A'ONE Media

A'ONE Media Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from A'ONE Media, Media/News Company, .

22/01/2023
Bismillah......💫 *MASA MUDA YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN*https://t.me/+3zfkxmQ0pvVkYTk1Masa muda adalah masa mencari jati ...
22/01/2023

Bismillah......

💫 *MASA MUDA YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN*

https://t.me/+3zfkxmQ0pvVkYTk1

Masa muda adalah masa mencari jati diri, masa membuktikan eksistensi, masa mencari perhatian dan masa penuh semangat dan bergairah, akan tetapi dibalik semangat ini perlu kontrol dan perlu pembinaan agar tidak berlebihan dan keluar dari bimbingan syariat. Dengan keunggulan dan kelebihan pada usia muda seperti semangat masih membara, tenaga masih kuat, pikiran masih fresh dan tekad yang kuat, masa muda akan diminta pertanggung jawabannya secara khusus. Perhatikan hadits berikut,

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”[1]

Usia akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban untuk apa dihabiskan. Masa muda termasuk dalam usia, akan tetapi selanjutnya, masa muda kembali ditanyakan dan diminta pertanggung jawaban secara khusus. Oleh karena itu masa muda ini perlu benar-benar diperhatikan, terlebih pemuda adalah generasi penerus.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata ,

والشباب في أي أمة من الأمم ، هم العمود الفقري الذي يشكل عنصر الحركة والحيوية إذ لديهم الطاقة المنتجة ، والعطاء المتجدد ، ولم تنهض أمة من الأمم غالبا إلا على أكتاف شبابها الواعي وحماسته المتجددة .

“Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Pemuda mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Tidak akan bangkit suatu umat umumnya kecuali ada di pundak [ada kepedulian dan sumbangsih, pent] para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora.”[2]

Pujian bagi pemuda yang tumbuh dalam naungan Islam

Sangat luar biasa jika seorang pemuda dengan berbagai macam godaan dunia, mereka tetap teguh beragama dan istiqamah. Padahal pemuda masih cenderung terhadap dunia serta memiliki kemampuan dan semangat untuk meraihnya. Oleh karena itu pemuda seperti ini mendapat naungan Allah di hari yang sangat susah di hari kiamat kelak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”[3]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ

“Sesungguhnya Allah Subhanahuwata'ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah”[4]

Maksud “shabwah” adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya, dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Hendaknya para pemuda mengisi waktu mereka dengan kegiatan positif atau mencari-cari kegiatan positif. Misalnya menghadiri majelis ilmu, menghapalkan Al-Quran dan sunnah, membuat kegiatan sosial dan lain-lainya. Tidak lupa juga segera mencari teman yang baik, teman bergaul yang baik dalam melaksanakan kegiatan tesebut agar bisa saling menopang dan saling menasehati. Pemuda masih sangat labil serta mudah terpengaruh dan terhasut oleh lingkungan dan pertemanan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل

“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”[5]

Jika kita lihat pemuda di zaman sekarang, banyak banyak hal-hal aneh yang mereka lakukan. Misalnya saja sekelompok anak “punk”, memakai “tepong” cincin di hidung, lidah dan pusar, mewarnai rambut dan mengolah rambut dengan bentuk yang sangat aneh. Melakukan aksi kebut-kebutan di jalan dengan berbonceng empat, atau melakukan berbagai kegiatan aneh lainnya yang intinya adalah mencari perhatian dan mengisi waktu mereka sebagai dorongan hasrat jiwa muda mereka.

Salah satu penyebab kerusakan pemuda adalah kekosongan waktu alias tidak ada kegiatan yang bernilai positif. Jika tidak diisi dengan kegiatan positif, maka akan diisi dengan kegiatan negatif.

Ketika pemuda mengalami kekosongan waktu (kosong dari kegiatan positif), maka mereka mulai mulai mencari-cari kegiatan atau mengisinya dengan kegiatan yang paling minimal sia-sia dan kurang bermanfaat seperti nongkrong-nongkrong tidak jelas. Belum lagi ada yang merasa kurang perhatian baik dari keluarga dan temannya, maka ia akan melakukan hal-hal yang aneh, ajaib bahkan vulgar agar tetap eksis. Misalnya balap-balapan di jalan raya, membuat kerusuhan di sekolah bersama gengnya bahkan membuat video tidak layak dengan geng atau pasangan tidak halalnya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”[6]

Inilah kaidah kehidupan, bahwa jika kita tidak mengisi kehidupan kita dengan kegiatan positif, kita tidak mencari kegiatan positif, maka pasti kita isi dengan kegiatan yang negatif atau minimal sia-sia dan kurang bermanfaat. Apalagi bagi seorang pemuda yang jiwanya masih bergelora.

Semoga Allah Subhanahuwata'ala menjaga pemuda muslim dan muslimah

@ Gemawang, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Catatan kaki:[1] HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946[2] Majmu’ Fatawa Bin Baz 27/274, Syamilah[3] HR. Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031[4] HR Ahmad 2/263, dishahihkan leh syaikh Al-Albani dalam “ash-Shahiihah” no. 2843[5] HR Abu Dawud no. 4833,dihasankan oleh syaikh Al-Albani.[6] Al Jawabul Kaafi hal 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah

Sumber: https://muslim.or.id/33857-masa-muda-yang-dipertanggungjawabkan.html

Via HijrahApp

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْ‍‍تَنِبُوا كَثِيرًا مِّ‍‍نَ الظَّ‍‍نِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّ‍‍نِّ إِثْمٌHai orang-orang y...
11/10/2022

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْ‍‍تَنِبُوا كَثِيرًا مِّ‍‍نَ الظَّ‍‍نِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّ‍‍نِّ إِثْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
(QS. Al Hujurat: 12)

21/07/2022

TERIMA KASIH PARA MUDHOHI TELAH BERQURBAN BERSAMA KAMI

Alhamdulillah, was Syukurillah... rangkaian program Qurban Super Barokah tahun 2022 telah selesai kami laksanakan.

Sahabat, Jazakumullah khairan katsiro telah mempercayakan qurban Anda tahun ini kepada kami. Semoga setiap tetes darah yang mengalir dan setiap helai bulu dari hewan qurban menjadi kebaikan bagi Anda berserta keluarga.

Semoga Allah Swt. panjangkan umur kita sehingga bisa melaksanakan ibadah qurban lagi di tahun depan.

Aamiin....

www.pzu.or.id

BETAPA BANYAK GUNUNG-GUNUNG PAHALA YG TERLUPUT DARI KITADari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, bahwasanya ia dulu...
11/03/2022

BETAPA BANYAK GUNUNG-GUNUNG PAHALA YG TERLUPUT DARI KITA

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, bahwasanya ia dulu sedang duduk di samping Abdillah bin Umar radhiyallahu anhuma, tiba-tiba muncul Khabbab, lalu ia berkata :

يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ ، أَلا تَسْمَعُ مَا يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ ! أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :

"Wahai Abdullah bin Umar, tidakkah engkau mendengar apa yg dikatakan Abu Hurairah? Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ خَرَجَ مَعَ جَنَازَةٍ مِنْ بَيْتِهَا وَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ تَبِعَهَا حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ مِنْ أَجْرٍ كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ ، وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ كَانَ لَهُ مِنْ الأَجْرِ مِثْلُ أُحُدٍ

"Barang siapa yg keluar bersama jenazah dari rumahnya dan menyalatkannya, kemudian dia mengantarkannya sampai dikuburkan maka dia mendapatkan pahala dua qirath, setiap qirath seperti gunung Uhud. Dan barang siapa yang menyalatkannya kemudian dia kembali p**ang, maka ia mendapatkan pahala seperti gunung Uhud."

Maka Abdullah bin Umar mengutus Khabab menuju kepada Aisyah radhiyallahu anha, menanyakan tentang perkataan Abu Hurairah radhiyallahu anhu tadi.
Lalu ia p**ang untuk mengabarkan apa yg dikatakan Aisyah kepada Ibnu Umar.

Maka Ibnu Umar mengambil segenggam kerikil masjid dan membolak-balikkan dengan tangannya (karena gelisah-pent), sampai utusannya ( yakni Khabab radhiyallahu anhu) datang. Lalu ia berkata : "Aisyah mengatakan: 'Telah benar Abu Hurairah.'

Maka Ibnu Umar langsung melemparkan kerikil-kerikil yg di tangannya ke tanah sambil berkata :

لَقَدْ فَرَّطْنَا فِي قَرَارِيطَ كَثِيرَةٍ

"Sungguh betapa banyak pahala-pahala semisal gunung yang kami terluput darinya."

HR. Imam Muslim no.945

Bismillaah*Semua Topeng Kita Tidak akan Mampu Membohongi-Nya*Kemajuan sosial media membuat syahwat “unjuk diri” semakin ...
08/03/2022

Bismillaah

*Semua Topeng Kita Tidak akan Mampu Membohongi-Nya*

Kemajuan sosial media membuat syahwat “unjuk diri” semakin meningkat tajam. Manusia berlomba terlihat hebat, indah dan bijak dihadapan manusia.
Segala aktifitas direkam untuk menampilkan pesona mereka. Tapi ingatkah mereka dengan firman Allah :

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوه

“Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-Nya.”
(QS. Al-Baqarah (2) : 235)

Manusia hanya melihat pada dzahir kita saja, sementara Allah melihat pada batin dan hakikat asli kita.
Semua topeng yang kita gunakan tidak akan bisa membohongi-Nya.

Maka berhati-hatilah bila selama ini kita menghias diri dihadapan manusia dan menghitamkan wajah dihadapan pandangan Allah.

Hiasilah batin kita dihadapan Allah dengan amal kebaikan, karena semua topeng keindahan dihadapan manusia akan segera sirna.

Semoga wajah kita tak hanya bersih dihadapan makhluk namun juga indah disisi-Nya.

Semoga bermanfaat

Inilah yang disebut dengan al-firar ila Allah (berlari menuju Allah) sebagaimana diperintahkan dalam ayat,فَفِرُّوٓاْ إِ...
27/02/2022

Inilah yang disebut dengan al-firar ila Allah (berlari menuju Allah) sebagaimana diperintahkan dalam ayat,
فَفِرُّوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۖ
“Maka berlarilah kalian menuju Allah.”
(QS. adz-Dzariyat : 50)
Hijrah menuju Allah mengandung sikap meninggalkan segala hal yang dibenci oleh Allah dan mewujudkan segala perkara yang dicintai dan diridhai oleh-Nya. Sumber dari hijrah ini adalah rasa cinta dan benci. Dimana orang yang berhijrah meninggalkan apa-apa yang dibenci oleh Allah menuju apa-apa yang dicintai dan diridhai Allah. Sehingga dia lebih mencintai apa yang menjadi tujuan hijrahnya daripada asal dia berhijrah. Dalam menempuh hijrah ini setiap hamba harus berhadapan dengan tiga musuh; dirinya sendiri, hawa nafsu, dan setan. Dan untuk bisa berhasil setiap insan harus berjuang menaklukkan musuh-musuhnya itu di sepanjang waktu. Oleh sebab itu setiap orang wajib berhijrah kepada Allah di sepanjang waktu. Dia tidak akan terlepas dari segala bentuk hijrah ini sampai kematian datang
Dengan memahami agama Islam inilah dia akan bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara kebaikan dan keburukan, antara iman dan kekafiran, antara tauhid dan kesyirikan, antara sunnah dan bid'ah.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Sumber: https://muslim.or.id/58272-hijrah-menuju-allah-dan-rasul-nya.html

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan ketidaks**aan setan dengan suara adzan. Sampai-sampai setan berusaha agar...
25/02/2022

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan ketidaks**aan setan dengan suara adzan. Sampai-sampai setan berusaha agar tidak mendengarnya dengan cara yang cukup hina menurut pandangan manusia yaitu dengan mengeluarkan kentut dan suaranya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩِﻯَ ﺑِﺎﻷَﺫَﺍﻥِ ﺃَﺩْﺑَﺮَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻟَﻪُ ﺿُﺮَﺍﻁٌ ﺣَﺘَّﻰ ﻻَ ﻳَﺴْﻤَﻊَ ﺍﻷَﺫَﺍﻥَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗُﻀِﻰَ ﺍﻷَﺫَﺍﻥُ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺛُﻮِّﺏَ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﺩْﺑَﺮَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗُﻀِﻰَ ﺍﻟﺘَّﺜْﻮِﻳﺐُ ﺃَﻗْﺒَﻞَ ﻳَﺨْﻄُﺮُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ
“Apabila azan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqamah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 389).
Ibnu Rajab menjelaskan,
ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ : ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻞ ﺍﻷﺫﺍﻥ ، ﻭﺃﻧﻪ ﻳﻄﺮﺩ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﺑﺮ ﻋﻨﺪﻩ ﻭﻟﻪ ﺿﺮﺍﻁ ، ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺴﻤﻊ ﺍﻟﺘﺄﺫﻳﻦ .
ﻭﺍﻷﺫﺍﻥ ﻭﺍﻹﻗﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺳﻮﺍﺀ .
“Hadits ini menjelaskan dalil keutamaan azan dan setan lari dari adzan sampai-sampai setan mengeluarkan kentut agar tidak mendengar adzan. Sama saja halnya ketika adzan dan iqamah (setan juga lari)” (Fahul Bari libni Rajab 5/215)

Muslim Rindu dengan Adzan dan segera memenuhi panggilan adzan bagi laki-laki

Seorang muslim yang beriman akan tahu keutamaan adzan, mereka akan rindu dan sangat senang. Seorang muslim dengan keimanan yang tinggi akan selalu menanti-nati adzan dan bersegera memenuhinya, berlomba-lomba untuk mendapatkan shaf pertama yang memiliki banyak keutamaan. Sampai-sampai akan saling berebut dan jika perlu melakukan undian karena tahu keutamaannya. Perhatikan hadits berikut.
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,
ﻟَﻮْ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨِّﺪَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﺼَّﻒِّ ﺍﻷَﻭَّﻝِ ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪُﻭﺍ ﺇِﻻ ﺃَﻥْ ﻳَﺴْﺘَﻬِﻤُﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻻﺳْﺘَﻬَﻤُﻮﺍ
“Seandainya manusia mengetahui keutamaan yang ada pada adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan mengundi, pastilah mereka akan mengundinya” (HR. Bukhari Muslim).
Adzan adalah penanda masuknya waktu shalat dan amalan yang terbaik adalah shalat di waktunya. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Amal apakah yang paling dicintai Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya:
ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻭﻗﺘﻬﺎ
“Shalat itu pada waktunya.”

Sumber: https://muslim.or.id/38274-setan-benci-adzan-muslim-dan-memenuhi-panggilan-adzan.html

PENTINGNYA SIKAP ILMIAH DALAM BERAGAMADari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,بَدَأَ الإِسْلاَمُ ...
23/02/2022

PENTINGNYA SIKAP ILMIAH DALAM BERAGAMA

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali p**a dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).

Al Qadhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi,
أَنَّ الإِسْلام بَدَأَ فِي آحَاد مِنْ النَّاس وَقِلَّة ، ثُمَّ اِنْتَشَرَ وَظَهَرَ ، ثُمَّ سَيَلْحَقُهُ النَّقْص وَالإِخْلال ، حَتَّى لا يَبْقَى إِلا فِي آحَاد وَقِلَّة أَيْضًا كَمَا بَدَأَ
“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia p**a sebagaimana awalanya.

Agama Islam ini dibangun di atas ilmu. Beragama itu dengan ilmu, bukan dengan perasaan, bukan dengan sekedar “pendapat terbanyak”, bukan dengan wangsit & mimpi, bukan juga dengan sekedar warisan adat turun-temurun.
Muhammad bin Sirin berkata,
ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ
”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian.”

Agama Islam adalah agama yang ilmiah Contohnya adalah dalam dunia akademis, seseorang harus mencantumkan jurnal dan sumber ilmiah dari nukilan yang kami sebutkan. Apabila tidak, tentu nilai ilmiahnya tidak akan sempurna atau bahkan diragukan kebenarannya

Dalam ajaran Islam pun demikian, kita diajarkan bersikap ilmiah agar tidak semata-mata berpendapat sendiri tanpa ada sumber rujukan yang jelas, bahkan dalam masalah kontemporer sekalipun harus ada sumber ilmiah yang dijadikan rujukan.

Menyampaikan suatu pendapat tanpa ada rujukan sebelumnya akan mengurangi keilmiahan hal tersebut

Perhatikan perkataan Imam Ahmad berikut:
إيَّاكَ أنْ تتكلمَ في مسألةٍ ليسَ لكَ فيها إمامٌ
“Berhati-hatilah berkata dalam satu permasalahan yang engkau tidak memiliki pendahulunya.”

Contoh lainnya lagi adalah adanya ilmu sanad dalam agama Islam.

Ilmu sanad ini sangat ilmiah, kita bisa mengecek keilmiahan suatu pendapat dari ilmu sanad ini
Abdullah bin Mubarak berkata,
“Sanad itu bagian dari agama. Kalau lah tidak ada ilmu Isnad, pasti siapapun bisa berkata apa yang dia kehendaki.”
[HR. Muslim]
Sofyan Ats-Tsauri berkata:

الإسناد سلاح المؤمن فإذا لم يكن معه السلاح فبأي شيء يقاتل

“Sanad adalah senjatanya orang-orang beriman. Apabila tidak ada senjata tersebut, lalu dengan apa mereka berperang?”

Masih sangat banyak contoh bahwa Islam adalah agama yang ilmiah dan menjunjung tinggi ilmu. Sikap keilmiahan ini hanya bisa didapat dengan menuntut ilmu. Agama Islam mendorong kita untuk selalu berilmu, mempelajari hal yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Allah berfirman,

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)

Allah juga menegaskan bahwa tentu tidak sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Allah berfirman,

Allah Ta’ala berfirman

هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ

“Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang bisa mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)

Semoga kita selalu bisa menumbuhkan sikap ilmiah dalam beragama agar kita bisa selamat dunia dan akhirat.

Cara Menjaga Pandangan Di Zaman SekarangPertanyaan :Bagaimana menjaga pandangan seperti jaman sekarang ? Karna saya taku...
23/02/2022

Cara Menjaga Pandangan Di Zaman Sekarang

Pertanyaan :
Bagaimana menjaga pandangan seperti jaman sekarang ? Karna saya takut jatuh bangun dalam tobat.

(Ditanyakan oleh Sahabat BiAS)

Jawaban :
Menjaga pandangan dari yang haram adalah perkara yang wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

Hendaknya ia senantiasa bertakwa kepada Allah, takut kepada-Nya, selalu mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah, membaca kisah para shahabat, mengikhlaskan semua amal untuk Allah semata, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

Tidaklah Nabi Yusuf selamat dari fitnah wanita kecuali karena pertolongan Allah dan ketakwaannya kepada-Nya. Hendaknya selalu memohon taufik dan hidayah kepada Allah. Allah berfirman:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:

“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An Nuur : 30).

Demikian juga:

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Ghafir: 19).

Rasulullah bersabda:

“Setiap manusia sudah ditentukan bagiannya dari berzina.

Hal itu pasti akan dirasakannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berucap.

Zina tangan adalah dengan memukul. Zina kedua kaki adalah dengan melangkah. Hati itu bisa s**a dan berkeinginan, sedangkan kemaluan bisa melaksanakan hal itu atau pun tidak melaksanakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dijawab ringkas oleh:
Ustadz Muhammad Romelan, Lc., M.Ag.

Baca selengkapnya: https://bimbinganislam.com/cara-menjaga-pandangan-di-zaman-sekarang/

Faktor Eksternal Perusak ImanIman seorang mukmin bisa bertambah dan bisa p**a berkurang. Ada beberapa hal yang bisa meru...
15/02/2022

Faktor Eksternal Perusak Iman

Iman seorang mukmin bisa bertambah dan bisa p**a berkurang. Ada beberapa hal yang bisa merusak iman seseorang, baik menyebabkan berkurang atau bahkan membatalkan iman. Selain faktor internal yang berasal dari dalam diri manusia sendiri, ada faktor eksternal yang berasal dari luar yang bisa merusak keimanan seseorang. Berikut akan disebutkan hal-hal yang bisa merusak iman yang merupakan faktor eksternal.

Faktor Pertama : Godaan Setan
Setan sangat besar dan dahsyat bahayanya bagi manusia. Dia merupakan musuh yang paling keras permusuhannya kepada manusia. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu. Jadikanlah dia musuhmu, karena sesungguhnya setan- setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.“ (QS. Fathir: 6)

Allah memperingatkan keras tentang bahaya godan setan. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.“ (QS. An Nur : 21)

Di antara dampak nyata bahaya setan adalah dia senantiasa berada di setiap jalan yang ditempuh manusia, baik itu berupa jalan ketaatan maupun jalan kemaksiatan. Allah berfirman tentang setan,

لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, saya akan mendatangi mereka dari muka, dari belakang mereka, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).’“ (QS. Al A’raf: 16-17)

Selengkapnya: https://muslim.or.id/72264-faktor-eksternal-perusak-iman.html

Kita sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi), hendaknya harus mengetahui celah setan untuk menyesatkan manusia. Kita tela...
07/02/2022

Kita sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi), hendaknya harus mengetahui celah setan untuk menyesatkan manusia. Kita telah mengetahui bahwa salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan harta dan ketamakan terhadap dunia. Akan tetapi, sedikit dari kita yang mengetahui bahwa setan juga menyesatkan manusia melalui ilmu, yaitu dengan membuat pemilik ilmu tersebut menjadi angkuh, sombong, dan merendahkan manusia karena merasa sudah berilmu. Umumnya ditunjukkan dengan sifat yang keras, hobi berdebat kusir, dan banyak membicarakan kesalahan orang lain secara tidak bijak.

Hendaknya kita tidak sombong hanya karena memiliki ilmu, karena kita tidak layak menyucikan diri sendiri lalu merendahkan orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32).

Salah satu cara agar terhindar dari sifat sombong adalah berusaha melihat orang lain lebih baik dari kita. ‘Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata, “Jika iblis memberikan waswas kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal saleh dariku, maka ia lebih baik dariku.‘ Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dahulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka dia sebenarnya lebih baik dariku.‘ Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2: 226).

Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat.

Silakan simak bahasan lengkapnya di website kami:
https://muslim.or.id/59430-jangan-jadi-penuntut-ilmu-yang-angkuh-dan-sombong.html

Di antara kewajiban kaum muslimin ketika tertimpa penyakit adalah bersabar dan menahan diri berkeluh kesah, atau berkata...
06/02/2022

Di antara kewajiban kaum muslimin ketika tertimpa penyakit adalah bersabar dan menahan diri berkeluh kesah, atau berkata-kata yang menunjukkan protes terhadap takdir Allah Ta’ala atas dirinya.

Begitu p**a sikap yang seharusnya ditunjukkan jika kita terkena penyakit demam, penyakit yang sering kita jumpai di sekitar kita. Hendaknya kita bersabar, sebagaimana kita berusaha bersabar ketika menghadapi ujian dan musibah yang lainnya.

Baca Juga: Nasihat untuk Saudaraku yang Sedang Sakit

Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjenguk Ummu As-Saaib atau Ummul Musayyib [1]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,

مَا لَكِ؟ يَا أُمَّ السَّائِبِ أَوْ يَا أُمَّ الْمُسَيِّبِ تُزَفْزِفِينَ؟

“Ada apa denganmu, Ummu As-Saib atau Ummul Musayyib, badanmu bergetar (karena demam, pent.).”

Ummu As-Saib berkata,

الْحُمَّى، لَا بَارَكَ اللهُ فِيهَا

“(Ini karena) demam, semoga Allah tidak memberikan keberkahan kepadanya.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

لَا تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ، كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

“Janganlah Engkau mencela demam. Karena demam itu bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan (dosa) manusia, sebagaimana kiir (alat yang dipakai pandai besi) bisa menghilangkan karat besi.” (HR. Muslim no. 2575)

Sumber: https://muslim.or.id/47616-mencela-penyakit-demam.html

Orang beriman, dengan saudara seimannya, ibarat seperti satu tubuh, saat ada anggota tubuh merasakan sakit, yang lain pu...
06/02/2022

Orang beriman, dengan saudara seimannya, ibarat seperti satu tubuh, saat ada anggota tubuh merasakan sakit, yang lain pun ikut merasakan. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang menggambarkan perumpaan indah ini;

"Perumpamaan seorang mukmin dalam berkasih-sayang di antara mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh merasa sakit, maka semua anggota tubuh lainnya akan ikut merasakannya, sampai tak dapat tidur dan demam.” (Muttafaq ‘alaih, hadis Nukman bin Bisyar).

Demikianlah empati orang beriman, saat saudaranya merasa sakit, ia pun merasakan sakit. Saat kehormatan saudaranya direndahkan, ia pun merasa direndahkan. Di antara bentuknya, saat saudaranya menjadi bahan gibah, dia tidak rela, ia berusaha untuk menghentikan gibah dan membela kehormatan saudaranya.

Adapun menjadi pendengar setia, acuh, dan tidak ada empati membela martabat saudara seimannya, adalah sikap yang tercela. Bahkan hukumnya haram. Meskipun dia hanya sebagai pendengar gibah, terlebih pelaku gibah.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan lebih lanjut tentang sikap seorang mukmin saat mendengar saudaranya digunjingi, “Apabila seorang mendengar orang menggibahi, maka haram hukumnya mendengar gibahnya. Seharusnya dia melarang dan berusaha memalingkan pembicaraan kepada obrolan lain. Ada pahala besar dalam sikap yang seperti ini. Jika gibah itu terus saja berlanjut, maka wajib bagi pendengar gibah itu untuk meninggalkan tempat tersebut.” (Syarah Riyadus Shalihin 6/130).

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Silakan simak bahasan lengkapnya di website kami:
https://muslim.or.id/36249-sikap-orang-beriman-saat-saudaranya-dighibahi.html

Dunia internet dan media sosial merupakan sarana yang mudah untuk berdebat. Banyak kita temui di kolom komentar warganet...
06/02/2022

Dunia internet dan media sosial merupakan sarana yang mudah untuk berdebat. Banyak kita temui di kolom komentar warganet sering berdebat tentang suatu ilmu agama, di mana keduanya saling merasa benar dengan keyakinannya dan tidak mengedepankan adab dan akhlak dalam bercengkerama.

Perlu diketahui bahwa berdebat khususnya debat kusir sangat merugikan apabila kita lakukan, terutama di media sosial, walaupun kita sudah berniat berdiskusi dengan baik, akan tetapi diskusi di internet dan media sosial tetap sangat sulit dilakukan.

Maksud “mengalah” pada judul adalah segera meninggalkan debat kusir tersebut, karena “kita tidak akan bisa menang debat melawan orang yang jahil dan tidak beradab“.

Mengalah dalam debat, sebagaimana sebuah ungkapan:

وما جادلني جاهلٌ إلا وغلبني

“Tidaklah aku mendebat orang bodoh, pasti aku akan kalah”

Ya, berdebat di media sosial memiliki banyak kerugian;
1. Membuang-buang waktu yang berharga.
2. Mengeraskan hati karena sering sakit hati dan berniat membalas. Padahal tujuan dakwah adalah menasihati dan yang namanya nasihat itu menghendaki kebaikan pada saudaranya.
3. Berdebat akan menimbulkan permusuhan di antara kaum muslimin, padahal kita diperintahkan agar menjadi saudara se-iman.

Dan tentu masih banyak dampak buruk lainnya akibat dari perdebatan yang tak berujung di media sosial. Semoga kita bisa mengambil ibrah dari konten ini dan menghindari debat di media sosial.

Silakan simak bahasan lainnya di website kami:
https://muslim.or.id/37204-mengalah-dalam-debat-yang-tidak-bermanfaat.html

06/02/2022

Address


Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when A'ONE Media posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Videos
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share