16/10/2023
KURANG PENCULIK APA PRABOWO, DARI PARA AKTIVIS, TANAH, LINGKUNGAN HINGGA KADER
Saya langsung terhenyak keheranan.
Bagaimana tidak keheranan ada seorang pecatan militer, bukan pejabat, hanya terdengar punya perusahaan kertas yang sedang bermasalah, tiba-tiba terbongkar ternyata punya tanah 340.000 ha di tempat yang berbeda.
Saya coba-coba cari-cari seluas apa sih tanah 340.000 ha.
Jadi 340.000 ha sama dengan 3.400 km persegi.
Kalau kamu mau membangun lapangan sepak bola yang luasnya hanya 0.0108 km persegi, maka kamu bisa mendapatkan 314.814 lapangan sepak bola.
Kalau mau bangun rumah, wah tidak tahu mau sebanyak apa.
Kalau mau lebih ekstrem lagi 3.400 km persegi itu hampir setara dengan DKI (661,5 km²) + Bandung (167,7 km²) + Semarang (373,8 km²) + Medan (265,1 km²) + Malang (145,3 km²) + Pontianak (107,8 km²) + Palembang (369,2 km²) + Pekanbaru (632,3 km²) + Tangerang (153,9 km²) + Bekasi (210,5 km²) + Bogor (118,5 km²) + Makassar (199,3 km²).
Jadi luas tanah Prabowo itu hampir setara dengan 12 kota di Indonesia dijumlahkan luasnya.
Saya jadi bertanya-tanya kenapa sampai bisa Prabowo mendapatkan tanah tersebut. Dengar dari Prabowo sih tanah itu berupa Hak Guna Usaha (HGU).
Dia mengafirmasi bahwa benar dia menguasai tanah seluas itu di pernyataan pamungkas di akhir acara.
"Itu benar.
tapi itu HGU (hak guna usaha), itu milik negara.
Setiap saat negara bisa ambil kembali. Kalau untuk negara, saya rela kembalikan itu semua.
Daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriot.”
(Prabowo, Tribunnews)
Tetapi pengakuan Prabowo dan pembelaan dirinya itu jadi tampak aneh. Kenapa? Karena dia bilang itu hak negara.
Dia juga mengatakan bahwa dia mengerjakan itu dari pada dikerjakan orang asing.
Lalu dia mengklaim diri sebagai nasionalis dan patriot.
PD amat mengaku nasionalis dan patriot.
Maunya saya percaya saja. Tetapi bagaimana mau percaya Prabowo tulus mewakafkan diri kalau dia sudah gagal beberapa kali, tetapi tetap ngebet mau berkuasa, apa itu namanya ngebet berkorban ke negara atau haus kekuasaan? Mau bilang ngebet berkorban sih, tapi gimana yah.
Berkorban itu seharusnya dilakukan dengan tulus dengan cara-cara yang benar. Berkorban itu tidak menghalalkan segala cara.
Di mana-mana, berkorban itu berarti ikhlas, diterima korbannya atau tidak ya tidak apa-apa.
Tetapi apa yang terjadi dengan Prabowo justru sebaliknya, dia malah menghalalkan segala cara untuk berkuasa, termasuk menyebar hoaks.
Itu mah bukan berkorban namanya, tetapi apa pun yang terjadi kekuasaan harus dapat.
Lalu masih percaya penguasa tanah seluas 12 kota itu mau memimpin bangsa ini?