13/01/2024
BAB 14 : GARIS DUA
Hueekkk hueeekkk
"Sayang kamu kenapa?"
Dominic kaget melihat Sava yang pagi buta begini sudah bolak-balik ke kamar mandi.
"Kita ke dokter ya?" Bujuk Dominic ke sekian kali tapi Sava menggeleng.
"Apa koki kita memasak makanan yang tidak sehat? Apa mereka memasukkan racun ke makananmu sayang? Aku akan menembak kepala mereka."
Sava tak bisa berpikir apa-apa lagi. Badanya sangat lemas, dia terus memuntahkan isi perutnya yang sama sekali tak ada isinya.
"Sayang!" Pekik Dominic karena Sava jatuh pingsan.
"Sialan! Pasti ada seseorang yang ining meracuni Sava-ku!"
Dia gendong Sava dan baringkan di ranjang, detik berikutnya dia menghubungi Rose.
***
"Tidak ada masalah serius. Sava hamil."
Dominic tersenyum sumringah, dia langsung melompat ke ranjang dan memeluk Sava yang sudah duduk usai meminum obat mual dari Rose.
"Sayang, kita akan punya anak. Kita akan punya anak."
"Rose tolong kau resepkan makanan yang bergizi untuk kekasihku. Mulai sekarang aku akan membayarmu tiga kali lipat. Kau tinggal saja disini, tapi kau harus mengawasi koki yang memasak makanan untuk Sava. Pastikan semuanya sehat, aman dan berkualitas."
***
Dominic tak henti-hentinya mengelus dan menciumi perut rata Sava. Tak pernah ia sangka kalau peristiwa hari itu mengantarkan kehadiran generasi baru.
"Sayang, apa kau menyesal?" Tanya Dominic menatap manik mata Sava.
Huftttt
Sava menarik nafas panjang.
"Apa kau bisa menjadi orang tua yang baik? Aku.. aku memang belum siap dengan kehamilanku. Tapi aku tidak menolak kehadirannya."
Dominic memeluk Sava, dia paham kekhawatiran Sava.
"Minggu depan mari kita p**ang ke rumah orang tuamu. Aku akan melamarmu. Meski aku tahu tidak mudah, tapi demi kamu dan anak kita aku yakin pasti bisa."
Beralih pada perut Sava, Dominic mengusap-usap perut Sava yang masih rata. "Sehat-sehat kebanggaannya mommy dan daddy."
"Mommy? Daddy?" Tanya Sava heran.
"Ya, sepertinya itu cocok untuk panggilan anak kita kelak."
Sava tersenyum simpul. "Kau tahu, meski secara biologis ini adalah anakmu tapi secara nasab dia hanya anakku."
Dominic terdiam, memang benar anak yang hadir di luar pernikahan maka nasabnya akan ikut nasab ibu. Bukan nasab sang bapak.
"Maafkan aku. Tapi aku janji, meski dia tak dapat nasabku tak akan mengubah tekadku untuk menyayanginya dengan sepenuh hati."
Sava diam, matanya fokus menyelami mata Dominic. Tak ada keraguan disana, sepertinya Dominic sangat serius.
"So, will you marry me Ghevanny Alsava Rajasa?"
Dengan senyum manisnya Sava menerima tawaran itu. Selama disini Sava sudah memperhatikan perubahan Dominic, bahkan Sava sudah tahu alasan kenapa dulu Dominic membatalkan pertunangannya.