19/04/2024
SUAMI YANG S**A MEMERINTAH bab 1 - Bulan Kedelapan Masa Kehamilan
"Plak..."
Wajah Maya Sebastian menerima sebuah tamparan. P**i wanita itu terasa sakit dan telinganya berdengung.
Dia terhuyung beberapa langkah ke belakang. Satu tangan secara naluriah melindungi perutnya yang membuncit, sementara tangannya lainnya memegang pipinya yang bengkak.
"Maya, beraninya kamu melakukan perbuatan kejam seperti ini pada Moza! Sejak aku membawa Moza ke keluarga ini, kamu selalu mencari-cari kesalahan kami. Sekarang kamu malah menyerang Moza menggunakan pisau... Jika sesuatu terjadi pada putriku, aku tidak akan pernah memaafkan dirimu, Maya Sebastian!"
Di ruang tamu.
Setelah Garcia Handayani berteriak histeris, dia berjongkok ke lantai memeluk Moza yang berlumuran darah.
"Ini bukan perbuatanku! Aku tidak pernah menyentuh Moza!" Maya mencengkram lengan baju Aldi Kusuma dengan erat, seolah itu penyelamat terakhirnya, "Aldi, percayalah, aku benar-benar tidak melukai Moza!”
“Bukan perbuatanmu?” pria itu melepas cengkraman Maya dan memelototinya dengan mata merah, “Tidak ada orang lain di ruangan ini selain kalian berdua. Apakah Moza sengaja melukai dirinya sendiri dengan pisau buah?"
“Tapi memang Moza pelakunya! Dia yang menusuk dirinya sendiri!”
"Dasar wanita jalang! Enyahlah dari dunia ini!"
Mata Aldi memerah saat mendengar Maya membela diri. Dia sudah tidak tahan lagi!
Aldi mengangkat salah satu kakinya dan menendang perut buncit Maya dengan sekuat tenaga. Tendangan itu membuat tubuh Maya tersungkur ke belakang. Perut wanita itu membentur sudut meja, menyebabkan rasa sakit yang menusuk ke seluruh tubuhnya.
"Ah!"
Maya menjerit kesakitan dan jatuh ke lantai, tangannya memeluk perutnya yang sakit.
Dia bisa merasakan sesuatu yang panas dan basah mengalir di kakinya.
Maya merasa ketakutan dan putus asa.
"Aldi..."
"Selama ini aku buta telah menolak adikmu yang baik hati dan memilih bersama dengan wanita berhati kejam sepertimu, Maya Sebastian!"
Hati Maya terasa dingin. Kata-kata yang di ucapkan Aldi sangat menyakitkan.
Satu jam yang lalu, dia sedang menunggu kedatangan Aldi yang akan mengantarnya ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin kehamilan. Tapi Moza tiba-tiba datang, lalu menunjukkan foto-foto mesra Aldi dan dirinya!
"Aldi dan aku saling mencintai, dia sudah tidak mencintaimu lagi!"
"Apa kamu tahu kenapa dia belum putus dengan wanita seperti dirimu? Apa kamu pikir kamu sedang mengandung anaknya? Hahaha! Berhentilah bermimpi! Apa kamu pikir aku akan membiarkan dirimu mengandung anak Aldi! Anak yang ada dalam kandunganmu saat ini bukanlah darah daging Aldi!”
"Di dunia ini, akulah orang yang paling mencintainya!"
"Aku bersedia melakukan apa pun agar bisa berada di sisi pria yang aku cintai!"
Tidak lama kemudian, Maya tahu apa yang dimaksud Moza dengan "bersedia melakukan apapun". Setelah mendengar bel pintu berbunyi, dia berlari mengambil pisau di dapur lalu menusuk perutnya sendiri.
Peristiwa itu terjadi begitu cepat, Garcia bergegas menuju ruang tamu dan berteriak dengan keras. Teriakan Garcia menarik perhatian Aldi yang langsung mendobrak pintu depan untuk masuk ke ruang tamu.
Dan disinilah mereka sekarang!
Maya berbalik badan untuk melihat keadaan Moza.
Moza yang berlumuran darah yang sedang berbaring di pelukan Garcia, terlihat lemah tapi menunjukkan senyuman kemenangan!
Maya tidak percaya dengan kejadian yang dia alami!
Bagaimana mungkin seseorang begitu kejam pada dirinya sendiri untuk mencapai tujuannya?
Perutnya terasa semakin sakit!
Darah terus mengalir deras di antara kakinya!
Saat ini, wajahnya terlihat pucat karena kehilangan banyak darah. Dia mengulurkan tangan kepada Aldi dan memohon dengan putus asa, "Aldi, anak kita, tolong anak kita..."
"Anak itu bukan milik kita! Anak dalam kandunganmu itu hanya milikmu sendiri!"
"Apa maksudmu?"
“Karena sudah sampai titik ini, aku akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi!” Aldi berjalan ke arah Moza lalu memeluknya dengan lembut. Dia melihat Moza dengan raut wajah khawatir, "Bukan aku yang bersamamu pada malam pernikahan sepupumu delapan bulan yang lalu!"
Mata Maya membelalak ngeri.
"Apa? Kamu bilang apa?"
"Malam itu, aku menghabiskan sepanjang malam bersama Moza. Kamu adalah pengiring pengantin hari itu. Moza masih sangat muda dan impulsif, dia mencampur obat ke dalam anggur yang kamu pegang dan mencarikan seseorang untuk menemanimu... Setelah pesta pernikahan selesai, kalian semua beristirahat di vila sisi gunung. Moza menceritakan semuanya saat aku tiba keesokan harinya. Aku takut kamu melapor polisi saat mengetahui perbuatan Moza. Itu sebabnya aku memutuskan untuk membiarkan kamu percaya bahwa kita telah tidur bersama malam itu, tapi semua itu adalah kebohongan!"
"Moza masih sangat muda... sedikit Impulsif?" Suara Maya gemetar, dia mengangkat kepala dan berteriak keras, "Bagaimana denganku! Kalian tidak pantas membuatku kehilangan kesucianku, kalian tidak berhak membuatku mengandung anak dari pria lain! Kenapa kalian tega menjebakku seperti ini?"
Aldi memeluk Moza, dia melihat Maya dengan meremehkan, "Aku ingin putus denganmu setelah kejadian malam itu! Kita telah bersama selama tiga tahun, selama ini aku selalu berpikir kamu adalah gadis lugu dan baik hati, jadi aku tidak tega menyakitimu! Tapi sekarang aku tahu bahwa wajah lugu dan sikap lemah lembutmu itu semuanya palsu. Hari ini kamu bahkan mencoba membunuh Moza!"
"Maya, anggap saja saat itu aku buta karena tidak bisa melihat wajahmu aslimu! Mulai hari ini, kita tidak ada hubungan satu sama lain lagi!"
Setelah selesai berbicara, tanpa melihat ke arah Maya sedikitpun, Aldi meninggalkan ruangan sambil menggendong Moza yang berdarah!
.....
Rasa sakit di perutnya semakin bertambah kuat.
Darah masih mengalir!
Maya yang kehilangan banyak darah, kepalanya mulai pusing.
Dia berbaring di lantai yang dingin, mengusap perutnya yang membuncit, air mata tidak berhenti mengalir di wajahnya.
Hatinya dipenuhi kebencian!
Maya sangat membenci mereka!
Saat mengetahui berita kehamilan, Maya sangat bahagia!
Dia mengira dia akhirnya memiliki anak dengan pria yang sangat dia cintai!
Dia sangat menantikan kelahiran anaknya dan membayangkan seperti apa wajah anaknya nanti. Apakah anak mereka akan terlihat seperti dirinya atau Aldi...?
Tapi sekarang pria yang dia cintai mengatakan bahwa semuanya hanyalah kebohongan belaka!
Orang-orang yang tidak punya hati ini... Kenapa mempermainkan perasaannya seperti ini!
"Brak."
Suara pintu dibanting hingga tertutup!
Maya menutup mata dengan putus asa, tapi ada sebuah bayangan yang menyelimuti tubuhnya.
Dia segera membuka mata dan menyadari Garcia sedang menatapnya dengan tatapan kejam.
“Apakah saat ini kamu merasa sangat kesakitan? Ini baru permulaan!”
"Apa yang akan kamu lakukan?"
"Apa yang ingin aku lakukan? Tentu saja aku akan menyingkirkan orang yang menghalangi kebahagiaan putriku!"
Maya dipenuhi oleh rasa takut, dia tanpa sadar mundur menjauhi wanita itu, "Membunuh seseorang adalah melanggar hukum!"
"Melanggar hukum? Haha! Kamu terjatuh dan menabrak sudut meja yang mengakibatkan pendarahan hebat dan keguguran, lalu mati. Semua itu tidak ada hubungannya denganku!"
Setelah selesai berbicara, Garcia menginjak perut Maya dengan mengerahkan seluruh kekuatan pada tumitnya.
"Ah.." Maya berteriak dan tanpa sadar menutupi perutnya, "Berhenti! Aku mohon berhentilah!"
"Maya, jangan salahkan aku! Kamu adalah putri Latifah! Kalian berdua hanyalah orang yang membuat kesalahan dengan menghalangi kepentinganku dan Moza! Latifah menghalangi kepentinganku, jadi aku menyingkirkannya. Dan sekarang kamu menghalangi kebahagiaan putriku, jadi aku akan menyingkirkanmu juga!”
Maya terkejut saat mendengar informasi yang diberikan oleh Garcia.
"Kamu membunuh ibuku?"
“Memangnya kenapa?” Garcia terus menendang perutnya dan menyeringai puas saat mendengar Maya berteriak kesakitan, “Aku melemparkan ibumu yang menyedihkan ke laut untuk menjadikan makanan ikan hiu! Bukankah kalian sangat mencintai satu sama lain? Aku akan segera mengirimmu untuk menemaninya!"
Garcia menendang perut Maya lagi, lagi dan lagi.
Maya bisa merasakan tubuhnya semakin dingin, perlahan-laham dia mulai kehilangan kesadarannya, dia tidak bisa merasakan sakit di perutnya lagi!
Bau darah yang sangat kuat menyeruak ke udara. Gaun putih yang dikenakan Maya sekarang berwarna merah tua.
Mata Maya dipenuhi oleh kebencian yang mendalam saat pandangannya berubah menjadi gelap!
Jangan lupa di follow ya kak
Hai, saya s**a membaca novel bergenre romantis perkotaan seperti CEO yang mengejar cintanya kepada gadis biasa. Saya juga s**a menterjemahkan novel berbahasa China ke bahasa Indonesia. Selamat membaca ya...