PAGAR NUSA PPMU

PAGAR NUSA PPMU OLAHRAGA
PELESTARI BUDAYA
KONTEN KREATOR

pagar nusa popnpes miftahul ulum adalah pagar nusa beraliran cimande cabang trenggalek dan ada juga pagar nusa aliran gasmi dari cabang lirboyo

Seberapa jauh fòto ini muncul
04/01/2025

Seberapa jauh fòto ini muncul

Selamat dan sukses 39 th PAGAR NUSA kokoh mengabdi, kuat bertradisi
02/01/2025

Selamat dan sukses 39 th PAGAR NUSA
kokoh mengabdi, kuat bertradisi

Tingkatan hanyalah angka, Setelah melalui beberapa tingkatan bukanlah pencapaian akhir, melainkan langkah awal untuk leb...
26/12/2024

Tingkatan hanyalah angka,
Setelah melalui beberapa tingkatan bukanlah pencapaian akhir, melainkan langkah awal untuk lebih maju dan lebih loyal didalam berorganisasi .

2017 pencak dor lirboyo
26/12/2024

2017 pencak dor lirboyo

Masih tersimpan album kenangan 2014
25/12/2024

Masih tersimpan album kenangan 2014

Pendekare NU
24/12/2024

Pendekare NU

NKRI harga matiKabeh yo dulur ,no rasis ,opo maneh rinso anti noda 🤣
23/12/2024

NKRI harga mati
Kabeh yo dulur ,no rasis ,opo maneh rinso anti noda 🤣

Yang namanya keberkahan itu ziyadatul khoir (tambahnya kebaikan ) maka dari itu kami selalu percaya akan adanya barokah ...
21/12/2024

Yang namanya keberkahan itu ziyadatul khoir (tambahnya kebaikan ) maka dari itu kami selalu percaya akan adanya barokah dari para muasiss NU Dan PAGAR NUSA

Bersàma PW PAGAR NUSA JAWA TENGAH
20/12/2024

Bersàma PW PAGAR NUSA JAWA TENGAH

Krek cekreek PASTI PAGAR NUSA
16/12/2024

Krek cekreek PASTI PAGAR NUSA

10/12/2024

Kritikan Untuk Orang-orang NU
Oleh: Gus Baha

NU itu terlalu banyak pengajian umum. Tradisi ngaji (kitab) mulai hilang. Itu lampu merah. Orang kaya s**a ulama. S**a kiai. Tapi maunya ngatur ulama, tidak mau diatur ulama.

Saya ga mau ngaji yang ribet itu. Harus pasang panggung, sound system, yang penting bupati datang. Ribet.

Mereka habis 50 juta, 100 juta tidak masalah. Tapi sesuai mau mereka, yang datang jamaahnya banyak. Coba, kalo nuruti maunya kiai, ulama, ngajinya menganalisa kitab, uangnya buat mencetak naskah, pasti tidak mau.

Saya ingin kebesaran ulama itu kembali, yaitu bisa mengatur orang kaya. Bukan seperti sekarang, diatur orang kaya.

Banyak yang datang minta pengajian umun, bawa alphard, saya jawab kalo mau ngaji datang ke sini saja. Kalo kiai diatur-atur, kan ribet.

Bukan saya anti. Dan itu perlu. Tapi sudah over. Tapi tradisi ngaji yang sebenarnya, yang jadi standar NU, sudah mulai ditinggalkan.

Ditambah, kiai yang kedonyan, cinta dunia. Klop. Yang kaya, tahunya memuliakan kiai dengan uang, kiainya juga senang. Musibah. Terutama di Jawa Timur.

Saya keluar dari kantor PWNU Jawa Timur, langsung dikasih voucher umroh. Saya jawab, tidak, saya kiai Jawa Tengah.

Makanya saat saya diundang di Tebu Ireng, Pondok Syaikhona Kholil, Termas … Saya mau asal, disediakan naskahnya Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Kholil, Syaikh Mahfudz Termas.

Ya, saya ngajinya kitab para pendiri pesantren itu. Bukan ngaji Gus Baha tapi ngaji Mbah Hasyim Asy’ari, dll.

Ini kan musibah. Selama ini dzurriyah, para cucu tidak peduli dengan naskah pendiri. Padahal ada ahli filologi, pengumpul naskah. Naskah masyayikh kita ada di luar negeri, cucunya ga punya.

Saya punya naskahnya Syaikh Mahfudz yang tidak ada di Termas. Saya dikasih Mbah Moen. Akhirnya, para cucu ngaji ke sini.

Coba, Sirojut Tholibin di cetak di mana-mana, termasuk Yaman. Namun, kita tahu nasibnya di Jampes.

Kiai-kiai NU itu sudah alim. Ngerti hukum secara tafsil, kok malah hobi bicara yang mujmal. Ini kan sudah mau pinter, di suruh goblok lagi.

Anda itu ngaji, sampai buka kamus, meneliti tiap kata, harusnya ngajarnya seperti itu. Agar tetap alim.

Ada kiai yang sehari manggung 3 kali. Padahal, pasti dia tidak paham problem dakwah di setiap tempat itu. Dia tidak tahu objeknya, tidak tahu obatnya. Pasti bicaranya standar, itu-itu saja, yang penting lucu dan menarik. Mana ada waktu untuk belajar lebih dalam?

Akhirnya ada orang ceramah ditambahi musik macam-macam. Karena dia tidak alim. Tidak terkontrol, yang penting menarik.

Akhirnya ya goblok beneran. Pondok NU juga ikut-ikutan tren. Bikin acara, ya pengajian umum. Yang datang banyak.

Masak, pondok NU mengundang Ustad/Kiai yg tidak jelas. Karena ikut tren tadi. Tidak tahu, keduanya itu kategorinya apa, detailnya mereka. Musibah lagi, warga NU membaca tulisan Gus Ulil, Nusron bahkan Abu Janda tapi tidak tahu naskahnya Mbah Hasyim Asy’ari.

Saya hanya ingin, tradisi ilmiah di NU itu kembali. Kiai tidak boleh diatur orang kaya. Jika tidak, NU bisa habis (orang alimnya). Saya di NU ditugasi ini, bukan yang lain. Maka, saat saya di Lirboyo, saya bilang ‘Gus Kafa, saya lebih senang disambut 4 santri yang benar-benar niat ngaji, daripada banyak santri yang niatnya tidak jelas’. Kemudian, setiap kali saya ke Lirboyo, anak, mantu, cucu dikumpulkan dulu ngaji sama saya.

Jika, kita 5 tahun saja memulai. NU akan hebat. Jika bukan anak kita yang jadi alim, cucu kita akan jadi ulama. Itulah NU. NU itu harusnya melahirkan kiai – allamah, bukan kiai-mubaligh seperti sekarang. Dan saya melihat sudah lampu merah. Padahal di zaman kakek saya, bahasa Arab itu seperti bahasa Jawa. Saya punya tulisannya Mbah Hasyim Asy’ari yang surat-suratan dengan kakek saya dengan bahasa Arab.

Keilmuan, kealiman ini jangan habis. Dulu para pendiri, kakek kita, allamah, punya naskah. Jika kita terus begini, bisa habis.

Copas FB Samsul Arifin

Sugeng ndalu . Lur
10/12/2024

Sugeng ndalu . Lur

Selamat pagi dulur , selamat beraktifitas ,semangat nglatihnya
10/12/2024

Selamat pagi dulur , selamat beraktifitas ,semangat nglatihnya

Selamat dan sukses terlantiknya sebagai ketua pagar nusa kec rembang AGUS M ZAINUL LULU S.Psi
09/12/2024

Selamat dan sukses terlantiknya sebagai ketua pagar nusa kec rembang AGUS M ZAINUL LULU S.Psi

Address

Jalan Raya Rembang Pengadegan
Purbalingga
53356

Telephone

+6285747240215

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when PAGAR NUSA PPMU posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to PAGAR NUSA PPMU:

Videos

Share