Kisah Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabat

  • Home
  • Kisah Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabat

Kisah Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabat Menebar Sunah-sunah Nabi Muhammad dan Kisah Nabi Muhammad ﷺ juga Para Sahabat

Sampai segitunya orang2 nasrani ini..
27/01/2022

Sampai segitunya orang2 nasrani ini..

Bapak ini ungkap peredaran buku Sirah Nabi Muhammad yang dikarang orang Nasrani.Semoga menambah pengalaman dan iman kita semua..Aamiin

Benarkah yang dibilang bapak ini?
27/01/2022

Benarkah yang dibilang bapak ini?

Alasan Ustad ustad Tegas Dihapus atau tidak mengisi ceramah di televisi Nasional, Semoga menambah pengalaman dan iman kita semua..Aamiin

Penjelasan cerdas tentang Halal atau Haram kah Musik dalam Islam?https://youtu.be/Ykb-tUJdSjI
25/01/2022

Penjelasan cerdas tentang Halal atau Haram kah Musik dalam Islam?

https://youtu.be/Ykb-tUJdSjI

Beberapa ulama yang mengatakan jika musik adalah haram, mendasarkan argumen tersebut dari surat Luqman ayat 6, yang berbunyi:وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي ل...

15/09/2021

Viral Santri Tutup Telinga karena Musik di Lokasi Vaksinasi

Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah santri menutup telinga karena ada musik di lokasi vaksinasi COVID-19 viral di media sosial. Video tersebut turut diunggah akun Instagram .

Dalam video, terlihat para santri tengah mengantre untuk mendapatkan vaksinasi virus corona.

"MasyaAllah, santri kami sedang antre vaksin," ujar suara perekam video yang diduga sang guru dikutip IDN Times, Rabu (15/9/2021).

1. Para santri kompak tutup telinga
Viral Santri Tutup Telinga karena Musik di Lokasi VaksinasiSantri yang mengantre untuk vaksin menutup telinga saat musik diputar di ruang vaksin. (instagram.com/dakwah_tauhid)
Para santri duduk rapi di bangku yang disediakan. Mereka kompak menunduk dan menutup telinga saat di lokasi vaksinasi tengah diputar musik barat.

"Qodratullah, di tempat vaksin ini diputar musik. Anda lihat jika santri-santri kami tengah menutup telingannya, agar tidak mendengarkan musik ini, Barakallah," ujar sumber suara.

2. Tutup telinga untuk jaga hafalan Al-Qur'an
Akun Instagram mengatakan para santri yang menutup telinganya karena mendengar suara musik. Ia menilai hal tersebut dilakukan untuk menjaga hafalan Al-Qur'an.

"Semoga Allah menjaga hafalan mereka dan ditanamkan pemahaman agama yang haq dalam diri mereka. Ingatlah bahwa Al-Qur’an dan musik sama sekali tidak bisa bersatu dalam satu hati," tulis akun tersebut.

3. Tuai beragam komentar warganet
Postingan tersebut menuai beragam komentar dari warganet. Ada yang merasa iri, bahkan ada yang memiliki pengalaman serupa.

"Emang salah mereka melakukan apa yang mereka yakini selagi tidak merugikan orang lain," ujar warganet di kolom komentar.

"MasyaAllah untuk vaksin kedua sebaiknya membawa headseat," saran salah satu warganet.

"Alhamdulilah kalau di Pekanbaru di kafe atau tempat umum yang idupin musik pas didatengin sama santri-santri biasanya langsung dimatiin atau santrinya request minta dimatiin," imbuh warganet lainnya.

13/08/2021
13/08/2021
13/08/2021

Mazhab Dalam Agama Islam

Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa mazhab yang bisa dianut oleh setiap umat muslim. Dalam hal ini, mazhab adalah pandangan atau pendapat imam tentang hukum yang berlaku dalam agama.

Dengan begitu, masing-masing mazhab yang ada pada agama Islam bisa berbeda. Hal ini tentu dapat disesuaikan oleh masing-masing umat muslim dengan pilihan mazhab yang dianut.

Diketahui, terdapat empat mazhab yang ada hingga saat ini, mulai dari mazhab hanafi, mazhab maliki, mazhab syafi’i, serta mazhab hambali. Masing-masing mazhab ini mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, begitu p**a cara pandangnya dalam melihat berbagai hal yang ada di masyarakat. Di samping itu, setiap mazhab ini juga memiliki tujuan dan kegunaannya masing-masing.



10/08/2021

Amalan yang disunnahkan dibulan Muharam


Semoga bermanfaat..

28/07/2021

Ketegasan Ustadz Khalid Bagi Pelaku Bid'ah, Menganggap Masih Ada yang Belum Diketahui Nabi Muhammad

Nabi Muhammad saw dalam hadist banyak membicarakan tentang bid’ah namun Beliau tidak mendefinisikan pengertian bid’ah itu sendiri. Oleh karena itu, para ulama melakukan pendekatan dengan mendefinisikan bid’ah dalam dua pengertian yaitu secara bahasa dan syara’.

Bid’ah dalam bahasa berarti sesuatu yang diadakan tanpa adanya contoh sebelumnya, dengan kata lain tidak ada di zaman nabi. Dalam pengertian syara’, bid’ah adalah sesuatu yang baru yang tidak terdapat secara eksplisit (tertulis) dalam al Qur’an maupun hadits.

Bingung melihat istilah yang berbeda-beda di atas?
Nah, untuk mempermudah masyarakat dalam memahami bid’ah, mayoritas ulama pengikut Imam yang empat seperti Al Izzu bin Abdussalam, Imam An-Nawawi dan Imam Abu Syamah yang bermazhab Syafi’i. Kemudian dari Madzhab Maliki seperti, Al Qarafi dan Az-Zarqani.

Dari Madzhab Hanafi seperti Ibnu Abidin. Dari Madzhab Hambali seperti Ibnu Al Jauzi membagi bid’ah ke dalam lima hukum dalam Islam yaitu wajib, sunah, mubah, makruh/mungkar dan haram.

a. Bid’ah wajib
Dalam kaidah fiqih dijelaskan bahwa sesuatu yang tanpanya kewajiban tidak akan berjalan sempurna maka sesuatu itu pun menjadi wajib hukumnya. Maka, mempelajari ilmu tajwid adalah wajib untuk bisa membaca Al Qur’an walaupun ilmu tajwid termasuk bid’ah. Contoh lainnya misalnya membayar pajak kendaraan bermotor, membukukan Al Qur’an, membukukan kitab Hadist dll.

b. Bid’ah sunah
Misalnya membangun sekolah, membangun jembatan, membangun jalan raya, menggunakan baju batik dsb.

c. Bid’ah mubah
Misalnya membaca tulisan ini melalui handphone, mengendarai sepeda motor, makan bakso, mengadakan acara tahlilan, mengadakan acara 17 Agustusan, mengadakan acara maulud nabi, mengadakan tradisi yasinan dll.

d. Bid’ah makruh atau mungkar
Misalnya mempercantik masjid, membangun rumah mewah disaat masyarakat sekitar sedang kesusahan, menghiasi kitab Al Qur’an.

e. Bid’ah haram
Misalnya mengikuti aliran-aliran menyimpang terutama terkait aqidah seperti menyatakan misalnya sholat subuh empat rakaat, Adzan sambil bermain musik, sholat menggunakan bahasa Indonesia dll.

Nah, demikian pengertian bid’ah dan macam-macam bid’ah menurut para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Sumber: https://www.siswapedia.com/macam-macam-bidah/

Suara:
Ustadz Khalid Basalamah
(Semoga Allah 'Azza wa Jalla merahmatinya)

21/07/2021

Inilah Jawaban Nabi Isa Dianggap Tuhan Saat Ditanya Allah ﷻ

Pertanyaan:

Apa sebab “kaum Nasrani yang tidak setuju dakwahnya Isa as, mengejar­-ngejar dan membunuhnya, sekalipun sudah diganti oleh Allah SWT, tetapi toh olehnya Isa as juga dibunuh, kok malah disembah-sembah dan dijadikan Tuhannya?”

Jawaban:

Sebelum menjawab substansi-substansi pertanyaan Bapak, terlebih dahulu kita sebagai orang muslim harus merujuk kepada al-Qur’an dan as-Sunah serta memperhatikan kitab-kitab tafsir dan data-data sejarah.

Di dalam al-Qur’an S. an-Nisa’ ayat 157 Allah berfirman:

Artinya: “Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah (mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu)”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (p**a) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka ………. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (p**a) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” [QS. an-Nisa’ (4): 157]

Penjelasan:

Yang dimaksud dengan ucapan “mereka” ialah orang-orang Yahudi dan Romawi, bukan orang-orang Nasrani. Anggapan bahwa yang mengejar-ngejar dan membunuh Nabi Isa as adalah orang Nasrani adalah persepsi atau anggapan yang salah. Selanjutnya ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Isa as tidak meninggal karena dibunuh, tetapi yang dibunuh oleh tentara Romawi waktu itu adalah orang lain yang diserupakan (oleh Allah) sebagai Isa as. Orang itu namanya Yahuza al-Askharayuti yang disangka oleh yang membunuh sebagai Isa as.

Begitulah keterangan yang terdapat dalam kitab-kitab tafsir, juga dalam kitab-kitab Injil, antara lain dalam kitab Injil Barnabas. Bahkan dalam ayat 158 S. an-Nisa, Allah berfirman:

Artinya: “Tetapi Allah telah mengangkat (Isa as) kepada-Nya.” [QS. an-Nisa’ (4): 157]

Hanya mengenai perkataan “mengangkat” Isa oleh Allah sendiri ada dua penafsiran di kalangan para ahli tafsir, ahli hadis dan para fukaha, dengan memperhatikan sejumlah hadis-hadis Nabi saw serta dipertautkan p**a kepada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 55 yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya Aku (Allah) yang mewafatkan dan mengangkat engkau kepadaku.” [QS. Ali Imran (3): 55]

Al-Qur’an juga mengajarkan bahwa dosa seseorang tidak ditanggung oleh orang lain. Jadi keyakinan orang Nasrani dalam masalah tersebut sangat-sangat keliru, yang oleh pengarang Tafsir al-Munir Wahbah az-Zuhaili disebut dengan sebutan “dugaan orang Nasrani belaka” bahkan tambah Wahbah az-Zuhaili: “Persoalan tebusan dosa itu tidak bisa diterima oleh orang yang berfikir normal

Di dalam tafsir al-Manar, as-Sayyid Rasyid Ridha rnenjelaskan tentang asal-usul paham/keyakinan Isa as disalib, sebagai berikut:

Artinya: “Bahwasannya cerita penyaliban (Isa as) tidak ada sandarannya yang bersambung kepada individu-individu yang diriwayatkan dari mereka. Orang-orang yang meriwayatkan cerita itu benar-benar tidak dikenal secara meyakinkan, sebagaimana diketahui dari Ensiklopedi Perancis dan buku-buku lainnya yang dikarang oleh ilmuwan-ilmuwan Eropa secara bebas, sebenarnya sesuatu yang dapat diperoleh dari kump**an riwayat-riwayat tersebut yang terputus sandaranya itu adalah bahwa orang pertama yang membuat kepercayaan (aqidah) salib di kalangan orang-orang Nasrani sekarang ini adalah Paulus yang berdarah Yahudi, dia adalah orang yang sangat benci dan memusuhi al-Masih as.”

Bahkan lanjut Rasyid Ridla, Paulus sengaja mengakui dirinya sebagai orang Nasrani supaya apa yang disampaikan dapat dipercaya dan diterima oleh orang-orang Nasrani. Ia tak ubahnya sebagai musang berbulu ayam (munafik).

Hal ini mengingatkan kita kepada peran yang dimainkan Ibnu Saba’ (orang Yahudi) di zaman Islam yang mencoba untuk merusak akidah orang-orang Islam dengan mengatakan bahwa orang yang berhak sebagai khalifah sepeninggal Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib.

Ibnu Saba’ berargumen bahwa Nabi saw pernah mengatakan, kedudukan Nabi saw dan ‘Ali adalah seperti kedudukan Musa as dengan Harun as. Usaha Ibnu Saba’ dapat dikatakan setengah berhasil di masa Khalifah Usman dan Khalifah ‘Ali. Dia dapat mengadudomba antara umat Islam yang mengakibatkan timbul malapetaka besar (الفِتْنَةُ الْكُبْرَى) dengan terbunuhnya Khalifah Usman dan juga peristiwa-peristiwa yang menyedihkan yang menimpa umat Islam di masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.

Wallahu a’lam bish-shawab

Pertanyaan:Apa sebab “kaum Nasrani yang tidak setuju dakwahnya Isa as, mengejar­-ngejar dan membunuhnya, sekalipun sudah...
19/07/2021

Pertanyaan:

Apa sebab “kaum Nasrani yang tidak setuju dakwahnya Isa as, mengejar­-ngejar dan membunuhnya, sekalipun sudah diganti oleh Allah SWT, tetapi toh olehnya Isa as juga dibunuh, kok malah disembah-sembah dan dijadikan Tuhannya?”

Pertanyaan:Apa sebab “kaum Nasrani yang tidak setuju dakwahnya Isa as, mengejar­-ngejar dan membunuhnya, sekalipun sudah diganti oleh Allah SWT, tetapi toh o...

Address


Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kisah Nabi Muhammad ﷺ dan Sahabat posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Videos
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share