Arief Farouk Adzra'ie

Arief Farouk Adzra'ie Santri yang masih perlu banyak belajar

31/01/2025
30/01/2025

41.000.000 jiwa ditahun 2014 diaborsi, dengan alasan seperti karir belum mapan, pasangan yang tidak siap, atau merasa anak akan menjadi beban finansial. Fenomena ini bukan sekadar kegagalan hukum negara dalam mencegah pembunuhan janin, tetapi juga mencerminkan pola pikir yang rusak—sebuah ideologi yang tidak memiliki solusi sejati.

Di dunia sekuler, aborsi bukan dianggap sebagai kejahatan, melainkan “hak asasi” yang dilindungi negara. Kaum liberal berteriak tentang kebebasan tubuh (my body, my choice), feminisme menuntut hak untuk menentukan kapan seorang wanita ingin menjadi ibu, dan sistem kapitalis mengajarkan bahwa anak adalah beban finansial, bukan amanah yang membawa keberkahan. Dengan landasan berpikir seperti ini, aborsi bukan lagi sesuatu yang perlu dicegah, tetapi malah dijadikan bagian dari kebijakan kesehatan reproduksi.

Maka, perbaikan hukum saja tidaklah cukup, alih-alih memberi solusi negara sekuler malah membolehkan aborsi kok. Pelarangan pacaran pun masih kurang, Yang dibutuhkan bukan hanya sekadar tambal sulam aturan, tetapi rekonstruksi total cara berpikir dan sistem kehidupan. Selama masyarakat masih berpikir dengan standar ideologi sekuler—di mana kebebasan pribadi lebih diutamakan daripada moralitas dan tanggung jawab—maka aborsi dan segala kerusakan turunannya akan terus terjadi.

Hanya Islam, dengan syariatnya yang sempurna, yang bisa mengentaskan semua ini. Islam tidak hanya mengatur hukum, tetapi juga membangun pola pikir yang benar dalam memandang kehidupan, pernikahan, dan rezeki. Islam membentuk manusia agar memahami bahwa zina adalah jalan kehancuran, bahwa menikah adalah langkah menuju keberkahan, dan bahwa anak bukan beban, melainkan amanah dari Allah yang membawa rezekinya sendiri.

Karena itu, pola pikir yang rusak harus dibenahi dengan pemikiran yang benar—pemikiran Islam. Selama masyarakat masih memegang ideologi yang keliru, mereka akan terus mencari solusi yang justru menambah masalah. Tidak ada jalan keluar kecuali kembali kepada sistem Islam dan sistem Islam hanya dapat berjalan jika negara menggunakan sistem Islam, artian negara Islam. yang menata kehidupan dari akar hingga cabang, dari individu hingga negara.

25/01/2025

Badan riset WHO mencatat ada sekitar 700.000 orang mengakhiri hidupnya selama setahun. Kok bisa emang kenapa ?

Karena Orang yang tujuan hidup dan kebahagiaan digantungkan ke hal hal matrealistis, kalau misal ananya tiba tiba meninggal, ditinggalin pasangannya, hartanya bangkrut, karinya berantakan dil. Otomatis depresi, Di titik itu, bunuh diri bisa terlihat seperti satu-satunya jalan keluar karena mereka nggak melihat harapan atau alasan buat bertahan hidup.

Akhirnya orang yang mengambil keputusan ini ya rata rata orang gak beragama, Korea, Jepang, Swedia dan sederet lainnya. Kalau enggak ya orang orang yang lemah iman, yang tidak menjadikan agamanya sebagai tujuan hidup (data kami sertakan dikommentar).

Terus apa solusi untuk menekan angka bunuh diri ? mau gak mau ya agama. Agama Islam sebagai solusi memerangi bunuh diri. Sebab agama sendiri menurut ahli Psykologi, bisa menawarkan tujuan hidup dan ketenangan jiwa bagi yang sungguh sungguh menjalankan, mereka gak keikat nilai nilai matrealistik sebagai sumber kebahagiaan, mereka hanya mencari ridha Tuhan. Kalau Rugi ya sabar, kalau kena musibah ya doa, dihari esok ada motivasi kembali untuk memperbaiki diri dan bangkit sambil diiringi melangitlan doa.

09/01/2025
22/12/2024

Bagus asli atau hasil ai nya?

Address

Ketapang Kecil

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Arief Farouk Adzra'ie posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category