23/05/2022
Sesudah wafatnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, Bilal tidak mampu mengumandangkan adzan lagi. Kerana saat ia mengumandangkan adzan, begitu sampai lafaz, "Asyhadu anna muhammadar Rasulullah," ia menangis tersedu-sedu, tidak kuat untuk meneruskan adzan.
Kemudian ia meminta kepada khalifah Abu bakar Ash-shiddiq Radhiyallahu 'anhu,
"Mohon maaf, aku tidak dapat lagi mengumandangkan adzan." Malah Bilal tidak dapat lagi untuk tinggal di Madinah. Ia meminta izin kepada Abu Bakar untuk pindah dari Madinah ke Negeri Syam.
Begitu mendalam cintanya kepada Rasulullah. Ia tidak kuat lagi tinggal di Madinah. Ia tidak lagi kuat melihat mimbar Rasulullah, ia tidak kuat lagi melihat mihrab Rasulullah, ia tidak kuat lagi melihat tiang yang disandari Rasulullah, ia tidak kuat lagi melihat mimbar yang dinaiki Rasulullah. Ia sudah tidak kuat lagi. Pergilah Bilal Radhiyallahu 'anhu ke Negeri Syam dan menetap di sana, sampai ia tua.
Ketika di zaman Khalifah Umar Radhiyallahu 'anhu, pada malam hari. Bilal radhiyallahu’anhu bermimpi Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam. Di dalam mimpinya itu Rasulullah berkata kepada bilal, "Wahai bilal, apakah engkau tidak merindukan aku? Sudah terlalu lama engkau tidak datang kepadaku. Mengapa engkau pergi jauh wahai bilal?"
Lalu ia terbangun dari tidurnya dengan menangis. Dan di saat itu p**a, ia berazam dan langsung bergegas kembali ke kota Madinah.
Begitu sampai kota Madinah, waktu shubuh sudah hampir tiba. Ia tidak berani mengganggu ahlul Madinah, penduduk kota Madinah, untuk mengetuk pintu mereka. Ia pun masuk ke dalam masjid.
Setelah mengerjakan sholat tahiyyatul masjid, Bilal langsung menghadap makam Rasulullah, sambil mengingat kisah hidupnya saat bersama Rasulullah. Rasulullah sebagai Nabinya, Rasulullah sebagai gurunya, Rasulullah sebagai kekasihnya, Rasulullah sebagai orang tuanya, Rasulullah sebagai orang yang orang yang memberikan kasih sayangnya kepadanya. Dia mengingat semua kebaikan dan kasih sayangnya Rasulullah shalallhu 'alaihi wa sallam. Menangislah Bilal Radhiyallahu 'anhu.
Kemudian, datanglah Hasan dan Husein, cucu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Mereka melihat Bilal Radhiyallahu 'anhu. Dan Bilal langsung memeluk Hasan dan Husein. Rupanya masih terdapat keharuman Rasulullah di dalam kedua cucunya ini.
Lalu, Hasan dan Husein meminta izin dan memohon kepada Bilal Radhiyallahu 'anhu agar mengumandangkan adzan, kerana sebentar lagi akan datang waktu shubuh. Sebenarnya Bilal sudah tidak kuat lagi untuk mengumandangkan adzan. Tetapi kerana ini adalah permintaan dari cucu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, Bilal pun naik ke atas masjid, dan mulai mengumandangkan adzan.
Begitu ia mengumandangkan adzan, "Allaahu akbar! Allaahu akbar!" Bergetarlah kota Madinah! Bergetarlah kota Madinah!
Ketika mendengar suara adzannya Bilal, semua ahlul Madinah bangun, dan mereka keluar dari rumah masing-masing. lalu mereka berkata dengan perkataan yang sama, "Rasulullah datang! Rasulullah datang!". Mereka merasa Rasulullah datang kerana mendengar Bilal mengumandangkan adzan. Kerana selama Rasulullah ada yang selalu adzan adalah Bilal Radhiyallahu 'anhu.
Begitu Bilal sampai pada lafaz, "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah!" Ia sudah tidak kuat lagi melanjutkan adzannya.
Itulah mereka yang sudah benar-benar mengorbankan segala jiwa dan hartanya demi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada manusia yang mampu mencintai Rasulullah sebagaimana para sahabat Radhiyallahu 'anhum ajma'in. Oleh kerana itu, para sahabat adalah orang orang yang telah mendapatkan ridha Allah sebelum mereka meninggal dunia, dan Allah juga telah menunjukan bahwa tempat mereka di surga sebelum mereka meninggal dunia. hal itu kerana luar biasanya kecintaan mereka pada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam,
Setelah mengumandangkan adzan, Bilal pun turun, lalu bersalaman dan berpelukan dengan para sahabat yang lain; kepada Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina Ali, dan yang lainnya. Begitu indahnya kehidupan para sahabat bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Lalu apa yang dapat kita ambil, apa yang wajib kita berikan, apa yang wajib kita pelajari, apa yang harus kita lakukan, dan apa yang harus kita tunjukkan, jika kita benar-benar cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam?
Oleh kerana itu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, memberikan khabar gembira kepada orang-orang yang mencintai baginda, walaupun mereka belum pernah berjumpa dengan baginda. Rasulullah berkata kepada para sahabat, " Wahai sahabatku, jika engkau berjumpa dengan dengan saudaraku, maka sampaikanlah salam!"
Para sahabat menjawab " Wahai Rasulullah, apakah kami bukan saudaramu?"
Rasulullah menjawab, "Bukan, kalian adalah sahabatku, tapi saudaraku adalah orang-orang yang mencintaiku, yang ia berani mengorbankan segalanya untukku, padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku."
"Sampaikanlah kepada mereka salam, dan aku menunggu mereka di hadapan pintu surga!" Itulah kita, umatnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Maka jangan sampai ada di antara kita yang termasuk tidak boleh berjumpa dengan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam di akhirat. Jangan sampai ada di antara kita yang termasuk tidak boleh mencium tangannya Rasulullah. jangan ada di antara kita yang termasuk tidak boleh berjumpa dengan rasulullah dan masuk syurga bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Naudzubillahi min dzaalik.
Mudah-mudahan kita semua terpilih menjadi ahli syurga bersama Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Oleh kerana itu, orang-orang yang mencintai Rasulullah mereka pasti akan memperbanyak membaca shalawat, kerana Rasulullah memberikan khabar gembira bagi orang - orang yang banyak bershalawat bahwa orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku di dunia.
Allahu akbar!