21/09/2022
Catatan Politik:
PDIP Berhitung Politik di Pilpres, Antara Puan atau Ganjar
Oleh Jeffry Pay
PARTAI PDI Perjuangan (PDIP) selama dua kali pemilihan Presiden (Pilpres) berhasil menjadi pemenang. Dengan ikon Jokowi sebagai jagonya, PDIP mampu menumbangkan partai-partai lainnya.
Dan kini, menjelang Pilpres 2024 akankah PDIP masih memperpanjang kekuasaannya? Sulit untuk menjawabnya secara pasti. Karena siapa yang mampu menjadikan kader partai atau calonnya menjadi Presiden, maka otomatis akan berdampak p**a kekuasaannya di daerah-daerah.
Banyak kalangan menilai, bila nanti Prabowo jadi Presiden, otomatis Partai Gerindra akan diuntungkan, dan bisa menjadi partai idola baru.
Sampai saat ini memang PDIP memang menjadi partai terbesar. Dan dalam pilpres hanya PDIP-lah yang bisa mengusung calon Presiden tanpa berkoalisi. Karena PDIP berada di atas angka ambang batas Presidential Threshold.
Sementara Partai Gerindra masih harus berkoalisi. Dan untuk saat ini Gerindra sudah resmi berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Begitu juga partai-partai lainnya yang mengusung Calon Presiden, harus berkoalisi.
Tapi memang PDIP harus berhitung secara cermat. Apakah akan mengusung Puan Maharani sebagai calon Presiden atau Ganjar Pranowo. Meskipun Puan kurang mendapat dukungan dalam survey-survey, namun sebagai Putri Mahkota, Puan masih lebih kuat untuk dipilih Ibunya Megawati menjadi Capres dibanding Ganjar.
Sedangkan Ganjar yang elektabilitasnya cukup tinggi, masih harus berhati-hati mengambil langkah. Apakah akan tunduk pada garis partai, atau akan hengkang untuk memuluskan jadi Capres.
Adanya dua pilihan Capres PDIP ini memunculkan gagasan lebih baik keduanya dipasangkan. Apakah Puan-Ganjar. Atau sebaliknya, Ganjar-Puan. Tentu ini masih akan diuji. Karena bagaimanapun juga, kalau PDIP ingin menang, ia harus merangkul partai lain.
Yang jelas, Megawati harus jeli melihat peluang. Bila salah melangkah, PDIP akan gagal. (**)