29/04/2024
Dalam sebuah peristiwa, Rasulullah melihat surga dan neraka pada dua kesempatan yang berbeda, yaitu ketika Isra’ Mi’raj dan saat memimpin salat sunnah khusuf atau salat gerhana. Hadis-hadis tersebut menggambarkan bahwa banyak perempuan yang menjadi penghuni neraka, dan alasannya disebutkan sebagai kekufuran mereka, khususnya terhadap pasangan dan kebaikan-kebaikan pasangan mereka.
Sejak kecil, perempuan diposisikan sebagai sosok istimewa. Dalam pandangan Islam, peranannya membentang dari membuka pintu surga untuk ayahnya hingga menjadi pilar keutamaan agama suaminya saat dewasa. Sebagai seorang ibu, surga dipercayai berada di telapak kakinya. Namun, mengapa sering kali kita mendengar anggapan bahwa lebih banyak perempuan yang menjadi penghuni neraka?
Kesimpulan ini seringkali bersumber pada beberapa hadis yang menggambarkan pemandangan surga dan neraka yang disaksikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Dua hadis tersebut mencatat bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan, yang kemudian ditafsirkan sebagai konsekuensi dari tindakan buruk yang mereka lakukan.
Dalam sebuah peristiwa, Rasulullah melihat surga dan neraka pada dua kesempatan yang berbeda, yaitu ketika Isra’ Mi’raj dan saat memimpin salat sunnah khusuf atau salat gerhana. Hadis-hadis tersebut menggambarkan bahwa banyak perempuan yang menjadi penghuni neraka, dan alasannya disebutkan sebagai kekufuran mereka, khususnya terhadap pasangan dan kebaikan-kebaikan pasangan mereka.
Hadis tersebut berbunyi:
“… Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para perempuan” [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Selain itu hadis lainnya: “… Dan aku diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti yang kusaksikan hari ini. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para perempuan. Mereka bertanya, mengapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, dikarenakan kekufuran mereka. Lalu ada yang berkata, apakah mereka kufur kepada Allah? Beliau menjawab, kufur terhadap pasangannya dan kebaikan-kebaikan pasangannya itu. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang perempuan sepanjang tahun, kemudian dia melihatmu melakukan (sedikit) kejelekan, maka dia akan mengatakan, saya tidak melihat sedikit pun kebaikan darimu” [HR. al-Bukhari dan Muslim].