05/04/2023
"Please, udah ... aku nggak akan berbicara lagi dengan Donovan!" teriak Irish, memohon agar dirinya segera dilepaskan. Tubuhnya yang tidak tertutup full oleh pakaian, membuat Irish merasa sangat malu karena beberapa pasang mata terus memperhatikan dirinya.
Di tempat lain seorang pemuda sedang menuju ke arah kelas di mana Irish dibully oleh teman-teman sekelasnya.
"Don, fansmu lagi dibully di kelas, kamu tidak berniat membantu?" tanya salah seorang temannya dengan nada mengejek.
"Maksudnya?"
"Irish si kutu buku," jawab teman sekelas Donovan. Pemuda itu mempercepat langkahnya, lalu melihat keadaan Irish yang menyedihkan. Irish seperti bola, tubuh pendek dan mungilnya dioper ke sana kemari sesuka hati, sementara mereka tertawa-tawa tanpa memedulikan perasaan gadis itu.
Donovan bergegas melepaskan jaket dan berlari menghampiri Irish.
"Bubar!" Ditutupinya punggung Irish yang terbuka karena pakaian seragamnya hampir koyak seluruhnya karena keisengan anak-anak satu kelas yang menjadikan Irish seperti mainan bergilir. Beberapa anak laki semau-maunya menyentuh tubuh Irish.
"Kamu membela Irish?"
"Donita, bukan seperti ini caranya. Kalian memperlakukan Irish seperti ini pun nggak ada gunanya, apa yang kalian dapat dengan mempermalukan orang lain? Gobl0k!" Donovan memeluk tubuh Irish yang gemetar, entah berapa lama gadis itu menangis tersedu-sedu sehingga wajahnya menjadi sembab, dengan kedua mata membengkak.
"Kesalahan Irish karena kamu dekat sama dia, dan dia juga dengan tidak tahu dirinya mau saja menempel-nempel sama kamu, Don. Memangnya apa bagusnya cewek kayak dia!" Donita merasa selama ini dia lah yang selalu menjadi pusat perhatian anak laki-laki di sekolah, tetapi Donovan sama sekali acuh padanya.
Lalu kenapa Donovan justru peduli dengan gadis cupu seperti Irish? Apa sih menariknya? Pikir Donita tak kuasa menahan dongkol.
"Bukan urusan kamu, Donita. Kalian tetap nggak berhak menyakiti orang lain seperti ini!" Donovan membantu Irish berdiri, lebam di wajahnya se