14/01/2025
Program makan bergizi gratis (MBG) di Surabaya yang dimulai kemarin (13/1) diikuti 14 sekolah dengan sasaran lebih dari 7.309 siswa dari berbagai jenjang. Mulai PAUD, SD, SMP, hingga SMA dan SMK. Badan Gizi Nasional (BGN) menyelenggarakan MBG di sepuluh sekolah di Kecamatan Wonocolo untuk 3.301 anak dan di Rungkut 3.008 siswa. Sedangkan makan bergizi untuk empat sekolah lainnya yang diselenggarakan pengelola ojek online menyasar sekitar seribu siswa.
Salah satunya SMPN 13 Surabaya di Wonocolo. Wildan Azka Maulana, murid sekolah tersebut, merasa puas dengan cita rasa menu hari pertama kemarin. Yakni, nasi, ayam teriyaki, oseng buncis, wortel, tahu, semangka, dan susu. Dia merasa porsi nasi yang disajikan kurang. Dia telanjur tak membawa bekal dari rumah. Wildan pun berharap porsi nasi bisa ditambah agar tidak perlu lagi makan sebelum pulang sekolah. ”Kalau ayam sayurnya, enak semua,” tuturnya kemarin.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa pelaksanaan MBG masih dalam tahap percobaan. Jika ada kekurangan, hal itu akan diperbaiki. ”Ini program baik, jangan ada yang menggembosi. Kalau ada yang kurang, mari kita lengkapi bersama,” ujarnya. Eri juga mengevaluasi. Misalnya, penyesuaian porsi sesuai dengan jenjang pendidikan mengingat kebutuhan kalori siswa TK, SD, SMP, hingga SMA berbeda. Dari data BGN, kandungan kalori dalam menu MBG tercatat 444 kalori. Sisa makanan juga menjadi salah satu evaluasi. Dia minta wadah makan dari plastik diganti stainless steel. ”Wadah plastik yang digunakan sebagai tempat makan aman dan tidak berbahaya,” jelas dia.
Wujud tempat makan stainless dibawa ke SMPN 13 kemarin. Wadah tersebut ditunjukkan kepada Eri sebagai tempat menu MBG. Menurut Eri, stainless itulah yang digunakan seterusnya untuk MBG. Sedangkan wadah plastik hanya sementara. ”Menunggu ketersediaan di penyedia makanan,” jelas dia
Selengkapnya beli dan baca koran Jawa Pos edisi Selasa (14/1)