KAWAN BIJAK

KAWAN BIJAK Sahabat adalah ? jawablah sesuai kedekatan mu oleh perkataan dan tingkah laku nya.. ayo beropini!

20/12/2024

Knalpot motor mu sudahkah standar pendengaran mu? Kok belum bijak dalam berisik? **atenang

Rasulullah ﷺ bersabda, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: "Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk beribadat kepa...
27/06/2023

Rasulullah ﷺ bersabda, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: "Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk beribadat kepada-Ku niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Ku-tutupi kefakiranmu, dan jika engkau tidak berbuat (menyediakan waktu untuk beribadat kepadaKu) niscaya akan Ku-penuhi dadamu dengan kesibukan (keruwetan) dan tak akan Ku-tutupi keperluanmu (kefakiran)." (Riwayat Ahmad dari Abu Hurairah)

Bahagia Dengan Husnul Khatimah, Sengsara Dengan Su’ul KhatimahOlehKhalid bin ‘Abdurrahman asy Syayi’Keadaan seseorang sa...
17/05/2023

Bahagia Dengan Husnul Khatimah, Sengsara Dengan Su’ul Khatimah

Oleh
Khalid bin ‘Abdurrahman asy Syayi’

Keadaan seseorang saat tutup usia memiliki nilai tersendiri, karena balasan baik dan buruk yang akan diterimanya tergantung pada kondisinya saat tutup usia. Sebagaimana dalam hadits yang shahih :

إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَـوَاتِيْمُ رواه البخاري وغَيْرُهُ .

“ Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya ”. [HR Bukhari dan selainnya]

Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang shalih sangat merisaukannya. Mereka melakukan amal shalih tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal. Mereka berusaha merealisasikan wasiat Allah Azza wa Jalla :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri) ”. [Ali Imran/3 : 102]

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits dalam Shahih-nya, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma, dia mengatakan :

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ: إِِنَّ قُلُوْبَ بَنِيْ آدَمَ كُلُّهَا بَيْنَ أَصْبَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ، ثُمَّ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ : اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ .

“ Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah membolak-balikannya sesuai kehendakNya,” kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa: “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikan hati, palingkanlah hati-hati kami kepada ketaatanMu ”.

Itulah pentingnya kondisi tutup usia. Sementara itu, kondisi seseorang pada detik-detik terakhir kehidupannya ini, tergantung amal perbuatan pada masa lampau. Barangsiapa yang berbuat baik di saat waktu dan usianya memungkinan, maka insya Allah akhir hidupnya baik. Dan jika sebaliknya, maka sudah tentu kejelekan yang akan menimpanya. Allah tidak akan pernah menzhaliminya, meskipun sedikit.

Mengingat pentingnya masalah ini dan keharusan memperhatikannya, maka dengan memohon kepada Allah, tulisan ini kami angkat untuk menjadi pengingat kita semua.

HUSNUL KHATIMAH
Husnul khatimah adalah akhirnya yang baik. Yaitu seorang hamba, sebelum meninggal, ia diberi taufiq untuk menjauhi semua yang dapat menyebakan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya ia meninggal dalam kondisi ini.

Dalil yang menunjukan makna ini, yaitu hadits shahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ، قاَلُوُا: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ. رَواه الإمام أحمـد والترمذي وصحح الحاكم في المستدرك .

“ Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal .” [HR Imam Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak.

Husnul khatimah memiliki beberapa tanda, di antaranya ada yang diketahui oleh hamba yang sedang sakaratul maut, dan ada p**a yang diketahui orang lain.

Tanda husnul khatimah, yang hanya diketahui hamba yang mengalaminya, yaitu diterimanya kabar gembira saat sakaratul maut, berupa ridha Allah sebagai anugerahNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu ”. [Fushilat/41 : 30].

Kabar gembira ini diberikan saat sakaratul maut, dalam kubur dan ketika dibangkitkan dari kubur. Sebagai dalilnya, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ لِقَائَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَائَهُ، فَقُلْتُ: يَانَبِيَ الله! أَكَرَهِيَةُ المَوْتِ، فَكُلُّنَا: نَكْرَهُ المَوْتَ؟ فَقَالَ: لَيْسَ كَذَلِكَ، وَلَكِنِ المُؤْمِنُ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضِوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، وَإِنَّ كَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللهِ وَسُخْطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ وَكَرِهَ اللهُ لِقَائَهُ .

“ Barangsiapa yang s**a bertemu Allah, maka Allahpun s**a untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak s**a bertemu Allah, maka Allah pun benci untuk bertemu dengannya”. ‘Aisyah bertanya,”Wahai Nabi Allah! Apakah (yang dimaksud) adalah benci kematian? Kita semua benci kematian?” Rasulullah menjawab,”Bukan seperti itu. Akan tetapi, seorang mukmin, apabila diberi kabar gembira tentang rahmat dan ridha Allah serta SurgaNya, maka ia akan s**a bertemu Allah. Dan sesungguhnya, orang kafir, apabila diberi kabar tentang azab Allah dan kemurkaanNya, maka ia akan benci untuk bertemu Allah, dan Allahpun membenci bertemu dengannya ”.

Mengenai makna hadits ini, al Imam al Khatthabi mengatakan : “Maksud dari kecintaan hamba untuk bertemu Allah, yaitu ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Karenanya, ia tidak senang tinggal terus-menerus di dunia, bahkan siap meninggalkannya. Sedangkan makna kebencian adalah sebaliknya”.

Imam Nawawi berkata,”Secara syari’at, kecintaan dan kebencian yang diperhitungkan adalah, saat sakaratul maut, saat taubat tidak diterima (lagi). Ketika itu, semuanya diperlihatkan bagi yang sedang naza’ (proses pengambilan nyawa), dan akan nampak baginya tempat kembalinya.”

TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH
Tanda-tanda husnul khatimah banyak yang telah disimpulkan oleh para ulama dengan penelitian terhadap nash-nash yang terkait. Di sini kami bawakan sebagian tanda-tanda tersebut, di antaranya :

1. Mengucapkan kalimat syahadat saat akan meninggal.
Dalilnya adalah hadits riwayat al Hakim dan selainnya, bahwasannya Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

مَنْ كَانَ آخِرُ كـلاَمـِهِ : لاَ إِ لَهَ إِ لاَ اللهُ دَخـَلَ الجـَــنَّةَ .

“ Barangsiapa yang akhir ucapannya لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ , maka ia masuk surga ”.

2. Meninggal dengan kening berkeringat.
Berdasarkan hadits riwayat Buraidah bin al Hashib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَوْتُ المُؤْمِنِ بِعِرْقِ الجَبِيْنِ. رَواه أحـمد والترمذي

“ Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening ”.

3. Meninggal pada malam Jum`at atau siangnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

“ Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum`at atau malam Jum`at, melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur ”. [HR Ahmad dan Tirmidzi]

4. Mati syahid di medan jihad di jalan Allah, atau mati saat menempuh perjalanan untuk peperangan di jalan Allah, mati karena tertimpa sakit tha’un (pes), atau mati karena tenggelam. Dalilnya adalah hadits riwayat Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ

“ Siapakah orang yang syahid menurut kalian?” Para sahabat menjawab,”Orang yang terbunuh di jalan Allah, maka ia syahid”. Rasulullah bersabda,”Kalau begitu, orang yang mati syahid dari umatku sedikit,” mereka bertanya,”Kalau begitu, siapa wahai Rasulullah?” Beliau n menjawab,”Orang yang terbunuh di jalan Allah, ia syahid. Orang yang mati di jalan Allah, maka ia syahid. Orang yang mati karena sakit tha’un, maka ia syahid. Barangsiapa yang mati karena sakit perut, maka ia syahid. Dan orang yang (mati) tenggelam adalah syahid ”.

5. Mati karena tertimpa reruntuhan.
Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

الشُّـهَدَاءُ خَمْسَةٌ: المَـطْعُوْنُ، المَـبْطُوْنُ، والغَـرْقُ وَصَاحِبُ الهَـدْمِ والشَّهِـيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ .

“ Orang yang mati syahid ada lima, (yaitu) : orang yang (mati) terkena penyakit tha’un, sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang terkena reruntuhan dan orang yang syahid di jalan Allah ”.

6. Tanda husnul khatimah, yang khusus bagi wanita, ialah meninggal saat nifas, ataupun meninggal saat sedang hamil.
Dalilnya, hadits riwayat Imam Ahmad dan selainnya, dengan sanad yang shahih dari ‘Ubadah bin ash Shamit Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan beberapa syuhada’, di antaranya :

وَالمَـرْأَةُ يَقْتُلُهَا وَلَدُهَا جَمْعَاءُ شَهَادَةٍ، يَجُرُّهَا وَلَدُهَا بِسَرِرِهِ إِلَى الجَـنَّةِ .

“ Dan wanita yang dibunuh anaknya (karena melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak itu akan menariknya dengan tali pusarnya ke Surga .”

7. Meninggal karena terbakar dan radang selaput dada.
Sebagai dalilnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebutkan macam-macam orang yang mati syahid, termasuk orang yang mati terbakar. Demikian p**a orang yang meninggal lantaran menderita radang selaput dada, yaitu bengkak yang meradang, nampak pada selaput yang ada di bagian dalam tulang-tulang rusuk.Adapun haditsnya diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya.

8. Diantara dalil yang menjelaskan jenis kematian syahid yang lain adalah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan an Nasaa-i dan selain keduanya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قُتِلَ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِـيْدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ أَهْلِِهِ فَهُوَ شَهِـيْدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دِيْنِهِ فَهُوَ شَهِـيْدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُوْنَ دَمِه فَهُوَ شَهِـيْدٌ .

Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela keluarganya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela agamanya, maka ia syahid. Dan barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya, maka ia syahid .

9. Meninggal karena sedang ribath (menjaga wilayah perbatasan) di jalan Allah Ta`ala.
Berdasar hadits riwayat muslim dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ

“ Berjaga-jaga sehari-semalam (di daerah perbatasan) lebih baik daripada puasa beserta shalat malamnya selama satu bulan. Seandainya ia meninggal, maka pahala amalnya yang telah ia perbuat akan terus mengalir, dan akan diberikan rizki baginya, dan ia terjaga dari fitnah ”.

10. Meninggal dalam keadaan melakukan amal shalih.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ



“ Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah karena mencari wajah (pahala) Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surg. Barangsiapa berpuasa karena mencari wajah Allah kemudian amalnya diakhiri dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa bershadaqah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga . [HR Imam Ahmad dan selainnya]”.

Demikian beberapa tanda husnul khatimah yang telah disimpulkan dari berbagai nash. Syaikh Muhammad Nashirudin al Albani mengingatkan hal itu di dalam kitab beliau, Ahkamul Janaiz .

Akan tetapi, ketahuilah wahai saudara-saudaraku, bahwa terlihatnya salah satu di antara tanda-tanda itu pada satu mayit, bukan berarti dia pasti menjadi penduduk Surga. Namun diharapkan, itu sebagai pertanda baik baginya. Sebagaimana jika tanda-tanda itu tidak pada satu mayit, maka janganlah divonis bahwa seseorang ini tidak baik. Semua ini merupakan masalah ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Azza wa Jalla.

PENYEBAB HUSNUL KHATIMAH
1. Faktor terpenting, yaitu kontinyu melakukan ketaatan dan bertakwa kepada Allah. Intinya ialah merealisasikan tauhid, menjauhi hal-hal yang diharamkan, dan segera bertaubat dari perbuatan haram yang melumurinya. Tindakan yang paling diharamkan adalah syirik, baik syirik besar maupun syirik kecil. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“ Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar ”. [an Nisaa/4 : 48].

2. Hendaknya berdoa kepada Allah Azza wa Jalla dengan sungguh-sungguh agar diwafatkan dalam keadaan beriman dan bertakwa.

3. Hendaknya mengerahkan segala kemampuan dalam memperbaiki diri, secara lahir dan batinnya, niat dan maksudnya diarahkan untuk memperbaiki diri. Ketentuan Allah di alam ini telah berlaku. Allah memberikan taufik kepada orang yang mencari kebenaran. Allah akan mengokohkannya di atas al haq serta menutup amalnya dengan al haq itu.

SU`UL KHATIMAH
Su’ul khatimah (akhir yang buruk) adalah, meninggal dalam keadaan berpaling dari Allah Azza wa Jalla, berada di atas murkaNya serta meninggalkan kewajiban dari Allah.

Tidak diragukan lagi, demikian ini akhir kehidupan yang menyedihkan, selalu dikhawatirkan oleh orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjauhkan kita darinya.

Terkadang nampak pada sebagian orang yang sedang sakaratul maut, tanda-tanda yang mengisyaratkan su’ul khatimah, seperti : menolak mengucapkan syahadat, justru mengucapkan kata-kata jelek dan haram, serta menampakkan kecendrungan padanya, dan lain sebagainya.

Kami perlu menyebutkan sebagian contoh nyata kejadian tersebut.

Kisah yang dibawakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya, al Jawaabul Kaafi, bahwa ada seseorang saat sakaratul maut, dia diingatkan, “Ucapkanlah : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ “ Lalu orang itu menjawab: “Apa gunanya bagiku. Aku pun tidak pernah mengerjakan shalat karena Allah, meskipun sekali,” akhirnya ia pun tidak mengucapkannya.

Al Hafizh Rajab rahimahullah dalam kitab Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, menukil dari salah satu ulama, ‘Abdul ‘Aziz bin Abu Rawwad, beliau berkata: “Aku menyaksikan seseorang, yang ketika hendak meninggal ditalqin (diajari) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ .Akan tetapi, ia mengingkarinya pada akhir ucapannya.

Kemudian Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bertanya kepadanya tentang orang ini. Ternyata ia seorang pecandu khamr (minuman keras). Selanjutnya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz berkata: “Takutlah kalian terhadap perbuatan-perbuatan dosa, karena perbuatan dosa itu yang telah menjerumuskannya”.

Hal serupa juga diceritakan oleh al Hafizh adz Dzahabi rahimahullah, ada seorang yang bergaul dengan pecandu khamr, maka saat ajal akan tiba, dan ada seseorang yang datang untuk mengajarinya syahadat, ia malah mengatakan : “Minumlah dan beri aku minum,” kemudian ia meninggal.

Al ‘Alamah Ibnul Qayyim rahimahullah bercerita mengenai seseorang yang diketahui gemar musik dan mendendangkannya. Tatkala wafat menjemputnya, dia diingatkan, katakanlah : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ , (tetapi) dia justru mulai mengigau dengan lagu sampai kemudian mati tanpa mengucapkan kalimat tauhid.

Beliau rahimahullah juga berkata: “Sebagian pedagang mengabarkan kepadaku tentang karib-kerabatnya yang hampir meninggal, sementara mereka di sisinya. Mereka mentalkinkan لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ , namun ia mengigau “ini murah, ini barang bagus, ini begini dan begitu,” sampai ia meninggal dan tanpa bisa melafazhkan kalimat tauhid”.

Berikut ini, kami bawakan keterangan Ibnul Qayyim rahimahullah. Komentar ini dibawakan setelah menyebutkan kisah-kisah di atas. Beliau rahimahullah berkata:

“Subhanallah, betapa banyak orang yang menyaksikan ini mendapatkan pelajaran? Apabila seorang hamba, pada saat sadar, kuat, serta memiliki kemampuan, dia bisa dikuasai setan, ditunggangi perbuatan maksiat yang diinginkannya, mampu membuat hatinya lalai dari mengingat Allah Azza wa Jalla, menahan lisannya dari dzikir, dan (begitu p**a) anggota badannya dari mentaatiNya, lalu bagaimana kiranya ketika kekuatannya melemah, hati dan jiwanya kacau karena sakitnya naza’ (tercabutnya nyawa) yang sedang dia alami? Sementara saat itu, setan mengerahkan seluruh kekuatan dan konsentrasinya, dan menghimpun semua kemampuannya untuk mencuri kesempatan. Sesungguhnya ini adalah klimaks. Saat itu, hadir setan yang terkuat, sementara si hamba dalam kondisi paling lemah. Siapakah yang selamat?

Pada saat kondisi ini:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“ Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki ”. [Ibrahim/14 : 27].

Maka, orang yang dilalaikan hatinya dari mengingat Allah, (selalu) memperturutkan nafsunya dan melampaui batas, bagaimana mungkin diberi petunjuk agar husnul khatimah? Orang yang hatinya jauh dari Allah Azza wa Jalla, lalai dariNya, mengagungkan nafsunya, menyerahkan kepada syahwatnya, lisannya kering dari dzikir, serta anggota badannya terhalang dari ketaatan dan sibuk dengan maksiat, maka mustahil diberi petunjuk agar akhir kehidupannya baik (husnul khatimah).

SU`UL KHATIMAH MEMPUNYAI DUA TINGKATAN
1. Tingkatan terbesar dan terjelek.
Yaitu orang yang hatinya penuh dengan keraguan dan penentangan saat sakaratul maut, kemudian ia mati dalam keadaan seperti ini, Maka, hal ini akan menjadi penghalang antara dia dan Allah.

2. Tingkatan yang lebih rendah.
Yaitu orang yang hatinya cenderung kepada urusan dunia atau keinginan syahwatnya, lalu keinginan ini tergambar di dalam hatinya saat sakaratul maut. Biasanya, seseorang meninggal dalam kondisi yang biasa ia lakoni pada kehidupan nyatanya. Jika jelek, maka akhirnya juga jelek. Semoga Allah melindungi kita dari keduanya.

SEBAB-SEBAB SU`UL KHATIMAH
Dari uraian ini, maka nampak jelas, bahwa penyebab su’ul khatimah adalah, lawan dari penyebab husnul khatimah yang telah disebutkan.

Penyebab utamanya adalah kerusakan aqidah. Di antara penyebabnya juga adalah, rakus terhadap dunia, mencarinya dengan cara-cara haram, berpaling dari jalan kebaikan, serta terus-menerus melakukan perbuatan maksiat.

PENUTUP
Semoga Allah melindungi kita dari su’ul khatimah. Seseorang yang amalan lahirnya baik, serta batinnya juga senantiasa bersama Allah, jujur dalam perkataan dan perbuatan, maka dia tidak akan mengalami su’ul khatimah. Sebaliknya, su’ul khatimah akan dialami oleh orang yang aqidahnya rusak, amalan lahirnya pun rusak, berani melakukan dosa-dosa besar, bahkan mungkin dia malakukan itu sampai ajal menjemput tanpa sempat bertaubat.

Karena itu, selayaknya bagi orang yang berakal agar mewaspadai ketergantungan hatinya terhadap perbuatan-perbuatan haram, dan mengharuskan hati, lisan serta anggota badannya untuk mengingat Allah Azza wa Jalla dan tetap taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di manapun berada.

Ya Allah, jadikanlah amal terbaik kami sebagai penutup amal kami. Jadikanlah umur terbaik kami sebagai akhirnya. Dan jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari kami menjumpaiMu.

Ya Allah, berilah taufik kepada kami untuk melaksanakan berbagai kebaikan dan menjauhi semua kemungkaran.

( Diterjemahkan dari kutaib, Husnul Khatimah wa Su-uha, al Ma’na, al ‘Alamat, al Asbab, Khalid bin ‘Abdurrahman asy Syayi’. Dar Balansiah Cet. I Th. 1422 H/2001 M )

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

sumber: https://almanhaj.or.id/10700-bahagia-dengan-husnul-khatimah-sengsara-dengan-suul-khatimah-2.html

Pengertian Hadits.Islam adalah agama cinta dan kasih sayang yang mengajak dan memotivasi umat manusia untuk mewujudkan h...
23/01/2023

Pengertian Hadits.

Islam adalah agama cinta dan kasih sayang yang mengajak dan memotivasi umat manusia untuk mewujudkan hal tersebut diantara mereka. Oleh karena itu disyariatkan sebab-sebab yang dapat mewujudkan tujuan mulia ini, diantaranya menunaikan kewajiban sosial antar individu kaum muslimin berupa menebarkan salam, mendatangi undangan, saling menasehati, mendoakan orang yang bersin, menjenguk orang sakit dan mengantar jenazah.

Enam perkara yang menjadi kewajiban setiap mukmin untuk memperhatikan dan mengamalkannya sehingga Rasulullah jadikan sebagai hak seorang muslim atas muslim lainnya. Enam hak ini adalah :

Apabila bertemu, hendaknya memberi salam kepada saudaranya dan saudaranya tersebut menjawab salamnya, sehingga terwujud persaudaraan dan saling cinta diantara mereka. Oleh karena itu Rasulullah bersabda:

لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

Tidaklah kalian masuk syurga sampai beriman dan tidaklah beriman hingga saling mencintai. Maukah engkau aku tunjukkan pada sesuatu yang apabila kalian lakukan akan menjadikan kalian saling mencintai? Tebarkan salam (HR Muslim no. 54). Jelaslah menebarkan salam adalah tanda adanya kecintaan diantara kaum muslimin.

jika diundang untuk menghadiri walimah atau selainnya, maka penuhilah undangannya apabila tidak ada disana kemungkaran atau udzur syari. Karena diantara manfaatnya adalah terjadinya pertemuan antar kaum muslimin dan terjadi hubungan baik diantara mereka khususnya kerabat yang wajib disambung. Hal ini jangan diremehkan karena Nabi sendiri bersabda:

إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيمَةِ فَلْيَأْتِهَا

Apabila diundang salah seorang kalian pada resepsi pernikahan maka datangilah. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Namun apabila di dalam acara tersebut ada kemungkaran dan hal-hal yang diharamkan syariat agama maka terlarang seorang muslim berangkat memenuhi undangan tersebut, karena kerusakan dan dosanya lebih besar dari maslahatnya. Demikian juga bila tidak dapat memenuhi undangan tersebut karena kesibukan dan udzur lainnya maka hendaknya menyampaikan permintaan maaf atas ketidak hadirannya.

Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya. Nasehat disini mencakup semua kebaikan kepada yang diberi nasihat baik perkataan maupun perbuatan baik bersifat duniawi ataupun ukhrawi. Hendaknya seorang muslim bila dimintai nasehat atau mas**an yang baik oleh saudaranya untuk memberikan tanpa ada kedustaan atau khiyanat. Misalnya ada yang minta nasehat dan mas**an tentang satu barang yang akan dibelinya, maka hendaknya dia memberikan nasehat yang benar dan valid kepadanya. Nasehat antar muslimin penting sampai Nabi menjadikan sebagai sesuatu yang menjadi obyek bai’at beliau. Sahabat Jarir bin Abdillah berkata:

بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Aku membai’at Rasulullah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menasehati setiap Muslim. (Muttafaqun ‘alaihi).

Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’(semoga Allah memberikanmu rahmat) dengan mengembalikan anggota badan yang bersin kembali seperti semula dan tidak berubah. Kemudian orang yang bersin ini membalas dengan mengucapkan : Yahdikumullahu Wa Yuslihu Baalakum. Sebagaimana diajarkan Nabi dalam sabdanya:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَإِذَا قَالَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَلْيَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

Apabila salah seorang kalian bersin makahendaknya mengucapkan; Alhamdulillah dan saudaranya atau temannya hendaknya berkata: Yarhamukallah. Apabila ia berkata kepadanya Yarhamukallah , maka orang yang bersin hendaknya menjawab: Yahdikumullahu wa Yushlihu Baalakum. (HR al-Bukhari no. 6224)

Dalam hadits lainnya, Nabi bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُل: الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلْيَقُلْ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ وَلْيَقُلْ هُوَ: يَغْفِرُ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ

Apabila salah seorang kalian bersin maka hendaknya mengucapkan; Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamanin dan hendaknya berkata kepadanya: Yarhamukallah. Dan ia hendaknya menjawab: Yaghfirullahu lana wa lakum (HR ath-Thabari dalam al-Kabir dan al-Haakim dari Saalim bin ‘Ubaid al-Asyja’I dan dinilai shahih oleh al-Albani dalm al-Misykah 4741).

Apabila dia sakit, jenguklah dia. Diantara manfaat menjenguk orang sakit adalah menguatkan semangat orang yang sakit untuk bersabar dan meyakinkannya bahwa Allah akan menyembuhkannya serta semua yang menimpanya adalah penghapus dosa dan kesalahannya. Seorang muslim hendaknya bersemangat untuk menjenguk orang sakit apalagi dari kerabatnya.
Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman),
Sudah sepatutnya seorang muslim memperhatikan hak-hak ini sebagai tangga untuk tolong menolong dan cinta karena Allah.

baca lengkap nya di:
https://binabbas.org/2021/01/6-hak-seorang-muslim-terhadap-muslim-lainnya/

Hakikat Dunia Dalam IslamDunia menurut islam hakikatnya hanyalah permainan dan sifatnya fana atau tidak abadi. Dunia ada...
22/01/2023

Hakikat Dunia Dalam Islam
Dunia menurut islam hakikatnya hanyalah permainan dan sifatnya fana atau tidak abadi. Dunia adalah tempat dimana manusia hidup dan beraktifitas serta menjalankan segala urusannya terutama untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dunia diciptakan oleh Allah beserta isinya untuk mendukung kehidupan manusia dan memenuhi segala kebutuhannya, meskipun demikian keindahan dunia dan segala yang ada didalamnya justru membuat manusia lupa atas tujuan penciptaannya dan melupakan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Al hadid ayat 20 bahwa dunia ini sebenarnya hanya permainan belaka, sebagaimana yang disebutkan berikut ini :

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ". (Qs Al Hadid ; 20)

Tipu daya Dunia
Sungguh dunia ini penuh dengan tipu daya dan muslihat dan membuat manusia terlena dibuatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga merasa khawatir apabila umatnya terpedaya oleh dunia dan melupakan kehidupan akhirat sebagai tujuan hidupnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut :

إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها

“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian" [HR Bukhari Muslim]

Keutamaan Akhirat Dibandingkan Dunia
Saat ini manusia berlomba-lomba mengejar dunia dan berusaha untuk mencari kesenangan dunia dengan berbagai cara termasuk dengan cara-cara yang diharamkan. Banyak manusia yang terperdaya dunia dan tidak menganggap bahwa dunia sebenarnya hanya tempat singgah saja dan akhirat adalah sesuatu yang seharusnya dikejar.

Terlalu larut dalam dunia justru akan membuat manusia lupa dengan akhirat dan akhirnya melupakan kewajibannya kepada Allah SWT termasuk meninggalkan shalat wajib dan ibadah lainnya.. Dibandingkan dengan dunia, akhirat adalah tempat yang kekal dan abadi jadi sudah selayaknya manusia lebih mendahulukan kepentingan akhirat dibandingkan dengan kepentingan duniawi. Allah SWT berfirman

مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا* وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’: 18-19).

Balasan Bagi Mereka Yang Mementingkan Dunia
Seringkali manusia tidak sadar bahwa ia lebih mengutamakan dunia dibandingkat akhirat dan manusia tersebut akhirnya melalaikan kewajiban kepada Allah SWT sebagaimana orang-orang kafir. Orang-orang kafir didunia gemar berfoya-foya dan bersenang-senang dengan harta yang mereka miliki dan terkadang mereka juga menertawakan mereka yang berbuat amal shaleh dan bersabar atas segala ujian yang diberikan Allah SWT.

Allah sendiri menjamin bahwa orang-orang mukmin yang bersabar didunia untuk kehidupan diakhirat, mereka akan mendapat balasannya diakhirat kelak demikian juga para kaum kafir. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam ayat berikut :

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ * وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ * وَإِذَا انقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمُ انقَلَبُوا فَكِهِينَ * وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَضَالُّونَ * وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ * فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ * عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ * هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin.Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-Muthaffifin: 29-36)

Berlomba-lomba Dalam kebaikan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya untuk manusia dan dengan tujuan agar manusia beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu selama hidup di dunia selayaknya manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu menjalankan kewajiban dan menjauhi larangannya sebagai bentuk rasa iman dan taqwa kepada Allah SWT Allah SWT berfirman

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS Al Hadid 21)

Dunia ini memang nampak sangat menarik dan menggoda. Semoga kita senantiasa bisa istiqomah untuk menjalankan kewajiban kita kepada Allah SWT. Amin...

Address

Tegal

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when KAWAN BIJAK posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share