06/06/2022
SYEIKHINA KH. MOCH. DJAMALUDDIN AHMAD: MENGHORMATI ORANG TUA KUNCI KESHOLEHAN SEORANG ANAK
Syeikhina KH. Moch. Djamaluddin Ahmad dawuh
Sopo wae seng hormat wong tuo, sopo wae seng ngopeni wong tuwo sarono ikhlas, insaallah kaleh Allah Swt dig*e wong Mulyo dunyo akhirat.Tapi, semono ugo kapan wong iku wanai wong tuo, bakala bahayani sampek keturunan ke 4.
"Barang siapa yang menghormati orang tuanya, yang mau ngeladeni orang tuanya dengan ikhlas insyaallah Allah Swt. Insaallah Allah Swt akan menjadikannya Mulya dunia akhirat. Akan tetapi, barang siapa yang menyakiti, berani dengan orang tua maka sebab perilaku akan bahayani sampai keturunan ke 4"
Syeikhina KH. Moch. Djamaluddin Ahmad bercerita bahwa Allah SWT pernah memberikan Wahyu kepada Nabi Uzair As.
"Uzair awakmu Ojo pisan-pisan gawe larane atine wong tua, wong seng g*e atine wong tuwo loro, bakal tak ghodob banjur tak laknat Sampek keturunan ke 4, makane awakmu pinter pinter g*e ridhone wong tuo seng pinter g*e seneng e wong tuwo. Wong seng g*e seneng atine wong tua tak berkahi sampek anak e turun 4"
Syeikhina KH. Moch. Djamaluddin Ahmad juga bercerita mengenai kisah Nabi Yusuf As. Yang tidak memiliki keturunan sebagai Nabi. Beliau bercerita, kisah ini ada di kitab Ihya' Ulumuddin Juz 2, Hal. 162.
"Ketika Nabi Yusuf As menjadi raja di Mesir, ayah Beliau, Nabi Yaqub datang ke Mesir, Nabi Yusuf tetap duduk di singgahsana kerajaan. Nabi Yusuf tidak berdiri untuk menyambut ayahnya.
Melihat seperti itu, Allah Swt langsung paring Wahyu (memberi Wahyu).
"Wahai Yusuf..., Awakmu gak gelem jumeneng (berdiri) opo awakmu rumongso awakmu luweh Mulyo, luweh agung tinimbang Bapak mu..!?. Wa Izzati wa Jalali,... aku gak bakal maringi anak awakmu seng dadi Nabi"
Ya Allah mong jalaran ora ngadek pas bapak e rawuh dadi jalaran ngoteniku, dawuh syeikhina KH. Moch. Djamaluddin Ahmad sambil menangis.
kemudian Syeikhina KH. Moch. Djamaluddin Ahmad dawuh:
Makane Kulo jenengan berusaha Seng bener bener Bekti Ten wong tuo, Sampek Nabi Muhammad Saw Dawuh:
والديك جنتك ونارك
"Orang tuamu bisa jadi surgamu, bisa jadi nerakamu"
Syeikhina KH. Moch. Djamaluddin Ahmad juga menceritakan satu kisah, yang di ceritakan oleh Uweis al- Yamani dalam kitab al-Nawadir yang di karang oleh Syeikh Ahmad Sihabbudin bin Salamah al-Qolyubi:
" Uweis al-Yamani bercerita ada seorang laki-laki duda memiliki anak 4 laki-laki. laki laki duda itu sakit-sakitan.
Melihat kondisi seperti itu, Anak yang pertama, mengumpulkan semua adek adeknya, kemudian ia berkata:
"Deek.... salah Siji awak dewe kudu Ono seng fokus ngopeni bapak. Seng biyayani bapak, kapan bapak Sedo, seng nompo waris seng ngopeni"
Adek yang No. 2 setuju, No 3 setuju, akan tetapi adek yang ke 4 (Ragil) tidak setuju, dan dia berkata:
"Seng biyayani bapak seng ngeramut bapak Iki seng ora usah oleh warisan, seng oleh warisan seng ora ngopeni...."
Mendengar jawaban itu, kakaknya merasa heran:
Lo...kok Aneh dek...!!. jawab Kakaknya
sampean gelem, ngeramut bapak...? Tanya kakaknya
Adek yang No 4 berfikir kalau mau merawat bapak sebab warisan jangan jangan nanti bapak di racun.
Akhirnya, adek yang ke 4 (Ragil) yang merawat bapak. hari berganti hari Akhirnya bapaknya meninggal.
Kemudian adeknya pamit untuk kembali ke rumah pribadinya serta berkata kepada kakak-kakaknya:
"Kulo wangsul mas Monggo waris e jengan bagi, aku ora usah di bagei"
Ketika sampai di rumah, baru satu hari tinggal di rumah, dia (adik ke 4) bermimpi bertemu orang tua (kakek-kakek), seraya ia berkata
"Ndek pojok Kono, Ono pendeman duwek 100 Dinar".
"Enten barokah e mboten mbah...?"
"Ora....!!" Jawab kakek
Ketika di pagi hari, ia menceritakan kejadian itu pada istrinya,. Istrinya menyuruhnya untuk mengambilnya. Akan tetapi dia tidak mau, karena tidak barokah.
Malam ke 2 dia bermimpi lagi, bertemu dengan orang tua itu lagi,
"Ndek pojok Kono, Ono pendeman duwek 10 Dinar"
"Barokah mboten Mbah...!? Tanyanya.
Ora...
Malam ke 3 mimpi lagi
"Dek pojok Kono Ono duwek 1 Dinar,"
Barokah mboten Mbah...? Tanyanya
Barokah le....
Kemudian, uang 1 Dinar itu di ambil, lantas ia pergi kepasar, di pasar dia bertemu dengan orang penjual ikan, ikanya delalah kembar. Banjur di tanya harganya pinten pak..?
1 dinar...le...
Ikanya di berikan istrnya untuk di masak, ketika di beteti, di dalam ikannya ada Belian yang indah, kemudian dia ingin menjualnya. Ketika dia bawa ke ahli perhiasan, kemudian di tanyakan.
" Ini berlian nopo Mbah, kok ngeten", tanyanya
"Lo le Iki berlian langka, gak Ono seng ISO tuku berlian Iki sangking larang e. Seandainya duwek e wong daerah Iki dikumpulke dadi siji g*e Nuku 1 berlian Iki durung ISO le" jawab penjual Berlian.
Lo...la banjur sinten Mbah seng saget tumbas...?
"Ono rojo le, sampean tawakne, kok pasti di tuku,..!!"
Akhirnya berlian itu di bawa kepada raja, dan di beli, dengan harga mas seberat 30 keledai.
"Le Iki ora ISO dadi perhiasan nek ora Ono pasangane,"
"Kulo nggeh gadah raja", jawabnya
Akhirnya dua perhiasa itu di beli oleh raja dengan harga mas setara dengan beratnya 60 keledai.
Lo....Niki poro bapak poro ibu, barokah e hormat wong tuwo, barokah e ngerawat wong tuo ikhlas lillahi ta'ala,
Kapan mbok mukyakne dadi surgo mu kapan mbok elek i dadi nerokomu
Monggo bareng bareng dedungo, Supados Kulo jenengan saget bakti kalihan wong tuo. Harus selalu hormat kepada orang tua...
Paling mboten purun dongaaken wekdal manton sholat