14/05/2022
Fenomena LGBT akhir-akhir ini menjadi topik yang begitu hangat untuk diobrolkan. Mulai dari anak-anak yang menjadikannya sebagai bahan candaan, muda mudi yang bertukar informasi terkait LGBT, sampai emak-emak dan bapak-bapak Facebook yang ikut memperdebatkan hal tersebut. Argumennya pun beragam, terutama yang ada di Facebook, dari yang candaan, teoritis sampai yang debat kusir atau cocokologi pun bisa kita temui.
Perdebatan di sosial media ini dipicu oleh sebuah konten YouTube, di mana dalam sebuah konten tersebut mendatangkan secara langsung pelaku LGBT. Tak beselang lama setelah konten tersebut diupload, kolom komentar banjir dengan segala kearifan jempol warga net.
Tak sedikit dari obrolan-obrolan tersebut berakhir pada sebuah ketumpang tindihan informasi. Hal itu disebabkan karena saking banyaknya informasi yang kita terima dari sosial media, sedangkan otak kita belum siap untuk memilah segala bentuk informasi tersebut. Akhirnya semua informasi tersebut kita konsumsi mentah-mentah. Tak jauh berbeda dengan lambung, ketika makanan yang kita konsumsi tidak kita atur, bukannya sehat malah penyakit yang kita dapat. Begitu juga dengan otak kita.
Melihat fenomena tersebut, kami dari Remaja Masjid Jami' Syafaaturrogibin berinisiatif untuk memfasilitasi berupa tempat dan pemantik diskusi yang bisa kami jamin orangnya asyik dan kaya akan keilmuan, tentunya untuk mengobrolkan atau mendiskusikan LGBT tersebut. Namun, untuk pertemuan perdana ini, kita akan melihatnya dari kaca mata Islam terlebih dahulu. Karena tak bisa dipungkiri lagi, bahwa fenomena LGBT ini sudah ada sejak zaman Nabi Luth, atau bahkan jauh sebelumnya.
See u soonâ¨