Mengenal Tauhid

  • Home
  • Mengenal Tauhid

Mengenal Tauhid Sarana belajar aqidah Islam dari dasar

Ar-Rahman dan Ar-RahimNama ar-Rahman menunjukkan bahwa rahmat merupakan sifat Allah dan nama ar-Rahim menunjukkan bahwa ...
18/01/2023

Ar-Rahman dan Ar-Rahim

Nama ar-Rahman menunjukkan bahwa rahmat merupakan sifat Allah dan nama ar-Rahim menunjukkan bahwa Allah merahmati makhluk dengan rahmat-Nya itu. (lihat dalam kitab Tadabburat Ibnil Qayyim hal. 7)

https://www.al-mubarok.com/nama-ar-rahman-ar-rahim/
___
| www.al-mubarok.com
| Follow IG, FB, TG : Mengenal Tauhid

Kekhawatiran SalafQabishah bin Qais al-Anbari berkata: adh-Dhahhak bin Muzahim apabila menemui waktu sore menangis, maka...
17/01/2023

Kekhawatiran Salaf

Qabishah bin Qais al-Anbari berkata: adh-Dhahhak bin Muzahim apabila menemui waktu sore menangis, maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab, “Aku tidak tahu, adakah diantara amalku hari ini yang terangkat naik/diterima Allah.” [lihat Aina Nahnu min Akhlaq as-Salaf, hal. 18]
___
| www.al-mubarok.com
| Follow IG, FB, TG : Mengenal Tauhid

Ikhlas dan Benar Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak a...
16/01/2023

Ikhlas dan Benar

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima. Demikian p**a apabila amalan itu benar tapi tidak ikhlas juga tidak diterima sampai ia ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah, sedangkan benar jika berada di atas Sunnah/tuntunan.” (lihat Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 19 cet. Dar al-Hadits)
___
| www.al-mubarok.com
| Follow IG, FB, TG : Mengenal Tauhid

Pertebal Kesabaran Seorang muslim meyakini bahwa apa yang menimpanya telah ditakdirkan oleh Allah. Bisa jadi apa yang ti...
15/01/2023

Pertebal Kesabaran

Seorang muslim meyakini bahwa apa yang menimpanya telah ditakdirkan oleh Allah. Bisa jadi apa yang tidak dia sukai maka itu adalah yang terbaik baginya. Allah Yang Mahamengetahui segala sesuatu dan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang jelas Allah berjanji untuk menolong orang-orang yang tulus dan serius membela agama-Nya.

https://www.al-mubarok.com/pertebal-kesabaran/
___
| www.al-mubarok.com
| Follow IG, FB, TG : Mengenal Tauhid

Bersandar Kepada Allah Tawakal atau bersandarnya hati kepada Allah merupakan salah satu kewajiban iman yang paling utama...
13/01/2023

Bersandar Kepada Allah

Tawakal atau bersandarnya hati kepada Allah merupakan salah satu kewajiban iman yang paling utama. Ia merupakan kandungan dari kalimat wa iyyaka nasta’iin; hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan, dan ia juga merupakan makna yang dimaksud dalam kalimat laa haula wa laa quwwata illa billah.

https://www.al-mubarok.com/bersandar-kepada-allah/

___
| www.al-mubarok.com
| Follow IG, FB, TG : Mengenal Tauhid

Masih Hidupkah Hatimu? Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sebagaimana Allah subhanahu menjadikan hidupnya badan dengan ...
12/01/2023

Masih Hidupkah Hatimu?

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sebagaimana Allah subhanahu menjadikan hidupnya badan dengan sebab makanan dan minuman, maka kehidupan hati itu akan terwujud dengan terus-menerus berdzikir, selalu inabah/bertaubat dan taat kepada Allah, dan meninggalkan dosa-dosa.” (lihat al-Majmu’ al-Qayyim min Kalam Ibnil Qayyim, 1/118)

https://www.al-mubarok.com/masih-hidupkah-hatimu/

___
| www.al-mubarok.com
| Follow IG, FB, TG : Mengenal Tauhid

•════•◇❀◇•════•📚 Serial Materi Tematik 🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.💡 Materi 01 | Urgensi Tauhid•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•بِسْمِ اللَ...
08/04/2022

•════•◇❀◇•════•
📚 Serial Materi Tematik

🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.

💡 Materi 01 | Urgensi Tauhid
•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Alhamdulillah

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala

Diantara kenikmatan yang sangat besar yang Allah subhanahu wa ta'ala curahkan kepada seorang hamba adalah ketika Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kita mengenal agama Islam, mengenal ajaran yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Islam mengajak kita dan membimbing kita untuk memurnikan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Karena itulah Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan jin dan manusia.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Demikian juga Allah subhanahu wa ta'ala telah mengutus para Nabi dan Rasul dari sejak Nabi Nuh 'alaihissalam sampai Rasul yang terakhir yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mendakwahkan tauhid kepada manusia. Agar manusia menyembah Allah saja dan menjauhi kesyirikan.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ

"Sungguh telah Kami utus pada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan; "Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut"." (QS. An-Nahl: 36)

Maka seorang muslim tentu ingin menjadikan kehidupannya di alam dunia ini mengantarkan kepada kebahagiaan, kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat. Dan itu tidak mungkin diraih kecuali dengan mentauhidkan Allah subhanahu wa ta'ala.

Karena itulah Allah menjadikan tauhid sebagai syariat yang paling besar, sebagai perintah yang paling agung di dalam agama Islam.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ

"Dan Rabbmu telah memerintahkan janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya dan kepada kedua orang tua hendaklah kalian berbuat baik." (QS. Al-Isra': 23)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala

Maka ibadah yang kita laksanakan, apakah itu sholat, puasa, dan berbagai macam bentuk ketaatan, harus dibersihkan dari berbagai kotoran syirik. Karena syirik ini akan menghapuskan amal-amal kebaikan. Tidak ada perintah untuk beribadah kecuali didalamnya terkandung larangan dari perbuatan syirik kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا

"Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun juga." (QS. An-Nisa': 36)

Maka syirik adalah keharaman yang paling besar, sesuatu yang paling harus kita waspadai, jangan sampai itu merusak kehidupan kita. Karena syirik itulah sebab kesengsaraan hidup di dunia dan di akhirat.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا

"Katakanlah; "Kemarilah akan aku bacakan kepada kalian apa-apa yang diharamkan oleh Rabb kalian yaitu janganlah kalian mempersekutukan dengan Allah sesuatu apapun juga."" (QS. Al-An'am: 151)

Syirik adalah keharaman dan kezhaliman yang paling besar, karena orang yang telah menujukan ibadahnya kepada selain Allah, maka dia telah merendahkan Allah subhanahu wa ta'la, dia mensejajarkan Allah dengan makhluk, padahal Allah adalah maha mulia dan maha sempurna, dan dia sejajarkan dengan makhluk yang penuh dengan kekurangan dan sifat-sifat yang tidak sempurna.

Maka seorang muslim tentu ingin menghendaki dan ia ingin menjadikan agamanya jalan yang mengantarkan dia masuk kedalam surga, dan itu tidak lain kecuali dengan memurnikan ibadah kepada Allah, mentauhidkan-Nya, dan menjauhi kesyirikan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam suatu ketika berkata kepada sahabatnya yaitu Muadz bin Jabal:

يَامُعَاذُ ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ ؛ قَالَ : حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلَا يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا ، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

"Wahai Mu’adz! Tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba dan apakah hak hamba kepada Allah?" Aku menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Hak Allah atas para hamba adalah hekdaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak para hamba kepada Allah yaitu Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun juga." (HR. Al-Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Dari sinilah kita mengetahui letak pentingnya seorang muslim untuk mempelajari Tauhid karena ini adalah pondasi didalam agama Islam, sedangkan kesyirikan merupakan perkara yang membinasakan yang menjadi sebab kesengsaraan dan kerendahan.

Mudah-mudahan yang singkat ini bermanfaat bagi kami dan juga segenap kaum muslimin.

وصلى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم، والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

○○❀❁❀○○
⬇️ Materi Audio : bit.ly/m_tauhid
✉ Telegram : t.me/mengenal_tauhid
📷 Instagram : instagram.com/mengenal_tauhid
🖼️ Facebook : fb.com/belajarmengenaltauhid
🌐 Web : al-mubarok.com

•════•◇❀◇•════•Seri Mengenal Tauhid•════•◇❀◇•════•🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si. 🧩 Materi 08 | Keutamaan Tauhid📖 Kitab Mula...
09/08/2021

•════•◇❀◇•════•
Seri Mengenal Tauhid
•════•◇❀◇•════•

🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.

🧩 Materi 08 | Keutamaan Tauhid

📖 Kitab Mulakhash Syarh Kitab Tauhid

•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وأصحابه أَجْمَعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Kita bertemu kembali, masih mengambil faidah dari Kitabut Tauhid karya Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab rahimahullahu ta'ala.

Dan kita akan masuk bab yang berikutnya atau bab yang kedua yaitu bab "Fadhlit Tauhidi Wa Maa Yukaffiru Minadz Dzunuub", tentang keutamaan tauhid dan dosa-dosa yang terhapus dengannya.

Dibawakan oleh penulis, firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surat Al-An'am ayat 82,

الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezhaliman, mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk."

Kaitan bab ini dengan kitabut tauhid, setelah pada bab yang pertama penulis menjelaskan tentang wajibnya tauhid dan maknanya, maka beliau menjelaskan di dalam bab ini tentang keutamaan tauhid dan pengaruh-pengaruhnya yang sangat indah, dan buah-buah tauhid yang sangat mulia yang diantaranya adalah dalam bentuk dihapuskannya dosa-dosa.

Dan beliau membawakan bab ini dalam rangka memberikan motivasi dan dorongan agar manusia mewujudkan tauhid kepada Allah.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Ayat yang mulia ini mengabarkan bahwasanya orang-orang yang memurnikan ibadahnya untuk Allah semata dan tidak mencampuri tauhid mereka dengan kesyirikan yaitu kezhaliman yang paling besar, maka mereka itulah yang akan aman dari rasa takut dan hal-hal yang tidak menyenangkan nanti pada hari kiamat.

Allah berikan kepada mereka keamanan dari adzab, dan mereka itulah yang akan mendapatkan petunjuk sehingga bisa meniti Shiratal Mustaqim (jalan yang lurus) di dunia, sehingga mereka di akhirat akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Kaitan ayat ini dengan bab, ayat ini menunjukkan tentang keutamaan tauhid, bahwasanya tauhid akan bisa menghapuskan dosa-dosa.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Diantara faidah yang bisa kita ambil dari ayat ini adalah tentang keutamaan tauhid dan buahnya yang begitu penting dan berharga di dunia dan di akhirat.

Demikian juga ayat ini menunjukkan bahwa syirik adalah kezhaliman yang akan merusak keimanan, menghancurkan iman, apabila syirik ini termasuk syirik besar, dan bisa membuat cacat atau berkurang iman, jika syirik ini adalah syirik yang kecil.

Selain itu ayat yang mulia ini juga memberikan pelajaran bahwasanya dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Selain itu, ayat ini juga memberi faidah bagi kita bahwa syirik merupakan sebab rasa takut di dunia maupun di akhirat. Maka, semestinya bagi kita semua yang menginginkan untuk hidup tenteram, mendapat petunjuk dan kebahagiaan, untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم، والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

○○❀❁❀○○
⬇️ Materi Audio : bit.ly/m_tauhid
✉ Telegram : t.me/mengenal_tauhid
📷 Instagram : instagram.com/mengenal_tauhid
🖼️ Facebook : fb.com/belajarmengenaltauhid
🌐 Web : al-mubarok.com

•════•◇❀◇•════•Seri Mengenal Tauhid•════•◇❀◇•════•🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.🧩 Materi 07 | Hak Allah atas Hamba📖 Kitab M...
30/07/2021

•════•◇❀◇•════•
Seri Mengenal Tauhid
•════•◇❀◇•════•

🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.

🧩 Materi 07 | Hak Allah atas Hamba

📖 Kitab Mulakhash Syarh Kitab Tauhid

•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله وَعَلَى آلِهِ وأصحابه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله، أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Kita berjumpa kembali dalam pelajaran seri mengenal Tauhid, mengambil faidah dari Kitabut Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Dan kita masih pada bab yang pertama, pada hadits yang dibawakan oleh beliau, yaitu sebuah hadits dari sahabat Muadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu.

Bahwa beliau mengatakan, “Dahulu saya membonceng dibelakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas seekor keledai. Maka beliaupun berkata kepadaku:

يَا مُعَاذُ أَتَدْرِى مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ

“Wahai Mu’adz, apakah engkau mengetahui apakah hak Allah kepada para hamba, dan apakah hak hamba kepada Allah?”

Maka aku menjawab:

اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوه وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Hak Allah atas para hamba adalah mereka wajib beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”

وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Adapun hak para hamba kepada Allah adalah bahwa Allah tidak akan mengadzab (kekal didalam neraka) bagi orang yang tidak mempersekutukan Allah sama sekali.”

Maka Muadz berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ

“Wahai Rasulullah apakah tidak sebaiknya berita gembira ini saya sebarkan kepada manusia?”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا

“Jangan kamu sebarkan begitu saja berita ini kepada mereka, karena bisa jadi mereka akan bersandar (terlalu bergantung) kepada keutamaan tauhid.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Hadits yang mulia ini berisi penjelasan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menerangkan kepada kita mengenai wajibnya tauhid bagi seluruh para hamba dan keutamaan tauhid.

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan keutamaan tauhid ini dalam bentuk tanya jawab (dialog), supaya itu lebih membekas didalam hati para pelajar, dan juga lebih tertanam didalam pemahaman para penimba ilmu.

Maka ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada sahabat Muadz tentang keutamaan tauhid, maka setelah Muadz mengetahuinya, beliau meminta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberitakan hal ini kepada manusia, agar manusia menjadi bergembira dan termotivasi.

Akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencegahnya dari perbutan itu untuk menyebarkannya begitu saja, karena beliau khawatir nanti apabila manusia terlalu bersandar kepada keutamaan tauhid ini, sehingga mereka akhirnya meremehkan dan mempersedikit dari amal-amal kebaikan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Hadits ini berisikan tafsiran tauhid, bahwa hakikat tauhid adalah beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari hadits tersebut diantaranya adalah:

1. Kita bisa melihat bagaimana kerendahan hati atau tawadhu’nya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala beliau mengendarai himar (keledai) dan beliau memboncengkan sahabat di belakangnya. Ini menunjukkan betapa beliau orang yang sangat tawadhu’ dan jauh dari sifat kesombongan.

2. Bolehnya membonceng diatas kendaraan apabila kendaraan itu masih mampu untuk membawanya.

3. Metode dalam mengajar dengan cara melakukan tanya jawab atau dialog, ini salah satu metode yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

4. Seorang yang tidak mengetahui ketika dia ditanya tentang suatu perkara hendaknya dia menjawab Allahu a’lam (Allah yang lebih mengetahui).

5. Hak Allah atas para hamba adalah para hamba wajib beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya.

6. Barangsiapa yang tidak menjauhi kesyirikan maka pada hahekatnya dia tidaklah dikatakan beribadah kepada Allah dengan sebenarnya. Walaupun tampaknya dia adalah beribadah, melakukan suatu amal-amal ketaatan, tetapi apabila dia tidak menjauhi kesyirikan hakekatnya dia belum beribadah dengan sebenarnya.

7. Menunjukkan besarnya keutamaan tauhid dan keutamaan orang yang bepegang teguh dengan akidah tauhid sampai akhir hayatnya.

8. Terdapat tafsiran tauhid yaitu beribadah kepada Allah dan meninggalkan kesyirikan.

9. Dianjurkan untuk memberikan kabar gembira kepada sesama muslim dengan berita-berita yang membuat dirinya senang dan bergembira, tentu saja dengan hal-hal yang positif.

10. Bolehnya menyembunyikan atau tidak menyampaikan sebagian ilmu dalam sebagian keadaan karena ada maslahat yang lebih besar atau demi menolak kemudharatan.

11. Hendaknya seorang pelajar atau penimba ilmu menjaga adab bersama dengan para guru yang mengajarkan ilmu kepadanya.

Demikian sedikit faidah yang bisa kita sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم، والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

○○❀❁❀○○
⬇️ Materi Audio : bit.ly/m_tauhid
✉ Telegram : t.me/mengenal_tauhid
📷 Instagram : instagram.com/mengenal_tauhid
🖼️ Facebook : fb.com/belajarmengenaltauhid
🌐 Web : al-mubarok.com

•════•◇❀◇•════•Seri Mengenal Tauhid•════•◇❀◇•════•🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si. 🧩 Materi 06 | Wasiat Allah 📖 Kitab Mulakha...
18/03/2021

•════•◇❀◇•════•
Seri Mengenal Tauhid
•════•◇❀◇•════•

🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.

🧩 Materi 06 | Wasiat Allah

📖 Kitab Mulakhash Syarh Kitab Tauhid

•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله وَعَلَى آلِهِ وأصحابه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله، أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Kita berjumpa kembali dalam pelajaran ataupun faidah yang memetik hikmah dari Kitabut Tauhid yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta'ala.

Beliau mengatakan, Berkata sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu:

"Barang siapa yang ingin mengetahui atau melihat wasiat yang ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang di atas wasiat itu terdapat stempel beliau. Maka hendaklah dia membaca firman Allah subhanahu wa ta'ala;

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ

"Katakanlah, Kemarilah akan aku bacakan kepada kalian apa-apa yang diharamkan oleh Rabb kalian kepada kalian."

Sampai firman Allah ta'ala;

وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ

"Sesungguhnya yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan ini.""

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Riwayat dari Ibnu Mas'ud ini merupakan kelanjutan atau penafsiran dari ayat yang dibawakan oleh penulis di bagian sebelumnya dalam surat Al-An'am ayat 151-153.

Di dalam keterangan ini Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu menjelaskan bahwasanya seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan suatu wasiat, tidaklah beliau akan memberikan wasiat kecuali sebagaimana wasiat yang ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah memberikan wasiat sebagaimana apa yang telah tertera di dalam ayat-ayat yang mulia ini.

Karena Allah subhanahu wa ta'ala di setiap ayat yang dibaca oleh beliau tadi dalam surat Al-An'am 151-153, di akhir setiap ayat dikatakan 'Dzaalikum washshaakum bihi' (itulah wasiat yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan). Maka, ayat ini berisi wasiat-wasiat Allah subhanahu wa ta'ala.

Kemudian mengapa sahabat Abdullah bin Mas'ud membawakan perkataan ini, mengapa beliau menyebut Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam itu seandainya meninggalkan wasiat. Maka hal itu beliau sampaikan untuk menanggapi apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, yaitu ketika Ibnu Abbas mengatakan;

"Inna raziyata kulla raziyati ma halla bainana wa baina 'an yaktubalanaa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam washiyyatahu" (sungguh sebuah kerugian yang sangat besar, apa yang menghalangi kita, sehingga tidak bisa melihat/membaca apa yang ditulis oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai wasiat dari beliau untuk kita).

Maka, Abdullah bin Mas'ud mengingatkan kepada para sahabat yang lain bahwasanya sesungguhnya telah ada di sisi mereka dalam ayat Al-Qur'an, wasiat yang mencukupi bagi para sahabat. Karena sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi sallam, seandainya beliau meninggalkan wasiat maka tidaklah beliau memberikan wasiat kecuali seperti apa yang telah tercantum di dalam kitab Allah subhanahu wa ta'ala.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Di dalam riwayat ini terkandung keterangan, bahwa apa-apa yang disebutkan dalam ayat tersebut (dalam surat Al-An'am ayat 151-153) maka itu merupakan wasiat Allah dan secara otomatis itu menjadi wasiat yang ditinggalkan oleh Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk kita. Karena Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam hanya akan memberikan wasiat sebagaimana apa yang Allah telah wasiatkan.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari perkataan Ibnu Mas'ud ini adalah, yang pertama tentang pentingnya sepuluh wasiat yang ada dalam surat Al-An'am 151-153, ada sepuluh wasiat yang sangat penting.

Kemudian yang kedua bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan sebagaimana yang diwasiatkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Maka setiap wasiat Allah itu menjadi wasiat RasulNya shalallahu 'alaihi wa sallam.

Kemudian yang terakhir diantara faidah dari riwayat ini menunjukkan kedalaman ilmu para sahabat dan betapa jeli atau teliti pemahaman mereka terhadap kitab Allah subhanahu wa ta'ala. Maka jika kita ingin memahami Al-Qur'an maka hendaknya kita mengikuti jalannya dan pemahamannya para sahabat radhiyallahu 'anhum.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم، والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

○○❀❁❀○○
⬇️ Materi Audio : bit.ly/m_tauhid
✉ Telegram : t.me/mengenal_tauhid
📷 Instagram : instagram.com/mengenal_tauhid
🖼️ Facebook : fb.com/belajarmengenaltauhid
🌐 Web : al-mubarok.com

•════•◇❀◇•════•Seri Mengenal Tauhid•════•◇❀◇•════•🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si. 🧩 Materi 05 | Keharaman Terbesar 📔 Kitab M...
30/01/2021

•════•◇❀◇•════•
Seri Mengenal Tauhid
•════•◇❀◇•════•

🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.

🧩 Materi 05 | Keharaman Terbesar

📔 Kitab Mulakhash Syarh Kitab Tauhid

•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•

بِسْمِ اللَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله وَعَلَى آلِهِ وأصحابه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat Al-An'am ayat 151,

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

"Katakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka (orang-orang musyrikin),"
تَعَالَوْ
"Kemarilah!"

أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ

"Akan aku bacakan kepada kalian apa-apa yang diharamkan oleh Rabb kalian (yaitu Allah) apa yang Allah haramkan atas kalian."

Apa itu? Diantaranya Allah mengatakan,

أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

"Yaitu janganlah kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun." (QS. Al-An'am: 151)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berkata kepada orang-orang musyrikin yang mereka beribadah kepada selain Allah, yang mereka juga mengharamkan rezeki yang Allah berikan, sebagian dari rezeki yang halal Allah berikan kepada mereka, justru mereka haramkan.

Dan mereka juga membunuh anak-anak mereka dalam rangka mendekatkan diri kepada berhala. Yang itu semua mereka lakukan berdasarkan pemikiran dan akal mereka yang begitu dangkal dan juga disebabkan tipu daya syaiton kepada mereka.

Bacakanlah kepada mereka apa-apa yang Allah subhanahu wa ta'ala haramkan karena Allah-lah yang menciptakan dan Allah yang menguasai alam ini, Allah yang menetapkan hal-hal yang haram dengan sebenarnya bukan hanya berdasarkan prasangka atau kira-kira. Akan tetapi itu semua diharamkan berdasarkan wahyu dan perintah dari sisi Allah subhanahu wa ta'ala.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Di dalam surat Al-An'am ini ayat 151-153, Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan beberapa perkara yang diharamkan. Dan yang paling pertama Allah sebutkan adalah larangan dari berbuat kesyirikan. Dan larangan terhadap syirik memberikan konsekuensi memerintahkan untuk bertauhid. Konsekuensi untuk melarang kesyirikan, maka di dalamnya terkandung perintah untuk mentauhidkan Allah. Maka hal itu menunjukkan bahwasanya tauhid merupakan kewajiban yang paling besar, dan syirik merupakan keharaman yang paling besar.

Diantara faidah yang bisa kita ambil dari ayat yang mulia ini adalah bahwasanya syirik merupakan keharaman yang paling berat dan bahwa tauhid adalah kewajiban yang paling wajib.

Kemudian juga kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Ayat ini juga menunjukkan betapa besarnya hak atau kedudukan kedua orang tua, karena Allah memerintahkan setelah melarang dari kesyirikan, Allah juga memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua.

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

(QS. Al-An'am: 151)

"Hendaknya mereka itu berbakti kepada kedua orang tua."

Kemudian juga ayat ini menunjukkan diharamkannya membunuh jiwa tanpa haq, terutama yang dibunuh adalah termasuk dari sanak kerabatnya. Karena Allah subhanahu wa ta'ala melarang,

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ

"Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian sendiri." (QS. Al-An'am: 151)

Anak-anak kalian sendiri jangan dibunuh, apalagi itu anak keturunannya sendiri, maka tentu lebih besar dosanya.

Kemudian juga ayat yang mulia ini di dalamnya terkandung kewajiban untuk bersikap adil dalam berkata-kata dan berbuat baik kepada orang yang dekat, maupun orang yang jauh. Kepada orang yang punya hubungan kerabat maupun orang yang tidak punya hubungan kerabat.

Ayat yang mulia ini juga, jika kita baca selengkapnya dalam surat Al-An'am tadi, 151-153, terkandung di dalamnya pengharaman yaitu memakan harta anak yatim dan diayariatkan untuk mengusahakan menjaga harta tersebut supaya tetap terpelihara, bahkan mungkin semakin mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi anak yatim tersebut.

Kemudian juga kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Ayat yang mulia ini juga mengandung wajibnya untuk menunaikan perjanjian dan wajibnya mengikuti Agama Islam dan meninggalkan agama-agama selainnya.

Kemudian juga ayat yang mulia ini mengandung pelajaran bahwasanya menetapkan hukum halal dan haram itu merupakan wewenang dan hak dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Demikian sedikit faidah yang bisa kita sampaikan dari ayat yang mulia ini, yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di bagian awal atau bab pertama di dalam Kitabut Tauhid.

وصلى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم، والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

○○❀❁❀○○
⬇️ Materi Audio : bit.ly/m_tauhid
✉ Telegram : t.me/mengenal_tauhid
📷 Instagram : instagram.com/mengenal_tauhid
🖼️ Facebook : fb.com/belajarmengenaltauhid
🌐 Web : al-mubarok.com

•════•◇❀◇•════•Seri Mengenal Tauhid•════•◇❀◇•════•🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si. 🧩 Materi 04 | Kedudukan Tauhid 📔 Kitab Mul...
28/01/2021

•════•◇❀◇•════•
Seri Mengenal Tauhid
•════•◇❀◇•════•

🎙 Ustadz Ari Wahyudi, S.Si.

🧩 Materi 04 | Kedudukan Tauhid

📔 Kitab Mulakhash Syarh Kitab Tauhid

•┈┈┈┈•◇❁◇•┈┈┈┈•

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله وَعَلَى آلِهِ وأصحابه ومن والاه ولاحول ولاقوة إلا بالله، أَمَّا بَعْدُ

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36,

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

"Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya."

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kepada hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Dan Allah melarang mereka dari perbuatan syirik, Allah melarang melakukan kesyirikan. Dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak membatasi suatu jenis ibadah. Apapun ibadah-Nya, maka tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Apakah itu doa, apakah itu sholat, atau yang lainnya. Yaitu dalam rangka Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan agar seluruh jenis ibadah ini ditujukan kepada Allah. Maka, semua ibadah hanya untuk Allah saja.

Demikian p**a Allah subhanahu wa ta'ala tidak membatasi suatu bentuk kesyirikan yang dilarang, karena semua bentuk kesyirikan itu adalah dilarang dan diharamkan. Semua bentuk kesyirikan itu adalah terlarang. Tidak ada syirik yang boleh (diperbolehkan).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwasannya Allah subhanahu wa ta'ala mengawali perintah di dalam Agama Islam ini dengan perintah bertauhid, dan larangan dari berbuat kesyirikan. Maka di dalam ayat ini terkandung tafsiran tauhid atau penjelasan tentang makna Tauhid yaitu beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan kesyirikan.

Dari ayat yang mulia ini kita bisa mengambil banyak pelajaran diantaranya tentang wajibnya mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam beribadah, karena Allah memerintahkan hal ini sebagai perintah yang pertama. Maka hal ini menunjukkan bahwasanya tauhid adalah kewajiban yang paling ditekankan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Demikian juga ayat yang mulia ini menunjukkan haramnya perbuatan syirik, karena Allah subhanahu wa ta'ala melarang berbuat syirik. Maka itu juga menunjukkan bahwasanya syirik adalah keharaman yang paling besar. Keharaman yang paling berat yaitu kesyirikan.

Kemudian juga ayat ini menunjukkan bahwasanya menjauhi kesyirikan adalah syarat sah dalam beribadah. Karena Allah subhanahu wa ta'ala menggandengkan perintah beribadah dengan larangan berbuat syirik. Allah subhanahu wa ta'ala menggandengkan perintah untuk beribadah dengan larangan berbuat syirik. Maka menjauhi syirik adalah syarat sah ibadah.

Kemudian diantara faidah ayat yang mulia ini, bahwasanya syirik adalah haram, sedikit ataupun banyak. Apakah syirik yang besar ataupun syirik yang kecil. Karena kata وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ini adalah mengandung makna umum sehingga mencakup segala macam bentuk kesyirikan.

Kemudian juga ayat yang mulia ini memberikan pelajaran bahwasanya tidak boleh dipersekutukan bersama dengan Allah dalam hal ibadah, apakah itu malaikat, apakah itu nabi, apakah orang yang sholih, para wali, apalagi yaitu berhala atau patung, maka tidak boleh dijadikan sebagai sesembahan, tandingan, sesembahan selain Allah subhanahu wa ta'ala.

Maka semua ibadah yang kita kerjakan haruslah ditujukan kepada Allah dan tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya. Apapun atau siapapun dia.

Demikian sedikit faidah. Mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم، والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

○○❀❁❀○○
⬇️ Materi Audio : bit.ly/m_tauhid
✉ Telegram : t.me/mengenal_tauhid
📷 Instagram : instagram.com/mengenal_tauhid
🖼️ Facebook : fb.com/belajarmengenaltauhid
🌐 Web : al-mubarok.com

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Mengenal Tauhid posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share