Fakta Unik dan Menarik

Fakta Unik dan Menarik Memberikan informasi tentang fakta unik dan menarik
(1)

๐‚๐š๐ซ๐š ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ซ๐ข๐ค๐š๐ง ๐Š๐ž๐ซ๐š๐ฃ๐š๐š๐ง ๐Œ๐š๐ฃ๐š๐ฉ๐š๐ก๐ข๐ญ ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ก๐ฎ๐ค๐ฎ๐ฆ ๐Š๐จ๐ซ๐ฎ๐ฉ๐ญ๐จ๐ซUndang-undang pemberantasan korupsi telah mengatur hukuman penjara ...
24/08/2024

๐‚๐š๐ซ๐š ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ซ๐ข๐ค๐š๐ง ๐Š๐ž๐ซ๐š๐ฃ๐š๐š๐ง ๐Œ๐š๐ฃ๐š๐ฉ๐š๐ก๐ข๐ญ ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ก๐ฎ๐ค๐ฎ๐ฆ ๐Š๐จ๐ซ๐ฎ๐ฉ๐ญ๐จ๐ซ

Undang-undang pemberantasan korupsi telah mengatur hukuman penjara dan denda bagi koruptor. Ternyata, hukuman ini tidak membuat jera, masih ada saja orang yang korupsi di negara ini.

Namun saat masa Kerajaan Majapahit, diterapkan aturan hukum yang ketat dalam hal kehidupan sehari-hari, termasuk bagi para pelaku korupsi.

Bahkan pelaku korupsi dengan cara mengurangi penghasilan makanan, mempersempit sawah hingga membiarkannya sengaja terbengkalai padahal sudah dikuasakan untuk mengolah bakal dikenakan hukuman mati.

Hukuman bagi koruptor itu diatur dalam bab tanah pada tiga pasal yakni Pasal 258, 259, dan 261. Hal ini p**a dijabarkan oleh Mpu Prapanca dalam kitab Nagarakertagama, sebagaimana dikutip dari buku "Tafsir Sejarah Nagarakertagama" karangan Prof. Slamet Muljana.

Disebutkan pada Kakawin Nagarakertagama, jika ada seseorang yang memperbaiki pekarangan, kebun, taman, selokan, ladang, telaga, bendungan, hingga kolam ikan, yang bukan miliknya tanpa disuruh oleh pemilik aslinya. Orang itu tidak berhak minta upah kepada si pemilik. Namun jika ia mendapat keuntungan perbaikan itu, pemiliknya berhak menuntut, jangan dibiarkan. Malah ia dikenakan denda dua laksa oleh raja yang berkuasa.

Barang siapa meminta izin untuk menggarap sawah, namun tidak dikerjakannya sehingga sawah itu terbengkalai, supaya dituntut untuk membayar utang makan, sebesar hasil padi yang dapat dipungut dari sawah yang akan dikerjakannya itu. Besar dendanya ditetapkan oleh raja yang berkuasa sama dengan denda pengerusak makanan.

Selain itu siapapun orangnya yang mengurangi penghasilan makanan atau mengkorupsi misalnya dengan mempersempit sawah atau membiarkannya terbengkalai segala apa yang dapat menghasilkan makanan atau melalaikan binatang piaraan apapun, lantas diketahui oleh orang banyak. Orang itu disebut bisa diperlakukan sebagai pencuri dan dikenakan pidana mati, sebagaimana dicantumkan pada Pasal 261.

Perampasan atau mengambil harta benda milik orang lain tanpa hak juga jadi perhatian hukum di Kerajaan Majapahit. Hukum ini diatur pada bab sahasa atau paksaan sebagaimana diatur pada Pasal 86, 87, dan 92.

Disebutkan jika seseorang mengambil milik orang tanpa hak, maka barang yang diambil secara haram itu akan hilang dalam waktu enam bulan. Jika belum hilang dalam waktu enam bulan diperingatkan, bahwa barang itu akan hilang dalam waktu enam tahun.

Segala modal milik orang yang mengambil barang tanpa hak ini akan turut hilang. Tercantum pada tafsir Negarakertagama ajaran sastra, jangan sekali-kali mengambil uang secara haram sebagaimana diatur pada Pasal 86. Tetapi di sini tidak disebutkan detail hilangnya itu apakah disita negara dalam hal ini pemerintahan Majapahit atau kutukan dicuri orang kembali.

Berikutnya, barang siapa sengaja merampas kerbau atau sapi orang lain dikenakan denda dua laksa. Barang siapa merampas harta orang lain didenda dua laksa p**a. Denda itu diputuskan raja yang berkuasa.

Selanjutnya sebagaimana tercantum pada Pasal 87, pendapatan dari kerbau, sapi, dan segalanya yang dirampas terutama harta akan dikembalikan kepada pemiliknya dua kali lipat.

Dan terakhir aturan di Pasal 92 disebutkan jika seseorang menebang pohon orang lain tanpa izin pemiliknya dikenakan denda empat tali oleh raja yang berkuasa. Jika hal itu terjadi pada waktu malam, dikenakan pidana mati oleh raja yang berkuasa dan pohon yang ditebang dikembalikan dua kali lipat.

Sumber: okezone

๐‰๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐Š๐š๐ ๐ž๐ญ! ๐’๐ž๐ ๐ข๐ง๐ข ๐‚๐ฎ๐š๐ง ๐๐ž๐ฅ๐š๐ง๐๐š ๐’๐ž๐ฅ๐š๐ฆ๐š ๐Œ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐ฃ๐š๐ก ๐ˆ๐ง๐๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ข๐šSetelah Proklamasi 17 Agustus 1945, pemerintah dan masyarakat...
23/08/2024

๐‰๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐Š๐š๐ ๐ž๐ญ! ๐’๐ž๐ ๐ข๐ง๐ข ๐‚๐ฎ๐š๐ง ๐๐ž๐ฅ๐š๐ง๐๐š ๐’๐ž๐ฅ๐š๐ฆ๐š ๐Œ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐ฃ๐š๐ก ๐ˆ๐ง๐๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ข๐š

Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, pemerintah dan masyarakat Belanda menyikapi lepasnya Indonesia (Hindia Belanda) dengan penuh kekhawatiran.

Selama ini, kekuatan ekonomi Belanda memang tak terletak pada aktivitas dalam negeri. Namun, bertumpu pada roda ekonomi di negeri jajahan, termasuk Hindia Belanda yang punya nilai ekonomi sangat besar.

Praktis, kehilangan tanah Indonesia adalah bencana bagi Belanda. Jika Indonesia lepas, mereka bisa membayangkan betapa hancur kehidupan nanti. Besarnya ketergantungan terhadap Indonesia, membuat banyak orang bertanya-tanya:

๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’†๐’“๐’‚๐’‘๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’”๐’‚๐’“ ๐’Œ๐’†๐’–๐’๐’•๐’–๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐‘ฉ๐’†๐’๐’‚๐’๐’…๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’‹๐’‚๐’‰ ๐‘ฐ๐’๐’…๐’๐’๐’†๐’”๐’Š๐’‚?

Jejak kolonialisme Belanda di Indonesia diawali sejak pendirian Kongsi Dagang Hindia Timur atau VOC pada 1602.

Sejarah mencatat, VOC kelak tak hanya beroperasi sebagai perusahaan dagang, tapi juga layaknya pemerintahan. Sebab, VOC bisa memulai perang, membuat perjanjian dengan kerajaan lokal, hingga mencetak mata uang sendiri.

Besarnya kekuasaan yang lantas berdampak pada kekuatan ekonomi membuat VOC jadi perusahaan dengan valuasi terbesar di masanya. Situs Visual Capitalist mencatat, nilai VOC mencapai 78 juta gulden pada 1637. Nominal tersebut setara dengan US$ 7,9 triliun atau setara Rp123 ribu triliun.

Disebut p**a, valuasi VOC melebihi gabungan perusahaan terbesar dunia sekarang, Apple, Microsoft, Google, dan sebagainya. Pada sisi lain, sejarawan Lodewijk Petram dalam The World's First Stock Exchange (2014), mencatat valuasi VOC hanya US$ 1 triliun pada masa kini. Meski angkanya lebih rendah, tentu saja jika dirupiahkan setara Rp15 ribu triliun.

Setelah VOC bubar pada 1799, angka keuntungan semakin bertambah. Sebab, pemerintah Hindia Belanda makin kuat mengendalikan ekonomi. Salah satu buktinya saat memberlakukan tanam paksa. Melalui kebijakan tersebut pemerintah mendapat keuntungan tak terkira.

Sejarawan Angus Maddison dalam "Dutch Income in and from Indonesia 1700-1938" (1989) menyebut, sistem tanam paksa berhasil meningkatkan aliran pendapatan dari Indonesia untuk PBD Belanda. Bahkan, setengah keuntungan tanam paksa langsung masuk ke kas pemerintah Belanda.

Maddison juga menjelaskan, persentase aliran dana dari Indonesia untuk PDB Belanda selalu meningkat setiap masa. Pada tahun 1700, dana dari Indonesia menyumbang 1% PDB Belanda. Sementara setelah tanam paksa, atau periode 1840-1870, melonjak menjadi 8% PDB.

"Secara perhitungan, aliran dana dari Indonesia ke Belanda mencapai 234 juta gulden pada 1831-1850. Lalu, 491 juta gulden dari 1851-1870. Angka segini, setara 31,5% PDB Belanda di periode tersebut," ungkap Maddison.

Bahkan, Maddison juga menghitung pendapatan Belanda dari Indonesia selama 1878-1941 menyentuh 23,5 miliar gulden atau setara US$398 miliar pada masa sekarang. Namun, angka segitu belum termasuk keuntungan-keuntungan perusahaan swasta, yang bisa dipunguti pajak juga oleh pemerintah Belanda. Tentu, jika dihitung-hitung luar biasa besar.

Seluruh dana dari Indonesia tersebut kemudian dipakai untuk pembangunan Belanda. Mereka sukses membangun banyak bendungan, jalan, dan infrastruktur lain. Meski begitu, kemajuan ekonomi dan pembangunan negeri kincir angin berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia.

Sejarah mencatat, semasa pendudukan Belanda, masyarakat Indonesia hidup sengsara sebagai warga negara kelas dua di tanah kelahirannya sendiri. Tak jarang warga Indonesia juga menjadi budak sebagai dampak kebijakan kolonial atau budak di berbagai perusahaan.

Atas dasar ini, ketika Indonesia merdeka pada 1945, Belanda ketar-ketir. Meski demikian, kekhawatiran Belanda tersebut tak terbukti. Selepas kemerdekaan Indonesia, Belanda tak jadi bangkrut sebab mendapat sokongan dana dari AS lewat kebijakan Marshall Plan.

Sumber: CNBC

๐๐ซ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ค ๐Š๐จ๐ซ๐ฎ๐ฉ๐ฌ๐ข ๐๐ข ๐„๐ซ๐š ๐Š๐ž๐ซ๐š๐ฃ๐š๐š๐ง ๐Œ๐š๐ญ๐š๐ซ๐š๐ฆ ๐Š๐ฎ๐ง๐จPenyelewengan uang negara untuk keuntungan suatu pihak atau biasa disebut ko...
23/08/2024

๐๐ซ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ค ๐Š๐จ๐ซ๐ฎ๐ฉ๐ฌ๐ข ๐๐ข ๐„๐ซ๐š ๐Š๐ž๐ซ๐š๐ฃ๐š๐š๐ง ๐Œ๐š๐ญ๐š๐ซ๐š๐ฆ ๐Š๐ฎ๐ง๐จ

Penyelewengan uang negara untuk keuntungan suatu pihak atau biasa disebut korupsi, ternyata sudah dilakukan sejak era Kerajaan Mataram Kuno.

Praktik korupsi di masa Kerajaan Mataram Kuno tercatat pada beberapa prasasti. Dari masa pemerintahan Raja Dyah Balitung (899-911) saja, ada dua prasasti yang menyebut praktik penyelewengan uang oleh pejabat kerajaan.

Dua prasasti yang dimaksud yakni Prasasti Luitan dan Prasasti Palepangan. Bagaimana praktik korupsi di era Kerajaan Mataram Kuno diceritakan Prasasti Luitan dan Prasasti Palepangan?

Bukti korupsi pada Prasasti Luitan

Prasasti Luitan dibuat pada tahun 823 Saka atau 16 April 901 Masehi.

Dalam prasasti ini, dikatakan bahwa pada Kamis Kliwon, paringkelan Was, tanggal 16 April 901 Masehi, penduduk Desa Luitan yang termasuk wilayah Kapung, menghadap Rakryan Mapatih i Hino.

Mereka mengaku tidak sanggup membayar pajak sebanyak yang telah ditentukan.

Para penduduk merasa tanah mereka diukur dengan satuan tampah yang lebih kecil daripada satuan tampah standar.

Konsekuensi dari hal itu, pajak yang harus mereka bayarkan menjadi lebih besar.

Mereka memohon kepada Rakryan Mapatih i Hino dan Rakryan i Pagerwesi untuk memerintahkan mengukur kembali sawah-sawah mereka, dengan satuan tampah yang benar.

Permohonan mereka dikabulkan, dan terbukti bahwa tampah yang digunakan dulu hanya 2/3 satuan tampah standar.

Dengan kata lain, para pejabat pajak di daerah Kapung hendak mencari untung untuk diri sendiri dengan cara mengubah satuan tampah.

Dengan memperkecil satuan tampah, maka besaran pajak yang diterima pejabat akan lebih besar dan bisa diselewengkan untuk kepentingannya sendiri.

Keuntungan yang didapatkan pejabat pajak dari daerah Kapung bahkan mencapai 33,3 persen.

Bukti korupsi pada Prasasti Palepangan Di dalam Prasasti Palepangan yang berasal dari tahun 906, dikatakan bahwa rakyat Desa Pelapangan berselisih pendapat dengan sang nayaka yang bernama Bhagawanta Jyotisa.

Menurut sang nayaka, sawah rakyat Desa Palepangan itu luasnya dua lamwit, yang harus dibebani pajak sebanyak 6 dharana perak setiap tampah-nya.

Padahal, rakyat Palepangan yakin bahwa sawah mereka panjangnya hanya 100 depa sihwa (?) dan lebarnya 30 depa sihwa (?), lebih kecil daripada klaim sang nayaka.

Untuk itu, mereka menghadap Rakryan Mahamantri i Hino pu Daksa dengan permohonan agar sawah mereka diukur kembali dengan menggunakan tampah standar kerajaan.

Permohonan itu dikabulkan, dan ternyata benar bahwa ukuran sawah rakyat tidak mencapai dua lamwit. Setelah dihitung, manip**asi pengukuran yang dilakukan sang nayaka dapat mendatangkan keuntungan baginya hingga 31 persen.

๐‘†๐‘ข๐‘š๐‘๐‘’๐‘Ÿ: ๐พ๐‘œ๐‘š๐‘๐‘Ž๐‘ 

๐ˆ๐ง๐ข ๐‘๐š๐ฃ๐š ๐‰๐š๐ฐ๐š ๐’๐ž๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐ง๐ฒ๐š! ๐ƒ๐ข๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ข ๐‘๐š๐ค๐ฒ๐š๐ญ, ๐“๐จ๐ฅ๐š๐ค ๐Š๐ž๐ฆ๐ž๐ฐ๐š๐ก๐š๐ง-๐๐ข๐ฅ๐ข๐ก ๐‡๐ข๐๐ฎ๐ฉ ๐’๐ž๐๐ž๐ซ๐ก๐š๐ง๐šBagi banyak orang memiliki kekuasaan dan...
22/08/2024

๐ˆ๐ง๐ข ๐‘๐š๐ฃ๐š ๐‰๐š๐ฐ๐š ๐’๐ž๐›๐ž๐ง๐š๐ซ๐ง๐ฒ๐š! ๐ƒ๐ข๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ข ๐‘๐š๐ค๐ฒ๐š๐ญ, ๐“๐จ๐ฅ๐š๐ค ๐Š๐ž๐ฆ๐ž๐ฐ๐š๐ก๐š๐ง-๐๐ข๐ฅ๐ข๐ก ๐‡๐ข๐๐ฎ๐ฉ ๐’๐ž๐๐ž๐ซ๐ก๐š๐ง๐š

Bagi banyak orang memiliki kekuasaan dan kekayaan di waktu bersamaan adalah sumber kenikmatan. Berbagai keistimewaan pasti bakal didapat.

Namun, terkadang orang lupa ada tuntutan tanggung jawab yang menyangkut hidup orang banyak. Makin kaya dan berkuasa, pasti tanggung jawab makin besar.

Terkait ini, ada satu kisah dari masa lalu terkait Raja (pemimpin) Jawa Mangkunegara VI ketika berkuasa pada 1896. Alih-alih memanfaatkan kekuasaan dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri, Mangkunegara VI membuat berbagai terobosan yang membuatnya dicintai rakyat.

Dia menolak semua kemewahan, pilih hidup sederhana dan pro-rakyat. Bagaimana ceritanya?

Awalnya, pria bernama asli Raden Mas Suyitno ini tak menyangka bakal memimpin Pura Kadipaten Mangkunegaraan yang berbasis di Solo. Namun, kakaknya yang meninggal di usia muda mengubah jalan hidupnya.

Dari semula tentara kerajaan berubah menjadi Raja Jawa yang berhak menyandang gelar Mangkunegara VI. Mangkunegaraan memang tak mengadopsi tradisi penerus takhta adalah anak dari raja.

Seperti penguasa sebelumnya, hidup Suyitno sebagai raja diprediksi bakal dibanjiri kenikmatan. Sudah pasti dia kaya raya, sangat dihormati rakyat, dan punya kekuatan besar.

Dia juga bisa melakukan banyak hal untuk kepentingan diri sendiri. Pada sisi lain, Suyitno sadar kondisi kesultanan sudah berbeda pada 1869.

Dia mewarisi segudang masalah dari pemimpin sebelumnya. Bisnis gula terus merugi, sehingga kas kerajaan makin sedikit.

Parahnya, di tengah ancaman kebangkrutan, para keluarga kerajaan tak mengubah gaya hidupnya. Mereka tetap hidup mewah dan boros.

Alhasil, Suyitno melakukan reformasi besar-besaran untuk mematahkan tradisi. Semua dilakukan dari hal sederhana. Secara pribadi dia menolak tunjangan dan memilih hidup sederhana apa adanya.

Sebagaimana diceritakan tim riset dari Mangkunegoro VI: Sang Reformis (2021), pria kelahiran 1 Maret 1867 ini memangkas anggaran biaya hidup para bangsawan dan menyederhanakan berbagai macam pesta.

Dia meminta bangsawan tak lagi mengadakan pesta sendirian, tapi diubah secara massal. Lalu, dia juga mengurangi jumlah pegawai yang tidak kompeten.

Satu hal menarik lain, yakni menghapus feodalisme di kerajaan. Dia menghapus kebiasaan jalan jongkok yang lazim dilakukan di lingkungan Mangkunegaraan untuk menghormati bangsawan dan raja.

Semua itu pada akhirnya membuat kas kerajaan mulai bertambah. Penambahan kas tak dipakai untuk kepentingan pribadi, tapi dialihkan buat rakyat.

Tercatat dia aktif memerikan beasiswa pendidikan dan pendirian sekolah perempuan. Tak hanya itu, dia juga mengizinkan orang Tionghoa mendirikan rumah duka dan memperbolehkan penyebaran agama Kristen.

Sikap Suyitno sebagai penguasa membuat rakyat mencintainya dan menyebutnya sebagai Raja Jawa yang hidup sederhana. Pada sisi lain, para pembenci Suyitno memandangnya sebagai Raja Jawa yang pelit.

Para penulis biografi Mangkunegara VI mengambil contoh, para pembenci ini adalah pejabat Belanda yang ditolak Suyitno dan juga para bangsawan atau orang terdekatnya sendiri.

Mereka yang sejak kecil hidup bergelimang harta merasa dirugikan oleh kebijakan Suyitno karena tak lagi bisa hidup mewah dan menjadi susah. Bahkan, mereka juga tak lagi dihormati sebab sudah setara rakyat biasa.

Pada akhirnya, berbagai tekanan membuat Suyitno tak enak hati dan memutuskan mundur sebagai Raja Jawa. Dia kemudian mengasingkan diri bersama keluarga ke Surabaya sampai meninggal pada 24 Juni 1928.

๐‘†๐‘ข๐‘š๐‘๐‘’๐‘Ÿ: ๐ถ๐‘๐ต๐ถ

Indonesia tanah air siapa..Katanya tanah lahir Beta..
21/08/2024

Indonesia tanah air siapa..

Katanya tanah lahir Beta..

๐๐š๐ง๐ ๐ž๐ซ๐š๐ง ๐‰๐š๐ฐ๐š ๐Š๐š๐›๐ฎ๐ซ ๐๐š๐ซ๐ข ๐‘๐ฎ๐ฆ๐š๐ก & ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ก ๐‰๐š๐๐ข ๐Š๐ฎ๐ฅ๐ข, ๐ˆ๐ง๐ข ๐’๐จ๐ฌ๐จ๐ค๐ง๐ฒ๐šSebagian besar orang pasti ingin memilih lahir dari keluar...
15/08/2024

๐๐š๐ง๐ ๐ž๐ซ๐š๐ง ๐‰๐š๐ฐ๐š ๐Š๐š๐›๐ฎ๐ซ ๐๐š๐ซ๐ข ๐‘๐ฎ๐ฆ๐š๐ก & ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ก ๐‰๐š๐๐ข ๐Š๐ฎ๐ฅ๐ข, ๐ˆ๐ง๐ข ๐’๐จ๐ฌ๐จ๐ค๐ง๐ฒ๐š

Sebagian besar orang pasti ingin memilih lahir dari keluarga kaya raya, jika memungkinkan. Dari keluarga kaya, hidup sehari-hari diyakini lebih mudah dan ada banyak keistimewaan bakal didapat.

Namun begitu, sikap berbeda justru ditampilkan oleh Raden Mas Kudiarmadji alias Suryomentaram. Dia merupakan anak ke-55 dari manusia terkaya di Jawa sekaligus orang nomor satu di Kesultanan Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwana VII (1839-1921).

Meski lahir dari keluarga kaya, Suryomentaram memilih untuk hidup miskin. Dia meninggalkan kemewahan di istana dan beralih menjadi rakyat biasa berprofesi petani dan kuli.

๐“๐š๐ค ๐๐ž๐ญ๐š๐ก ๐‰๐š๐๐ข ๐Ž๐ซ๐š๐ง๐  ๐Š๐š๐ฒ๐š

Perlu diketahui, Hamengkubuwana VII memperoleh kekayaan dari bisnis gula. Dia memiliki banyak pabrik gula yang dikelola langsung anak buahnya. Selain itu, sebagai penguasa absolut wilayah Jawa, dia berhak mendapat upeti 200 ribu gulden dari setiap pabrik gula swasta dan penyewaan tanah oleh rakyat.

Tak heran, semasa hidup dia mendapat julukan Sultan Sugih alias Sultan Terkaya. Atas kondisi demikian, hidup Suryomentaram praktis sangat berkecukupan. Dia tak pernah merasa kesulitan uang.

Akan tetapi, situasi demikian berubah tatkala pria kelahiran 20 Mei 1892 itu berpergian naik kereta api ke Solo. Sepanjang jalan dia melihat kesenjangan sosial yang selama ini terhalang tingginya tembok keraton.

Selama ini di dalam keraton, dia dan anggota keluarga kesultanan lain sering foya-foya. Sedangkan di luar sana masyarakat banyak yang miskin. Para petani hidupnya sengsara. Mereka kerja keras, tapi tak merasakan hasil kerjanya.

Pada titik ini, jiwanya bergejolak. Sebagaimana diuraikan dalam Ilmu Bahagia Ki Ageng Suryomentaram (2020), Suryomentaram ingin melepaskan diri dari kehidupan istana dan beralih jadi rakyat biasa. Dia pun bermeditasi. Hasilnya membuatnya makin mantap melepaskan titel ningrat secepat mungkin.

Sayang, permintaan untuk keluar istana ditolak sang ayah. Namun, dia tak habis akal. Beberapa waktu kemudian dia kabur dari istana tanpa perbekalan. Dia pergi melepaskan simbol kerajaan dan mengubah identitasnya menjadi pemuda bernama Natadangsa. Dengan identitas baru, dia bekerja sebagai kuli sumur di desa terpencil Yogyakarta.

Untuk mencukupi hidup, dia juga bekerja sebagai pedagang batik dan petani di daerah Cilacap. Semua itu dilakukan secara senyap, tanpa orang tahu Natadangsa sebenarnya anak Sultan Yogyakarta. Hingga akhirnya, akal bulus itu terbongkar oleh orang suruhan Hamengkubuwana VII yang mencari Suryomentaram.

Saat terbongkar, dia kembali lagi ke keraton. Namun, lagi-lagi dia tidak betah. Terlebih, dia harus menelan fakta pahit bahwa ayah dan ibunya bercerai. Sikap sederhana yang dimunculkannya juga menuai cemooh dari keluarga kerajaan lain. Dia dianggap gila oleh para pangeran hanya karena memakan pecel bersama rakyat jelata di pinggir jalan.

๐๐š๐ ๐ข๐ค๐š๐ง ๐‡๐š๐ซ๐ญ๐š & ๐‡๐ข๐๐ฎ๐ฉ ๐€๐ฉ๐š ๐€๐๐š๐ง๐ฒ๐š

Ketika Hamengkubuwana VII wafat tak ada lagi yang bisa menghalangi langkah Suryomentaram keluar keraton. Baginya, hidup di keraton seperti tinggal di penjara sebab tak bisa bertemu rakyat biasa. Alhasil, dia meminta izin kepada Hamengkubuwana VIII untuk pergi.

Setelahnya, dia menjual seluruh harta benda pada 1925. Dari mulai tanah, mobil, hingga kuda. Uang hasil penjualan dia bagikan kepada abdi dalem keraton dan sisanya dia belikan tanah di Salatiga untuk tempat tinggal di sisa hidupnya.

Di kediaman baru inilah, Suryomentaram bekerja sebagai petani dan menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa. Dia sering menggunakan kaos oblong, celana pendek, dan kain compang-camping. Selama periode ini, dirinya merumuskan ilmu-ilmu spiritualitas. Salah satunya terkait kawruh begja atau ilmu kebahagiaan.

Bahwa, katanya, manusia jangan terlalu mengejar kesenangan dunia. Sebab, itu semua tak ada yang abadi. Atas dasar ini, manusia seharusnya hidup sederhana. Jika berlebihan, maka hidup bakal tidak baik-baik saja.

Nasehat-nasehat seperti ini membuat nama Suryomentaram naik daun. Bahkan, pada 1957 Presiden Soekarno pernah meminta wejangan kepadanya untuk mengurus negara. Suryomentaram wafat pada 18 Maret 1962 di usia 70 tahun. Meski begitu, pemikirannya masih dilestarikan sampai sekarang.

๐‘†๐‘ข๐‘š๐‘๐‘’๐‘Ÿ: ๐ถ๐‘๐ต๐ถ

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor yang merupakan bekas warisan zaman ko...
14/08/2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor yang merupakan bekas warisan zaman kolonial.

Para Gubernur Jenderal Hindia Belanda, seperti Pieter Gerardus van Overstraten dan GW Baron van Imhoff, disebut Jokowi sebagai penghuni lama Istana Kepresidenan.

Atas dasar ini, dia ingin Indonesia memiliki gedung Istana Negara yang dibangun oleh anak bangsa sendiri. Seperti yang terjadi pada Istana Ibu Kota Negara di Nusantara, Kalimantan Timur.

Meski begitu, ternyata di Jakarta ada p**a istana yang dibangun bukan oleh pemerintah kolonial Belanda, melainkan pemerintah kolonial Prancis. Nama istana itu adalah De Witte Huis (Istana Putih) Daendels.

Istana Putih dibangun pada 7 Maret 1809 saat Herman Willem Daendels berkuasa.

Perlu diketahui, kekuasaan Daendels di Indonesia menandai dimulainya penjajahan Prancis di Indonesia sekalipun secara tidak langsung. Kala itu, Belanda sedang berada di bawah kekuasaan Prancis.

Alhasil, seluruh koloni Belanda, termasuk Indonesia, menjadi milik Prancis. Untuk mengurusi Indonesia, Kaisar Napoleon Bonaparte memerintahkan Daendels membereskan administrasi dan menata pertahanan perang di Indonesia. Kekuasaan Daendels di Indonesia cukup singkat. Hanya 4 tahun, dari 1808 sampai 1811.

Istana Putih sebagai salah satu jejak kekuasaan Daendels. Dia membangun istana baru supaya bisa menggantikan istana lama yang berada di Weltevreden. Dia lantas memerintahkan arsitek ternama J.C Schulze merancang bangunan.

Daendels ingin Istana Putih seperti di Prancis, berbentuk Empire Style, memiliki kantor, tempat penginapan, perkebunan, dan tempat istirahat hewan. Maka, dipilihlah lokasi istana di sisi timur Lapangan Parade (kini: Lapangan Banten). Saat proses pembangunan, banyak orang tak setuju.

Pembangunan Istana Putih dinilai pemborosan semata sebab dibangun secara besar-besaran di kala kondisi keuangan negara sedang cekak. Namun, sejarah kemudian mencatat Daendels tetap bersikukuh membangun Istana Putih.

๐๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐‚๐ฎ๐ฆ๐š ๐๐ž๐ฅ๐š๐ง๐๐š, ๐๐ž๐ ๐š๐ซ๐š ๐Š๐จ๐ฅ๐จ๐ง๐ข๐š๐ฅ ๐ˆ๐ง๐ข ๐‰๐ฎ๐ ๐š ๐๐š๐ง๐ ๐ฎ๐ง ๐ˆ๐ฌ๐ญ๐š๐ง๐š ๐๐ข ๐‘๐ˆ

Dalam penuturan Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe (1988), pembangunan istana berjalan lambat. Istana baru selesai dibangun pada 1828, alias 19 tahun setelah batu pertama diletakkan.

Proses panjang tersebut juga membuat Daendels, si empunya kuasa tak bisa tinggal di sana. Pasalnya, kekuasaan Daendels berakhir pada 1811. Setelah ditinggal Daendels, praktis Istana Putih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.

Pada masa kemerdekaan, gedung Istana Putih tak seperti istana-istana negara lain yang digunakan oleh Presiden. Gedung Istana Putih difungsikan sebagai kantor Kementerian Keuangan. Namanya pun diubah menjadi Gedung A.A Maramis, yang merupakan bagian Kompleks Kementerian Keuangan Indonesia di Jakarta Pusat.

๐Š๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐๐š๐ก๐ฅ๐š๐ฐ๐š๐ง ๐Š๐ž๐ฆ๐ž๐ซ๐๐ž๐ค๐š๐š๐ง ๐‰๐š๐๐ข ๐๐ž๐ซ๐š๐ฆ๐ฉ๐จ๐ค ๐€๐ค๐ข๐›๐š๐ญ ๐“๐š๐ค ๐๐ฎ๐ง๐ฒ๐š ๐”๐š๐ง๐ Apa jadinya pahlawan kemerdekaan, yang mengobarkan dirinya...
13/08/2024

๐Š๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐๐š๐ก๐ฅ๐š๐ฐ๐š๐ง ๐Š๐ž๐ฆ๐ž๐ซ๐๐ž๐ค๐š๐š๐ง ๐‰๐š๐๐ข ๐๐ž๐ซ๐š๐ฆ๐ฉ๐จ๐ค ๐€๐ค๐ข๐›๐š๐ญ ๐“๐š๐ค ๐๐ฎ๐ง๐ฒ๐š ๐”๐š๐ง๐ 

Apa jadinya pahlawan kemerdekaan, yang mengobarkan dirinya untuk mengusir penjajah, tapi di masa depan menjadi perampok dan buronan? Kisah ini bukan fiksi semata tapi benar terjadi dan melibatkan eks-veteran bernama Kusni Kasdut.

Dari semula pahlawan dan pejuang kemerdekaan, Kasdut beralih jadi penjahat legendaris di Indonesia. Bagaimana ceritanya?

๐๐ž๐ฃ๐ฎ๐š๐ง๐  ๐Š๐ž๐ฆ๐ž๐ซ๐๐ž๐ค๐š๐š๐ง

Setelah kemerdekaan, Kusni Kasdut menjadi pejuang yang mengusir Belanda. Dia bertugas di Jawa Timur dan tergabung dengan Brigade Teratai yang beranggotakan TNI, perampok, dan berbagai kelompok kriminal lain.

Selama berjuang, Kasdut ditugaskan mencari pendanaan. Dia kerap mencuri emas dan berlian milik orang kaya untuk dipakai keperluan perang. Pernah juga dia mencuri meriam milik Belanda untuk dipakai sebagai persenjataan Brigade Teratai.

Dalam proses tersebut, dia juga kerap tertangkap basah Belanda, sehingga penyiksaan dan pemenjaraan jadi "makanan" sehari-harinya. Namun, semua berubah ketika perang selesai.

Saat situasi normal, Kasdut tentu tidak punya pekerjaan. Tak seperti pejuang lain, dia tak bisa tergabung dalam tentara. Setidaknya ada dua versi terkait kegagalannya bergabung dengan TNI.

Pertama, dikutip dari paparan riset Para Jagoan (2011), Kasdut merasa pemerintah tak berjasa kepada para veteran seperti dirinya. Dia merasa sakit hati dan menolak masuk tentara.

Kedua, dia tak memenuhi persyaratan. Kasdut gagal seleksi administrasi dan kesehatan. Dia punya bekas luka tembak di kaki. Lalu, dia juga tak berasal dari kesatuan resmi TNI saat berjuang. Diketahui, dia bergerak sendirian tanpa arahan TNI, sehingga tak bisa masuk militer.

Apapun versinya, Kasdut gagal masuk TNI sekalipun dia sudah berjuang. Dia merasa kecewa dan sakit hati teramat. Pada saat bersamaan, kondisinya juga makin terhimpit. Dia sama sekali tak punya uang. Melamar pekerjaan pun tak bisa sebab dia tak punya keahlian, selain bela diri.

Pada titik ini, seorang teman mengajaknya menjadi penjahat. Dia setuju. Maka terjadilah aksi kriminal pertamanya, yakni pemerasan. Dia pura-pura menjadi penculik dan memeras keluarga korban. Aksi ini membuatnya punya Rp600 ribu. Dari sini dia merasa ketagihan dan menjalani pekerjaan sebagai perampok.

๐‘๐š๐ฆ๐ฉ๐จ๐ค ๐„๐ฆ๐š๐ฌ-๐๐ž๐ซ๐ฅ๐ข๐š๐ง

Akibat dulu sering merampok emas dan berlian, dia kemudian jadi spesialis perampokan objek tersebut. Kasdut melakukan perampokan pertama pada 11 Agustus 1953.

Kala itu, Kasdut merampok rumah orang kaya di Jakarta bernama Ali Badjened. Dia sukses membawa harta Ali dan juga membunuhnya. Kabar perampokan disertai pembunuhan seketika viral dan buat geger. Dia langsung menjadi sorotan dan buronan kepolisian. Sayangnya, Kasdut licin bak belut. Dia sulit sekali ditangkap.

Meski begitu, hasil rampokan Kasdut tak dimakan sendiri. Dia sering membagi-bagikan hasil rampokan ke kaum miskin atas dasar iba.

Kasdut berulangkali melakukan perampokan, tapi yang paling fenomenal terjadi pada 31 Mei 1961. Kala itu dia merampok Museum Nasional Jakarta dengan menyamar jadi polisi bersenjata.

Dia memperdaya petugas dan berhasil membawa kabur 11 pertama dan batangan emas koleksi museum. Total, mencapai Rp2,5 miliar. Nominal sangat besar di masanya. Namun, perampokan yang menyasar museum terbesar di Indonesia itu malah menjadi malapetaka bagi Kasdut.

Malapetaka terjadi saat dia menjual barang rampokan. Ketika menjual emas dan pertama, pihak kepolisian menyamar jadi pembelinya. Maka, tertangkaplah Kasdut.

Pada saat penangkapan, dia sempat melarikan diri, tetapi berhasil dilumpuhkan oleh aparat kepolisian. Setelah dipenjara dan diselidiki, hasil persidangan menyatakan Kusni Kasdut harus divonis hukuman mati.

Selama proses menunggu kematian, Kasdut hidup dari penjara ke penjara. Dia pernah melarikan diri, tetapi berhasil diringkus kepolisian. Dia bertobat dan bertekad menjadi Katolik yang taat.

Setelah menyesal, dia sempat mengajukan grasi ke Presiden Soeharto. Besar harapan, presiden memberi ampunan. Namun, permintaan itu ditolak dan keputusan hukuman mati harus dilaksanakan.

Pada sisi lain, tindakan Kasdut menuai pro dan kontra. Berbagai ahli menyoroti tindakannya membela kemerdekaan pada masa lampau. Namun, ada p**a yang memandang dia harus dihukum mati tak peduli seberapa besar jasanya ketika jadi pejuang.

Akan tetapi, sejarah kemudian mencatat dia tetap ditembak mati pada 16 Februari 1980.

๐‘†๐‘ข๐‘š๐‘๐‘’๐‘Ÿ: ๐ถ๐‘๐ต๐ถ

06/08/2024
Kisah Tribhuwana Tunggadewi, Sang Ratu yang Memimpin Majapahit ke Masa KejayaanPada tahun 1328, Kerajaan Majapahit menca...
24/07/2024

Kisah Tribhuwana Tunggadewi, Sang Ratu yang Memimpin Majapahit ke Masa Kejayaan

Pada tahun 1328, Kerajaan Majapahit mencatat sejarah penting dengan naik tahtanya Tribhuwana Tunggadewi sebagai penguasa perempuan pertama. Tribhuwana, yang merupakan putri dari pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya, dan Gayatri, memimpin dengan gelar Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.

Keputusan ini diambil setelah kematian Raja Jayanagara yang tewas ditikam saat sakit. Saat Tribhuwana Tunggadewi memimpin, ibunya, Gayatri, masih hidup dan berperan sebagai penasihat utamanya. Gayatri memilih menjadi pendeta agama, memungkinkan putrinya untuk naik tahta dan memimpin kerajaan.

Kepemimpinan Tribhuwana didampingi oleh suaminya, Kertawardhana, dan pada awal pemerintahannya, Patih Amangkubhumi Arya Tadah menjadi penasehat pentingnya.

Selama beberapa tahun pertama pemerintahannya, Arya Tadah menunjukkan dedikasi yang besar. Namun, pada tahun 1251 Saka, Arya Tadah merasa kesehatannya semakin menurun dan memohon kepada Tribhuwana untuk melepaskan jabatannya.

Meskipun awalnya menolak karena belum menemukan pengganti yang tepat, Tribhuwana akhirnya menerima permintaan Arya Tadah setelah ia mengusulkan Gajah Mada sebagai penggantinya.

Gajah Mada, yang sudah menunjukkan keberanian dan kecakapannya dengan menyelamatkan Jayanagara dan keluarga kerajaan dari pemberontakan yang dipimpin oleh Ra Kuti, dianggap sebagai pilihan yang tepat.

Tribhuwana pun mengangkat Gajah Mada sebagai Patih Amangkubhumi yang baru. Gajah Mada kemudian memainkan peran penting dalam memperluas kekuasaan Majapahit dan mengukuhkan kejayaan kerajaan.

Kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi ditandai dengan kebijaksanaan dan kemampuannya dalam mengelola pemerintahan serta mempertahankan stabilitas kerajaan.

Ia berhasil memimpin Majapahit melalui masa-masa yang penuh tantangan, baik dari dalam maupun luar kerajaan. Tribhuwana Tunggadewi juga dikenal karena membangun fondasi yang kuat untuk kejayaan Majapahit di masa mendatang.

Pada tahun 1350, Tribhuwana Tunggadewi menyerahkan tampuk kekuasaan kepada putranya, Hayam Wuruk, yang kemudian melanjutkan kepemimpinan Majapahit dan membawa kerajaan tersebut mencapai puncak kejayaannya.

Tribhuwana Tunggadewi dikenang sebagai sosok penguasa perempuan yang tangguh dan visioner, yang mampu membawa Majapahit melalui masa-masa sulit dan menyiapkan jalan bagi kejayaan yang lebih besar di masa mendatang.

Sumber: Sindonews

Kisah Orang Terkaya di Jakarta Bagi-bagi Tanah GratisKepemilikan harta yang melimpah hanya bisa dinikmati di dunia. Sete...
11/07/2024

Kisah Orang Terkaya di Jakarta Bagi-bagi Tanah Gratis

Kepemilikan harta yang melimpah hanya bisa dinikmati di dunia. Setelah meninggal, itu semua tinggal cerita. Atas dasar inilah salah satu tuan tanah dan orang terkaya Jakarta di tahun 1700-an, Cornelis Chastelein, memilih memberikan tanah gratis kepada orang-orang.

Bagaimana kisahnya?

Perlu diketahui, Chastelein adalah pegawai VOC selama 20 tahun. Dia memulai karir di kongsi dagang itu sejak usia 20-an. Dari semula hanya pengawas gudang, tapi perlahan terus naik jabatan hingga menjadi saudagar utama dan anggota Dewan Kota Batavia.

Selama bertugas, pria kelahiran 1658 itu mendapat gaji bulanan sekitar 200-350 gulden. Angka tersebut cukup besar pada masanya. Tapi, dia jadi salah satu orang yang cukup pintar mengelola uang.

Alih-alih dihamburkan, gaji tersebut dialihkan untuk membeli tanah di sekeliling Batavia. Dalam Depok Tempo Doeloe (2011) dijelaskan, tanah pertama yang dibelinya pada 1693 itu berada di kawasan Weltevreden yang kini disebut Gambir. Tanah tersebut lantas difungsikan untuk menanam tebu.

Dua tahun setelahnya, Chastelein memutuskan pensiun dari VOC dan kemudian membeli lagi tanah di Serengseng yang kini disebut Lenteng Agung. Di lahan baru inilah dia menikmati masa pensiun dan menjalani kehidupan baru sebagai tuan tanah. Di sana dia membangun rumah besar dan banyak membawa orang tak hanya keluarga.

"Ketika pindah ke Seringsing, Chastelein bukan hanya membawa keluarganya melainkan juga budak-budaknya," tulis Tri Wahyuning M. Irsyam dalam Berkembang dalam bayang-bayang Jakarta: Sejarah Depok 1950-1990-an (2017:41).

Total budak yang dibawa mencapai 150 orang. Para budak umumnya dari luar Jawa dan kemudian di antaranya menganut agama Kristen. Tak seperti orang lain, Chastelein sangat menghormati budak-budaknya. Sebagai kristen yang taat, dia memahami persoalan hak asasi manusia, sehingga sangat menyayangi mereka. Atas dasar ini p**a, dia membebaskan semua budaknya.

Para bekas budak yang kemudian jadi anak buah lantas ditugaskan Chastelein mengelola rumah besar di Serengseng. Selain itu mereka juga ditugaskan mengurus perkebunan yang baru saja dibelinya di kawasan Mampang dan Depok. Seluruh lahan itu menghasilkan tanaman penghasil cuan, seperti tebu, lada, pala dan kopi.

Baca:Kisah Kekayaan Brunei Negara Kena Blacklist AS, Sultannya Raja Terkaya
Semua itu lantas membuat Chastelein makin kaya raya. Dia jadi salah satu orang terkaya di Batavia (kini Jakarta) sebelum akhirnya tutup usia pada 28 Juni 1714. Setelah wafat, orang-orang tak ribut kemana perginya harta dan tanah miliknya.

Sebab, tiga bulan sebelum wafat, tepat pada 13 Maret 1714, dia sudah menuliskan surat wasiat. Bahwa dia ingin seluruh hartanya tak hanya dibagikan kepada keluarga, tapi juga dibagikan gratis kepada para bekas budak-budaknya yang dimerdekakan. Tujuannya supaya mereka bisa mandiri dan sejahtera.

Plus, dia juga ingin tanah tersebut berfungsi sebagai tempat penyebaran agama Kristen di Batavia. Para bekas budak itu lantas mengoptimalkan lahan untuk kepentingan masing-masing. Salah satunya menjadi cikal bakal pembentukan Kota Depok modern dan melahirkan istilah 'Belanda Depok'.

Sumber: CNBC

Address

Perumahan Villa Tekno, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan
South Tangerang
15313

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Fakta Unik dan Menarik posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Fakta Unik dan Menarik:

Videos

Share


Other Digital creator in South Tangerang

Show All