09/02/2024
TIGA HARTA AYAH MISTERIUS SEORANG BOS BESAR BAB 1 - KEMBAR 3
Panas, sangat panas, seluruh tubuhnya terbakar seperti api...
Kiara seperti orang tersesat di padang pasir yang sedang berusaha mencari air.
Bibir dingin pria itu menekannya, menciumnya dengan paksa, membuatnya merasakan rasa manis. Dia mengulurkan tangannya mengaitkan di leher pria itu dan terus menciumnya.
Napas berat seekor binatang memenuhi ruangan, bayangan di dinding tumpang tindih dan suara bersetubuh memenuhi ruangan.
Di bawah cahaya remang-remang, Kiara tidak bisa melihat jelas wajah pria itu. Ia merasa bahwa pria itu sekuat binatang buas, seolah-olah dia akan melahapnya.
Hingga subuh, pria itu baru bangun dan pergi meninggalkannya.
Kiara yang mengantuk membuka mata, pandangannya buram. Ia hanya bisa melihat punggung yang tegap dan tinggi, serta tato kepala serigala yang mengerikan di pinggang belakangnya...
Tato ini seperti hidup, serigala ganas membuka mulutnya lebar-lebar seolah ingin menerkam orang!
Yang membuatnya lebih takut...
Kiara seperti mengalami sebuah mimpi. Dalam mimpi itu, ia berubah menjadi pohon anggur, melilit pohon besar, dan dia tidak bisa berhenti.
Tetapi setelah ia bangun, seluruh tubuhnya terasa sakit seperti dirobek.
Kiara duduk sambil memegangi kepalanya yang berat. Menyadari tempat tidurnya berantakan dan sebuah kemeja pria yang sobek tergeletak di karpet, ia terdiam, dan kilasan memori tadi malam terlintas di benaknya.
Ia dikhianati tunangannya di pesta pertunangannya. Di tengah kekecewaan itu, sepupunya Olive mengajaknya ke bar untuk minum-minum.
Ia sangat mabuk sehingga berseru ingin membalas dendam pada tunangannya. Olive segera mengatur seorang pria tampan untuknya...
Kiara tersentak dan menutupi dadanya dengan panik.
Ya Tuhan! Keperawanannya malah diberikan kepada pria asing...
Kiara menjambak rambutnya, merasa sangat kesal.
Butuh waktu lama bagi Kiara untuk pulih, ia buru-buru beranjak dari tempat tidur, mengenakan pakaian dan pergi meninggalkan hotel. Namun, ia dihadang oleh sekelompok wartawan di depan pintu hotel.
Kilatan lampu tak henti memotret Kiara, sangat silau sehingga sulit baginya membuka mata. Pada saat yang sama, berbagai jenis pertanyaan tidak menyenangkan menyerang seperti badai.
"Nona Kiara, saya dengar pernikahan anda dibatalkan oleh keluarga Liam, kemudian anda menghabiskan malam bersama pria sewaan?"
"Nona Kiara, saya dengar pria itu seorang waria, apakah anda tahu hal itu?"
"Nona Kiara, apakah anda tahu tentang masalah kebangkrutan ayahmu?"
"Nona Kiara, kami baru saja mendapat kabar bahwa ayahmu melompat dari gedung."
Berita itu seperti guntur, yang mengejutkan Kiara. Ia buru-buru berlari keluar, tetapi sebuah mobil menabraknya, membuatnya terpental ke tanah...
Keesokan paginya.
Pramana, orang terkaya di Heldon, telah bangkrut dan bunuh diri dengan melompat dari gedung #
putri kesayangan Eric dibatalkan oleh putra sulung keluarga Liam. Di malam itu juga, ia bermalam di hotel dan melakukan cinta satu malam dengan seorang waria #
Dalam semalam, Kiara kehilangan segalanya. Dari putri terkaya yang menjadi sorotan orang banyak, berubah menjadi wanita tak bermoral dan berperilaku buruk yang ditolak oleh semua orang.
***
10 bulan kemudian, di sebuah klinik pedesaan yang sederhana, terdengar suara tangisan bayi yang begitu keras.
Bibi Rohana menggendong bayi itu dan membawanya ke hadapan Kiara yang terbaring lemah. Dia berkata dengan gembira, "Nona, selamat! 2 bayi laki dan 1 perempuan, kamu melahirkan bayi kembar 3!"
***
Empat tahun kemudian...
Di sebuah stasiun kereta api Heldon.
Kiara kembali ke kota dari pedesaan bersama ketiga anaknya dan Bibi Rohana.
Bibi Rohana yang gemuk seperti bola menyeret dua koper besar. Ia berjalan dengan napas terengah-engah.
Kaira membawa ransel denim yang sudah memudar. Ia berusaha keluar dari keramaian stasiun kereta sambil menggandeng ketiga anaknya.
Saat ini, penampilan kelima orang ini, tampak seperti penduduk migran yang melarikan diri dari desa. Tinggal di kota pun harus mengandalkan bantuan kerabat.
“Minggir, brengsek!”
Seorang wanita bermantel bulu mendorong Bibi Rohana dengan keras dan berbicara kasar kepadanya.
Kiara ingin sekali membalas omongannya, tetapi pada saat itu, deretan mobil mewah melaju ke arahnya dan berhenti tepat di sampingnya.
Sebelum semua orang bereaksi, puluhan pengawal turun dari mobil serempak dan berdiri rapi dalam dua baris, serta membungkuk memberi hormat.
"Selamat datang kembali, Nyonya!"