15/08/2022
Orkes Melayu merupakan sekelompok pemusik yang memainkan musik-musik khas Pantai Timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia, dengan didominasi adanya permainan rebana, petikan gambus, pukulan gong, serta alunan serunai. Asal musik Melayu sendiri berakar dari irama musik qasidah yang berasal dari Timur Tengah berbarengan dengan kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara pada 635-1600 M dari Arab, Gujarat, dan Persia, di mana bermula dari pembacaan syair yang kemudian didendangkan. Syair yang digunakan semula dari gurindam yang dinyanyikan dan secara berangsur dipakai untuk mengiringi tarian.
Saat dibukanya Terusan Suez, terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda di tahun 1870-an. Mereka membawa alat musik dan bermain musik gambus. Pengaruh musik gambus ini bercampur dengan musik tradisional bersyair gurindam dan alat musik lokal seperti gong, serunai, dan lainnya.
Pada sekitar tahun 1940, lahirlah musik Melayu Deli. Gaya permainannya pun sudah jauh berbeda dari asalnya sebagai qasidah, karena tidak hanya menyajikan syair gurindam, namun berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
Perkembangan Orkes Melayu di tahun 1950-an mulai mengikuti dengan berkembangnya teknologi pada saat itu. Mereka mulai menggunakan pengeras suara, gitar elektrik, hingga keyboard sebagai instrumen musiknya.
Sederet Orkes Melayu dan pimpinannya yang kondang pada era 1950-1960-an, yaitu O. M. Sinar Medan pimpinan Umar Fauzi Aseran, O. M. Kenangan pimpinan Husein Aidid, O. M. Bukit Siguntang pimpinan Abdul Chalik, dan O. M. Irama Agung pimpinan Said Effendi. (Sumber: https://dennysakrie63.wordpress.com/2010/09/24/betulkah-dangdut-is-the-music-of-my-country-3/)
Pada tahun 1960 hingga 1970-an, perkembangan Orkes Melayu kian mencuat. Seperti munculnya O. M. Chandralela pimpinan Husein Bawafie, O. M. Pancaran Muda pimpinan Zakaria, O. M. Ria Bluntas pimpinan Ahmad Basahil, serta O. M. Sinar Kemala pimpinan Abdul Kadir.
Pada masanya, Orkes Melayu Sinar Kemala ini merupakan Orkes Melayu terbesar, dengan jumlah anggota mencapai 25 musisi (termasuk 4-6 penyanyi). Di bawah pimpinan Abdul Kadir, O. M. Sinar Kemala menggunakan instrumen biola, akordeon, piano, gitar, mandolin, kontra bass, klarinet, suling, terompet, trombone, dan perkusi (bongo, gendang, marakas).
Slide terakhir adalah sebuah tembang dari O. M. Sinar Kemala berjudul "Faridah" ciptaan Abdul Kadir yang dinyanyikan oleh A. Rafiq (kala itu awal karirnya bermula saat bergabung sebagai vokalis O. M. Sinar Kemala) dari album Kehampaan Djiwa. Album ini dirilis oleh label Mutiara, dengan nomor katalog MLL-018.
Untuk mendengarkan atau mengetahui informasi lebih lanjut rilisan Orkes Melayu Sinar Kemala, mari kunjungi di www.iramanusantara.org.