08/09/2024
*KHALIFAH UMAR MENANGIS MELIHAT PENDETA TUA*
disebutkan oleh Ibnu Katsir sebuah riwayat :
مَرَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ الله تعالى عَنْهُ بِدَيْرِ رَاهِبٍ، قَالَ فَنَادَاهُ يَا رَاهِبُ، فَأَشْرَفَ قَالَ فَجَعَلَ عُمَرُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ وَيَبْكِي، فَقِيلَ لَهُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَا يُبْكِيكَ مِنْ هَذَا؟ قَالَ: ذَكَرْتُ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِ: عامِلَةٌ ناصِبَةٌ تَصْلى نَارًا حامِيَةً فذاك الذي أبكاني
Umar bin Al-Khotthob melewati tempat tinggal seorang rahib (pendeta), lalu Umar memanggilnya, “Wahai sang pendeta”, lalu munculah sang pendeta. Maka Umarpun memandangnya dan menangis. Maka ditanyakan kepada beliau, “Wahai Amirul mukminin apa yang membuat anda menangis?” Beliau berkata, “Aku ingat firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam al-Qur’an : عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ “(karena) bekerja keras lagi kepayahan”, itulah yang membuatku menangis”. (Tafsir Ibnu Katsir 8/376)
Umar merenungkan para pendeta yang beribadah namun di atas kesesatan. Mereka berletih-letih beribadah di dunia tetapi di akhirat masuk neraka jahannam karena tidak diterima oleh Allah, hal inilah yang membuat ‘Umar menangis.
Jadi sikap seorang muslim bukanlah bergembira atas kedatangan Paus katolik, mestinya merasa kasihan kepadanya sebab kelak dia akan masuk jahannam kekal didalamnya.