22/05/2022
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum
Firman Allah Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 218
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(Q.S Al-Baqarah : 218)
BERSIHKAN DIRI, JADI INSAN SEJATI.
Hijrah Dari Fase Ulat, Kepompong, Dan Kupu-Kupu.
Dialog Seorang Khawwas (khusus) Dan Seorang Awwam (umum)
Di Satu Waktu Seorang awwam datang bertamu kepada Khawwas untuk menggali kedalam Sumur Spritual dari Sang Tuan Rumah Seorang Khawwas
Setelah Berbincang sesaat diruang tamu, kemudian tuan rumah (Khawwas), mengajak tamunya (Awwam) berjalan-jalan ketamannya yang indah serta kebunnya yang rindang.
Sambil berjalan, keduanya terus asyik berbincang, setelah melihat pemandangan taman dan kebun dibelakang rumahnya.
Tiba-tiba di salah satu tanamannya terlihat beberapa ulat besar yang terihat bulu-bulunya yang menyeramkan seperti dan sangat menjijikan, sebut saja ulat Bulu yang bila tersentuh gatal dan panas.
Melihat beberapa ulat, tiba-tiba sang Khawwas menghentikan langkahnya, begitupun sang tamu (Awwam) juga ikut berhenti sambil memperhatikan tuan rumah Sang Khawwas."
Sang Khawwas kemudian berkata, "Seperti ulat-ulat inilah gambaran kamu dan aku, serta kebanyakan orang, coba perhatikan daun-daun itu telah dilahap habis oleh ulat-ulat..!
Belum lagi kalau ulat itu tersentuh orang, maka orang tersebut akan merasakan gatal-gatal disekujur tubuhnya..!
Lihat, betapa ganasnya ulat-ulat itu !
Demikian halnya dengan para pemilik modal dan para penguasa yang korup, mereka bukan saja makan nasi yang berasal dari padi, tapi juga makan jalan beton, makan pesawat, makan bandara-bandara, jembatan-jembatan bahkan makan orang-orang kecil yang kekurangan.
Mendengar perkataan sang khawwas seperti itu, rupanya hati Awwam tadi menjadi tergetar, jangan-jangan dirinya termasuk orang yang bertipe seperti ulat-ulat yang ganas dan buas itu ?
Dalam pandangan Khawwas lebih mendalam lagi, ulat-ulat yang memakan daun-daun tumbuh-tumbuhan seperti itu di ilustrasikan sebagai sekolompok ummat muslim yang hanya pandai membaca lembaran-lembaran kitab suci dan kitab-kitab hadits sebatas di mulut lisannya tidak sampai masuk kedalam rongga dadanya.
Bi Makna, sekolompok ummat muslim (Awwam) yang hanya pandai membaca teks Al-qur'an dan Hadits, meskipun tidak tergolong orang yang telah makan jalan raya, bandara, dan tender-tender yang telah di Mark Up..!
Sang Khawwas sampai meneteskan air matanya setelah melihat berlama-lama beberapa ulat yang menyeramkan dan menjijikan itu.
Sementara Sang Tamu (Awwam) hanya tertegun saja sambil meresapi makna yang disampaikan Sang Khawwas itu.
Setelah beberapa saat, Sang Khawwas berdiri melanjutkan jalannya dengan di ikuti Sang Tamu (Awwam).
Pemandangan yang indah di taman dan kebunya yang rindang seolah membuat keduanya, memandang keagungan dan kebesaran Tuhan.
Tiba-tiba, langkah kedua insan itu sampai di dekat pohon pisang, kebetulan di salah satu pohon pisang itu ada daun pisangnya terdapat kepompong Sang Khawwas kemudian mendekatinya, lalu mengambil salah satu rumah kepompong dan membukanya.
Sang Khawwas bertanya kepada tamunya tahukah engkau mengenai kepompong ini ?
Sang tamu balik bertanya, ada apa dengan kepompong ini Tuan Guru ?
Yang ditanya malah balik bertanya karena tidak Paham terhadap substansi pertanyaan yang sebenarnya.
Sang khawwas mengambil napas perlahan, sambil mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, menyalakan dan menghisapnya.
Setelah mengeluarkan asap dari mulut dan hidungnya, sang khawwas seolah sangat terlihat menikmati rokoknya.
Saudaraku (awwam) ketahuilah, kepompong ini sebenarnya fase kedua dari ulat yang menjijikan tadi !
Kepompong ini ibarat orang yang menempuh jalan spritual untuk menggapai keridhaan-Nya sebagai salik dengan menutup dirinya (bersembunyi) dari keramaian umum.
Inilah fase dimana orang kemudian melakukan fase Uzlah (menyendiri) dari keramaian untuk tafakur atau merenung, sesungguhnya ia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Ia benar-benar menghayati kewajiban dirinya sebagai hamba yang harus menghamba kepada-Nya, kata Sang Khawwas.
Sang Tamu (awwam) hanya menganggukkan kepala, pertanda setuju terhadap apa yang disampaikan sang Khawwas.
Ia kemudian membayangkan betapa dalam era modern seperti sekarang ini, masih ada hamba Allah yang mengganjilkan diri dengan selalu beribadah (shalat sunnah), Istighfar, Bertasbih, Bertakbir, Bertahlil, di kesunyian malam seorang diri, sementara kebanyakan orang terlelap dalam buaian tidurnya.
Begitulah kepompong yang melakukan puasanya atau perenungan dengan bersembunyi dengan menutup diri di dalam lembaran daun pisang ini selama 41 hari.
Ia yang semula menjadi Ulat , berwatak ganas dan buas dengan melahap apa saja dengan rakus dan tamak, sehingga sangat menjijikan dan menyebabkan gatal pada orang lain, tapi setelah menjadi kepompong dirinya menjadi fase puasa selama 41 hari dengan menahan keinginan semua hawa nafsunya" tutur sang khawwas kepada tamunya (awwam).
Adakalanya, memang orang yang semestinya masih harus besembunyi, dengan menutup diri dari pergaulan ramai, tiba-tiba keluar dari tempat Uzlahnya.
Ia rupanya merasa tidak tahan mengikuti irama proses alamiah seperti itu, karena terbujuk godaan syaithan dan syahwatnya.
Ibaratnya seperti keris buatan Empu Gandring yang masih belum selesai, namun sudah diambil paksa oleh si Pemesan Ken Arok hingga menyebabkan banyak darah yang tumpah dari keris tersebut.
Seorang Salik (pejalan dijalan Allah) hendaknya bersabar dalam meniti perjalanan Rohaniahnya.
Bukan Baginda Nabi Dan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dulu juga telah melakukan Tahanuts di Goa Hira, dengan waktu yang cukup lama dengan memanage secara apik antara ke dalam - ke luar artinya, ia melakukan perenungan ke dalam dirinya ketika berada di dalam gua, tetapi melakukan aksinya ke luar dengan masyarakat luas dengan Sifat Al-Amiin (dapat dipercaya).
Sang khawwas pun akhirnya melanjutkan perjalannya dengan tamunya (awwam) melihat-lihat pemandangan kebun dan tamannya.
Belum lama melangkahkan kakinya tiba-tiba keduanya melihat pemandangan kupu-kupu yang berwarna warni sangat indah sedang minum air madu dari sari-sarinya bunga yang masih kuncup.
Keduanya sangat tertegun melihat keindahan kupu-kupu yang berwarna warni seperti itu.
Saudaraku..(awwam) itulah kupu-kupu yang bentuknya bagus dan indah, inilah produk atau fase terakhir yang merupakan perubahan dari kepompong yang menutup diri dengan bersembunyi didalam daun tadi.
Inilah kupu-kupu yang bebas terbang kemana-mana dengan makanan dan minumannya yang terseleksi menyehatkan.
Hidupnya tidak membuat kerugian pada pihak lain, sebaliknya malah memberikan kemanfaatan atau kemasalahatan kepada yang lainnya.
Tutur Sang Khawwas.
Si tamunya (awwam) ikut menimapali "Iya Tuan Guru"
Kalau begitu memang sungguh luar biasa ya...dari fase ulat menjadi kepompog dan dari kepompong berubah menjadi kupu-kupu yang menyenangkan seperti itu.
Padahal ketika masih menjadi ulat bentuknya sangat menyeramkan..!
Namun setelah menjadi kepompong dengan bersembunyi atau puasa selama 41 hari, akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang bagus nan indah.
Begitu p**a dengan hamba Allah yang mau bertobat secara sungguh-sungguh, mengosongkan dirinya dari sifat-sifat buruk dan penyakit hati, lalu melakukan peribadatan dengan khusyu di waktu-waktu malam seraya menghiasi dirinya dengan sifat-sifat baik, Insya Allah lambat laun juga akan menjadi seperti kupu-kupu itu."
Kata Sang Tuan Guru kepada tamunya.
Hamba Allah seperti itu jelasnya Tuan Guru lagi.
Mereka bukan hanya bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya saja, tapi juga kepada masyarakat luas.
Tidak sesuatu pun yang masuk kedalam perutnya kecuali yang baik-baik dan tidak sesuatu pun yang mereka lakukan kecuali bermanfaat bagi orang lain.
Selagi melihat wajahnya saja sudah menyenangkan dan bahkan bisa mengingatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan Semesta Alam, Dan itulah orang yang Barakah."
Kedua insan itupun larut kedalam kedalaman spiritual seraya didalam hatinya berharap dan bercita-cita ingin meneladani kupu-kupu yang bagus dan indah."
Keduanya pun berusaha membersihkan dirinya dan mencermati apa yang ada dalam hati mereka masing-masing.