15/01/2024
Selamat Pagi... 😁
"ADA UANG ADA SUARA"
Dalam pesta demokrasi, ada satu aturan tak tertulis: semakin banyak uang, semakin lantang suara. Pemilihan Anggota Legislatif di Indonesia seringkali menjadi panggung bagi praktik politik uang yang kreatif dan seringkali lucu.
Terkadang, calon legislatif seperti penjual bumbu rahasia, menghadirkan paket berisi janji manis dan uang saku sebagai bumbu pelengkap. "Makanan enak, janji manis, dan sejumput uang – resep sukses untuk mendulang suara," kata mereka.
Ada juga yang menjalani kampanye seperti tukang pijat, menyentuh satu per satu pemilih dengan rayuan halus dan uang receh di saku celana. "Jangan tegang, berikan suaramu dan terima bonus pijatan gratis!" ucap mereka.
Politik uang bukan hanya sekadar memberi uang, tetapi juga menyuguhkan hiburan bagi pemilih. Ada yang mengadakan konser mini, menampilkan calon legislatif sebagai bintang utama. "Suara bagus, kebijakan jelas, dan hadiah uang tunai menanti penonton setia!"
Namun, di balik kelucuan ini, ada seriusnya dampak politik uang pada integritas pemilihan. Masyarakat harus tetap waspada dan menilai calon legislatif tidak hanya dari bonus uangnya, tapi juga dari visi, misi, dan rencana nyata mereka untuk kemajuan bangsa.
Jadi, meski "ADA UANG ADA SUARA" mungkin menjadi tagline kocak, tetapi kita semua berharap pemilihan umum lebih dari sekadar pertunjukan hiburan uang.