dan penurunan Soeharto sebagai Presiden. Aksi demonstrasi terjadi di depan kampus Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mendapatkan pemberangusan dari aparat TNI dan Polri sehingga menewaskan empat mahasiswa Trisakti.
Terjadi penjarahan dan pembakaran kios di beberapa wilayah di Jakarta. Tidak hanya itu, sasaran kerusuhan juga mengincar rakyat yang berasal dari etnis Tionghoa. Para wanita etnis Tionghoa diketahui banyak yang mengalami pelecehan dan pemerkosaan dengan cara yang sadis. Belum lagi dikabarkan sebanyak ratusan orang hilang dan tewas dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998 ini, hingga sekarang masih banyak orang yang belum diketahui keberadaannya.
Sidang-sidang itu adalah sidang-sidang untuk membicarakan kepentingan kaum penguasa dan mengeluarkan produk hukum untuk membela kaum penguasa dan memaksakan kehendak minoritas kepada mayoritas.
Belum lagi ada banyak kejahatan kemanusiaan di masa lalu yang belum sepenuhnya di selesaikan oleh negara maupun dewan perwakilan rakyat, sebut saja Pelangaran-pelangaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Ingat! Di kehidupan hari-hari ini kekejaman kapitalisme yang sudah berabad-abad lamanya menjarahkan kehidupan umat manusia, telah bermetamorfosa menjadi imperialisme. Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar sebanyak-banyaknya.
Tetapi penetapan dua kelas kapitalisme tetap adalah kelas buruh dan kelas kapitalis, sementara lapisan-lapisan masyarakat lainnya bersifat lebih cair dan tidak selalu dibutuhkan tenaganya. Kekuatan buruh ini bukanlah sesuatu yang berasal dari langit. Ia adalah sesuatu yang tumbuh dalam perjuangan seiring dengan berkembangnya kapitalisme.
Awalnya tiap-tiap serikat buruh ini hampir tidak punya hubungan sama sekali. Tiap serikat buruh dari tiap pabrik hanya memperjuangkan kepentingan anggota mereka sendiri. Akan tetapi, cara pandang sempit seperti ini tidak dapat bertahan lama. Awalnya buruh cukup mogok di satu pabrik dan tuntutan mereka bisa terpenuhi.
Melihat para pemilik modal punya partai politik dan perwakilan di dalam pemerintahan ini, kaum buruh pun mencapai kesadaran bahwa mereka juga harus punya partai politik mereka sendiri dan perwakilan politik mereka sendiri.
Ringkasan Kecil (RK)