CLUE-Catatan Lukman Enha

CLUE-Catatan Lukman Enha Consulting-Content Creator-Communication Planning

Raihan medali Kabupaten Subang di Porda 201813 emas10 perak21 perungguDi Porprov 2022 (ganti nama dari sebelumnya Porda)...
12/11/2022

Raihan medali Kabupaten Subang di Porda 2018

13 emas
10 perak
21 perunggu

Di Porprov 2022 (ganti nama dari sebelumnya Porda) atlet Subang sudah berhasil melewati prestasi 4 tahun lalu. Baru setengah dari waktu gelaran Porprov, sudah meraih medali berikut:

17 emas
13 perak
20 perunggu

Pasti, raihan medali itu masih akan terus bertambah. Semoga kita finish di 5 besar!

Atlet Subang pasti Juara!

Caption: Noni, atlet billiar Subang raih medali emas.

09/11/2022

Setelah sukses Porprov, mari kita Sukseskan event Subang Investment Summit 2022.

Subang Jawara di Kawasan Rebana!

08/11/2022

Saat para bos BUMD, BUMN dan Kawasan Industri Ngopi bareng di Subang.....

Banyak yang bingung menyampaikan keinginan istri ke suaminya. Tips ini bisa dicoba...
06/11/2022

Banyak yang bingung menyampaikan keinginan istri ke suaminya. Tips ini bisa dicoba...

Lookman shared a post on Instagram: "CLUE Wanita. Eps 1. Wanita Pilih Berkarir atau di Rumah Aja? Bagaimana menyampaikan keinginan itu kepada pasangan kita? Ini tipsnya...menurut Bu ". Follow their account to see 586 posts.

KOPI BJB SUBANG------------------Catatan Lukman EnhaTERNYATA banyak yang ingin ngopi di Subang. Sebenarnya undangan ngop...
04/11/2022

KOPI BJB SUBANG
------------------
Catatan Lukman Enha

TERNYATA banyak yang ingin ngopi di Subang. Sebenarnya undangan ngopi hanya untuk 60 orang. Tapi yang datang sampai 100 orang. Yang ngisi daftar hadir 85 orang. Itu catatan dari panitia Coffee Morning yang digelar Senin lalu.

Catatan yang hadir itu di luar prediksi. Biasanya acara ‘serius’ seperti ini jarang jadi perhatian para bos. Biasanya ngutus anak buahnya saja. Itu juga yang saya khawatirkan. Ternyata yang datang justru para bos.

Yaitu para bos Kawasan industri. Selevel direksi. Dirut PTPN VIII hadir. Mereka akan mengembangkan bisnis baru yaitu pariwisata. Direktur Marketing Surya Cipta yang mendirkan Subang Smartpolitan. Bos Sanghyang Seri. Bos pabrik gula RNI. Bos Kawasan Taifa Jaya.

Juga yang bikin kami merasa terhormat, Direktur Utama PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) berkenan hadir. Ikut ngopi. Ikut nimbrung dan mau presentasi perkembangan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Tak ketinggalan, tentunya para direksi BUMD Subang. Hadir p**a PGN, Pertamina, PLN dan lainnya. Mereka satu-satu mempresentasikan perkembangan usahanya di Subang. Panitia menghitung ada 16 presentasi perusahaan di forum itu. Forum ‘Ngopi Bisnis Bareng BJB’.

Inilah event kolaborasi Pasundan Institute dengan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Dadakan dan tanpa APBD.

Kami sangat berterimakasih atas dukungan bank BJB. Kami berharap, BJB dan yang lainnya kembali mensupport acara lanjutan dari ngopi ini. Yaitu: Subang Investment Summit. Akan digelar 7-8 Desember mendatang.

Tulisan ini pun saya buat dengan judul: Kopi BJB Subang. Penghargaan kami atas dukungan bank BJB. Tentu tanpa mengabaikan dukungan dari yang lain. Kehadiran APINDO Subang pun terasa melengkapi informasi perkembangan bisnis di Subang.

Rasa bangga dan terhormat tentu dirasakan p**a oleh Bupati Subang Ruhimat. Ia berterimakasih atas kesediaannya datang ke acara itu. Ruhimat berpesan bahwa kehadiran para pelaku usaha di Subang sangat penting untuk kemajuan Subang.

Sebagai bapak dari 1,6 juta penduduk Subang, Ruhimat berpesan agar kehadiran pelaku usaha membawa dampak positif untuk kemajuan Subang. “Terimakasih atas inisiatif ini. Tindak lanjuti, tidak hanya sampai di sini,” kata Ruhimat.

Tentu tidak mudah mengajak para bos untuk ngopi. Di awal hari kerja. Inilah buah dari jalinan komunikasi yang baik. Sehingga saling percaya dan merasa penting untuk hadir di acara ini. Pantas rasanya mengapresiasi ikhtiar Pa Dadang Kurnianudin dan pas**annya di DPMPTSP. Dalam setiap presentasinya, mereka berterimakasih atas dukungan pemerintah Kabupaten Subang.

Membangun kepercayaan itu tidak mudah. Tidak boleh dibangun secara instan. Dinas Perizinan atau DPMPTSP harus bisa meyakinkan pelaku usaha bahwa berinvestasi di Subang itu tepat, penting dan terjamin. Dinas ini harus menjalankan fungsi marketing yang baik. Mereka adalah teras rumah Subang. Mereka etalase menu layanan kemudahan investasi.

Mereka harus bisa menarik orang datang ke teras. Buka pintu. Masuk rumah dan merasa nyaman selama berada di rumah besar bernama Subang. Tidak mungkin daerah maju tanpa kontribusi pembangunan dari pihak swasta. Kedatangan para bos di acara ngopi itu, menandakan sudah ada komunikasi yang baik. Antara pemerintah dengan pelaku usaha.

Selain faktor layanan itu, memang sebenarnya Subang sudah sangat menarik bagi mereka. Menarik untuk usaha, investasi dan mengembangkan banyak hal. Cocoknya di Subang. Bukan di Karawang. Bukan di Bekasi. Menteri BUMN Erick Tohir pun menyarankan Kawasan industri Pulogadung dipindahkan ke Subang.

Apa yang membuat mereka menarik? Subang bagian dari Kawasan Segitiga Rebana. Kawasan pengembangan ekonomi di wilayah utara Jabar. Meliputi Subang, Indramayu, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon.

Subang juga punya Pelabuhan Patimban. Tidak jauh dari Ibu Kota Jakarta dan Bandung. Dekat ke Bandara Kertajati. Dilewati jalan tol lintas p**au Jawa. Yang terbaru, pembangunan Subang sudah dijamin oleh Peraturan Presiden No 87 tahun 2021.

Peraturan itu mengamanatkan pembiayaan untuk proyek strategis di Subang. Seperti Jalan Lingkar luar kota Subang, jalan alternatif Cipeundeuy-Serangpanjang, jalan Blanakan-Patimban, jalan Pamanukan-Patimban dan lainnya.

Bukan hanya untuk Kawasan Rebana, Perpres No 87 juga untuk menjamin pembangunan Jawa Barat bagian selatan. Dalam waktu tiga tahun sejak digulirkan peraturan itu, Kawasan Rebana dan Jabar bagian selatan akan diguyur anggaran Rp400 triliun.

Anggaran itu sama dengan 10 kali lipat APBD Provinsi Jabar. Kawasan Rebana diguyur Rp 250 triliun. Sisanya Rp 150 triliun untuk Kawasan Jabar selatan. Sudah tergambar apa yang akan terjadi di utara Jabar dan selatan. Suatu percepatan pembangunan.

Sudah terbayang p**a akan seperti apa Subang. Jika proyek-proyek strategis amanat Prespres itu sudah selesai dibangun. Semua anggaran itu untuk infrastruktur. Demikian p**a Kawasan industri, pembangunan infrastruktur. Akan bermunculan pabrik-pabrik memproduksi kendaraan listrik dan produk ramah lingkungan dan high-tech. Hal itu di antaranya jadi fokus pengembangan Subang Smartpolitan.

Selanjutnya, SDM Subang harus siap. Apalagi di forum itu, Ketua APINDO Asep R Dimyati sudah mengingatkan potensi PHK besar di tahun 2023 mendatang.

“Yang terkonfirmasi ke kami, tahun depan ada sekitar 30 ribu karyawan yang rawan kena PHK. Ini dipicu krisis global. Perang Rusia-Ukraina begitu terasa dampaknya. Permintaan pasar Eropa dan Amerika menurun, terutama untuk garmen. Pemerintah harus bersiap menghadapi ini,” katanya.

Informasi ini bikin ngeri-ngeri sedap. Pembuka yang bikin kurang tenang ngopi. Tapi penting untuk disikapi. Tapi Ibu Grace sambal presentasi pengembangan Subang Smartpolitan menyelipkan saran. Agar SDM Subang dilatih sesuai dengan rencana pabrik-pabrik yang akan dibangun di Subang. Pindah dari skill garmen ke skill yang lain.

Tentu itu tidak mudah. Tapi harus dimulai. Kolaborasi pemerintah-pelaku usaha jadi kunci. Rencana bisnis pelaku usaha harus terkomunikasikan dengan pemerintah. Demikian juga regulasi pemerintah harus dipahami oleh pelaku usaha.

Maka, ngopi ini akan dilanjutkan. Di momen Subang Investment Summit Desember mendatang. Tentu akan berbeda dengan West Java Investment Summit (WJIS). Ini hajatan untuk ‘mendagangkan’ BUMD. Empowering BUMD. Maka pencapaian BUMD akan dipamerkan. Juga unit bisnis apa yang butuh suntikan ivestor harus dibuka.

Sebaliknya, perusahaan besar di Subang harus membuka diri untuk berkolaborasi. Membangun kemitraan dengan BUMD. Jika sudah demikian, BUMD Subang bisa meniru kejayaan BUMD Jakarta. Stadion JIS yang megah itu dibangun BUMD, Sirkuit Formula E dibangun BUMD. Proyek MRT dan Transjakarta juga dibangun BUMD.

Mimpi itu sudah mulai mendekat. BUMD PT SS kini sudah menjadi konsorsium pembangunan jalan tol Cipendeuy-Patimban, PT SEA akan membangun PLTS di bendungan Sadawarna, Perumda Tirta Rangga juga ingin supply air bersih untuk Pelabuhan Patimban dan lainnya. Semua itu membutuhkan investor. Butuh suntikan miliaran rupiah.

Semoga, melalui ngopi BJB itu, kabar tentang Subang terbawa ke mana-mana. Subang kini terbuka dan ramah untuk investor. Selamat datang di Subang Investment Summit (SIS) Desember mendatang.(*)

DEMI PORPROV, BERSATULAH!----------------------------------Catatan Lukman EnhaGELARAN Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ...
13/10/2022

DEMI PORPROV, BERSATULAH!
----------------------------------
Catatan Lukman Enha

GELARAN Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat sebentar lagi. Jadwalnya ditetapkan akan dilaksanakan pada tanggal 12-19 November 2022. Subang jadi salah satu tuan rumah.

Akan ada 19 cabang olahraga yang dipertandingkan. KONI sebagai organisasi yang menggembleng para atlet menargetkan Subang masuk 10 besar. Inginnya 5 besar.

Dari dekat, dari dalam, saya melihat sekarang KONI sudah siap menghadapi event akbar ini. Anggaran yang disiapkan juga besar. Puluhan miliar. Anda sudah tahu berapa totalnya.

Anggaran itu mencerminkan komitmen kepala daerah. Mencerminkan kesanggupan KONI membina para atlet dan cabang olahraga. Komitmen ingin memajukan olahraga.

Sudah lazim begitu. Di Indonesia pada umumnya, anggaran olahraga tiba-tiba besar jika akan ada perhelatan olahraga. Semua fasilitas olahraga dibangun. Semua pejabat membahas olahraga dan fasilitasnya.

Jika tidak ada event olahraga, sulit fasilitas olahraga jadi perhatian serius. Lihatlah di janji politik para politisi, mana ada yang mengkampanyekan membangun fasilitas olahraga. Selalu saja kampanyenya: memperbaiki jalan rusak, membuka lowongan kerja, mengentaskan kemiskinan.

Padahal, pembangunan olahraga akan menyentuh banyak hal. Event olahraga menggenjot ekonomi masyarakat. Tanpa ada event olahraga pun, lihatlah di sekitar fasilitas olahraga selalu saja ada para pedagang.

Silahkan simak penjelasan berapi-api Ketua KONI Asep R Dimyati (ARD) yang menyebut event Porprov nanti akan manaikkan pendapatan. Hotel dan akan restoran penuh. Uang masuk Subang miliar rupiah.

Banyak orang juga yang tiba-tiba kaya karena olahraga. Jadi atlet berprestasi akan memudahkan sekolah, masuk kuliah bahkan jadi selebritis. Banyak bonus yang didapat. Atlet berprestasi biasanya banyak dikontrak jadi bintang iklat produk multivitamin, alat kesehatan dan lainnya.

Banyak atlet yang berawal dari keluarga miskin. Ya, melalui olahraga, sprinter tercepat dunia kebanggaan Indonesia Lalu Muhammad Zohri kemudian bisa meraih segala mimpinya.

Lahir dari keluarga miskin, menekuni lari cepat, Zohri sukses menembus prestasi tingkat dunia di ajang Olimpiade. Memang alat pendukung atau perlengkapan atlet itu mahal. Tapi yang lebih mahal dan tidak ternilai adalah tekad, ikhtiar dan doanya.

Semoga kita makin sering membaca, mendiskusikan dan memikirkan kemajuan olahraga Subang. Juga semakin optimis, jika anak kita, saudara kita menekuni olahraga, kelak akan sukses. Tidak ada ruginya p**a jika pemimpin Subang ke depan memikirkan pembangunan olahraga.

Bukan malah sebaliknya, kita berselisih karena olahraga. Kita tegang gara-gara perseturuan kepentingan di olahraga. Mari kita berdoa untuk tragedi Kanjuruhan. Malang berderai air mata.

Memang segala hal ada sisi politik. Anggaran olahraga lahir karena proses politik. Pemilihan kepengurusan cabor hingga pemilihan Ketua KONI, kental kepentingan politis. Tapi, apakah ada manusia yang tidak berpolitik?

Maka, demi terselenggaranya Porprov yang berkualitas, lepas dan gembira, sudah saatnya elit politik berkumpul dan kompak menyiapkan event olahraga ini. Apalagi Subang jadi tuan rumah.

Kita hormati perjuangan pengurus KONI periode sebelumnya yang berhasil meyakinkan banyak pihak bahwa Subang siap jadi tuan rumah.

Kita semua tahu, perdebatan tentang anggaran Porprov juga cukup sengit. Banyak hal yang memicu. Mungkin karena tidak biasanya KONI menerima anggaran sebesar sekarang.

Bisa jadi dipicu p**a figur ARD yang memilih maju sebagai bakal calon bupati dari Partai Nasdem. Mungkin ada yang khawatir nuansa politis jadi kental di tubuh KONI.

Ada yang menuduh ARD akan memanfaatkan KONI untuk kepentingan politiknya. Tapi, dari dekat, saya belum merasakan itu. Hasil audit akuntan publik baik-baik saja. Tapi entah suatu saat, kadang di Indonesia sering terjadi: trial by press atau trial by the people power atau abuse of power.

Tapi sempat dalam satu momen, saya mendengar ARD merasa gamang. Ingin mundur sebagai Ketua KONI. Mungkin karena ingin menghindari tuduhan itu. Kemudian para pengurus inti KONI meminta niat itu diurungkan. Tinggal sebentar lagi. Belum tentu ada yang sanggup. Mengurus KONI memang tidak mudah. Toh, nantinya segala teknis di-handle oleh pengurus kontingen. Niat itu diurungkan.

Penting p**a kiranya kompak dan solid dengan para pimpinan DPRD. Karena persetujuan merekalah anggaran untuk KONI disetujui. Jika DPRD setuju, makna filosifisnya: rakyat sudah setuju. Sebab 50 anggota dewan itu mewakili 1,5 juta penduduk Subang. Anggaran APBD yang digunakan itu dari rakyat.

“Kami mengundang DPRD Subang untuk kunker ke KONI Subang,” kelakar ARD dalam sebuah diskusi. Maksudnya ingin ditengok, seperti apa KONI sekarang. Agar tidak ada keraguan.

Akui dan hormatilah komitmen Bupati Subang demikian besar untuk kemajuan olahraga. Buktinya mengajukan anggaran yang besar. Membangun fasilitas olahraga, meskipun pemicunya tadi: karena akan ada Porprov.

Akui dan hormatilah bahwa anggaran yang besar itu telah mendorong kemajuan di KONI Subang. Itulah bukti kepemimpinan Ketua KONI menjalankan amanahnya.

Akui dan hormatilah, wakil rakyat itu sudah tidak ragu dan menyetujui anggaran itu untuk kemajuan olahraga Subang.
Doakan dan berikan dukungan untuk para atlet Subang.

Mereka akan berjuang untuk meraih kesukseskan di Porprov. Kita akan bangga dan meraih prestasi gemilang sebagai tuan rumah.

Maka, demi Porprov bersatulah. Demi Subang lebih baik!(clue)

GADIS KRETEK---------------Catatan Lukman EnhaDALAM dua hari ini saya memikirkan istilah: kretek, klobot, linting, srint...
07/10/2022

GADIS KRETEK
---------------
Catatan Lukman Enha

DALAM dua hari ini saya memikirkan istilah: kretek, klobot, linting, srinthil. Asal mula racikan rokok. Saya membuka google, mencari sejarah panjang kretek di nusantara. Itu semua dipantik novel ‘Gadis Kretek’ yang baru saya beli hari Jumat. Hari minggu malam sudah tuntas saya baca.

Saya putuskan: harus menulis tentang kretek dan novel-novel Indonesia yang hebat. Sekalian tentang isi novel ‘Gadis Kretek’ yang segera ditayangkan di Netflix. Padahal novel ini sudah terbit tahun 2012 lalu. Baru akan tayang di serial Netflix pada 2023 nanti. Dibintangi aktor hebat tanah air seperti Dian Satro, Putri Marino dan Aria Saloka.

Saya jarang nonton film yang diadaptasi dari novel. Hanya beberapa saja yang terpaksa saya tonton. Seperti film ‘Bumi Manusia’ yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer yang terkenal itu. Saya hanya ingin tahu peran Nyai Ontosoroh yang berkarakter hebat itu. Tapi rasanya aktor di film, tidak sehebat apa yang dideskripsikan di novelnya. Tidak kecewa, tapi kurang greget.

Beberapa aktor terlalu dipaksakan. Terlalu cantik dan tampan. Kurang Indonesia banget. Padahal film itu berlatar Indonesia sebelum merdeka. Rasanya kurang Indonesia. Tapi memang tidak mudah mencari sineas yang pas.

Itu p**a salahsatu alasan gak bermutu saya mengapa jarang nonton film Indonesia di layar lebar. Tapi sekarang kelihatannya sudah mulai berbeda. Banyak talenta muda, sineas muda berbakat.
Film adaptasi novel lain yang saya tonton yaitu ‘Habibie dan Ainun’.

Tapi film ini sukses membuat saya terharu. Saya maun nonton karena tidak baca novelnya. Akting Bunga Cintra Lestari dan Reza Rahadian memang hebat.

Lalu pernah nonton ‘Sepatu Dahlan’ menjelang tahun politik. Kisah di novelnya jauh lebih mengharu biru. Tapi tidak demikian saat di layar lebar. Begitu juga rasanya saat nonton ‘Laskar Pelangi’ yang heboh dan sukses itu.

Sejak saat itu saya berjanji, tidak akan nonton film layar lebar adaptasi novel. Kecuali dalam keadaan tertentu. Sebab akan mengurangi kekuatan imajinasi yang sudah tertanam di kepala.
Saya juga sudah mantap tidak akan nonton ‘Cantik Itu Luka’ karya Eka Kurniawan yang amat sangat hebat. Sekaligus masih ragu, ada yang ‘berhasil’ mem-film-kannya. Terbayang akan berbiaya mahal.

Bagi saya, Eka Kurniawan layak disebut Pramoedya muda. Caranya mengupas sejarah, menyelipkan pesan dalam dialog, kalimat-kalimat radikal, nakal, vulgar dan beraninya, demikian kuat. Sastrawan Indonesia kelas dunia.

Benar saja ‘Cantik Itu Luka’ itu sudah diterbitkan di belasan negara lain di dunia. Seperti tetralogi Buru (baca: empat jilid novel yang dibuat saat Pram dipenjara di Pulau Buru) karya Pramodya.
Juga saya tidak akan nonton ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’. Ragu ada aktor yang bisa memerankan karakter nakal, binal dan cabul.

Terlalu vulgar untuk difilm-kan di Indonesia. Tapi memang begitulah Eka menggambarkan kelamnya Indonesia di masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Indonesia juga punya novelis berkelas Tere Liye yang konsisten dengan judul satu atau dua kata. Misalnya novel ‘Tentang Kamu’ cocok untuk memotivasi perempuan yang hebat dan ingin sukses. Alur ceita yang apik, karakter yang kuat. Bak menyaksikan film drama kelas hollywood.

Jika Anda pernah menyaksikan film ‘I Care A Lot’, kisah wanita penipu lansia kaya, begitulah tipikal cerita-cerita karya Tere Liye. Berliku, penuh drama, mendebarkan, sulit ditebak. Seru!

Jika ingin yang puitis dan lembut, bisa membaca karya guru besar sastra Sapardi Djoko Damono melalui novelnya ‘Hujan Bulan Juni’’ yang mengemas rasa cinta begitu halus. Sedangkan bagi yang s**a cerita kisah pewayangan, bisa menikmati karya Seno Gumira Ajidarma. Sukses dengan novel ‘Drupadi’ yang memikat.

Sentuhan sejarah yang kuat juga terasa di novel ‘Gadis Kretek’. Bisa jadi ada mas**an-mas**an dari sang suami. Ratih Kumala, penulis novel itu, tak lain adalah istri novelis Eka Kurniawan. Jadilah pasangan suami-istri novelis yang hebat.

Sudah jadi kebiasaan saya, setiap ada buku yang bagus, biografi penulisnya saya cari. Supaya bisa belajar dari mereka bagaimana menggapai kesuksesannya itu. Misalnya kita semua tahu, bagaiaman novelis terkaya di dunia JK Rowling yang berkali-kali ditolak penerbit. Saat menawarkan naskah novel ‘Harry Potter’.

Sebuah ide menulis yang muncul saat Rowling naik kereta. Jadilah Harry Potter yang melekat, rasanya nyata. Seperti sosok Si Cepot yang seakan nyata bagi warga Sunda-Jawa Barat. Film dan novel Harry Potter, sama-sama hebat.

Tidak mudah bagi Ratih menulis ‘Gadis Kretek’. Ia riset sampai empat tahun. Mengoleksi ratusan bungkus kretek dari masa ke masa. Mendatangi pabrik-pabrik kretek yang sudah bangkrut di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ia mencari srinthil. Tembakau terbaik yang tidak mudah ditemukan. Rasa dan aromanya harum. Novelis Ahmad Tohari memilih Srinthil sebagai nama penari yang digandrung dalam novel ‘Ronggeng Dukuh Paruk‘.

Ibarat petani nanas di Subang, tidak mudah menemukan nanas si madu dari hamparan kebun nanas. Nanas si madu itu rasanya beda. Lebih harum dan manis dari nanas lainnya.

Ratih memang gadis kretek sesungguhnya. Ia keturunan kakeknya yang pernah punya pabrik kretek di Magetan, Jawa Tengah.
‘Gadis Kretek’ sudah terbit sejak 2012, baru akan di-film-kan 10 tahun kemudian. Saya misalnya, baru dengar novel ini empat bulan ke belakang. Kini sudah dicetak tujuh kali. Demikianlah novel atau buku, populer beberapa tahun kemudian. Banyak p**a yang populer setelah penulisnya wafat.

Seperti tetralogi Buru karya Pramoedya atau ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wick’ karya Buya Hamka. Pertama kali terbit tahun 1939. Filmnya diputar tahun 2013, melambungkan nama aktris muda Pevita Pearce.

Dari ‘Gadis Kretek’ Kita bisa tahu banyak hal. Sebenarnya, kretek yang hari ini berkembang menjadi industri rokok, memang bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Racikan cengkih, tembakau, saus dilinting kulit jagung kering yang disebut klobot, dianggap mampu mengobat sakit asma, bengek. Saat dibakar terdengarlah bunyi: kretek. Tradisi lama yang sudah ada sejak tahun 1890-an.

Dari novel itu kian jelas, bagaimana persaingan perusahaan rokok rupanya sudah sejak lama. Ratusan tahun lalu. Kisah persaingan perusahaan kretek yang dibalut cinta bujang dan anak majikannya adalah ide utama cerita novel itu.

Sekaligus merangkum beragam cara perusahaan memenangkan pasar, meramu saos citarasa kretek, melinting hingga memilih bahan kretek.

Kita akan tahu, sebenarnya, perusahaan-perusahaan kretek atau rokok itu dilahirkan oleh mantan buruh di perusahaan kretek. Saling curi resep. Semuanya bermula dari kesuksesan perusahaan kretek Tjap Bal Tiga milik pengusaha besar bernama HM Nitisemito.

Saya membayangkan, mungkin dialah orang terkaya di Indonesia saat itu. Punya 10 ribu karyawan. Punya 6 pabrik dengan luas 6 hektare. Berpusat di Kudus.

Rokok buatannya menguasai pasar Indonesia hingga di ekspor ke Belanda. Menyewa pesawat khusus. Bahkan mempekerjakan ahli keuangan asal Belanda. Lalu ambruk karena perang dunia II. Karena Jepang masuk Indonesia dan karena perselisihan antar ahli warisnya.

Lalu mantan agen penjualan Tjap Bal Tiga bernama Koe Djie Siong mendirikan pabrik rokok dengan nama Minak Djinggo (1932). Persis meniru cara dagang dan racikan Tjap Bal Tiga. Juga dibantu menantunya yang juga mantan pegawai di perusahaan rokok itu. Lalu lahirlah merek Nojorono. Sedangkan legenda Tjap Bal Tiga ambruk di tahun 1955.

Ratih mengabadikan merek kretek itu. Diceritakan merek Tjap Bal Tiga tertulis di teko yang selalu digunakan minum teh keluarga Soeraja. Ayah gadis kretek Jeng Daliyah. Itulah sisa kejayaan perusahaan kretek yang akan selalu dikenang. Menginspirasi Soeraja yang berhasil melahirkan merek: Kretek Gadis.

Agen rokok di Jakarta Oei Wie Gwan kemudian meniru jejak Koe Djie yang sukses dengan Minak Djinggo. Oei dengan dibantu 10 karyawannya mendirikan Djarum di tahun 1951. Memasok rokok untuk Dinas Angkatan Darat.

Itu persaingan di Kudus. Sedangkan di Surabaya, Jawa Timur, pasar kretek dipimpin oleh merek dagang Dji Sam Soe milik PT HM Sampoerna yang berdiri di tahun 1931. Di Malang berdiri PT Bentoel (1930). PT Gudang Garam di Kediri. Demikianlah kota penting yaitu Kudus, Kediri, Surabaya dan Malang punya peranan besar dalam industri rokok tanah air. Hingga sekarang.

Demikian p**a menurut saya, novel ‘Gadis Kretek’ ini penting. Merangkum sejarah panjang idustri kretek tanah air.(clue)

Kopi Defisit APBD---------------------------Catatan Lukman EnhaKURANG koordinasi. Suuzon. Kurang ngopi. Suami istri. Mit...
06/10/2022

Kopi Defisit APBD
---------------------------
Catatan Lukman Enha

KURANG koordinasi. Suuzon. Kurang ngopi. Suami istri. Mitigasi. Coalition building. Kosakata itu muncul dalam diskusi membedah anggaran. Membahas defisit APBD. Dibahas p**a interpelasi. Respons DPRD atas defisit APBD itu.

Bahasan ini elitis. Banyak yang belum paham defisit APBD. Memahami kata defisit saja memang mudah. Artinya masih kurang. Target anggaran tidak tercapai. Anggaran yang ada masih kurang untuk memenuhi daftar yang akan dibelanjakan.

Jika kita ingin beli baju 10 setel dengan harga total Rp10 juta, sedangkan uang yang baru tersedia hanya 7 juta, artinya defisit atau masih kurang Rp3 juta. Ngakalinnya ya cari tambahan Rp 3 juta lagi. Atau ubah saja, tidak jadi beli 10 setel baju, cukupnya hanya 7 setel.

Tapi itu logika belanja kita. Tapi logika belanja APBD tidak segampang itu. Anggaran yang akan didapatkan dan anggaran yang akan dibelanjakan diasumsikan. Yang membuat asumsi pendapatan dan rencana belanja itulah pekerjaan pokok Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Kehebatan mereka terletak ada kemampuan mengasumsikan dan merencakan.

Siapa saja mereka: Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) yang nyari uang. Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) yang plotting, mengelola anggaran, dan membayar kegiatan di dinas-dinas. Ibarat dua sisi mata uang. Harus singkron. Bapenda harus tahu berapa uang yang harus dicari.

Lalu efektifitas belanja dan asumsi pendapatan harus mengacu kepada program dan janji politik pemerintah daerah. Itulah tugas Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D). Dulu namanya Bappeda. Semua rencana belanja akan diperiksa oleh BP4D. Jika tidak sesuai, akan dicoret.

Rencana itu harus mengacu usulan. Usulan itu harus mengacu ke program RPJMD. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Itulah program kepala daerah 5 tahun. Itulah janji politik. Itu tugasnya BP4D memastikan belanja anggaran sesuai program di RPJMD.

Jika tidak mengacu ke sana bisa? Bisa saja. Asal ada alasan logis. Ada dana darurat yang disiapkan. Misal tiba-tiba ada bencana alam. Harus dibiayai segera. Di luar prediksi perencanaan anggaran.
Usulan lainnya bisa bersumber dari Musrenbang yang biasa digelar di kecamatan. Juga usulan politis dari para anggota dewan. Semua usulan itu muaranya di tangan kepala daerah. Harus disetujui bersama dengan DPRD.

Idealnya: tidak boleh ada usulan yang tidak diketahui oleh bupati dan DPRD. Maka dalam UU pemerintah daerah yang disebut pemerintahan yaitu eksekutif dan legislatif. DPRD pun pemerintah daerah.

Jika sudah ketuk palu, rencana belanja harus direalisasikan. Jika ada perubahan, ada mekanisme aturan. Bukan asal coret saja. Jika tidak diatur begitu, APBD akan banyak coretan. Tidak pasti. Tidak akuntabel. Lagian, anggaran itu uang rakyat.

Kadang kita s**a lupa. Atau belum tahu. Pemerintah daerah ya bupati-wakil bupati beserta anak buahnya dan DPRD yang di dalamnya para anggota DPRD. Representasi rakyat yang dipilih melalui Pileg.

Kedudukannya sama. Bupati dipilih rakyat. Anggota dewan juga dipilih rakyat. Kemudian menjalankan pemerintahan. Mengelola anggaran dari rakyat yang disebut APBD. Sumbernya banyak. Dari pajak, retribusi, hibah, bagi hasil, alokasi khusus, alokasi umum dan sederet istilah anggaran lainnya.

Karena merasa kedudukan sama itulah, DPRD merasa perlu tahu. Mengapa anak buah bupati tidak mengajukan APBD perubahan. Mengapa terjadi defisit. Di mana kesulitannya mencari uang tambahan itu.

Pertanyaan itu biasa muncul dalam pembahasan tim badan anggaran DPRD dengan TAPD. Rapat itu biasanya dipimpin oleh Ketua DPRD. Dari pihak eksekutif di bawah komando Ketua TAPD yaitu Sekretaris Daerah (Sekda).

Rupanya ada yang tersumbat. Komunikasi DPRD dengan TAPD. “Harusnya bupati dan Sekda hadir di sini. Biar jelas,” kata Wakil Ketua DPRD, Elita Budiarti dalam diskusi yang digelar Pasundan Institute, Rabu (28/9) lalu.

Diskusi yang bekerjasama dengan aksarajabar.com itu ternyata ramai disaksikan. Yang mengikuti secara streaming di Youtube terbanyak 600 pemirsa. Menjelang akhir saya lihat tinggal 69 pemirsa. Yang hadir di lokasi sebanyak 30 orang.

Elita panjang lebar menjelaskan, mengapa DPRD perlu melakukan hak interpelasi. DPRD sebagai kesatuan pemerintah harus tahu penggunaan anggaran. Ia menegaskan tidak perlu berlebihan merespons usul interpelasi. Bukan untuk menjatuhkan. Hanya bertanya. Tinggal dijelaskan saja oleh pihak eksekutif.

“Kita, Golkar sudah berkirim surat, minta penjelasan, belum ada jawaban. Kami berharap ada komunikasi yang baik. Adakan d**g kopi morning,” tambah Elita.

Dalam diskusi itu, Kepala BKAD Asep Saeful juga sudah menjelaskan alasannya mengapa tidak dilakukan usulan APBD Perubahan. Mengacu kepada dasar regulasi maupun empiris.

TAPD berkesimp**an: tidak mengajukan APBD Perubahan karena prognosis pendapatan daerah berat mencapai target. Besar pasak daripada tiang. Juga menjaga angka defisit di bawah ambang batas normal.

Sebenarnya, ada hal lain yang tidak diungkapkan: jika diusulkan APBD Perubahan maka negosiasi penambahan anggaran dan tukar menukar anggaran akan semakin gaduh. Setiap dinas tidak mau usulannya dicoret. Setiap anggota DPRD tidak mau anggaran aspirasinya dikurangi.

Risiko besar itu terbayang. Sedangkan PAD sudah dipastikan sulit dicapai. Sudah terbayang juga akan gagal bayar. Pekerjaan ada yang sudah dikerjakan, tidak terbayar. Jika sudah begitu rawan temuan auditor dan sulit mendapat predikat WTP. Rentetan dampaknya panjang.

“Cara mencegah tidak gagal bayar ya dengan menaikan PAD,” kata H Syawal, tenaga ahli DPRD mantan Kepala BKAD.

Diskusi masih banyak yang malu-malu. Adu argument belum terbiasa. Sebenarnya pihak eksekutif memendam info berikut:

“Sebenarnya di daerah lain banyak yang ingin seperti Subang. Tidak mengajukan APBD perubahan karena berat. Bukan Subang saja yang tidak ada APBD Perubahan. Tapi banyak yang tidak berani resiko politiknya,” bisik seorang pejabat. Seminggu sebelum acara diskusi. Saya minta menyampaikannya saat diskusi. Tapi tidak disampaikan.

Saya menyimak diskusi itu. Dua-duanya, punya pondasi argument yang cukup kuat. Hingga catatan ini dibuat potensi interpelasi dan tidak, masih seimbang. Kita lihat minggu depan. Apakah akan ada paripurna usul interpelasi.

Karena kurang ngopi itulah, ada suudzon. Kata Elita. Padahal belum tentu dipandang ada niat negatif. Menurut saya, sebaiknya digelar ngopi bareng. APBD dibahas dengan seruputan secangkir kopi atau teh. Tidak perlu di ruang yang ada palu sidang.

Asep Rochman Dimyati yang pop**ar dipanggil ARD juga minta segera ada ngopi APBD bareng. Ia berpesan tidak boleh ada yang saling menjatuhkan. Ia pun memberi kritik pada perencanaan pendapatan.

“Rencana pendapatan dari pajak sarang burung walet Rp10 miliar. Ini aneh. Di mana sarangnya? Gak rasional. Waletnya aja gak ada. Pantes aja defisit, perencanaannya bagaimana bisa begitu,” katanya diikuti tepuk tangan peserta.

Tapi Bapenda optimis, pendapatan daerah masih bisa naik. Ada perusahaan yang punya hutang pajak akan segera bayar hutang. Jumlah tunggakannya ratusan miliar. Di antaranya ada aset perusahaan di Subang yang sekarang sudah dilelang Satgas BLBI.
“Jika sudah ada yang beli, kita akan kebagian,” kata Kepala Bapenda, Dadang Darmawan.

Kepala BKAD juga optimis. Defisit Rp185 miliar itu masih bisa ditutup atau dikurangi. “Itu defisit berjalan, masih bisa berubah,” tandasnya.

Sedangkan Asisten Daerah III Ahmad Sobari yang dijuluki ‘professor anggaran’ mempertegas fundamental APBD sebagai alat kepala daerah untuk mencapai program yang ditetapkan. Ahmad juga mengingatkan fungsi ratifikasi. Anggaran harus diperiksa oleh DPRD.

Juga Ahmad mengingatkan perlunya ikhtiar salesmanship dari pihak eksekutif. Menawarkan rancangan anggaran dan menjelaskannya ke legislatif. Hingga ada kesepakatan. Kemudian perlu ada coalition building. Antara suami-istri: legislatif-eksekutif.

Rupanya itu rahasia ‘profesor anggaran’ ketika menjadi Kepala BKAD di zaman Bupati Eep, Ojang Sohandi hingga Imas
Aryumningsih. Di masanya, pernah disclaimer tapi tidak gaduh interpelasi.

Seorang nara sumber Lukmantias mengingatkan. Dalam situasi seperti ini, penting dilakukan mitigasi risiko. Antisipasi jika PAD tidak tercapai dan defisit anggaran.

Lalu, ngopi APBD lagi kapan? Pasundan Instititue siap memediasi.(clue)

Address

Jalan Panji. Puri Panji Kencana, Blok E-21, Kel. Cigadung
Subang

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when CLUE-Catatan Lukman Enha posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to CLUE-Catatan Lukman Enha:

Videos

Share


Other Broadcasting & media production in Subang

Show All