23/01/2022
Samarinda - Forum Pemuda Lintas Agama Kalimantan Timur mendatangi Polresta Samarinda, Minggu (23/1/2022). Kedatangan mereka mengadukan penghinaan yang dilontarkan Edy Mulyadi melalui kanal YouTubenya.
"Kami mengadukan Edy Mulyadi terkait ujaran kebencian yang menyakiti hati masyarakat PPU dan Kalimantan yang diucapkannya di kanal YouTubenya," ucap perwakilan Pemuda Lintas Agama Kaltim, Daniel A Sihotang.
Sebagai pelapor, Daniel yang di dampingi
GP Ansor, GAMKI, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, Pemuda Konghucu di Provinsi Kalimantan Timur, telah di BAP pihak kepolisian.
"Sudah di BAP untuk dimintai keterangan oleh penyidik terkait laporan yang kami sampaikan", jelasnya.
Menurut Daniel, video Edy Mulyadi itu yang menyebut lokasi ibu kota negara baru sebagai "tempat jin buang anak" "genderuwo, kuntilanak" dan ada kempoknya yang menyebut "monyet" sebagai dugaan berita bohong dan dugaan penghinaan yang dapat menyulut masyarakat Kalimantan.
"Dugaan berita bohong dan menimbulkan kebencian dan permusuhan individu dan kelompok masyarakat tertentu berdasarkan sara" ujar Daniel.
Pihaknya pun berharap, laporan aduannya tersebut dapat ditindak pihak berwajib, dan mendesak pihak Edi Mulyadi menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakaat Kalimantan Timur.
Menurut Daniel, Edy Mulyadi melanggar huku terkait Pasal 14 ayat 1 dan 2 atau Pasal 15 UU No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan atau Pasal 28 Ayat 2 jo Pasal 45a UU ITE serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
"Kami berharap pihak berwajib dapat segera memproses laporan kami, dan meminta pihak Edy Mulyadi maaf kepada masyarakat Kalimantan," terangnya.
Selain itu, dalam potongan video viral berdurasi 57 detik yang menyebut Edy Mulyadi merupakan caleg dari partai PKS. Humas DPW PKS Kaltim, Abdul Rohim menegaskan bahwa Edy Mulyadi bulanlah kader dari partai PKS.
"Dia (Edy Mulyadi) bukan kader dari PKS, kita sudah treking dan konfirmasi ke DPP disana," ucapnya.
Menurut Rohim, potong video tersebut merupakan upaya oknum yang ingin mengadu domba PKS dengan masyarakat Kalimantan.
"Kita sudah lihat video aslinya, memang Edy tidak ada menyebut bahwasanya dia kader PKS, kami melihat ini upaya adu domba," bebernya.
Terkait hal itu Rohim berharap masyarakat tidak terpancing atas adu domba yang melibatkan partai PKS. Dalam kasus ini pun ia mendukung atas pelaporan yang di tujukan ke Edy atas penghinaan yang di tujukan kepada masyarakat Kalimantan.
"Ini tidak bisa di tolerin, narasi yang di sampaikan Edy Mulyadi, narasi tidak patut bisa memecah bela masyarakat, Kami mendorong masyarakat yang keberatan membawa kasus ini ke ranah hukum," tutupnya.
Penulis : MBK