23/06/2023
Kisah Misteri
Salah satu legenda forensik di Indonesia adalah Dokter Munim Idris, di mana beliau telah menangani banyak kasus besar. Beliau juga telah menerbitkan buku berjudul "Indonesia Expired". Kemarin, banyak permintaan dari para pembaca untuk mengundang Dokter Stefani kembali. Jadi, hari ini kita akan mengundangnya. Halo, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Berapa minggu yang lalu, kita berbicara selama 2 jam. Beliau tampaknya akan menjadi legenda di bidang forensik di Indonesia nantinya. Pertanyaan pertama saya adalah, apakah Anda pernah menangani kasus di mana awalnya disangka bukan pembunuhan, tetapi setelah diselidiki oleh dokter, ternyata ada beberapa kasus pembunuhan?
Stefani: Ya, saya pernah menangani kasus seperti itu. Misalnya, ada kasus di mana seorang perempuan ditemukan di sungai dalam posisi mengambang. Ketika dievakuasi dari tempat kejadian, mayatnya sudah mengalami pembus**an selama sekitar 35 hari. Awalnya, diduga bahwa dia mungkin tenggelam secara kebetulan saat mandi atau mencuci, tetapi ketika saya memeriksanya, saya menemukan luka terbuka yang cukup banyak dan polanya menunjukkan tindak pidana kekerasan. Ini sangat penting sebagai bukti dalam persidangan. Kadang-kadang, saya juga menghadapi ancaman dari tersangka yang merasa terancam dengan analisis saya. Apakah Anda pernah mengalami hal seperti itu?
Stefani: Ya, saya pernah mengalami beberapa kali di mana seseorang tidak setuju dengan kesaksian saya dalam persidangan. Namun, sebagai saksi ahli, tugas saya bukanlah menentukan siapa pembunuh atau siapa yang melukai korban. Saya hanya memberikan kesaksian berdasarkan temuan saya di tempat kejadian perkara. Jika keterangan saya tidak sesuai dengan keterangan dari terdakwa, saya jujur mengatakan bahwa hal itu tidak relevan bagi saya, karena temuan saya menunjukkan luka-luka yang sesuai dengan kekerasan. Saya memiliki dasar ilmiah yang kuat untuk mendukung argumen saya di persidangan.
Oke, kali ini, Dokter Stefani ingin menceritakan salah satu kasus yang pernah ditangani, yaitu kasus mutilasi yang dianggap sebagai pembunuhan yang sadis. Bagaimana ceritanya?
Stefani: Dulu, saya menerima kasus jenazah seorang perempuan yang ditemukan di sungai. Saat saya menerima kasus tersebut, kondisinya sudah mulai membusuk dan tubuhnya membengkak selama 3-5 hari. Awalnya, diduga bahwa mungkin ia kecelakaan saat mandi atau mencuci, tetapi setelah pemeriksaan lebih lanjut, saya menemukan luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan tajam. Ada juga luka parah di beberapa bagian tubuhnya. Kasus ini kemudian dianggap sebagai tindak pidana yang tidak terduga. Polisi meminta saya untuk melakukan otopsi segera.
Setelah mendapatkan kiriman kasus tersebut, saya mulai memeriksa jenazah yang ditemukan di sungai, seorang perempuan yang dalam kondisi membusuk dan membengkak selama sekitar 3-5 hari. Awalnya, diduga bahwa korban mungkin secara tidak sengaja terjatuh ke sungai saat mandi atau mencuci. Namun, saat pemeriksaan, saya menemukan luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan tajam. Luka-luka tersebut menunjukkan bahwa kasus ini adalah tindak pidana pembunuhan.
Selama penanganan kasus ini, saya menerima beberapa ancaman dari pihak yang merasa terancam oleh hasil analisis forensik yang akan digunakan dalam persidangan. Namun, saya ingin menjelaskan bahwa sebagai saksi ahli, tugas saya hanya memberikan keterangan berdasarkan temuan dan bukti yang saya dapatkan. Saya tidak bertindak sebagai saksi mata yang melihat langsung kejadian. Oleh karena itu, saya menyampaikan temuan-temuan tersebut secara obyektif.
Dalam kasus ini, saya menemukan banyak luka terbuka yang mengindikasikan kekerasan yang dilakukan dengan dendam dan kebencian yang luar biasa. Hal ini sering disebut sebagai "crimes of passion" di mana perasaan cinta yang berubah menjadi kebencian atau perempuan yang sakit hati dapat memicu tindakan kekerasan yang ekstrem. Luka-luka pada korban ini melebihi tingkat kekerasan yang biasa terjadi dalam kasus perampokan, di mana korban biasanya hanya dibius atau lumpuh.
Selama proses peradilan, keluarga korban datang dan mengenali beberapa aksesori yang masih terpasang pada korban. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa motif pembunuhan bukanlah perampokan, karena aksesori yang bernilai tinggi tidak diambil. Anak korban meminta pemulasaraan jenazah agar bisa dilakukan upacara penghormatan. Mereka membawa beberapa barang kesayangan ibu mereka, termasuk parfum yang sangat disayangi oleh ibu sejak lama. Parfum tersebut memiliki nilai sentimental yang tinggi bagi keluarga.
Selama proses periksaan, saya menyemprotkan parfum tersebut dan aroma yang tercium persis sama dengan yang saya cium saat pertama kali memeriksa jenazah. Hal yang menarik adalah bahwa beberapa orang melihat seorang perempuan berjalan dengan bingung di depan ruang jenazah di malam hari. Perempuan tersebut memakai sepatu hak tinggi dan gaun dengan gaya rambut tertentu. Namun, ketika petugas keamanan mencoba menghampirinya, perempuan itu langsung kabur dan menghilang di jalan buntu. Setelah keluarga korban datang dan mengenali jenazah, kejadian ini menjadi semakin misterius.
Pada akhirnya, pelaku pembunuhan berhasil ditangkap dan mengaku bahwa dia melakukan pembunuhan tersebut karena motif materi. Dia mengaku bahwa hubungannya dengan korban hanya didasari oleh kepentingan finansial dan bahwa Dia telah merencanakan pembunuhan tersebut dengan seksama. Pelaku mengaku bahwa dia sudah mengamati korban selama beberapa waktu dan mengetahui bahwa korban memiliki barang berharga yang dapat diambil setelah pembunuhan. Dia sengaja menciptakan skenario pembunuhan yang terlihat seperti kejahatan yang dilakukan oleh seorang psikopat atau pembunuh berantai untuk mengalihkan perhatian penyelidikan.
Pelaku juga mengakui bahwa dia telah memasuki rumah korban pada malam kejadian dengan menggunakan kunci palsu yang telah dia buat sebelumnya. Dia mengetahui kebiasaan korban dan memilih saat yang tepat untuk masuk tanpa diketahui. Setelah masuk ke dalam rumah, dia menyergap korban dan menyerangnya dengan kekerasan yang mengerikan menggunakan pisau yang telah dia bawa.
Motif material yang diungkapkan pelaku semakin menguatkan dugaan bahwa pembunuhan ini dilakukan dengan tujuan merampok. Namun, ada kebingungan tentang mengapa beberapa aksesori berharga tidak diambil. Pelaku menjelaskan bahwa dia terburu-buru meninggalkan tempat kejadian setelah melakukan pembunuhan karena khawatir akan terjebak di tempat kejadian.
Hasil analisis forensik yang dilakukan terhadap pisau yang digunakan dalam pembunuhan mengungkapkan sidik jari pelaku, dan rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian juga menunjukkan kehadiran seorang perempuan yang mirip dengan deskripsi yang diberikan oleh saksi mata. Semua bukti ini menjadi landasan yang kuat dalam kasus ini dan membantu memastikan penangkapan dan pengadilan pelaku.
Setelah pengungkapan motif dan kronologi kejadian, kasus ini diajukan ke pengadilan untuk diputuskan oleh juri. Saya sebagai saksi ahli forensik akan memberikan kesaksian berdasarkan temuan-temuan dan analisis yang telah dilakukan selama penyelidikan. Semoga keadilan dapat tercapai bagi korban dan keluarganya.
Setelah kasus diajukan ke pengadilan, proses persidangan dimulai. Pelaku didakwa atas tuduhan pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan. Saksi-saksi dipanggil untuk memberikan kesaksian mereka, termasuk saya sebagai saksi ahli forensik.
Saya memberikan kesaksian berdasarkan temuan-temuan dan analisis forensik yang telah dilakukan. Saya menjelaskan secara rinci tentang hasil pemeriksaan pisau yang digunakan dalam pembunuhan, termasuk sidik jari pelaku yang ditemukan di pisau tersebut. Saya juga menjelaskan tentang rekaman CCTV yang mengidentifikasi kehadiran seorang perempuan yang mirip dengan deskripsi pelaku.
Selain itu, saksi lain seperti petugas polisi yang menangani penyelidikan, saksi mata yang melihat perempuan yang mencurigakan di sekitar tempat kejadian, dan keluarga korban juga memberikan kesaksian mereka. Bukti-bukti fisik seperti barang-barang yang ditinggalkan oleh pelaku di tempat kejadian juga disajikan.
Para pengacara dari kedua belah pihak mengajukan argumen dan bertanya kepada para saksi. Hakim dan juri mendengarkan semua bukti dan argumen yang disajikan oleh kedua belah pihak sebelum membuat keputusan.
Setelah mendengarkan semua bukti dan argumen yang diajukan, juri melakukan deliberasi untuk mencapai keputusan. Jika pelaku dinyatakan bersalah atas tuduhan pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan, hakim akan menentukan hukuman yang sesuai sesuai dengan hukum yang berlaku.
Proses persidangan ini bertujuan untuk mencapai keadilan dan memastikan bahwa pelaku bertanggung jawab atas tindakannya. Semoga keputusan pengadilan dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya, serta memberikan efek jera terhadap pelaku kejahatan.