20/11/2013
Musim 2013 MotoGP terbilang menarik lantaran untuk kali pertama sejak 2006, penentuan gelar harus ditentukan di seri pamungkas. Belum lagi, gelar dunia itu akhirnya direbut oleh seorang rookie. Tapi masalahnya, 17 dan 18 seri dimenangkan oleh para pembalap dari satu negara – Spanyol.
Selain jadi perhatian Dorna sebagai salah satu otoritas tertinggi MotoGP, bos Yamaha Tech3, Hervé Poncharal mengaku mengamini kekhawatiran Dorna. Kekhawatiran bahwa MotoGP hanya akan jadi ajang untuk publik Spanyol saja.
Betapa tidak, trio Marc Márquez, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo begitu dominan. Seperti yang dinyatakan di paragraf awal, 17 dari 18 seri sudah milik trio Spanyol itu. Satu pengecualian hanya terjadi di seri Assen di mana Valentino Rossi yang muncul sebagai pengklaim kemenangan GP Belanda.
“Situasinya (musim 2013) tak memuaskan Dorna. Mereka berharap jangan sampai MotoGP hanya jadi kejuaraan milik Spanyol,” tutur Poncharal, sebagaimana disadur CNN, Rabu (20/11/2013).
Dorna sendiri yang diwakili CEO-nya, Carmelo Ezpeleta, ingin melihat ada banyak pembalap dari negara lain yang memenangkan balapan, walau Ezpeleta tak memungkiri bahwa negara tertentu, punya sejarah dalam mendominasi suatu olahraga.
“Bagi promotor manapun, tentu tujuannya (dihampar kompetisi) adalah untuk mendapatkan juara yang berbeda di tiap seri dan pemenang dengan dari pembalap negara lain. Tapi faktanya, sejarah balap motor penuh dominasi dari beberapa negara tertentu – kadang untuk menang di kelas tertinggi, datangnya dari Australia, atau Amerika, atau Italia, atau Prancis atau Spanyol,” timpal Ezpeleta.
“Federasi Spanyol sendiri sudah mempromosikan satu kejuaraan terbuka yang bisa diikuti pembalap dari negara lain dan sekarang, 75 persen pesertanya bukan pembalap Spanyol. Kami mencoba membantu, kami punya program seperti Red Bull Rookies Cup. Kami mengikuti pembalap dari negara Eropa lainnya untuk membantu mereka sukses dan mungkin bisa naik kelas ke MotoGP,”